PEMBERDAYAAN
KEMITRAAN
MASYARAKAT
Risiko kematian ibu & anak terjadi paling banyak pada periode
kelahiran
LAHIR MATI
KEMATIAN BBL
KEMATIAN IBU
KEMATIAN ANAK
Kesehatan Maternal/Ibu
Kesehatan Perinatal dan Neonatal
Kesehatan Bayi dan Anak
Kesehatan Reproduksi
AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh,dll di setiap 100.000 kelahiran hidup.
1990 : Safe Motherhood Initiative
sebuah program yang memastikan semua wanita
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga
selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya
1996 : Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan.
Salah satu program utama yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kematian ibu yaitu penempatan
bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang
bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat.
2000 : strategi
Making Pregnancy Safer
2010 : program Expanding Maternal and
Neonatal Survival (EMAS)
menurunkan angka kematian ibu dan neonatal
sebesar 25%.
Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
(52,6% kematian)
Program EMAS:
1) meningkatkan kualitas pelayanan emergensi
obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150
Rumah Sakit PONEK dan 300
Puskesmas/Balkesmas PONED);
2) memperkuat sistem rujukan yang efisien dan
efektif antar puskesmas dan rumah sakit.
Pengelolaan program KIA
pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :
1. Peningkatan pelayanan antenatal bagi semua ibu hamil
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
3. Peningkatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan balita
diseluruhpelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai standar
4. Peningkatan deteksi dini resiko komplikasi kebidanan dan BBL
5. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan BBL secara kuat dan
terus menerus
6. Peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita sesuai
standar
7. Peningkatan pelayanan KB berkualitas
8. Peningkatan deteksi dini tanda bahaya dan penanganannya sesuai
standar pada BBL, bayi dan balita
9. Peningkatan pelayanan bayi baru lahir dengan komplikasi sesuai standar
Diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan
Proses ini dilakukan selama rentang usia
kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai
usia kehamilan menjadi trimester pertama,
trimester kedua, dan trimester ketiga.
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan;
2. Pengukuran tekanan darah;
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5. Penentuan status imunisasi tetanus dan
pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai
status imunisasi;
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90
tablet selama kehamilan;
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ);
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana);
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana,
minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan
golongan darah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya); dan
10. Tatalaksana kasus
1 x pada trimester pertama (usia kehamilan
0-12 minggu),
1 x pada trimester kedua (usia kehamilan
12-24 minggu), dan
2 x pada trimester ketiga (usia kehamilan
24 minggu sampai persalinan)
Deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan
penanganan dini komplikasi kehamilan
Mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih yaitu
dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG),
dokter umum,
dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan
persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan
kala IV persalinan.
Keberhasilan program ini diukur melalui indikator
persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan
terlatih (Cakupan PN) dan persentase persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF)
Target 75%