Anda di halaman 1dari 8

Click to edit Master title style

DIVERSI
Karisma Nilam Ayuandani / 18071010131
HUKUM PERLINDUNGAN ANAK

1
Click to edit Master title style

2 2
Click toBELAKANG
LATAR edit MasterKASUS
title style

Salah satu kota yang menjadi lokasi unjuk rasa tolak Omnibus Law adalah Kota Surabaya, Jawa Timur. Di Kota
Surabaya, aksi unjuk rasa diinisiasi oleh GETOL (Gerakan Tolak Omnibus Law) yang merupakan aliansi dari beberapa
elemen yang terdiri dari Serikat Buruh, NGO, Organisasi mahasiswa, kelompok Seniman, pegiat literasi, para-medis dsb.
Dimana diantara nya juga telah diikuti oleh pelajar yang rata-rata masih berusia 15 tahun. Aksi unjuk yang direncakan
dilakukan secara damai tersebut berubah menjadi kerusuhan sebelum masa aksi GETOL sampai di titik aksi unjuk rasa
yaitu Grahadi, tepatnya sejak pukul 12.30 WIB.
Polrestabes Surabaya melakukan penangkapan terhadap 253 orang, 239 diantaranya dibebaskan dan menetapkan
14 orang sebagai tersangka atas pengrusakan fasilitas umum, yang 11 diantaranya merupakan anak-anak, dimana 3 dari
11 tersangka yang masih anak-anak tersebut telah melimpahkan kuasa hukumnya kepada Kontras Surabaya.
Ketiga tersangka anak yang telah mendapatkan pendampingan dari Kontras Surabaya tersebut diduga melakukan
tindak pidana Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan pidana
dengan tenaga secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang menggunakan alat berupa kayu
dan batu sehingga membuat barang tersebut menjadi rusak tidak dapat dipakai yang barang dimaksud sebagian atau
seluruhnya milik orang lain, sehingga dimaksud dalam Pasal 160 KUHP dan Pasal 170 KUHP dan 406 KUHP dan pihak
dari Kontras Surabaya telah mengupayakan Diversi sebagai alternatif menyelesaian perkara.

3 3
Click toDIVERSI
UPAYA edit Master title style
& PENGATURANNYA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Berdasarkan UU SPPA, diversi dapat dilakukan dalam hal tindak
Peradilan Pidana Anak mengamanatkan bahwa pidana yang dilakukan anak diancam pidana penjara di bawah 7
(tujuh) tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana.
perkara anak sebelum di proses dalam persidangan
Ketentuan mengenai diversi ini kemudian diatur di dalam Peraturan
dari tahap penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman
pengadilan negeri wajib melakukan upaya diversi. Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Terdapat
Tujuan dari upaya diversi ini telah dijelaskan dalam beberapa materi penting dalam Perma No. 4 Tahun 2014, diantaranya
pasal 6 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 mengenai penegasan usia anak, dimana diversi diberlakukan terhadap
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang anak yang telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18 tahun atau
menjelaskan bahwa diversi bertujuan untuk : telah berumur 12 tahun meskipun pernah kawin tetapi belum berumur
18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
a. Mencapai perdamaian antara korban dan anak Ketentuan Diversi pada dasarnya telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
b. Menyelesaikan perkara anak di luar proses
dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2014 tentang
persidangan Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak.
c. Menghindarkan anak dari perampasan Akan tetapi, peraturan tersebut belum sempurna dalam menjadi
pedoman pelaksanaan diversi untuk melindungi anak. Maka dari itu,
kemerdekaan
lahirlah Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 Tentang
d. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum
Berumur 12 (dua belas) Tahun.
e. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak.
4 4
ClickUPAYA
to editDIVERSI
MasterTERHADAP
title style3 TERSANGKA PENGRUSAKAN
FASILITAS UMUM PADA AKSI TOLAK OMNIBUS LAW DI SURABAYA
3 (tiga) tersangka anak yang melimpahkan kuasa hukum kepada KontraS Surabaya yang kemudian telah
diupayakan Diversi oleh pihak mereka telah mendapatkan hasil. Upaya diversi terhadap tiga tersangka anak
pengrusakan fasilitas umum pada saat unjuk rasa tolak omnibus law yang berpuncak pada tanggal 8 Oktober 2020
di Grahadi Surabaya tersebut dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil Diversi yang
menetapkan bahwa bentuk kesepakatan yang dilakukan adalah penyerahan kembali kepada orang tua/wali dari
ketiga tersangka anak tersebut dengan kata lain hasil kesepakatan Diversi berbentuk perdamaian tanpa ganti rugi.
Proses Diversi yang dilakukan tersebut dapat dikatan berhasil dengan beberapa faktor, diantaranya:
1) Ancaman hukuman yang dikenakan terhadap ketiga tersangka anak tersebut dibawah 7 Tahun (memenuhi
syarat pengupayaan diversi sesuai Pasal 7 ayat (2) huruf a UU No.11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak)
2) Bukanlah pengulangan tindak pidana (memenuhi syarat pengupayaan diversi sesuai Pasal 7 ayat (2) huruf b
UU No.11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak)
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 UU No. 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan melihat fakta
yang terungkap di lapangan maka ketiga tersangka anak tersebut memenuhi syarat untuk diupayakan adanya
Diversi.

5 5
ClickUPAYA
to editDIVERSI
MasterTERHADAP
title style3 TERSANGKA PENGRUSAKAN
FASILITAS UMUM PADA AKSI TOLAK OMNIBUS LAW DI SURABAYA
Faktor lain yang menunjang keberhasilan proses Diversi adalah:
1) Penyidik telah mengupayakan Diversi dalam waktu paling lama 7 hari setelah penyidikan dimulai dan proses
Diversi dilaksanakan paling lama 30 hari setelah dimulainya Diversi (Pasal 29 UU No. 11/2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak). Diketahui bahwa Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan dimulai sejak tanggal
18 Oktober 2020 dan Surat Pemberitahuan Diversi yang didalamnya memuat informasi bahwa Diversi
dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2020.
2) Proses Diversi dihadiri oleh Pelapor yang dalam hal ini adalah seorang Polisi pada Polrestabes Surabaya, 3
(tiga) tersangka anak atas nama MIF (15), AM (17), FES (15) yang ketiganya didampingi oleh Orang Tua/Wali
masing-masing, Pekerja Sosial Profesional yang dalam hal ini diwakili oleh Surabaya Children Chrisis Center
dan seorang advokat yang telah ditunjuk sebagai kuasa hukum dari Tersangka.
3) Proses Diversi dilangsungkan dengan mengutamakan pendekatan Keadilan Restoratif sesuai yang
diamanatkan dalam Pasal 8 UU No. 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang hal tersebut
duibuktikan dengan hasil kesepakatan Diversi berupa perdamaian tanpa ganti rugi.

6 6
Click to edit Master title style
KESIMPULAN

 Bentuk pendampingan terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) dilakukan sejak saat anak
ditetapkan sebagai tersangka. Bentuk pendampingan tersebut dapat berupa pendampingan saat
proses pemeriksaan, pemberian konsultasi hukum, sampai dengan pengupayaan adanya Diversi bagi
tersangka anak tersebut.
 Proses Diversi wajib untuk diupayakan bagi anak yang berhadapan dengan hukum dimana ada
beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Hal tersebut sesuai dengan amanat Pasal 7 UU No. 11 Tahun
2012 Tentang tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
 Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/Walinya, korban
dan/atau orang tua/Walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional
berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif. (Pasal 8 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2012 Tentang tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak).
 Proses Diversi wajib memperhatikan kepentingan korban, kesejahteraan dan tanggung jawab Anak,
penghindaran stigma negative, penghindaran pembalasan, keharmonisan masyarakat dan kepatutan,
kesusilaan, dan ketertiban umum.
 Keberhasilan proses Diversi memerlukan peran serta kesadaran berbagai pihak, mulai dari masyarakat
sampai dengan para penegak hukum.

7 7
Click to edit Master title style

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai