Anda di halaman 1dari 37

SUBJEK DAN OBJEK PAJAK

PPh Orang Pribadi 1


MEKANISME PEMAJAKAN DI
INDONESIA
 SELF ASSESMENT SYSTEM

 OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM

 WITHOLDING TAX SYSTEM


2
PAJAK PENGHASILAN
Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak

Pasal 1 UU nomor 7 tahun 1983 sbdtd 36 tahun 2008

3
SUBJEK PAJAK

Warisan
Bentuk
Orang Yang
Badan Usaha
Pribadi Belum
Tetap
Terbagi

4
SUBJEK PAJAK

Dalam Luar
Negeri Negeri

5
SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI

Orang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia lebih


dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan berturut-turut
Pribadi atau berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia

Warisan mengikuti status pewaris, dimana pemenuhan kewajiban


Belum pajaknya digantikan oleh warisan tersebut dan dilaksanakan
oleh si ahli waris. Selanjutnya bila warisan tersebut telah
Terbagi dibagi, maka kewajiban pajaknya beralih kepada ahli waris

6
SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI
Orang Ari lahir dan bertempat tinggal di Indonesia, maka ia adalah subjek pajak
dalam negeri
Pribadi
Mr Obama bekerja di Indonesia dalam kurun waktu Agustus-Oktober 2017
dan Maret-Juni 2018. Menurut tahun kalender Mr Obama masih SPLN
karena belum 183 hari di Indonesia (92 hari di 2017 dan 122 hari di 2018),
namun bila dilihat dari jangka waktu 12 bulan Mr Obama sudah berada di
Indonesia selama 214 hari, sehingga sudah menjadi SPDN

Mr Roland mulai bekerja di Indonesia bulan Desember 2018 tetapi berniat


untuk menetap di Indonesia, maka untuk tahun 2018 Mr Roland sudah
dianggap sebagai SPDN

7
SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI
Warisan Tuan Amir, seorang wajib pajak Dalam Negeri,
Belum meninggal dan mewariskan “UD MAJU” kepada para
ahli warisnya. Tetapi proses pembagian warisan
Terbagi berlangsung lama. Selama belum ditentukan siapa
pewarisnya kewajiban Tuan Amir dilaksanakan oleh “UD
MAJU”. Perhitungan PPh atas warisan ini tidak dikurangi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berdasarkan SE-
10/ OJ.41/ 1996 tanggal 12 Februari 1996. Setelah jelas
pembagian harta “UD MAJU”, pajak atas laba “UD
MAJU” dikenakan atas nama pewarisnya

8
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI

Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di


Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan

Memperoleh penghasilan dari Indonesia


• Dari kegiatan usaha melalui BUT di Indonesia
• Bukan dari kegiatan usaha melalui BUT di Indonesia
9
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Termasuk pengertian SPLN adalan Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar
negeri yang dibuktikan dengan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku
sebagai penduduk di luar negeri :
 Green card
 Identitiy card
 Student card
 Pengesahan alamat di luar negeri pada paspor oleh Kantor Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri
 Surat keterangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia atau Kantor Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri
 Tertulis resmi di paspor oleh kantor imigrasi negara setempat

10
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Mr John tidak pernah ke Indonesia tapi membeli saham PT Indosat. Bila
SPL PT Indosat membagi deviden kepada Mr John, deviden tersebut akan
dipotong pajak dan dikenakan tarif PPh Luar Negeri (pasal 26)

N Mr Armet bekerja di Indonesia selama 2 bulan (expatriat). Karena tinggal


di Indonesia kurang dari 183 hari, maka gaji Mr Armet dipotong PPh Pasal
26

Wan Abdul Majid orang Malaysia, membuka kantor cabang jasa konsultan
di Indonesia maka Tuan Abdul Majid dapat diartikan sebagai BUT Orang
Pribadi yang menjalankan usahanya di Indonesia tetapi tidak bertempat
tinggal di Indonesia.

11
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Apabila SPLN memiliki usaha di Indonesia dengan nama pribadi lebih dari

BU 183 hari maka usaha tersebut akan berstatus Bentuk Usaha Tetap (BUT)

T Pemajakan BUT tersebut akan dikenakan pajak seperti Wajib Pajak Badan
Dalam Negeri tetapi statusnya tetap sebagai Wajib Pajak Luar Negeri

Mr Tan berada di Singapura tetapi membuka jasa konsultan di Indonesia


berupa kantor cabang. Mr Tan dapat dikategorikan sebagai BUT Orang
Pribadi yang menjalankan usaha di Indonesia walaupun tidak bertempat
tinggal di Indonesia

12
BUT
Tempat kedudukan manajemen • Ruang untuk promosi dan penjualan
Cabang perusahaan • Proyek konstruksi/instalasi/atau proyek perakitan
Kantor perwakilan • Pemberian jasa oleh pegawai atau orang lain yg dilakukan
lebih dari 60 hari dlm jangka waktu 12 bulan
Gedung kantor
• Agen atau badan yang kedudukannya tidak bebas
Pabrik
• Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi luar negeri
Bengkel yang menerima premi atau menanggung resiko di
Indonesia dan
Pertambangan dan penggalian sumber alam
• Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yg
Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara
transaksi elektronik utk menjalankan kegaiatan usaha
Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau
melalui internet
kehutanan
 Gudang

13
TIME TEST SUBJEK PAJAK
Batasan 183 hari adalah batasan waktu (time test) yang digunakan untuk memutuskan status
wajib pajak jika antara Indonesia dan negara asal WP belum ada Tax Treaty. Bila antara
Indonesia dan negara asal WP LN sudah ada TaxTreaty maka batasan waktu yang digunakan
didasarkan ketetapan dalam Tax Treaty

Contoh :
Indonesia dan Swedia sudah memiliki Tax Treaty yang menyebutkan bahwa time test untuk
pengenaan PPh atas pekerjaan bebas perorangan adalah 90 hari. Jadi khusus untuk warga
Swedia jika memiliki usaha bebas di Indonesia kurang dari 90 hari adalah wajib pajak Luar
Negeri sedang jika melebihi 90 hari adalah wajib pajak dalam negeri

14
SPDN VS SPLN
Kewajiban perpajakan Subjek pajak Dalam Negeri Subjek Luar Negeri
Negara sumber penghasilan Penghasilan dari Indonesia dan dari luar Penghasilan yang berasal dari Indonesia saja
yang dikenakan pajak Indonesia (World Wide Income) (asas sumber)
Dasar pengenaan pajak Dikenakan PPh berdasarkan penghasilan Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan
netto dengan tarif umum bruto dengan tarif pajak sepadan
Tarif pajak Tarif pasal 17 Tarif PPh pasal 26 jika belum ada tax treaty
antara Indonesia dengan negara asal WPLN
atau tarif sesuai Tax Treaty jika sudah ada
tax treaty
Kewajiban penyampaian SPT Wajib menyampaikan SPT Tahunan Tidak wajib menyampaikan SPT kecuali
BUT

15
BUKAN SUBJEK PAJAK ORANG PRIBADI

Pejabat -- dan orang-orang yang diperbantukan kepada


perwakilan mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal
Non Subjek bersama-sama mereka dengan syarat bukan WNI
diplomatik dan dan di Indonesia tidak menerima atau
Pajak Orang memperoleh penghasilan lain di Indonesia, serta
konsulat atau negara yang bersangkutan memberikan
Pribadi
pejabat lain dari perlakuan timbal balik.
Contoh : Duta Besar, Konsulat, Atase
negara asing

-- yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan


dengan syarat bukan WNI dan tidak Pejabat
menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan atau pekerjaan lain untuk perwakilan
memperoleh penghasilan di Indonesia
Contoh : staf perwakilan UNESCO,
organisasi
UNICEF internasional 16
KEWAJIBAN PAJAK
SUBJEKTIF Mulai saat dilahirkan, berada, atau
berniat untuk bertempat tinggal di
Subjek Pajak Dalam Negeri
Indonesia
Orang Pribadi
Berakhir saat meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya

Mulai saat warisan ditinggalkan


oleh pemilik (pewaris)

Warisan Belum Terbagi

Berakhir saat warisan selesai


dibagikan kepada ahli waris
17
KEWAJIBAN PAJAK
SUBJEKTIF
Mulai saat memperoleh
penghasilan dari Indonesia
Subjek Pajak Luar Negeri

Bekerja atau menerima


penghasilan dari Indonesia
Berakhir saat tidak lagi
memperoleh penghasilan dari
Indonesia

Mulai saat menjalankan


kegiatan usaha melalui BUT
di Indonesia
Melakukan usaha di
Indonesia
Berakhir saat tidak lagi
menjalankan kegiatan usaha
di Indonesia 18
OBJEK PAJAK
Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
oleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia atau dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apapun

Pasal 4 ayat (1) UU nomor 7 tahun 1983 sbdtd 36 tahun 2008

19
OBJEK PAJAK
-- gaji, upah, honorarium, komisi, -- laba usaha, iuran yang diterima
bonus, gratifikasi, uang pension, perkumpulan dari anggotanya yang
imbalan lain menjalankan pekerjaan bebas
Penghasilan dari Penghasilan dari usaha
Pekerjaan dalam atau pekerjaan bebas
Hubungan Kerja

Sumber
Penghasilan
-- keuntungan karena -- hadiah undian, penerimaan kembali
penjualan/pengalihan harta, bunga Pajak yang telah dibebankan sebagai
termasuk premium diskonto, dividen, biaya, penerimaan pembayaran berkala,
royalty, sewa dan penghasilan lain
karena penggunaan harta Penghasilan dari modal Penghasilan lain-lain
keuntungan karena pembebasan utang,
keuntungan selisih kurs, tambahan

(investasi) kekayaan neto yang belum dikenakan


pajak

20
PENGHASILAN
-- Pasal 4 ayat (3) UU PPh

-- Pasal 4 ayat (1) UU PPh selain yang


diatur pada ayat (2) dan ayat (3)

Objek PajakBukan Objek Tidak


Penghasilan PajakBersifat
Objek Pajak Penghasilan Bersifat Final
Final

-- Pasal 4 ayat (2) UU PPh 21


OBJEK PAJAK
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pension atau
imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam UU PPh. Termasuk yang
dikecualikan adalah imbalan dalam bentuk natura/kenikmatan (benefit in kind), kecuali
natura/kenikmatan yang diperoleh dari bukan wajib pajak, wajib pajak yang dikenakan PPh
final dan wajib pajak yang dikenakan PPh berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed
profit)
2. Hadiah dan penghargaan, baik berupa hadiah langsung , hadiah undian (PPh final),
hadiah/penghargaan sehubungan dengan pekerjaan/kegiatan/perlombaan yang diterima
WPDN (PPh 21), maupun hadiah/penghargaan yang diterima WPLN (PPh 26).

22
OBJEK PAJAK
3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk pengalihan harta
kepada badan usaha sebagai penyertaan modal, pengalihan harta kepada pemegang saham,
pengalihan harta karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha atau reorganisasi, pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan selain yang dimaksud pada Pasal 4 ayat (3) UU PPh
5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan
tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan

23
OBJEK PAJAK
6. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagi biaya
7. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
8. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk perusahaan asuransi kepada
pemegang polis dan pembagian SHU koperasi.
9. Royalti
10. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
11. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
12. Keuntungan karena pembebasan utang

24
OBJEK PAJAK
13. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
14. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
15. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
16. Premi asuransi
17. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib
Pajak yang menjalankan usaha/pekerjaan bebas
18. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah
19. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP
20. Surplus Bank Indonesia

25
OBJEK PAJAK –
TIDAK FINAL
Usaha

Pekerjaan bebas
Bunga
Pekerjaan
Royalti
Penghasilan Dalam Dari modal
Negeri Sewa

Capital gain

Sumber Hadiah
Penghasilan OP
DN lainnya Pembebasan utang

Penghasilan yang Selisih kurs


Penghasilan Luar
bersumber dari
Negeri
negara lain

26
OBJEK PAJAK - FINAL

Tidak dapat Penghasilan tidak


Dipotong/dibayar
diperhitungkan dihitung ulang / Dikenakan 1 (satu)
sendiri pada saat
sebagai pajak digabung dengan kali dan bersifat
diperoleh
dibayar di penghasilan lainnya rampung/sepadan
penghasilan
muka/kredit pajak pada SPT Tahunan

27
OBJEK PAJAK - FINAL

Perlakuan Perpajakan

Dilakukan Pemisahan biaya yang Biaya-biaya yang digunakan


Pencatatan/Pembukuan secara digunakan untuk medapatkan, untuk 3M penghasilan yang
terpisah dari penghasilan menagih dan memelihara bersifat final tidak dapat
lainnya penghasilan yang bersifat final dikurangkan

28
OBJEK PAJAK - FINAL
 Penghasilan bunga deposito, bunga tabungan, bunga obligasi, bunga SUN, dan bunga
simpanan koperasi
 Penghasilan hadiah undian
 Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan
 Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah

Pasal 4 ayat (2) UU PPh

29
OBJEK PAJAK - FINAL
No OBYEK PAJAK TARIF DASAR HUKUM
Penghasilan yang diterima / diperoleh WP OP dari transaksi penjualan saham di
bursa efek:  0,1 x Ph Bruto
PP No 41 / 1994 Jo PP No 14 / 1997 jo 282 /
1 (0,1 x PPh Bruto + 0,5% x nilai saham pada
- Untuk semua transaksi semua saham KMK.04/ 1997 jo SE-06 / PJ.04 / 1997
saat IPO)
- untuk transaksi penjualan saham pendiri
2 Penghasilan WPOP berupa hadiah undian 25% x Ph Bruto PP No 132 / 2000
Penghasilan bunga deposito yang diterima WPOP, termasuk simpanan pada PP No 131 / 2000
3 20% X Ph Bruto
bank DN yang memiliki cabang di LN KMK 51 / KMK.04/2001
PP No 131 / 2000
4 Penghasilan bunga tabungan, jasa giro dan diskonto SBI 20% X Ph Bruto
KMK 51 / KMK.04/2001
5 Penghasilan WP OP dari sewa tanah dan / atau bangunan 10% x Ph Bruto PP No 5 / 2002
Penghasilan yang diterima oleh WP OP dari investor atas penyerahan bangunan 5% x Nilai Tertinggi dari nilai pasar dan 248 / KMK.04 / 1995
6
dengan kontrak BOT NJOP
2,5% x Nilai Sesungguhnya atau
Seharusnya
Penghasilan WP OP yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah / 1% bagi atas pengalihan hak atas RS dan
7 PP 34 Tahun 2016
bangunan RSS oleh developer
0% atas pengalihan kepada pemerintah
atau BUMN & BUMD dengan tugas khusus

30
OBJEK PAJAK - FINAL
No OBYEK PAJAK TARIF DASAR HUKUM
Penghasilan yang diterima atau diperoleh WP OP atau badan berupa bunga atau
8 diskonto obligasi yang dijual di bursa efek 15% X Ph yang diterima PMK Nomor 16 Tahun 2009
- diterima WP DN dan BUT
9 Penghasilan WP OP berupa dividen 10% x dari penghasilan yang diterima Pasal 17 ayat (2) huruf c UU Nomor 36/2008
Penghasilan yang diterima / diperoleh WP OP DN sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan tertentu berupa KEP 545/ PJ./2000 jo Per-15/PJ/2006 dan
10  Tarif berlapis pasal 17 diubah terakhir dengan PMK nomor
- uang tebusan pensiun & THT yang dibayar sekaligus
252/PMK/03/2008
- Uang pesangon

Penghasilan yang diterima oleh OP dengan status WP LN berupa imbalan atas Pasal 26 UU PPh jo KEP 545/ PJ./2000 jo Per-
11 20% x Ph Bruto 15/PJ/2006 dan diubah terakhir dengan PMK
pekerjaan, jasa atau pekerjaan
nomor 252/PMK/03/2008
15% x Ph Bruto unt gol. IV PP No.45/1994 Jo 636 / KMK.04/1994 KEP –
Penghasilan yang diterima pejabat negara, PNS, TNI/Polri dan pensiunan berupa 545/PJ/2000 jo Per-15/PJ/2006 dan diubah
12 honorarium dan imbalan lain yang dibebankan kepada keuangan negara atau 5% x Ph Bruto unt gol. III
terakhir dengan PMK nomor
keuangan daerah, kecuali pegawai golongan II/d ke bawah
0% x Ph Bruto unt gol. I & II 252/PMK/03/2008
13 Penghasilan WPOP berupa berupa bunga simpanan anggota koperasi 15% x Ph Bruto Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2008
Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia yang diterima WP LN selain BUT
14 di Indonesia dan premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi di 20% X Perkiraan Ph Bruto Pasal 26 UU PPh
LN
15 Penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Dengan Peredaran Bruto Tertentu 0,5% X Penghasilan Bruto Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018

31
BUKAN OBJEK PAJAK
Tidak dihitung
ulang pada
SPT Tahunan di Han
i a k n
d ka p a l ap o y a
T na
e k Ta da S rka
k j a hu P n
di Pa na T
n

32
BUKAN OBJEK PAJAK

Perlakuan Perpajakan

Pemisahan biaya yang


Dilakukan Biaya-biaya yang digunakan
digunakan untuk medapatkan,
Pencatatan/Pembukuan secara untuk 3M penghasilan yang
menagih dan memelihara
terpisah dari penghasilan bukan objek pajak tidak dapat
penghasilan yang bukan objek
lainnya dikurangkan
pajak

33
BUKAN OBJEK PAJAK
 Bantuan, sumbangan, zakat • Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh
Dapen
 Hibah
• Bagian laba yang diperoleh anggota dari perseroan
 Warisan comanditer yang modalya tidak terbagi atas saham
 Setoran tunai yang diterima badan sebagai • Penghasilan yang diterima oleh perusahaan modal
pengganti saham ventura dari badan pasangan usaha dari Indonesia
 Imbalan berupa natura/kenikmatan • Beasiswa
 Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada OP • Sisa lebih yang diterima oleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan
 Deviden yang diterima PT, koperasi, BUMN, dan/atau penelitian dan pengembangan
BUMD • Bantuan atau sumbangan yang dibayarkan oleh
 Iuran yang diterima Dapen yang pendiriannya BPJS kepada WP tertentu
disahkan oleh Menkeu
34
BUKAN OBJEK PAJAK
-- bantuan, sumbangan, zakat, hibah,
Pengalihan
natura/kenikmatan
Titik
Pemajakan

Pengalihan -- pembayaran oleh perusahaan asuransi


-- warisan Perdata Alasan Saat kepada OP, iuran yang diterima oleh
Pemajakan Dapen

-- harta yang diterima oleh badan


sebagai penyertaan modal, bagian laba Penegasan
yang diterima oleh anggota perseroan Standar
komanditer yang modalnya tidak terbagi Akuntansi
atas saham

35
CONTOH KASUS
Tuan Hafizh, pegawai di IAI Pusat. Selama tahun 2018 memperoleh penghasilan sebagai berikut :
1. Gaji dari IAI
2. THR
3. Bunga tabungan/deposito
4. Menyewakan rumah
5. Mendapat pembayaran klaim asuransi kesehatan
6. Dividen dari PT Untung
7. Warisan berupa tanah 1.000 m2
8. hadiah undian dari bank
9. Hadiah juara 1 Lomba Bulutangkis
10. Sumbangan ketika menikah dari IAI
Kategorikan perlakuan perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh Tuan Hafizh! 36
CONTOH KASUS
Objek PPh Tidak
No Penghasilan Objek PPh Final Bukan Objek Pajak
Final
1 Gaji √
2 THR √
3 Bunga deposito √
4 Sewa rumah √
5 Klaim asuransi kesehatan √
6 Dividen √
7 Warisan √
8 Hadiah undian √
9 Hadiah perlombaan √
10 Sumbangan IAI √

37

Anda mungkin juga menyukai