Anda di halaman 1dari 18

Dukungan penyelenggaraan

Tata Kelola Mutu


Dukungan penyelenggaraan
TKM
KOMITMEN

KEPEMIMPINAN
DUKUNGAN
TKM
PENGORGANISASIAN

BUDAYA MUTU
Komitmen
• Pengertian:
• KBBI: keterikatan untuk melakukan sesuatu
• Cambridge Dictionary: a promise to give yourself, your money,
your time, etc., to support or buy something
• Merriam Webster: an agreement or pledge to do something in the
future
• “Janji yang mengikat untuk dilakukan” terhadap sesuatu
Komitme
n• Komitmen terhadap apa:
• Komitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu
• Komitmen untuk memberikan pelayanan yang aman bagi pasien
(patient safety)
• Komitmen untuk melakukan peningkatan mutu berkelanjutan
• Komitmen untuk menerapkan nilai-nilai mutu dalam perilaku
sehari-hari (budaya mutu)
• Komitmen untuk menerapkan nilai-nilai keselamatan pasien dalam
perilaku sehari-hari (budaya keselamatan pasien)
Siapa yang harus
berkomitmen ?
• Para pimpinan dalam
suatu organisasi
• Setiap pekerja dalam
suatu organisasi
• Pasien, keluarga, dan
masyarakat (untuk
berdaya, diberdayakan)
• Stake holders (para
pihak yang
berkepentingan)
• Komitmen merupakan tantangan
terbesar untuk memulai perubahan

• Komitmen organisasi perlu dibangun


agar:
• Seluruh pegawai terlibat secara
konsisten untuk mencapai tujuan
• Komitmen + Kepemimpinan yang
kuat :
• Petugas termotivasi untuk aktif dan
sukarela mendukung upaya peningkatan
mutu berkelanjutan  mendorong
perubahan akan tetap dilakukan,
Langkah membangun komitmen
1. Membangun kesempatan
berkembang kepada
pegawai
2. Menghargai pegawai
3. Memberikan umpan balik
4. Komunikasi yang baik
5. Team bonding
6. Strategi untuk
menyatukan pegawai
Kepemimpinan yang seperti apa yang
diperlukan
• Kepemimpinan yang berkomitmen
• Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien, yang diwujudkan dalam tiga
fungsi manajemen:
• Perencanaan
• Pengendalian mutu
• Perbaikan mutu secara berkesinambungan
• Kepemimpinan yang bisa mentransformasikan
organisasi untuk mencapai sasaran-sasaran mutu
dan keselamatan pasien yang ditetapkan
Kepemimpinan yang berorientasi mutu
diwujudkan dalam 3 fungsi:
 Perencanaan
 Perencanaan mutu dan keselamatan pasien terintegrasi
dalam perencanaan puskesmas : perencanaan lima
tahunan, RUK, RPK tahunan dan RPK bulanan.
 Adanya kejelasan kegiatan-kegiatan program mutu dan
keselamatan pasien dengan kejelasan sasaran yang akan
dicapai, penganggaran yang jelas, alokasi sumber daya
dan penanggung jawab yang jelas.
 Pengendalian
 Adanya kejelasan regulasi untuk pengendalian mutu :
kebijakan, pedoman, panduan, prosedur-prosedur mutu
dan keselamatan pasien.
 Adanya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
regulasi mutu, dan monitoring pelaksanaannya.

 Upaya perbaikan mutu berkelanjutan


 Bukti keterlibatan pimpinan dalam mendorong
untuk dilaksanakannya perbaikan mutu
berkelanjutan, mulai dari identifikasi masalah,
analisis masalah dan tindak lanjutnya melalui siklus
PDCA dan PDSA.
Budaya Mutu dan Keselamatan Pasien

• Budaya mutu adalah sistem nilai dalam


organisasi yang menghasilkan lingkungan
organisasi yang kondusif untuk diterapkan
dalam upaya peningkatan mutu yang
berkelanjutan.
Budaya mutu
• Budaya mutu menciptakan
lingkungan kerja yang bersifat
terbuka dan partisipatif: dapat
menerima dan membagikan ide dan
praktik yang baik, menghargai
Pendidikan dan Penelitian
• Budaya tidak menyalahkan
• Budaya pembelajaran
• Budaya perilaku yang adil
• Budaya pemberdayaan
Karakteristik lingkungan kerja yang
berbudaya mutu
• Kepemimpinan mutu pada semua jenjang organisasi:
• Mutu menjadi tujuan
• Kepemimpinan yang mengarahkan staf untuk mencapai indikator/
target- target/sasaran mutu dan keselamatan pasien
• Keterbukaan:
• Memberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat tanpa khawatir
dengan risiko atas pendapat yang disampaikan
• Adanya mekanisme untuk menyampaikan pendapat
• Umpan balik positif untuk setiap masukan yang diberikan
• Kode etik dalam keterbukaan
• Kejelasan mekanisme pelaporan, kejelasan program dan tanggung
jawab, termasuk pemanfaatan sumber daya dengan benar
• Penekanan pada kerja tim:
• Proses dan hasil merupakan kontribusi semua orang
• Tangung jawab untuk memastikan tugas dilaksanakan
sehingga memudahkan petugas lain dalam menyelesaikan
tugas
• Kekompakan dan dinamika dalam kelompok
• Komunikasi dalam kelompok
• Tanggung jawab yang jelas pada semua level penanggung
jawab dan pelaksana:
• Pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab
dalam melaksanakan kegiatan
• Melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
konsisten
• Budaya belajar dan pembelajaran:
• Belajar dari masalah yang ada
• Belajar dari adanya keluhan dan complain
• Belajar dari sasaran yang tidak tercapai
• Belajar jika terjadi kejadian yang tidak
diharapkan/insiden
• Belajar dari keberhasilan atau kegagalan inovasi yang
dilakukan
• Belajar dari pengalaman di tempat lain
• Belajar dari evidens-evidens
• Sharing dalam pembelajaran
• Umpan balik aktif untuk perbaikan:
• Umpan balik dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
• Umpan balik tepat waktu
• Umpan balik dari hasil monitoring, audit internal, PTM,
usulan-usulan perbaikan dan pelaksanaanny
• Keterlibatan kuat: staf, pengguna layanan dan
masyarakat:
• Pengguna layanan dan masyarakat diberdayakan untuk terlibat
baik melalui “speak up”, menyampaiakn umpan balik, usulan,
keluhan, kritik, ikut terlibat dalam perbaikan
• Keterlibatan tokoh masyarakat, keterlibatan Lembaga swadaya
masyarakat, keterlibatan kelompok-kelompok masyarakat untuk
peningkatan pelayanan
• Pemberdayaan individu dengan tetap memperhatikan
kompleksitas system:
• Penerapan patient/client centered care, family centered care, community
centered care
• Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang kompleks, berbagai
disiplin profesi
• Peningkatan kompetensi melalui diklat sesuai dengan kebutuhan
Pendidikan dan pelatihan
• Menyelaraskan nilai organisasi dan individu (termasuk
petugas kesehatan):
• Pembudayaan nilai-nilai mutu dan keselamtan pasien
• Survei budaya mutu
• Tindak lanjut terhadap hasil survei (kesenjangan dan solusi
terhadap perilaku)
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai