Anda di halaman 1dari 90

KEBIJAKAN P2

PENYAKIT INFEKSI
SALURAN
PENCERNAAN

drg. Antony Azarsyah, M.K.M


Sub Koordinator PISP
Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda
Direktorat P2PML
Ditjen P2P
DKI Jakarta, Agustus 2021
Komitmen Nasional & Global Penanggulangan PISP
The WHO- INTER
RPJMN RENSTRA GOVERMENT
UNICEF GAPPD
2020 KEMENKE SDGs Joint AL PANEL ON
-2024
S RI
2030 Statement 2013 CLIMATE
2020-2024 CHANGE 2013
May 2004
1 2 3 4 5 6
CEO- & Co
Terpenuhinya Meningkatnya • Kebijakan Adaptasi
Target 3.3 PadaFounder
tahun To end
layanan dasar : Pengendalian Perubahan
2030, mengakhiri epidemi bersama dalam preventable
CEO- & Co CEO- & Co
• Menurunnya Penyakit Menular AIDS, tuberkulosis, malaria,
hal pengobatan Founder Iklim
FounderKesehatan
dan Tidak Menular : dan penyakit tropis yang childhood
prevalensi stunting terabaikan, dan memerangi diare yaitu deaths due to (APIK) melalui
balita hingga 14% % Kab/Kota yang hepatitis, penyakit pemberian program
pneumonia and
• Meningkatnya 80% bersumber air, serta oralit dan pengendalian
penyakit menular lainnya. diarrhoea by
Status Kesehatan Puskesmasnya Zinc selama penyakit yang
2025.
dan Gizi melaksanakan • Target 3.2 Pada tahun 10-14 hari. terdampak iklim
Masyarakat : Angka tatalaksana diare 2030, mengakhiri kematian
kematian bayi per balita sesuai bayi baru lahir dan balita
1.000 kelahiran standar yang dapat dicegah,
hidup dengan seluruh negara
berusaha menurunkan
• Meningkatnya PRO BIDANG Angka Kematian Neonatal
Pengendalian setidaknya hingga 12 per
Penyakit Menular 1000 Kelahiran Hidup (KH)
dan Tidak Menular PRIORITAS dan Angka Kematian Balita
2
25 per 1000
NASIONAL
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
PENYEBAB KEMATIAN PADA BAYI DAN BALITA
(Riskesdas 2007)

Bayi (29 hari – 11 bulan) Balita (1 – 4 tahun)

1,2

1,2

31,4% 25,2%
3

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Penyebab Kematian Pada Penyebab Kematian Pada
Bayi Post Neo Natal Anak Balita 1 – 4 tahun

Pneumonia Pneumonia

Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15 Kab/Kota oleh
Litbangkes 4
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
5

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


6
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
7
PENYEBAB KEMATIAN 2
PENYEBAB KEMATIAN NEONATUS
29 HARI SD 11 BULAN
Diare 7%
Kelainan perinatal
lanjutan 10%
Pneumonia
10%
Laboratorium
Kelainan Diare 15%
abnormal dan
Perinatal
Kelainan Kogenital 12% penyakit lainnya
42%
(meningitis, sepsis,dll)
Kelainan Kogenital 39%
15%

dan lain lain


29% Pneumonia
21%

Sumber : SRS 2018

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


9
1990 2017
01 Neonatal Disorders Stroke 01 +93,4%

02 Lower Respiratory Infect Ischemic Heart Disease 02 +113,9%

03 Diarrheal disease Diabetes 03 +157,1%

10 Peringkat 04 Tuberculosis Neonatal disorders 04 -52,5%


teratas DALY
Lost Tahun 05 Stroke Tuberculosis 05 -45,1%

1990 dan 2017 06 Road Injuries Cirrhosis 06 +17,3%


di Indonesia
07 Congenital defect Diarrheal disease 07 -63,4%

08 Ischemic Heart Disease Low Back Pain 08 +84,1%

09 Cirrhosis COPD 09 -76,8%

10 Measles Road injuries 10 -32,1%

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Potret Belanja Kesehatan pada Pengendalian Penyakit Menular

Total Belanja Penyakit Menular sebesar Rp. 19,5 T Imunisasi (1,17T ; 30,8%)
Surveilans & Pengendalian • Porsi belanja
(4,0% dari belanja Kesehatan) 4% 0% kesehatan
Penyakit (950M ; 25,0%)
10% Deteksi Dini (756,2M ; 19,9%) terbesar pada
PPM di
Kemenkes, Kemenkes 11%
31%
Belanja Modal (418M ;11,0%)
Kemenkes
3,8 T Pembinaan Faskes (364,8M ;
9,6%)
adalah untuk
imunisasi
Pemda 20% KIE (133M ; 3,5%) sebesar 1,17 T
K/L Lainnya, 25% Pemantauan status kesehatan dari total 3,8 T
(7,6M ;0,2%) • Porsi belanja
kesehatan
Infeksi Saluran Pernapasan terbesar pada
(5,2T; 39,9%) PPM di JKN
Diare (3,5T ; 26,9%) adalah pada
26.9%
JKN Tuberculosis (1,4T ; 10,9%) infeksi saluran
Penyakit Menular Lainnya pernapasan
39.9% (1,2T ; 9,3%) sebesar 5,2 T
JKN Penyakit Tropis (1,0T ; dari total 13,0 T
10.9% 7,8%)
13,0 T HIV/AIDS & PMS (530,9M ;
9.3% 4,1%)
Hepatitis (96,0M ; 0,7%)
7.8% Malaria (43,6M ; 0,3%)
JKN K/L Lainnya Pemda Kemenkes 0.02% 0.3% 0.7% Sumber: NHA,2019
4.1% Imunisasi (2,5M ; 0,02%)
* Estimasi NHA 2019
Potret Belanja Kesehatan pada Pengendalian Penyakit Menular dari JKN

Rincian Penyakit Menular Total Biaya Total Kunjungan  Dari tabel menunjukkan
pemanfaatan JKN pada upaya
Infeksi saluran pernapasan 5.209.843.510.745 41.662.820 pengendalian penyakit menular
Diare 3.510.354.234.068 9.365.019 paling tinggi adalah untuk layanan
infeksi saluran pernapasan
Tuberkulosis 1.423.560.629.374 2.516.112 (39,9%), diare (26,9%) dan
Penyakit menular lainnya 1.213.885.734.448 3.851.750 tuberkulosis (10,9%)
Penyakit tropis 1.011.198.384.919 867.663  Pemanfaatan layanan imunisasi
dari JKN masih rendah. Layanan
HIV & PMS 530.948.074.556 625.161 imunisasi mengacu pada
Hepatitis 96.097.447.257 176.357 Permenkes 12/2017 tentang
Malaria 43.605.979.620 71.812 penyelenggaraan imunisasi
dengan pola pembayaran kapitasi
Imunisasi 2.548.388.274 39.011 di FKTP

Sumber: NHA,2019
* Estimasi NHA 2019
11 %

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


SDKI 2017

13
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Prevalensi
Diare
SDKI
2017

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PROSENTA
SE
PENGOBAT
AN DIARE
SDKI 2017

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Sumber Pelayanan Balita Diare SDKI 2017

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PRIORITAS
P2 PISP
2020 - 2024
DIARE

DEMAM TIFOID

HEPATITIS A DAN E

HFMD

DLL (sesuai situasi yang berkembang)

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KEBIJAKAN P2
PISP
Mengutamakan promotif dan preventif
1 tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif

2 Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat

Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan


3 kerja sama

4 Penguatan peran pemerintah daerah

5 Pendekatan berjenjang dan

Dukungan ketersediaan infrastruktur


6 kesehatan yang memadai dengan kendali
mutu

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


TUJUAN
KEGIATAN P2
PISP
1. Menurunkan angka
kejadian penularan PISP
2. Menurunkan angka
kesakitan dan kematian
PISP
3. Pencegahan dan
pengendalian stunting
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
STRATEGI P2 PISP

1 Advokasi dan sosialisasi PISP

2 Surveilans / pengamatan PISP

3 Pencegahan PISP

4 Deteksi dini PISP

5 Penanganan PISP

6 Tata kelola logistik PISP

7 Jejaring dan kemitraan

8 Penguatan SDM P2 PISP


Bimbingan teknis, monitoring
9 dan evaluasi

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Indikator Utama Program PISP 2020 – 2024

Indikator Utama Definisi Operasional Cara Perhitungan Sumber Data


Indikator Outcome  
Persentase Persentase Kab/Kota yang 80 Jumlah kab/kota yang Laporan rutin
Kab/Kota yang 80 % % Puskesmasnya melaksanakan Dinkes Prov
Puskesmasnya melaksanakan tatalaksana tatalaksana Diare
melaksanakan Diare sesuai standar bila: sesuai standar dibagi
tatalaksana Diare cakupan pemberian Oralit dan jumlah kab/kota yang
sesuai standar Zinc 100% pada penderita ada di Indonesia
diare balita dikali 100 %

21
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Indikator Utama Program PISP 2020 – 2024 (Pusat)
Target
Program/ Sasaran Program
(Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi DO Cara Perhitungan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator

Persentase Kab/Kota yang


80 % Puskesmasnya Jumlah kab/kota yang
Kegiatan melaksanakan tatalaksana melaksanakan tatalaksana
Pencegahan dan Persentase Kab/Kota yang 80% 51 % 58 % 66 % 73 % 80 % Diare sesuai standar bila: Diare sesuai standar dibagi
Pengendalian puskesmasnya melaksanakan 34 Prov (262 (298 (340 375 (411
Kab/Kota) Kab/Kota) Kab/Kota) cakupan pemberian Oralit jumlah kab/kota yang ada di
Penyakit Menular tatalaksana diare sesuai standar Kab/Kota) Kab/Kota) dan Zinc 100% pada Indonesia dikali 100 %
Langsung penderita diare balita

Indikator Utama Program PISP 2020 – 2024 (Provinsi)


Target
Program/ Sasaran Program
(Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi DO Cara Perhitungan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator

Persentase Kab/Kota yang


80 % Puskesmasnya Jumlah kab/kota yang
Kegiatan melaksanakan tatalaksana melaksanakan tatalaksana
Pencegahan dan Persentase Kab/Kota yang 80% Diare sesuai standar bila: Diare sesuai standar dibagi
Pengendalian puskesmasnya melaksanakan Kab/Kota 51 % 58 % 66 % 73 % 80 % cakupan pemberian Oralit jumlah kab/kota yang ada di
Penyakit Menular tatalaksana diare sesuai standar dan Zinc 100% pada Provinsi dikali 100 %
Langsung penderita diare balita

22
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
SITUASI PROGRAM PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN (DIARE) 2020

CAPAIAN INDIKATOR 2020


Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan Lokasi Target Nasional Capaian Nasional
(Output)/Indikator

Persentase Kab/Kota yang 80% puskesmasnya melaksanakan 51 % 44,2%


tatalaksana diare sesuai standar 34 Prov (262 Kab/Kota) (227 Kab/Kota)

CAKUPAN LAYANAN DIARE BALITA INDONESIA

Cakupan Target Nasional Capaian Nasional KEMATIAN DIARE BALITA &


Layanan Diare Balita 3.953.716
1.140.503 SEMUA UMUR INDONESIA
(28,85%)
Oralit balita 100 % 90,80% Kematian balita 197
Zinc balita 100 % 89,55% Kematian SU 613

Sumber : laporan rutin Dinkes Prov


Kaskade Diare di Indonesia Tahun 2020

Semua Umur Balita


8,000,000
7,318,417 4,500,000

7,000,000
3,953,716
4,000,000

6,000,000 3,500,000

3,000,000
5,000,000
44,44%
2,500,000
88,30%
4,000,000
2,000,000 28,85%
3,252,277
3,000,000 2,871,655 90,80% 89,55%
1,500,000
1,140,503 1,035,606 1,021,280
2,000,000 1,000,000

500,000
1,000,000
-
- Target penemuan Jumlah penemuan Jumlah penderita Jumlah penderita
Target penemuan kasus Jumlah penemuan kasus Jumlah penderita diare kasus diare Balita kasus diare Balita diare Balita diare Balita
diare SU diare SU di fasyankes SU mendapat oralit di fasyankes mendapat oralit mendapat oralit
Persentase Cakupan Penemuan Kasus Diare Semua Umur
di Indonesia Tahun 2020
90.00
78.25
71.70
80.00 66.56
62.31
70.00
53.22
60.00
50.46
48.89
48.21
46.71
46.35
44.83

44.44
43.76
50.00

38.60
38.46
38.08
37.06
36.09
35.30
35.04
34.91
33.61
32.64
32.44
32.29
32.10
31.27
40.00

30.54
28.98
26.54
25.64
30.00

20.48
18.62
14.19
20.00

4.93
10.00

0.00
t r t t i t r r t li t L
ara tara arta nten mu tara ara ara mb gah ara gah atan ceh talo pua atan mu Riau kulu mu tara Riau ung luku atan tung gah ara arta gara Ba ara tara NA
k i a n n l A n a l i i p l i n k
a B U Ja Ba a T ra U ra B esi B J i Te wa B Te Se o P Se a T an eng n T u U m Ma Se Bel Te an B gya eng B U IO
ua esi AS
gar ntan KI aw te te w s a a ra Gor si ar au B ta uk
l La an a an nt o i T p
g a
en lim
D J a a
m um Sula law
e J w
Ja ate l
e
aw eng epu
g an Mal t k t a Y s
an ang an lim D I awe P ulaw N
a
T u
S S u m u l im m m a S
sa Ka S Su S aT K Ka ali an B Kali K
l
u u s K Su
N N au
p ul
Ke
Persentase Cakupan Pemberian Oralit Diare Semua Umur
di Indonesia Tahun 2020
120.00
100.00

100.00
100.00

100.00

99.97
99.36
98.91
98.79
98.76
97.73
97.23
97.03
95.02
95.01
92.04
91.85
89.41
88.51

88.30
100.00

86.47
86.46
83.70
83.61
80.94
80.33
79.73
79.55
78.74
75.53
73.55
72.22
71.39
69.52
69.11
80.00

67.18
60.00

40.00

20.00

0.00
at g u h ta lu n ra at g at at i i
ar pun Ria nga kar gku lata gga Bar litun Bar Bar au ur b en ra at ur ah an ku at ra ra al ur ta ah an ra lo ua eh AL
B Ri Tim Jam ant Uta Bar Tim eng elat alu Bar Uta Uta B Tim kar eng elat Uta nta ap Ac ON
a m n Te Ja n Se n a e i n B ku wa ra i T S M ua esi ra ya T S n r o P I
er La laua an KI Be ra i Te gar a B wes nta wa a s n p w ate
n
ta Yog wa esi nta Go AS
at t D e s g k a Ja alu Ja ngg awe nta a n N
m pu an at we en ang Sul lima M a
a
P ul m a I Ja law ma
Su Ke lim m a T
Su Sul usa an B Ka a Te Sul lim S Su a lim D Su Kal
i
Ka s Ka K
N lau Nu
pu
Ke
Persentase Cakupan Penemuan Kasus Diare Balita
di Indonesia Tahun 2020
70.00
61.38

60.00
44.31

50.00
42.67
42.22
41.50
34.15
40.00 28.91

28.85
28.57
27.26
27.21
25.97
25.45
24.40
23.83
30.00

22.68
22.64
21.56
20.25
20.10
19.94
19.77
19.68
19.24
18.54
17.54
16.51
15.81
15.77
14.55
20.00

12.56
11.05
10.23
9.99
10.00

3.98
0.00
at n ta ra r at h a lo h bi lu ra ra at n u n n r g at r h g h u at u ra ta at li ra L
Bar ante kar Uta imu Bar nga apu nta nga Jam gku Uta Uta Bar lata aluk lata lata imu litun Bar imu Ace pun nga Ria Bar Ria gga kar Bar Ba Uta ONA
T e P ro Te e e e T T m Te n n a a I
ara B KI Ja tan wa wa si T o a Ben era ku esi a S M si S n S ara Be era tan La an
n
ta laua i Te ogy apu
i
es NAS
gg D n Ja Ja e G w at al u aw er e ta g ka at n t an s Y aw
n a aw Ja m M Sul mat aw n ng g m a an m pu e I P l
a Te alim Sul Su u Sul lima Te Ban Su alim l im ali Ke ulaw D Su
s K S a K K
Nu Ka us uan Ka S
N la
pu
Ke
Persentase Cakupan Pemberian Oralit Diare Balita
di Indonesia Tahun 2020
120.00 100.00

100.00
100.00
100.00
100.00

100.00

99.72
99.43
98.93
98.52
97.95
97.26
97.15
96.65
95.21
95.18
93.73
93.53
91.62
91.58

90.80
90.73
87.91
100.00

87.53
86.29
85.11
84.47
81.61
81.31
80.65
76.70
75.99
75.72
73.51
68.57
80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
t t t i r t r t t r i L
ara ung Riau arta gah gara kulu ara tung atan ara mb mu ara luku mu Riau nten gah ara ara tara atan tara mu ceh arta tara tara gah Bal atan talo pua NA
p k n i l a i i n l i A k n l n a
a B m n Ja Te ng ng a B el Se i B J a T ra B Ma ra T Ba i Te an B wa B ku U Se esi U n T a U U e
gy tera tan a T
e o P SIO
i S or
er La laua KI an i Te Be apu a B ra wes w a a s t Ja lu an w ta o s NA
at u D nt wes P ngk at ulae a
J ng g gg e
w ma n a nt la an Y
I ma ma Ja n w we G
m p a e n la i M a u la
Su Ke lim ula Ba Sum S T Te Su Kal m S alim D Su ali
Su
Ka S a n u sa sa Kali K K
u
au N N
pul
K e
Persentase Cakupan Pemberian Zinc Diare Balita
di Indonesia Tahun 2020
120.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00

100.00
99.95
99.72
99.18
98.31
97.44
96.86
95.57
95.29
94.92
94.81
94.36
93.97
93.88
90.67
90.66
90.28

89.55
100.00

87.22
86.36
86.07
84.05
83.57
82.88
80.51
78.92
76.72
75.20
68.42
67.81
80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
at g u ta at h ra lu g n at at r h r ra bi u at n at lo u r ta ra n h n h ra ra a li L
Bar pun Ria kar Bar nga gga gku litun lata Bar Bar imu nga imu Uta Jam aluk Bar lata Bar nta Ria imu kar Uta lata Ace ante nga Uta Uta apu Ba ONA
a m n Ja n Te n n e Se a a T Te T M esi n Se wa oro T
er La laua KI nta an i Te Be a B ra apu gar gara esi awa luku n ya si Se B Te an ra P
AS
I
at D t s k e g J aw ta Ja G nta Yog we esi w a nt te
a N
a n e a la aw
m pu lim a aw ng at P Ten eng ulaw M l n
Su ima
a I
lim D Su Sul
Ja ima m
Su Ke Ka alim Sul Ba Sum a T S l a al Su
K an s sa K a K K
lau Nu Nu
p u
Ke
Jumlah Penemuan Kasus Diare Balita di Fasyankes
di Indonesia Tahun 2020

180,000
162,139
160,000
144,594
140,000

118,614
120,000

100,000
84,250 82,894 85,804
78,517 79,892 81,718
80,000 76,868 75,382
69,831

60,000

40,000

20,000

-
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Jumlah Penemuan Kasus Diare Balita tiap bulan
162,139 di Indonesia Tahun 2019 dan Tahun 2020

154,477

152,202
180,000
147,828

144,594

144,240

133,157
132,151

160,000
Terdapat penurunan

126,493
125,540

122,938
122,608

122,531
121,328
118,614
140,000 sebesar 29% penemuan
kasus diare balita di
120,000 Fasyankes Tahun 2020

85,804
84,250

82,894
dibanding 2019.

81,718
79,892
78,517
76,868

75,382
100,000

69,831
Terdapat peningkatan
80,000 penemuan kasus tahun
2020 dibanding 2019 yaitu
60,000
bulan Januari sebesar 9,7%
40,000 dan Februari sebesar 9,4%.
Penurunan penemuan kasus
20,000 tahun 2020 dibanding 2019
-
paling besar yaitu bulan Juli
dan Agustus masing-masing
sebesar 45,5%.

Jumlah Penemuan Kasus Balita di Fasyankes Jumlah Penemuan Kasus Balita di Fasyankes
(2019) (2020)
SITUASI PROGRAM PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN
(DIARE) 2021 TW 1-2 DI DKI JAKARTA

Cakupan Target Capaian

Persentase Kabupaten/Kota Melaksanakan


58% (4 kab/kota) 66% (4 kab/kota)
Tatalaksana Diare Sesuai Standar

Cakupan Pelayanan Diare Semua Umur 287.430 68.606 (32,87%)

Cakupan Pelayanan Diare Balita 142.936 22.011 (15,40%)

Cakupan Pemberian Oralit Penderita Diare Semua


100% 101,79%
Umur

Cakupan Pemberian Oralit Penderita Diare Balita


100% 100

Cakupan Pemberian Zinc Penderita Diare Balita 100% 102,68%

Kematian 0 1
Persentase Penemuan Kasus Diare
di Jakarta Tahun 2021 TW1-2
35.00
32.83
29.62
30.00 28.55
26.74
25.51
25.00 23.87
21.65
20.03
20.00 18.57 18.26
16.45 15.95 15.40
15.00
Penemuan Kasus SU
9.86 Penemuan Kasus Balita
10.00

5.00

0.00
BU T N T A UR SI
RI USA TA A RA TAR IT M VIN
E P LA B O
P .S A SE A A
U A PR
KE A RT TA RT RT A RT
K AR KA KA K
JA K JA JA JA
JA
Persentase Cakupan Tatalaksana Diare Balita
di Jakarta Tahun 2021 TW1-2
120.0
117.0

115.0

109.8
110.0

105.0
102.7
100.0
100.0 100.0
100.0 100.0 100.0
100.0 100.0
100.0 100.0 100.0 Cakupan Pemberian Oralit
100.0
Cakupan Pemberian Zinc

95.0

90.0
T A T N UR BU SI
USA TAR A RA TA IT M RI VIN
P U B LA E O
A A A SE A P .S PR
A RT RT RT TA A RT KE
K KA KA AR K
JA JA JA K JA
JA
PENCEGAHAN ANAK
STUNTING MELALUI
TATALAKSANA
ORALIT DAN ZINC
PADA BALITA DIARE
drg. Antony Azarsyah, M.K.M
Sub Koordinator PISP
Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda
Direktorat P2PML
Ditjen P2P
DKI Jakarta, Agustus 2021
Stunting
ditandai dengan
Penyebab Multi
Dimensi

1. GAGAL TUMBUH – BALITA STUNTING


(TB/U)
Pendek (TB/U), Kurus
(BB/U)
MENGHAMBAT
2. GAGAL KEMBANG – Pembangunan
Gangguan Kognitif, dan Peluang
lambat menyerap Menjadi
pengetahuan, lemah di NEGARA MAJU
matematika; Stunting SIRKESNAS 2016
(pendek dan defisit 33,6%
kognitif) Riskesdas 2018
3. GANGGUAN 30,8 %
METABOLISME SSGB 2019
TUBUH – potensi 27,7 %
untuk terkena
Masalah Kesehatan
penyakit tidak menular (di atas ambang batas 20%)

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan

Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan terhadap kualitas


SDM
Berat Lahir Rendah, kecil,
Kekurangan gizi tidak saja membuat stunting, 1. Gagal tumbuh
pendek, kurus
tetapi juga menghambat kecerdasan, memicu
penyakit, dan menurunkan produktivitas

Hambatan Berpengaruh pada


2. perkembangan perkembangan otak dan
kognitif & motorik keberhasilan pendidikan

Perkembanga Perkembangan Gangguan Meningkatkan risiko penyakit tidak


n Otak Anak Otak Anak Sehat 3. metabolik pada menular (diabetes, obesitas, stroke,
usia dewasa penyakit jantung)
Stunting
Source:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic
Productivity with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
• www.GlobalNutritionSeries.org

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PREVALENSI STUNTING MENURUT RKD 2013, RKD2018 DAN INTEGRASI SSGBI-SSN 2019

RKD 2013 RKD 2018 INTEGRASI SSGBI&SSN

51.7

48.0

4 5.3
43.82 44.2 44.6
42.5 42.6 42.60 42.6
41.5 41.3 41.1 41.60 41.0
40.9 40.6
40.38
39.7 40.1
3 9.2 3 8.9
38.6
37.10 36.8
37.9
36.7 36.8
37 .85 37.2
35.3 35.8 35.70
34.8 34.89
34.18 34 .00 34.00
33.50 33.30 33.10 33.10
3 2.80 33.0
32.40 31.70 31.10 31.20
32.5
31.46
32.3031.75 3 2.30
31.26 31.44
32.50
31.40 30.80
30.59 30.38
30.11 29.90 30.10
28.98 28.7 29.20
28.09 29.07 29.36
27 .47 27.40 28.00
26.86 27.30
27.5 27.68
27 .2 26.86 26.60
27.5 26.90
28.70
27.70 27.67
26.26 26.3 26.21 26.25
25.50
23.95 24.11 2 4.58
23.40 23.60
21.40 21.80 21.18
21.03
19.93 19.96 21.04

17.60
16.82
14.42

i i
eh ra rat iau b an ulu ng ng iau rta rat ah rta ur en al rat ur rat ah an ur ra ra ah an ra alo rat ku ra rat ua sia
Ac Uta Ba R Jam elat ngk pu litu n R aka Ba eng aka Tim ant B Ba Tim Ba eng elat Tim Uta Uta eng elat gga ont Ba alu Uta Ba Pap one
a a
er ter
S m e a J a T
a Be La a B lau KI aw wa ogy awa
B
a ra ara tan n T n S tan tan esi si T si S Ten Gor esi M uku pua In
d
t
a a er k u D J Y J g g n ta ta an an aw we we si w a l a
t g a
J DI g g
n n m an an a la P
m m a n ep ul a a e
Su M
Su Su m Ba K Te Te Kali lim lim alim alim S Sul Sul ulaw
Su p. a
s s a Ka Ka K K S
Ke Nu Nu

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KAB/KOTA LOKUS STUNTING
PROVINSI DKI JAKARTA
Salinan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep 42/M.PPN/HK/04/2020
Tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2021

No. Kab/Kota (2020)


1 Kabupaten Kepulauan Seribu
2 Kota Jakarta Timur
No. Kab/Kota (2021)
3 Kota Jakarta Selatan
4 Kota Jakarta Utara
5 Kota Jakarta Barat
6 Kota Jakarta Pusat

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
TELAAH EFEKTIVITAS BEBERAPA INTERVENSI YANG TERBUKTI BERPERAN DIDALAM
PENURUNAN STUNTING DAN INDIKATOR DETERMINANNYA

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


UPAYA
PERCEPATAN
PENURUNAN

1. PMT untuk mengatasi 7. Suplementasi zink. 1. Air Bersih, Sanitasi.


KEK pd bumil 8. Fortifikasi zat besi ke dalam 2. Fortifikasi-Ketahanan Pangan.
2. TTD untuk anemia bumil makanan. 3. Akses kepada Layanan Kesehatan
3. Konsumsi Garam 9. Obat Cacing
danKB.
Beriodium 10. Vitamin A
11. Tata Laksana Gizi Buruk
4. JKN, Jampersal, Jamsos lain
4. ASI Ekslusif 5. Pendidikan Pola Asuh Ortu.
12. Penanggulangan Malaria
5. Pemberian ASI sampai 6. PAUD HI- SDIDTK
13. Pencegahan dan Pengobatan
usia 2 tahun didampingi
diare 7. Pendidikan Gizi Masyarakat.
dengan MP ASI adekuat
14. Cuci tangan dengan benar 8. Edukasi Kesehatan Seksual dan
6. Imunisasi
Reproduksi, serta Gizi pada
Remaja.
9. Program Padat Karya Tunai
KONVERGENSI MULTI SEKTOR PERENCANAAN, PENGANGGARAN, PENGGERAKAN
- 7

PELAKSANAAN, PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN


ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
TARGET
INDIKATOR
DALAM INTERVENSI PENURUNAN
UTAMA
STUNTING TERINTEGRASI

1. Prevalensi stunting pada anak baduta dan


balita
2. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)
3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight)
pada anak balita
4. Prevalensi wasting (kurus) anak balita
5. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif
6. Prevalensi anemia pada ibu hamil dan remaja
putri
7. Prevalensi kecacingan pada anak balita
8. Prevalensi diare pada anak
baduta dan balita
Reff : Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Di Kabupaten Kota

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Environmental Enteropathy
Teori EE : Salah satu penyebab utama anak kurang gizi kondisi subklinis di usus
kecil

01 EE 02 03

HIGIENE DAN DIARE ANAK


SANITASI KURANG
YANG BURUK GIZI
Paparan berulang: respons imunitas badan akan menggunakan nutrisi
bukan untuk pertumbuhan tapi untuk memerangi infeksi

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Faktor Risiko Stunting

Danaei G, Andrews KG, Sudfeld CR, Fink G, Mccoy DC, Peet E, et al. Risk Factors for Childhood Stunting in 137 Developing Countries: A Comparative Risk Assessment Analysis at
Global, Regional, and Country Levels. PLoS Med. 2016;13(11).

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Perjalanan Penyakit Diare

Malabsorbsi
Kerusakan
Diare mukosa dan Kurangnya asupan
vili usus nutrisi

Maldigesti
Tidak
•Kronik
ditangani
•Berulang
dg baik

Rodriguez L, Cervantes E, Ortiz R. Malnutrition and


Gastrointestinal and Respiratory Infections in Children: A Public
Health Problem. Int J Res Public Health. 2011;8:1174–205.
Malnutrisi

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Keadaan Malnutrisi

Perubahan
struktur vili dan
mukosa

Rentan terjadi
Malnutrisi infeksi (diare)

Gangguan fungsi
daya tahan
tubuh
Rodriguez L, Cervantes E, Ortiz R. Malnutrition and Gastrointestinal and Respiratory Infections in Children: A
Public Health Problem. Int J Res Public Health. 2011;8:1174–205.

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Diarrhea is a threat to a child’s quality of life
Updating the DALYs for diarrheal disease
Moore et al. Int J Epidemiol 2001; 30: 1457–64; Guerrant et al. Am J Trop Med Hyg 1999; 61: 707–13; Niehaus et al. Am J Trop Med Hyg 2002; 66: 590–3

Height Fitness IQ
Growth shortfalls of up to 8.2 cm by age Fitness impairment scores are Repeated episodes of diarrhoea in the
7 years have been attributed to recurrent substantially reduced 4–6 years first 2 years of life can lead to a loss of
episodes of diarrhoea  during early following recurrent episodes of diarrhoea IQ points and an additional 12 months
childhood1 during early childhood2 of schooling by age 9 years

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Mekanisme Zinc
Sistem imun Humoral and cellular (1)

Proses penyerapan
intestinal dan/atau Antidiare dengan
Zinc proses transport menghambat CI secretion (2)
sekretorik

Menghambat pertumbuhan (3)


Efek antimikroba
S. thyphi, S. parathypi A,
V. cholerae, Shigella flexneri,
Shigella sonnei

1. Cit. Rahman et al. 2005. Am J Clin Nutr


1. Cit. Rahman et al. 2005. Am J Clin Nutr
2. Hoque et al. 2005. Am J Physiol Gastrointest Liver
2. Hoque et al. 2005. Am J Physiol Gastrointest Liver
Physiol
Physiol
3. Surjawidjaja et al. 2004 Medical Principles and Practice
3. Surjawidjaja et al. 2004 Medical Principles and Practice

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Latar Belakang Pemberian Zinc
Efektifatasi
Efektif atasidehidrasi
dehidrasi&&
kurangimortalitas
kurangi mortalitas

Diare oralit
DiareAkut
Akut oralit
Tidakkurangi:
kurangi:volume,
volume,
Tidak
durasi,&&frekuensi
durasi, frekuensidiare
diare

Malnutrisi(1)
Malnutrisi (1)

Antibiotik
Antibiotiktidak
tidakrasional
rasional
(2)
(2)
Petugaskesehatan
Petugas
ingin kan
kesehatan
kandurasi
durasidiare
diare
?
ingin

? Terapi
Terapilain
lainyg
ygtidak
tidakjelas
jelas
“menekan EBM nya (3)
EBM nya (3)

Orang tua & Pasien
Tidak puas

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ZINC

4
Zinc : proses
3 pertumbuhan
Zinc juga dan diferensiasi
2 berperan dalam sel, sintesis
Zinc berdampak peningkatan DNA serta
1 langsung pada fungsi imunitas
Zinc berperan menjaga
vili intestinalis, dan sel T
menjaga stabilitas
aktifitas sehingga
Agent, Host, integritas dinding sel
disakaridase menurunkan
Environment mukosa usus brush border tingkat
Diare Host : dalam dan transport air keparahan diare
daya tahan regenerasi sel serta elektrolit (Roy et al,
tubuh dan stabilitas intestinal 1992).
Zinc membran sel

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ZINC
Zinc pada saluran pencernaan berperan
menjaga kestabilan mukosa usus melalui
stimulus regenerasi sel dan stabilisasi membran
sel. Pada diare akut dan diare persisten,
pemberian zinc memperbaiki permeabilitas
usus (Riyadi, 2007; Karuniawati, 2010;
Defisiensi zinc menyebabkan atrofi usus, Purnamasari, 2010).
meningkatkan toksin kolera dan lebih rentan
terkena toksin bakteri. Defisiensi zinc
menyebabkan gangguan imunitas, sehingga
meningkatkan risiko penyakit infeksi termasuk
diare.

Kebutuhan zinc tubuh akan meningkat saat


terjadi infeksi, untuk pembentukan fungsi imun
dan pembentukan sel baru (King, 2003; Baqui
et al, 2006).

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PERJALANAN ZINC
TAHUN 2008
SAMPAI TAHUN
ZINC Menjadi obat program 04 2016
SOSIALISASI
Dimulai Pengadaan ZINC DILAKSANAKAN DI 33
dari Dana APBN PROVINSI

MASUK
03 • SK OBAT GENERIK,
• JAMKESMAS
SEPTEMBER 2006 • DOEN 2011

Rekomendasi para ahli


(IDAI) penggunaan ZINC 02
dalam tatalaksana Diare
Pembentukan ZINC TASK TAHUN 2007
FORCE
01 ZINC dimasukkan dalam
Tatalaksana Diare

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ZINC

Zinc merupakan zat gizi mikro Zinc berguna membantu


penting untuk kesehatan dan pemulihan serta meningkatkan
pertumbuhan seorang anak. kesehatan anak.
Pada saat terjadi diare, tubuh
banyak kehilangan zinc.

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KEGUNAAN TABLET ZINC

Mencegah terjadinya kembali


diare dalam 2-3 bulan berikutnya

Menurunkan keparahan diare

Dapat mengurangi lama


berlangsungnya diare

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PENTING
1 dosis penuh selama 10 hari berturut-turut, walau diare
telah berhenti dapat memberikan perlindungan 2-3
bulan ke depan

PEMBERIAN 2
Zinc
meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan
ZINC menambah selera makan

PADA
DIARE 3
Menurunkan secara bermakna angka kejadian
diare akut, disentri, diare persisten dan
pneumonia

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


CARA PEMBERIAN TABLET ZINC
Bila anak menderita
dehidrasi berat dan
memerlukan cairan infus,
tetap berikan tablet zinc
segera setelah anak dapat Sebaiknya jangan
minum atau makan. mencampur tablet zinc
dengan segelas oralit

Apabila anak muntah sekitar


setengah jam setelah pemberian
tablet zinc, berikan kembali
tablet zinc dengan cara Larutkan tablet zinc
memotong tablet tersebut dengan sedikit (beberapa
menjadi potongan kecil untuk tetes) air matang atau ASI
dilarutkan dan diberikan dalam sendok teh
beberapa kali dalam satu hari.

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


DOSIS
TABLET
ZINC
Bayi umur < 6 bulan :
Setengah tablet zinc
(10mg) sekali sehari
selama sepuluh hari
berturut-turut

Anak umur > 6 bulan :


Satu tablet zinc (20 mg)
sekali sehari selama
sepuluh hari berturut-turut

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


TUJUAN PENGOBATAN PENDERITA DIARE

DEHIDRASI KURANG KALORI LAMA, BERAT,


PROTEIN EPISODE
PENCEGAHAN PENGOBATAN

AIR & ELEKTROLIT PEMBERIAN ZINC


MAKANAN 61

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PRINSIP TATALAKSANA
MENCEGAH
1 DEHIDRASI
1 Mulai Dari RT Dengan Lebih Banyak
Minum

2 MENGATASI DEHIDRASI
2 Beri Cairan Rehidrasi Oral & I.V + Zinc 10
hari

MENGOBATI MASALAH
3 LAIN
3 Adanya Penyakit Penyerta  antibiotika secara
selektif

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


EVALUASI
KEPATUHAN MINUM
ZINC PADA DIARE
BALITA

Direktorat P2PML
Ditjen P2P

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PEMANTAUAN
COMPLIANCE ZINC DI LOKUS
STUNTING
1. Kegiatan dilakukan di Lokus Stunting
2. Sasaran : Balita Diare
3. Melakukan kunjungan rumah (3x) dengan
menggunakan kartu pantau minum zinc
4. Menggunakan dana BOK Kabupaten
(Pertemuan) dan BOK atau Kapitasi JKN
Puskesmas (Kunjungan Rumah)
5. Rata-rata dilakukan selama 3 bulan di setiap
lokasi
6. Akan dipantau selain compliance juga
kejadian diare ulang pada 3 bulan kedepan
7. Pengamatan faktor risiko sanitasi lingkungan
8. Kolaborasi dengan program Gizi untuk
melakukan evaluasi tentang compliance zinc
terhadap penurunan stunting di masyarakat

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


HASIL PEMANTAUAN COMPLIANCE ZINC
DI LOKUS STUNTING TAHUN 2018-2019
• Kab. Bangkalan (Jawa Timur) : 63 % (tahun 2018, n=130), 73% (Tahun 2019,
n=106)
• Kab. Pacitan (Jawa Timur) : Masih menunggu hasil
• Kab. Probolinggo (Jawa Timur) : Masih menunggu hasil
• Kab. Sampang (Jawa Timur) : Masih menunggu hasil
• Kab. Bondowoso (Jawa Timur) : Masih menunggu hasil
• Kab. Sumba Barat Daya (NTT) : 72,8% (Tahun 2018, n=169)
• Kota Kupang (NTT) : Masih menunggu hasil
• Kab. Cirebon (Jawa Barat) : 78% (Tahun 2019, n=120)
• Kab. Nagekeo (NTT) : 74% (tahun 2019, n=57)
• Kab. Enrekang (Sulawesi Selatan) : Masih menunggu hasil

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KEGIATAN
1. Dilakukan di Lokus Stunting
2. Sasaran : Balita Diare
3. Melakukan kunjungan rumah 4 (empat) kali dengan
menggunakan kartu pantau minum zinc
4. Kunjungan I dilakukan pada hari ke 4
5. Kunjungan II dilakukan pada hari ke 7
6. Kunjungan III dilakukan pada hari ke 10
7. Kunjungan IV dilakukan untuk memantau diare
berulang yang dihitung 2 -3 bulan dari tanggal
kunjungan berobat diare.
8. Pengamatan faktor resiko sanitasi lingkungan.

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Penentuan Sasaran Kunjungan Balita Diare
1) Dihitung berdasarkan target:

20% x 843/1000 x jumlah balita

Dari target tersebut, rata-rata jumlah balita diare yg mendapat


pelayanan di Fasyankes yaitu 40%*, sehingga :

40% x 20% x 843/1000 x jumlah balita

Artinya hampir semua balita dilakukan pemantauan minum zinc.

*rata-rata penemuan kasus diare balita/tahun Nasional

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PENENTUAN
SASARAN
KUNJUNGAN
CONT..
2. Diambil balita usia 0-2
tahun;
3. Dari balita usia 0-2 tahun
yang mengalami diare dan
pernah diare berulang;
4. Dari balita yg usia 0-2 tahun
yang mengalami diare
dengan dehidrasi ringan
sedang sampai berat.

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PEMBIAYAAN
1 APBN (DAK Non Fisik)

2 APBD

3 Kapitasi JKN Puskesmas

Sumber pembiayaan lain


4 sesuai peraturan
perundangan

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


KENDAL
1.ADana BOK lebih diarahkan pada
program gizi di bidang Kesmas
dari pada dukungan pencegahan
dan pengendalian penyakit (P2P)
khususnya program diare dalam
rangka penanggulangan stunting
2. Kurangnya informasi dan
pemahaman di daerah bahwa
upaya penanggulangan stunting
harus terintegrasi dan tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


TINDA
LANJUT
K
1. Perbaikan monitoring kepatuhan tatalaksana diare
balita termasuk pengisian form kepatuhan zinc
2. Dampak kepatuhan minum zinc diare balita 
kualitas tatalaksana diare  pencegahan dan
penurunan stunting
3. Penggunaan dana BOK atau Kapitasi JKN
(integrasi dalam program lain) untuk kelanjutan
kepatuhan minum zinc diare balita 
keberlangsungan kegiatan pemantauan zinc pada
diare balita harus tetap dilaksanakan untuk melihat
hasil yang lebih komprehensif
4. Dukungan APBN (Dekon, BOK, Dana Desa) dan
APBD untuk keberlanjutan serta memperluas lokus
kegiatan pemantauan minum zinc diare balita

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PEMANFAATAN
BOK DALAM
MENURUNKAN
STUNTING
drg. Antony Azarsyah, M.K.M
Kasi Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan
Subdit Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan
Direktorat P2PML
Ditjen P2P

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


MENU BOK PROVINSI TAHUN 2021
MENU UPAYA DETEKSI
MENU UKM ESENSIAL DINI, PREVENTIF, DAN
RESPONS PENYAKIT
SASARAN

Advokasi dan koordinasi Lintas Sektor (LS)/Lintas Program (LP) dalam
rangka pencegahan dan pengendalian penyakit.

Penurunan Rujukan pengujian spesimen surveilans rutin, sentinel dan dugaan


Kejadian Luar Biasa (KLB) ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)
dinas kesehatan provinsi/rujukan pemerintah.

stunting: Penyelidikan Epidemiologi (PE) dugaan Kejadian Luar Biasa (KLB) sesuai
pedoman PE.

Peningkatan Pembinaan dan pengawasan program Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit (P2P) bagi dinas kesehatan kabupaten/kota (Bimbingan Teknis,
Monitoring Evaluasi, Supervisi). 
kapasitas petugas

Penyusunan dan penyediaan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) dalam rangka kegiatan promotif dan preventif penyakit menular dan

kabupaten/kota tidak menular serta masalah kesehatan jiwa dan napza.

(orientasi diare)
Pertemuan koordinasi kegiatan program P2P tingkat provinsi bagi dinas
kesehatan kabupaten/kota secara berkala. 
Belanja Alat Pelindung Diri (APD) untuk surveilans dalam rangka
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terutama untuk penyelidikan
epidemiologi dan pelacakan kontak 73

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


MENU BOK KAB/KOTA TAHUN 2021

MENU UKM ESENSIAL MENU UPAYA DETEKSI


DINI, PREVENTIF, DAN
RESPONS PENYAKIT
SASARAN
Rujukan pengujian spesimen surveilans rutin, sentinel dan dugaan KLB,
termasuk yang dilaksanakan oleh UPT Labkesda dinas kesehatan
Penurunan AKI, AKB : kabupaten/kota

Supervisi/pembinaan AKI dan AKB ke


fasilitas pelayanan kesehatan
Pembinaan, pendampingan dan bimbingan teknis terpadu P2P ke Puskesmas
(Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi, Supervisi).

(fasyankes) tingkat pertama dan
rujukan
Kampanye, sosialisasi, advokasi tentang penyakit menular dan penyakit tidak
menular serta masalah kesehatan jiwa dan napza di tingkat kabupaten/kota.

Penyelidikan epidemiologi, pelacakan kasus, rumor, penanggulangan dan
surveilans penyakit berpotensial KLB serta masalah kesehatan jiwa.

Pendampingan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembentukan kader


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di puskesmas.

Penurunan stunting : Peningkatan
kapasitas petugas kabupaten/kota
Koordinasi terpadu lintas program/lintas sektor tentang program P2P secara
berkala.

(orientasi diare)
Penyusunan dan penyediaan media KIE P2P dalam rangka kegiatan promotif
dan preventif penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan
jiwa dan napza.
Belanja Alat Pelindung Diri (APD) untuk surveilans dalam rangka Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit terutama untuk penyelidikan epidemiologi dan
pelacakan kontak. 74

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


MENU BOK PUSKESMAS TAHUN 2021

MENU UKM ESENSIAL MENU UPAYA DETEKSI


DINI, PREVENTIF, DAN
RESPONS PENYAKIT
SASARAN

Penurunan AKI, AKB : Pengendalian Penyakit:


Orientasi kader, tokoh Follow up tatalaksana
masyarakat, tokoh dan pencegahan cacat
agama, kasus kusta dan
fasilitator/tenaga penyakit
pendamping desa. menular lainnya
serta gangguan jiwa.
75

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


PEMBIAYAAN DARI BOK P2M PUSKESMAS KEGIATAN

Tim dalam setiap kunjungan terdiri dari Kader, Programer Diare dan Bidan Wilayah
Minimal kasus diare yang dikunjungi per puskesmas sebanyak 5 kasus.

Sumber : Dinkes Kabupaten Pacitan


ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
PEMBIAYAAN DARI BOK P2M PUSKESMAS KEGIATAN

Sumber : Dinkes Kabupaten Pacitan

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Sumber : Dinkes Kabupaten Muara Enim

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Sumber : Dinkes Kabupaten Pacitan
PERBAIKAN LROA
Sumber : Dinkes Kabupaten Pacitan
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
Sumber : Dinkes Kabupaten Pacitan
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML
KUESIONER KARTU
KUNJUNGAN RUMAH
PENDERITA DIARE
BALITA

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Kartu Kunjungan Rumah
Penderita Diare Balita

Tanggal Balita
Berobat ke
u
s Puskesmas Data Ib
dalam bulan Identita Balita
Balita

Hasil
is
diagnos
l
awal di Tangga
as gan
Puskesm kunjun

Tidak diisi
Tidak diisi

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Kartu Kunjungan Rumah
Penderita Diare Balita
Apakah balita meminum oralit?
3 Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
(Jika tidak, langsung no. 5B)
Berapa banyak oralit yang dihabiskan dalam sekali minum? a. 1 gelas c. 1/4 gelas a. 1 gelas c. 1/4 gelas a. 1 gelas c. 1/4 gelas
4
(lingkari salah satu jawaban) b. 1/2 gelas d. < 1/4 gelas b. 1/2 gelas d. < 1/4 gelas b. 1/2 gelas d. < 1/4 gelas
a. Selama berapa hari anak diberikan oralit) ………..hari ………..hari ………..hari
5
b. Berapa sachet oralit yang tersisa? Sisa oralit ………. Sachet Sisa oralit ………. Sachet Sisa oralit ………. Sachet
Apakah balita meminum zinc?
6 Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
(Jika tidak langsung no.7B)
Apakah balita meminum zinc setiap hari? Sisa zinc ……………… tablet Sisa zinc ……………… tablet Sisa zinc ……………… tablet
Sisa Zinc Sirup Sisa Zinc Sirup Sisa Zinc Sirup
a. Jika ya, berapa zinc yang tersisa?
Usia : < 6 Bulan Usia: 6-59 bulan Usia : < 6 Bulan Usia: 6-59 bulan Usia : < 6 Bulan Usia: 6-59 bulan
7 b. Jika tidak, alasan (sebutkan) a. 1/5 botol a. 1/3 botol a. 1/5 botol a. 1/3 botol a. 1/5 botol a. 1/3 botol
………………………………………………………………………………… b. >1/3 botol b. >1/2 botol b. >1/3 botol b. >1/2 botol b. >1/3 botol b. >1/2 botol
……………………………………………………………………………. c. 1/3 botol c. <1/2 botol c. 1/3 botol c. < 1/2 botol c. 1/3 botol c. < 1/2 botol
d. 1/2 botol d. habis d. 1/2 botol d. habis d. 1/2 botol d. habis
*Jawaban (Ya/Tidak) lingkari salah satu jawaban dan jawaban pilihan ganda lingkari salah satu jawaban yang sesuai

SANITASI
Penderita buang air besar : Kakus Pantai Sawah Empang Sungai Lain-lain (…………………………)
Keadaan kakus : Memenuhi syarat kesehatan Tidak memenuhi syarat kesehatan
Sumber air minum : Ledeng Sungai Sumur gali Air hujan Lain-lain (……………………………...)

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


Kartu Kunjungan Rumah
Penderita Diare Balita
KONSELING
Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III
KONSELING YANG DIBERIKAN (berikan tanda √) (berikan tanda √) (berikan tanda √)
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
a. PHBS
b. Anjuran untuk meneruskan ASI/Makanan
c. Manfaat minum zinc sampai 10 hari
d. Kapan balita harus dibawa kembali ke puskesmas
e. Lain-lain (sebutkan) …………………………………………..

TANDA TANGAN KUNJUNGAN I KUNJUNGAN II KUNJUNGAN III


Tanda Tangan Orang Tua/Pengasuh

Tanda Tangan Petugas Kesehatan

Pemantauan Diare Berulang


(dihitung 2-3 bulan dari tanggal kunjungan berobat diare)
Apakah anak pernah menderita diare dalam 2-3 bulan Ya/Tidak

ANTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


LINDUNGI
KAMI DARI
PENYAKIT
INFEKSI
SALURAN
PENCERNAAN

NTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML


TERIMA KASIH
SEHAT diawali dari
SAYA
www.kemkes.go.id/

https://id-id.facebook.com/KementerianKesehatanRI/

https://twitter.com/kemenkesri

Kementerian Kesehatan RI; Jl. HR. Rasuna Said


Blok X5 Kav. 4-9, Jakarta Selatan 12950; Telp:
(021) 52907416-9 Halo Kemenkes: (kode lokal) 1-
500567

NTONY AZARSYAH, KASI PISP, SUBDIT HPISP, DIT P2PML

Anda mungkin juga menyukai