3
SUBJEK PAJAK
Warisan
Bentuk
Orang Yang
Badan Usaha
Pribadi Belum
Tetap
Terbagi
4
SUBJEK PAJAK
Dalam Luar
Negeri Negeri
5
SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI
6
SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI
Orang Ari lahir dan bertempat tinggal di Indonesia, maka ia adalah subjek pajak
dalam negeri
Pribadi
Mr Obama bekerja di Indonesia dalam kurun waktu Agustus-Oktober 2017
dan Maret-Juni 2018. Menurut tahun kalender Mr Obama masih SPLN
karena belum 183 hari di Indonesia (92 hari di 2017 dan 122 hari di 2018),
namun bila dilihat dari jangka waktu 12 bulan Mr Obama sudah berada di
Indonesia selama 214 hari, sehingga sudah menjadi SPDN
7
SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI
Warisan Tuan Amir, seorang wajib pajak Dalam Negeri,
Belum meninggal dan mewariskan “UD MAJU” kepada para
ahli warisnya. Tetapi proses pembagian warisan
Terbagi berlangsung lama. Selama belum ditentukan siapa
pewarisnya kewajiban Tuan Amir dilaksanakan oleh “UD
MAJU”. Perhitungan PPh atas warisan ini tidak dikurangi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berdasarkan SE-
10/ OJ.41/ 1996 tanggal 12 Februari 1996. Setelah jelas
pembagian harta “UD MAJU”, pajak atas laba “UD
MAJU” dikenakan atas nama pewarisnya
8
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
10
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Mr John tidak pernah ke Indonesia tapi membeli saham PT Indosat. Bila
SPL PT Indosat membagi deviden kepada Mr John, deviden tersebut akan
dipotong pajak dan dikenakan tarif PPh Luar Negeri (pasal 26)
Wan Abdul Majid orang Malaysia, membuka kantor cabang jasa konsultan
di Indonesia maka Tuan Abdul Majid dapat diartikan sebagai BUT Orang
Pribadi yang menjalankan usahanya di Indonesia tetapi tidak bertempat
tinggal di Indonesia.
11
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Apabila SPLN memiliki usaha di Indonesia dengan nama pribadi lebih dari
BU 183 hari maka usaha tersebut akan berstatus Bentuk Usaha Tetap (BUT)
T Pemajakan BUT tersebut akan dikenakan pajak seperti Wajib Pajak Badan
Dalam Negeri tetapi statusnya tetap sebagai Wajib Pajak Luar Negeri
12
BUT
Tempat kedudukan manajemen • Ruang untuk promosi dan penjualan
Cabang perusahaan • Proyek konstruksi/instalasi/atau proyek perakitan
Kantor perwakilan • Pemberian jasa oleh pegawai atau orang lain yg dilakukan
lebih dari 60 hari dlm jangka waktu 12 bulan
Gedung kantor
• Agen atau badan yang kedudukannya tidak bebas
Pabrik
• Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi luar negeri
Bengkel yang menerima premi atau menanggung resiko di
Indonesia dan
Pertambangan dan penggalian sumber alam
• Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yg
Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara
transaksi elektronik utk menjalankan kegaiatan usaha
Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau
melalui internet
kehutanan
Gudang
13
TIME TEST SUBJEK PAJAK
Batasan 183 hari adalah batasan waktu (time test) yang digunakan untuk memutuskan status
wajib pajak jika antara Indonesia dan negara asal WP belum ada Tax Treaty. Bila antara
Indonesia dan negara asal WP LN sudah ada TaxTreaty maka batasan waktu yang digunakan
didasarkan ketetapan dalam Tax Treaty
Contoh :
Indonesia dan Swedia sudah memiliki Tax Treaty yang menyebutkan bahwa time test untuk
pengenaan PPh atas pekerjaan bebas perorangan adalah 90 hari. Jadi khusus untuk warga
Swedia jika memiliki usaha bebas di Indonesia kurang dari 90 hari adalah wajib pajak Luar
Negeri sedang jika melebihi 90 hari adalah wajib pajak dalam negeri
14
SPDN VS SPLN
Kewajiban perpajakan Subjek pajak Dalam Negeri Subjek Luar Negeri
Negara sumber penghasilan Penghasilan dari Indonesia dan dari luar Penghasilan yang berasal dari Indonesia saja
yang dikenakan pajak Indonesia (World Wide Income) (asas sumber)
Dasar pengenaan pajak Dikenakan PPh berdasarkan penghasilan Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan
netto dengan tarif umum bruto dengan tarif pajak sepadan
Tarif pajak Tarif pasal 17 Tarif PPh pasal 26 jika belum ada tax treaty
antara Indonesia dengan negara asal WPLN
atau tarif sesuai Tax Treaty jika sudah ada
tax treaty
Kewajiban penyampaian SPT Wajib menyampaikan SPT Tahunan Tidak wajib menyampaikan SPT kecuali
BUT
15
BUKAN SUBJEK PAJAK ORANG PRIBADI
19
OBJEK PAJAK
-- gaji, upah, honorarium, komisi, -- laba usaha, iuran yang diterima
bonus, gratifikasi, uang pension, perkumpulan dari anggotanya yang
imbalan lain menjalankan pekerjaan bebas
Penghasilan dari Penghasilan dari usaha
Pekerjaan dalam atau pekerjaan bebas
Hubungan Kerja
Sumber
Penghasilan
-- keuntungan karena -- hadiah undian, penerimaan kembali
penjualan/pengalihan harta, bunga Pajak yang telah dibebankan sebagai
termasuk premium diskonto, dividen, biaya, penerimaan pembayaran berkala,
royalty, sewa dan penghasilan lain
karena penggunaan harta Penghasilan dari modal Penghasilan lain-lain
keuntungan karena pembebasan utang,
keuntungan selisih kurs, tambahan
20
PENGHASILAN
-- Pasal 4 ayat (3) UU PPh
22
OBJEK PAJAK
3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk pengalihan harta
kepada badan usaha sebagai penyertaan modal, pengalihan harta kepada pemegang saham,
pengalihan harta karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha atau reorganisasi, pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan selain yang dimaksud pada Pasal 4 ayat (3) UU PPh
5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan
tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan
23
OBJEK PAJAK
6. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagi biaya
7. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
8. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk perusahaan asuransi kepada
pemegang polis dan pembagian SHU koperasi.
9. Royalti
10. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
11. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
12. Keuntungan karena pembebasan utang
24
OBJEK PAJAK
13. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
14. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
15. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
16. Premi asuransi
17. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib
Pajak yang menjalankan usaha/pekerjaan bebas
18. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah
19. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP
20. Surplus Bank Indonesia
25
OBJEK PAJAK –
TIDAK FINAL
Usaha
Pekerjaan bebas
Bunga
Pekerjaan
Royalti
Penghasilan Dalam Dari modal
Negeri Sewa
Capital gain
Sumber Hadiah
Penghasilan OP
DN lainnya Pembebasan utang
26
OBJEK PAJAK - FINAL
27
OBJEK PAJAK - FINAL
Perlakuan Perpajakan
28
OBJEK PAJAK - FINAL
Penghasilan bunga deposito, bunga tabungan, bunga obligasi, bunga SUN, dan bunga
simpanan koperasi
Penghasilan hadiah undian
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan
Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
29
OBJEK PAJAK - FINAL
No OBYEK PAJAK TARIF DASAR HUKUM
Penghasilan yang diterima / diperoleh WP OP dari transaksi penjualan saham di
bursa efek: 0,1 x Ph Bruto
PP No 41 / 1994 Jo PP No 14 / 1997 jo 282 /
1 (0,1 x PPh Bruto + 0,5% x nilai saham pada
- Untuk semua transaksi semua saham KMK.04/ 1997 jo SE-06 / PJ.04 / 1997
saat IPO)
- untuk transaksi penjualan saham pendiri
2 Penghasilan WPOP berupa hadiah undian 25% x Ph Bruto PP No 132 / 2000
Penghasilan bunga deposito yang diterima WPOP, termasuk simpanan pada PP No 131 / 2000
3 20% X Ph Bruto
bank DN yang memiliki cabang di LN KMK 51 / KMK.04/2001
PP No 131 / 2000
4 Penghasilan bunga tabungan, jasa giro dan diskonto SBI 20% X Ph Bruto
KMK 51 / KMK.04/2001
5 Penghasilan WP OP dari sewa tanah dan / atau bangunan 10% x Ph Bruto PP No 5 / 2002
Penghasilan yang diterima oleh WP OP dari investor atas penyerahan bangunan 5% x Nilai Tertinggi dari nilai pasar dan 248 / KMK.04 / 1995
6
dengan kontrak BOT NJOP
2,5% x Nilai Sesungguhnya atau
Seharusnya
Penghasilan WP OP yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah / 1% bagi atas pengalihan hak atas RS dan
7 PP 34 Tahun 2016
bangunan RSS oleh developer
0% atas pengalihan kepada pemerintah
atau BUMN & BUMD dengan tugas khusus
30
OBJEK PAJAK - FINAL
No OBYEK PAJAK TARIF DASAR HUKUM
Penghasilan yang diterima atau diperoleh WP OP atau badan berupa bunga atau
8 diskonto obligasi yang dijual di bursa efek 15% X Ph yang diterima PMK Nomor 16 Tahun 2009
- diterima WP DN dan BUT
9 Penghasilan WP OP berupa dividen 10% x dari penghasilan yang diterima Pasal 17 ayat (2) huruf c UU Nomor 36/2008
Penghasilan yang diterima / diperoleh WP OP DN sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan tertentu berupa KEP 545/ PJ./2000 jo Per-15/PJ/2006 dan
10 Tarif berlapis pasal 17 diubah terakhir dengan PMK nomor
- uang tebusan pensiun & THT yang dibayar sekaligus
252/PMK/03/2008
- Uang pesangon
Penghasilan yang diterima oleh OP dengan status WP LN berupa imbalan atas Pasal 26 UU PPh jo KEP 545/ PJ./2000 jo Per-
11 20% x Ph Bruto 15/PJ/2006 dan diubah terakhir dengan PMK
pekerjaan, jasa atau pekerjaan
nomor 252/PMK/03/2008
15% x Ph Bruto unt gol. IV PP No.45/1994 Jo 636 / KMK.04/1994 KEP –
Penghasilan yang diterima pejabat negara, PNS, TNI/Polri dan pensiunan berupa 545/PJ/2000 jo Per-15/PJ/2006 dan diubah
12 honorarium dan imbalan lain yang dibebankan kepada keuangan negara atau 5% x Ph Bruto unt gol. III
terakhir dengan PMK nomor
keuangan daerah, kecuali pegawai golongan II/d ke bawah
0% x Ph Bruto unt gol. I & II 252/PMK/03/2008
13 Penghasilan WPOP berupa berupa bunga simpanan anggota koperasi 15% x Ph Bruto Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2008
Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia yang diterima WP LN selain BUT
14 di Indonesia dan premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi di 20% X Perkiraan Ph Bruto Pasal 26 UU PPh
LN
15 Penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Dengan Peredaran Bruto Tertentu 0,5% X Penghasilan Bruto Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
31
BUKAN OBJEK PAJAK
Tidak dihitung
ulang pada
SPT Tahunan di Han
i a k n
d ka p a l ap o y a
T na
e k Ta da S rka
k j a hu P n
di Pa na T
n
32
BUKAN OBJEK PAJAK
Perlakuan Perpajakan
33
BUKAN OBJEK PAJAK
Bantuan, sumbangan, zakat • Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh
Dapen
Hibah
• Bagian laba yang diperoleh anggota dari perseroan
Warisan comanditer yang modalya tidak terbagi atas saham
Setoran tunai yang diterima badan sebagai • Penghasilan yang diterima oleh perusahaan modal
pengganti saham ventura dari badan pasangan usaha dari Indonesia
Imbalan berupa natura/kenikmatan • Beasiswa
Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada OP • Sisa lebih yang diterima oleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan
Deviden yang diterima PT, koperasi, BUMN, dan/atau penelitian dan pengembangan
BUMD • Bantuan atau sumbangan yang dibayarkan oleh
Iuran yang diterima Dapen yang pendiriannya BPJS kepada WP tertentu
disahkan oleh Menkeu
34
BUKAN OBJEK PAJAK
-- bantuan, sumbangan, zakat, hibah,
Pengalihan
natura/kenikmatan
Titik
Pemajakan
35
CONTOH KASUS
Tuan Hafizh, pegawai di IAI Pusat. Selama tahun 2018 memperoleh penghasilan sebagai berikut :
1. Gaji dari IAI
2. THR
3. Bunga tabungan/deposito
4. Menyewakan rumah
5. Mendapat pembayaran klaim asuransi kesehatan
6. Dividen dari PT Untung
7. Warisan berupa tanah 1.000 m2
8. hadiah undian dari bank
9. Hadiah juara 1 Lomba Bulutangkis
10. Sumbangan ketika menikah dari IAI
Kategorikan perlakuan perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh Tuan Hafizh! 36
CONTOH KASUS
Objek PPh Tidak
No Penghasilan Objek PPh Final Bukan Objek Pajak
Final
1 Gaji √
2 THR √
3 Bunga deposito √
4 Sewa rumah √
5 Klaim asuransi kesehatan √
6 Dividen √
7 Warisan √
8 Hadiah undian √
9 Hadiah perlombaan √
10 Sumbangan IAI √
37