Anda di halaman 1dari 19

• Menurut Leavell dan Clark pencegahan penyakit dapat dibagi menjadi 5 tingkatan, atau biasa dikenal dengan 5

Level of Prevention. Pencegahan bisa dilakukan melalui tingkatan yang paling awal yakni Health promotion,
spesific protection, early diagnosis and prompt treatment, disibility limitation dan terakhir rehabilitation
• Health promotion : dilakukan pada org sehat utk mempertahankan agar tetap sehat dan menjaga gaya hidup
yang baik
• specific protection : dilakukan pada orang yang memiliki faktor risiko dengan cara memodifikasi berbagai faktor
resiko dari penyakit kardiovaskular yang ada agar orang tersebut tidak menjadi sakit.
• , early diagnosis and prompt treatment dilakukan pada orang yang telah mulai menunjukkan gejala penyakit
dengan cara menegakkan diagnosis dan memberikan tatalaksana yang sesuai sedini mungkin agar dapat
mencegah perburukan penyakit
• Disability limitation : tindakan terapi yang dilakukan pada orang yang telah terdiagnosis penyakit kardiovaskular
agar penyakit yang dideritanya tidak menjadi lebih parah dan membatasi kecacatan maupun komplikasi yang
mungkin muncul akibat penyakitnya.
• Rehabilitation : tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi pasien yang telah menjalani terapi
kardiovaskular agar mampu untuk beraktifitas kembali dan memiliki derajat fungsional yang optimal.
• Empati dalam dunia kedokteran diartikan sebagai kemampuan dokter
untuk memahami situasi, perspektif dan perasaan pasien,
mengkomunikasinya kepada pasien secara akurat serta berperilaku
dengan penuh pengertian dalam suasana terapetik yang mendukung
• Menjelaskan teknik konseling secara benar:
• a. Mampu membantu pasien mengenali masalah kesehatannya
• b. Mampu menyampaikan alternatif pemecahan masalah kesehatan pada
pasien
• c. Mampu membantu pasien memilih jalan keluar atas masalah
kesehatannya
• 2. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya dengan benar:
• a. Mampu memberikan informasi pada pasien tentang perilaku hidup
sehat b. Mampu mendorong pasien untuk mengubah perilaku hidup yang
kurang sehat menjadi perilaku sehat
• Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan baik pada individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat
• Dilakukan agar masyarakat mau melakukan tindakan- tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf
kesehatannya
• Perubahan perilaku dengan edukasi bisa merupakan proses yang membutuhkan waktu yang lebih lama, namun
akan bertahan lama dibandingkan perubahan perilaku yang terjadi karena paksaan

• Konseling adalah tidakan untuk menolong seseorang untuk mengidentifikasi masalah, menjelaskan
permasalahan, dan menemukan alternatif pemecahan masalah, sehingga orang tersebut mampu untuk
memutuskan perkara masalah tersebut.

• konseling adalah menolong orang untuk dapat menolong dirinya sendiri


• Edukasi dan konseling sebaiknya diberikan pada pasien dan keluarganya agar dapat saling berinteraksi dan
mendukung tercapainya target dari edukasi maupun konseling yang telah diberikan
• Tujuan edukasi pada dasarnya adalah untuk mengubah pemahaman,
sikap maupun perilaku individu dan masyarakat agar dapat mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai.
• Prinsip dalam edukasi adalah adanya proses belajar, dalam edukasi ada
proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih
baik. Luaran yang diharapkan dari proses belajar adalah dari tidak tahu
menjadi tahu, atau dari tidak bisa menjadi bisa. Perubahan akibat belajar
tersebut terjadi terutama karena usaha dan merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sadar, bukan karena suatu kebetulan. Edukasi
kesehatan dapat menjadi bagian dari konseling atau berdiri sendiri.
Tujuan Konseling adalah menolong pasien dan atau keluarganya agar mereka dapat:
• 1. Mengembangkan hubungan sedemikian rupa sehingga mereka merasa dimengerti untuk selanjutnya dapat
secara jujur dan terbuka mendiskusikan persoalannya.
• 2. Mendapatkan pengertian yang mendalam akan masalah yang mereka hadapi.
• 3. Mendiskusikan alternatif pemecahan masalah dan menentukan keputusan
• 4. Merencanakan dan melaksanakan tindakan yang spesifik
• 5. Merasakan perasaan yang berbeda yang membuat mereka lebih tenang dan bahagia
• Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk
menggambarkan kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat,
sehingga individu akan melakukan perilaku sehat, perilaku sehat
tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun penggunaan
fasilitas kesehatan.Health belief model ini sering digunakan untuk
memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga respon perilaku
untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan kronis.Namun
akhir-akhir ini teori Health belief model digunakan sebagai prediksi
berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
• Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat
ditentukan oleh kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit
dan sarana yang tersedia untuk menghindari terjadinya suatu
penyakit.
• Individu mempresentasikan penindaklanjutan perilaku berdasarkan
keyakinan individu yang dapat diprediksi dan menghasilkan sebuah
perilaku, sehingga dapat meneliti nilai yang melekat pada hasil
perilaku
Gambaraa Health belief model terdiri dari 6
dimensi,
1. Perceived susceptibility atau kerentanan yang dirasakankonstruk tentang resiko
atau kerentanan (susceptibility) personal, Hal ini mengacu pada persepsi
subyektif seseorang menyangkut risiko dari kondisi kesehatannya. Di dalam kasus
penyakit secara medis, dimensi tersebut meliputi penerimaan, terhadap hasil
diagnosa, perkiraan pribadi terhadap adanya resusceptibilily (timbul kepekaan
kembali), dan susceptibilily (kepekaan) terhadap penyakit secara umum.
2. Perceived severity atau kesriuasan yang dirasa.Perasaan mengenai keseriusan
terhadap suatu penyakit, meliputikegiatan evaluasi terhadap konsekuensi klinis
dan medis (sebagai contoh, kematian, cacat, dan sakit) dan konsekuensi sosial
yang mungkin terjadi (seperti efek pada pekerjaan, kehidupan keluarga, dan
hubungan sosial). Banyak ahli yang menggabungkan kedua komponen diatas
sebagai ancaman yangdirasakan (perceived threat).
• Perceived benefitsm, manfaat yang dirasakan.Penerimaan susceptibility
sesorang terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat menimbulkan
keseriusan (perceived threat) adalah mendorong untuk menghasilkan suatu
kekuatan yang mendukung kearah perubahan perilaku.
• Ini tergantung pada kepercayaan seseorang terhadap efektivitas dari berbagai
upaya yang tersedia dalammengurangi ancaman penyakit, atau keuntungan-
keuntungan yangdirasakan (perceived benefit) dalam mengambil upaya-upaya
kesehatan tersebut. Ketika seorang memperlihatkan suatu kepercayaan
terhadap adanya kepekaan (susceptibility) dan keseriusan (seriousness),
sering tidak diharapkan untuk menerima apapun upaya kesehatan yang
direkomendasikan kecuali jika upaya tersebut dirasa manjur dan cocok
• Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah, atau
apabila individu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam
mengambil tindakan tersebut. Sebagai tambahan untuk empat
keyakinan (belief) atau persepsi.
• Aspek-aspek negatif yang potensial dalam suatu upaya kesehatan
(seperti: ketidakpastian, efek samping), atau penghalang yang
dirasakan (seperti: khawatir tidak cocok, tidak senang, gugup), yang
mungkin berperan sebagai halangan untuk merekomendasikan suatu
perilaku
• Health motivation dimana konstruk ini terkait dengan motivasi individu untuk
selalu hidup sehat. Terdiri atas kontrol terhadap kondisi kesehatannya serta
health value
• Cues to action suatu perilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi isyarat
bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. (Becker dkk,
1997 dalam Conner & Norman, 2003). Isyarat-isyarat yang berupa faktorfaktor
eksternal maupun internal, misalnya pesan-pesan pada media massa, nasihat
atau anjuran kawan atau anggota keluarga lain, aspek sosiodemografis
misalnya tingkat pendidikan, lingkungan tempat tinggal, pengasuhan dan
pengawasan orang tua, pergaulan dengan teman, agama, suku, keadaan
ekonomi, sosial, dan budaya, self-efficacy yaitu keyakinan seseorang bahwa
dia mempunyai kemampuan untuk melakukan atau mena
• Health belief model dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
faktor demografis (Rosenstock, 1974 dalam Conner & Norman, 2003),
karakteristik psikologis (Conner & Norman, 2003), dan juga
dipengaruhi oleh structural variable, contohnya adalah ilmu
pengetahuan
• Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs),
kebutuhan manusia dapat dikategorikan menjadi 5 level: 
• physiological needs (kebutuhan fisiologi), 
• safety needs (kebutuhan akan keamanan), 
• social needs (kebutuhan akan memiliki dan kasih sayang), 
• esteem needs (kebutuhan akan penghargaan), dan 
• self-actualization needs (kebutuhan akan aktualisasi diri).
• Menurut hasil riset Abraham Maslow, kebutuhan – kebutuhan ini bertingkat
dan sebelum bisa memuaskan kebutuhan di level berikutnya, kebutuhan di
level sebelumnya harus dipenuhi dulu.
• Lima Kebutuhan-kebutuhan dasar manusia menurut braham
Maslow meliputi:
1.Physiological needs (kebutuhan fisiologis).
2.Safety needs  (Menginginkan rasa aman).
3.Love and belongingness needs (Menginginkan kasih sayang).
4.Esteem needs (Kebutuhan penghargaan).
5.Self-actualization needs (Kebutuhan aktualisasi diri).
• Mendengar aktif adalah sebuah bentuk dari sikap empati. Komunikasi
antara bidan dan klien dapat berjalan efektif jika bidan dapat
memberikan sikap/respon empati kepada klien yang dihadapi. Empati
adalah kemampuan bidan untuk menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang dialami klien sehingga bidan tanpa harus larut dalam
suasana hati klien. Empati merupakan tingkatan tertinggi dari proses
rapport (jalinan hubungan) antara seorang bidan dengan kliennya.
• PROSEDUR KONSELING
• Langkah Konseling Medis yang baik dapat dilakukan dengan metode 5A
• 1. ASK
• Menggali informasi terkait masalah medis pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis yang sistematis dan baik,
informasi terkait masalah pasien meliputi karakteristik/identitas individu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat sosial/kebiasaan
• 2. ADVICE
• Nasihat/saran terkait penyakit, faktor risiko, penyakit yang mungkin timbul dari penyakit tersebut, gaya hidup, nutrisi, perilaku,
dll. Saran/nasihat disampaikan dengan jelas, dan tegas bila diperlukan, disesuaikan dengan situasi individu. Dalam memberikan
nasihat dapat dibantu dengan media seperti leaflet, poster, atau media

• 3. ASSESS
• Konselor menilai kesiapan pasien/keluarganya untuk memecahkan masalahnya. Konselor dapat menggali potensi dan
kendala/tantangan yang ada pada pasien/keluarganya untuk membantu pasien memecahkan masalahnya. Sebagian orang
umumnya tidak siap dengan perubahan. Perubahan membutuhkan proses, bukan sekedar langkah tunggal, sehingga memerlukan
usaha berkali-kali sebelum berhasil
• 4. ASSIST
• Mendampingi pasien atau keluarga untuk mendiskusikan permasalahan, serta menyusun solusi bersama. Bila
pasien tidak siap Tanyakan “apakah anda pernah mempertimbangkan untuk melakukan perubahan terkait
masalah kesehatannya?”. Jika iya, tanyakan “menurut anda apa keuntungan untuk melakukan perubahan
sekarang, dibanding nanti?”. Jika pasien menjawab “melakukan sekarang lebih baik dibandingkan nanti”,
lanjutkan dengan bertanya “apa yang membuat anda memutuskan untuk melakukan perubahan lebih cepat?”.
Nilai respon pasien, respon pasien dapat menunjukkan kendala yang dihadapinya

• 5. ARRANGE FOLLOW UP
• Mendiskusikan waktu pertemuan kembali dan target yang diharapkan sudah dipenuhi oleh pasien. Berikan
bantuan selama usaha pasien/keluarganya

Anda mungkin juga menyukai