Anda di halaman 1dari 21

dr. Erwin Rahakbauw, Sp.

OG
KASUS 1
G1P0A0 + Hamil 38-39 minggu + CPD
ANAMNESIS :
Identitas pasien Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah menjalar sampai ke tulang belakang, dialami sejak ± 24
jam yll hilang timbul sebelum masuk rumah sakit disertai
Nama : Ny. MGT pelepasan lendir dan darah.
TTL/ Umur : 21-03-1990/ 31 thn
Riwayat ANC : 8x di dokter, terakhir 27/10/2021
Alamat : Lateri
Tgl MRS : 08/11/2021 Riwayat injeksi TT : Tidak pernah
Jam MRS : 18.00 WIT
DPJP: dr. Erwin R, Sp.OG RPD : Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-)

Riwayat Obstetric :
STATUS OBSTETRI

1. HPHT : 13-Februari- 2021 No Jenis kelamin anak Keterangan Tahun

2. Usia kehamilan : 38 minggu


- - - -
3. TP : 20-November-2021
Objective
TTV
• TD : 110/70 mmHg PEMERIKSAAN LUAR VAGINA

• HR : 80x/m • LEOPOLD I : TFU 3 jari dibawah procesus xiphoideus (29 cm)

• RR : 20x/m • LEOPOLD II : Punggung kiri, DJJ 142 x/mnt

• S : 36,6 C
• LEOPOLD III : Teraba kepala
• LEOPOLD IV : Konvergen
• SpO2 : 98%

PEMERIKSAAN DALAM VAGINA


ANTROPOMETRI (IMT )
 Vulva vagina : Tidak ada kelainan
• BB : 54.6 kg
 Porsio : Lunak
• TB : 146 cm
 Pembukaan : 2 cm
• IMT : 25.8 (Obesitas gr. 1)
 Bagian terendah : Kepala
 Hodge : 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 11.9 g/dL 11,0-15,0 g/dL
Leukosit 17.81 x103/mm3 ↑ 5,0-10,0 x 103/mm3
Trombosit 225 x 103/mm3 150-400 x 103/mm3
Rapid Antigen Non reaktif Non reaktif
HbsAg Non reaktif Non reaktf
Assesment
Tindakan :
Diagnosis Pre-OP :
• Sectio Cesarian (SC)
 G1P0A0 gravid + Hamil Aterm 38 minggu 1 hari + CPD
 Janin, tunggal, hidup, intrauterine + Presentasi kepala
Hasil:
 Bayi lahir hidup (9/10/2021)
 Jenis kelamin : Laki-laki
 BB : 3600 gram
Diagnosis Post-OP :
 PB : 50 Cm
 P1A0 partus aterm post SC
 AS : 1 menit: 7
 Janin, tunggal, hidup, intrauterine + Presentasi Kepala
5 menit: 9
Penatalaksanaan POST-OP

• Observasi TTV pasien


• Cek Hb 6 jam Post-Op
• IVFD RL : Futrolit; 2 : 1
• Drips Oksitosin 20 IU/ 8 Jam
• Inj. Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam/ IV
• Inj. Metronidazole 500 mg/ 12 jam/ IV
• Inj. PCT 1 gr/ 8 jam/ IV
• Inj. Ketorolac 30 mg/ 12 jam/ IV
• Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam/ IV
TINJAUAN PUSTAKA
Cephalo-Pelvic Disproportion
Kondisi panggul sempit yang dimiliki seorang
wanita dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya:

• Kelainan bentuk panggul akibat cacat lahir.


• Faktor genetik.
• Wanita dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
• Cedera panggul akibat kondisi klinis, seperti patah
tulang panggul, patah tulang pinggul, prolaps
organ panggul, radang panggul, atau tumor
panggul.
• Kadar hormon androgen dalam tubuh berlebih
Malnutrisi.
• Rakitis dan osteomalacia
Cephalo-Pelvic Disproportion

• Pintu atas panggul dianggap sempit apabila diameter


anterioposterior terpendeknya (konjugata vera)
kurang dari 10 cm atau apabila diameter
transversal terbesarnya kurang dari 12 cm.
• Kesempitan pintu atas panggul berdasarkan ukuran
conjugata vera (CV)
• CV = 8,5 – 10 cm dilakukan partus percobaan yang
kemungkinan berakhir dengan partus spontan atau
dengan ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio
caesaria sekunder atas indikasi obstetric lainnya.
• CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer.
• CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
dr. Erwin Rahakbauw, Sp.OG
KASUS 2
G9P8A0 + Hamil 19 minggu + Abortus Inkomplit Provokatus +
Calon Akseptor Kontak
ANAMNESIS :

Identitas pasien Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan pendarahan dari jalan lahir yang
nnamyak sejak kira-kira 1 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan keluarnya
gumpalan darah dan nyeri perut. Riwayat demam (-), mual muntah (-). Riwayat
penggunaan Misoprostol 3 tablet per vaginam ± 16 jam SMRS
Nama : Ny. CT
Riwayat ANC : Tidak pernah
TTL/ Umur : 21-03-1990/ 31 thn
Riwayat injeksi TT : Tidak pernah
Alamat : Lateri
Tgl MRS : 07/11/2021 RPD : Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-)
Jam MRS : 17.50 WIT
Riwayat Obstetric :
DPJP: dr. Erwin R, Sp.OG
No Jenis kelamin anak Keterangan Tahun

1 Laki-laki PN 2002
STATUS OBSTETRI 2 Laki-laki PN 2003
3 Perempuan PN 2005
1. HPHT : ??-Agustus- 2021
4 Laki-laki PN 2007
2. Menarche : 13 tahun 5 Laki-laki PN 2009
6 Laki-laki PN 2012
3. Usia kehamilan : 19 Minggu 7 Perempuan PN 2015
8 Laki-laki PN 2017
4. TP : ??-Mei-2021
Objective
TTV
• KU : Lemas PEMERIKSAAN LUAR VAGINA
• TD : 110/80 mmHg • Inspeksi : Kotur datar, linea nigra (-), sikatriks (-)
• HR : 100x/m • Palpasi : Supel, massa (-), Nyeri tekan (+) daerah supra pubik
• RR : 22x/m • Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-), liver span 5 cm
• S : 36,7 C • Auskultasi : BU (+) kesan normal
• SpO2 : 98% dengan O2 mask PEMERIKSAAN DALAM VAGINA
 Vulva vagina : Tidak ada kelainan
ANTROPOMETRI (IMT )  Porsio : Tebal Lunak
• BB : 59 kg  Pembukaan : pembukaan 1 cm sempit
• TB : 155 cm  Keluar darah segar disertai gumpalan darah (+)
• IMT : 24.6 (Overweight)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 8.0 g/dL ↓ 11,0-15,0 g/dL
Leukosit 14.76 x 103/mm3 ↑ 5,0-10,0 x 103/mm3
Eritrosit 3.09 x 106 /mm3 ↓ 3.5 – 5.5 106 /mm3
Trombosit 242 x 103/mm3 150-400 x 103/mm3
Rapid Antigen Non reaktif Non reaktif
HbsAg Non reaktif Non reaktf
Assesment

Diagnosis Pre-OP :
 G9P8A0 + Hamil 19 minggu + Abortus Inkomplit Provokatus (Kesan Klinis Abortus infeksiosa) + Calon
Akseptor Kontak

Tindakan :
• Kuretase + Tubektomi

Inj Asam Traneksamat 500 gr/ 8 jam /IV


Tatalaksana Pre-OP:
Transfusi Misoprostol 2 x 200 mcg/ PO
WB dan PRC 1 Bag
Perbaikan keadaan umum
IVFD RL 20 tpm
Inj Ceftriaxone 2gr/ 24 jam /IV
Inj Metronidazole 500 mg
Penatalaksanaan POST-OP

• Observasi TTV pasien


• IVFD RL : Futrolit; 2 : 1
• Drips Oksitosin 20 IU/ 8 Jam
• Inj. Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam/ IV
• Inj. Metronidazole 500 mg/ 12 jam/ IV
• Inj. Vicillin SX 1 gr/ 8 jam/ IV
• Inj. PCT 1 gr/ 24 jam/ IV
• Inj. Ketorolac 30 mg/ 12 jam/ IV
• Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam/ IV
Abortus
Abortus adalah ancaman atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan pada umur kehamilan < 20 minggu dengan berat badan janin < 500
gr.

Abortus Spontan
• Abortus yang terjadi dengan sendirinya, semata-mata disebabkan oleh faktor

Klasifikasi alamiah dan tanpa intervensi medis maupun mekanis

abortus menurut Abortus provocatus


kejadiannya • Abortus Provocatus Terapetikus
• Terjadi dengan alasan kehamilan membahayakan ibunya atau janin cacat dan
dilakukan oleh tenaga medis

• Abortus Provocatus Criminalis


• Terjadi tanpa indikasi medis atau dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang dan
dilarang oleh hukum
Klasifikasi
abortus menurut
derajat

DIAGNOSIS PERDARAHAN OUE OUI UTERUS TANDA KHAS


Abortus Iminens Sedikit Tertutup Tertutup Sesuai usai gestasi Tidak ada ekspulsi jaringan
konsepsi
Abortus Insipiens Sedang-Banyak Terbuka Terbuka Sesuai usia gestasi Tidak ada ekspulsi jaringan
konsepsi
Abortus Inkomplit Sedang-Banyak Terbuka Terbuka Sesuai usia gestasi Ekspulsi sebagian jaringan
konsepsi
Abortus Komplit Sedikit Terbuka/ Terbuka/ Lebih kecil dari usia gestasi Ekspulsi seluruh jaringan
tertutup tertutup konsepsi
Missed Abortion Tidak ada Tertutup Tertutup Lebih kecil dari usia gestasi Janin telah mati tapi tidak ada
ekspulsi dan jaringan konsepsi
Tatalaksana
Abortus inkomplet (< 16 minggu UK Pendarahan ringan sedang)
• Gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
Abortus inkomplet (< 16 minggu UK Pendarahan banyak terus menerus)
• Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat
yang disusul dengan ditransfusi darah.
• Aspirasi Vakum Manual untuk evakuasi jaringan, jika tak tersedia Kuretase
• Ergometrin 0,2 mg intramuskular untuk mempertahankan kontraksi otot uterus atau
Misoprostol 400 mcg PO.
Abortus inkomplet (> 16 minggu UK)
• Oksitosin 40 IU dalam 1000 cc RL drip 40 tpm sampai terjadi ekspulsi
• Bila Perlu Misoprostol 200 mcg pervaginam sampai ekspulsi max 800 mcg
• Bila perlu kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di uterus
Tatalaksana
Abortus Infeksiosa (abortus yang ditandai tanda-tanda infeksi genitalia lokal)
• Pemberian antibiotic berdasarkan kultur darah dan tes kepekaan antibiotic
• Bila tidak Syok  Kuretase 24 jam kemudian
• Bila ada tanda syok  infus RL, transfuse dilanjutkan dengan kuretase
Tubektomi
Tubektomi merupakan salah satu teknik kontrasepsi yang bersifat permanen yang
dilakukan pada wanita dimana saluran indung telur dipotong dan diikat agar tidak terjadi
pertemuan antara sel telur dengan sperma.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai