Anda di halaman 1dari 9

1.

faktor penyebab korupsi

2. faktor internal dan eksternal korupsi


Menurut sejarah terjadinya korupsi, perilaku korupsi di Indonesia
sudah merupakan hal yang biasa bahkan sudah membudaya, padahal
korupsi merupakan perilaku yang bertentangan dan melanggar moral serta hukum.

Pelaku seolah-olah tidak takut terhadap sanksi moral maupun sanksi


hukum jika melakukan tindakan korupsi. Korupsi dapat terjadi di berbagai
kalangan, baik perorangan atau aparat, organisasi, maupun birokrasi atau pemerintahan.
A. Faktor-Faktor Umum yang Menyebabkan Korupsi
Penyebab adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka ragam. Akan tetapi, penyebab korupsi secara
umum dapat dirumuskan sesuai dengan pengertian korupsi itu sendiri yang bertujuan mendapatkan keuntungan
pribadi/kelompok/keluarga/golongannya sendiri.

Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Boulogne atau sering disebut
GONE Theory bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi sebagai berikut:

1. Greeds (keserakahan): berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada di dalam diri setiap orang.

2. Opportunities (kesempatan): berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yang sedemikian
rupa sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan.

3. Needs (kebutuhan): berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang
hidupnya yang wajar

4. Exposures (pengungkapan): berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan
apabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan
Faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengaan individu pelaku (aktor) korupsi yaitu
individu atau kelompok, baik dalam organisasi maupun di luar organisasi yang melakukan
korupsi dan merugikan pihak korban.

Adapun faktor-faktor Opportunities dan Exposures berkaitan dengan korban perbuatan


korupsi, yaitu organisasi, institusi, masyarakat yang kepentingannya dirugikan.

Menurut Sarwono, faktor penyebab seseorang melakukan tindakan korupsi yaitu faktor
dari dalam diri sendiri, seperti keinginan, hasrat,
kehendak, dan sebagainya serta faktor rangsangan dari luar, seperti dorongan dari teman-
teman, kesempatan, kurang kontrol, dan sebagainya
B. Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
Penyebab Korupsi

Ditinjau dari hubungan pelaku korupsi dengan lingkungannya, tindakan


korupsi pada dasarnya bukan merupakan peristiwa yang berdiri sendiri.
Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang bersifat kompleks. Faktor-
faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku korupsi itu sendiri, tetapi
bisa juga berasal dari situasi lingkungan yang mendukung seseorang untuk
melakukan korupsi.
1. Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri pelaku yang dapat
diidentifikasi dari hal-hal berikut.

a. Aspek perilaku individu


1) sifat tamak/rakus manusia
2) moral yang kurang kuat
3) Penghasilan yang kurang mencukupi
4) kebutuhan hidup yang mendesak
5) gaya hidup yang konsumtif
6) malas atau tidak mau bekerja
7) ajaran agama yang kurang diterapkan
b. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris mengatakan
bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk
korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi sifat pribadinya.
2. Faktor Eksternal

Definisi korupsi secara formal ditujukan kepada perilaku pejabat publik, baik politikus maupun pegawai negeri untuk
memperkaya diri sendiri dengan menyalahgunakan wewenang dan jabatannya. Namun, korupsi juga bisa diartikan lebih
luas ditujukan kepada perilaku individu yang menimbulkan kerugian baik materiil maupun imaterial sehingga
menimbulkan dampak merugikan kepentingan umum, baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal
merupakan faktor dari luar yang berasal dari situasi lingkungan yang mendukung seseorang untuk melakukan korupsi.
a. Aspek organisasi
1) manajemen yang kurang baik sehingga memberikan peluang
untuk melakukan korupsi
2) kultur organisasi yang kurang baik
3) lemahnya controling/pengendalian dan pengawasan
4) kurangnya transparansi pengelolaan keuangan

b. Sikap Masyarakat Terhadap Korupsi


Sikap masyarakat juga dapat menyuburkan tindakan korupsi

c. Aspek ekonom
Gaya hidup yang konsumtif, menjadikan penghasilan selalu dianggap kurang.
Lingkungan pergaulan juga berperan mendorong seseorang menjadi lebih
konsumtif dan tidak dapat menetapkan prioritas kebutuhan.

d. Aspek politik atau tekanan kelompok


Seseorang melakukan korupsi mungkin karena tekanan orang terdekatnya
seperti istri/suami, anak-anak, yang menuntut pemenuhan kebutuhan hidup.

e. Aspek hukum
Subtansi hukum di Indonesia sudah menjadi rahasia umum, masih ditemukan aturan-aturan yang diskriminatif, berpihak, dan
tidak adil, rumusan yang tidak jelas sehingga menjadi multitafsir, kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik
yang sederajat maupun lebih tinggi).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai