Anda di halaman 1dari 11

RANTAI MAKANAN DAN

SUKSESI AGROEKOLOGI
KELOMPOK 5
NAMA KELOMPOK:
1. SUHADA FAJAR ABDILLAH 191510102030
2. BAGUS KESAN BESARI RAMADHAN 191510102031
3. MUHAMMDA ALIF NUF KAHFI 191510102032
4. DITA NOVIAN WIDIYANTO191510102033
5. RAGIL ROMADHON 191510102034
6. VABHIAN BAGUS RAMADHAN 191510102035
7. MULIASARI INDAH AGUSTINA191510102036
8. IFAN MAULANA 191510102037
RANTAI MAKANAN
Rantai makanan adalah suatu peristiwa atau kejadian makan dan dimakan dalam suatu urutan yang jelas dan
sistematis dalam persaingan bertahan hidup.
Rantai makanan terbagi atas 3 jenis :
1. Sebagai produsen
Produsen adalah suatu organisme yang dapat memproduksi dan menghasilkan makanannya sendiri
Contohnya : Padi, jagung, rumput
2. Sebagai Konsumen
Konsumen adalah organisme yang tidak bisa menghasilkan makanan sendiri melainkan membutuhkan
organisme lain untuk dimakan demi kelangsungan hidupnya
• Konsumen tingkat 1: Suatu makhluk hidup yang memperoleh makanan atau energi langsung dari sang
produsen
Contohnya : Tikus, belalang, katak
• Konsumen tingkat 2: Makhluk hidup yang memakan langsung dari konsumen tingkat 1
Contohnya : Ular, kadal, biawak
• Konsumen tingkat 3: Suatu makhluk hidup yang memakan langsung dari konsumen tingkat 2
Contohnya :Elang
3. Sebagai Pengurai
Pengurai adalah suatu organisme yang mengurai organisme mati dari organik menjadi anorganik dan diutuhkan oleh produsen
Contohnya : Jamur, cacing tanah, bakteri
Mari Mengenal Agroekologi
• Agroekologi merupakan gabungan dari tiga kata,
yaitu agro(pertanian), eko/eco (lingkungan hidup), dan logi/logos (ilmu).
• Agroekologi adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi ke
dalam desain pengelolaan pertanian.
• Tujuan agroekologi adalah untuk memutus ketergantungan para petani
terhadap input eksternal dan penguasa pasar yang mendominasi sumber
daya agraria.
• Gerakan suksesi agroekologi pada hakekatnya merupakan gerakan sosial
yang mempersatukan seluruh elemen gerakan: petani, nelayan,
masyarakat adat, buruh, perempuan, kaum miskin kota, dan lain-lain.
• Praktik agroekologi meliputi tindakan sebagai berikut:
1. Penerapan agroekologi yang ada pada desain dan pengelolaan ekosistem
pertanian yang berkelanjutan.
2. Pendekatan menyeluruh pada pertanian dan pengembangan sistem pangan
yang berbasis pada pengetahuan tradisional, pertanian alternatif, dan
pengalaman sistem pangan lokal.
3. Keterkaitan ekologi pada budaya, ekonomi, dan komunitas untuk
keberlanjutan produksi pertanian, kesehatan lingkungan, dan kelestarian
pangan dan masyarakat.
• Beberapa prinsip untuk mencapai tujuan agroekologi adalah sebagai berikut:
1. Memaksimalkan fungsi ekologi
2. Memaksimalkan fungsi keanekaragaman hayati
3. Menguatkan “aturan” biologis di sistem pertanian untuk mencapai
keserasian sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Suksesi
Agroekologi
• Perbandingan habitat yang masih asri dan yang mengalami kerusakan
• Jenis-jenis tumbuhan disekitar ekosistem yang terganggu
• Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam suatu ekosistem
• Iklim,terutama arah dan kecepatan angin yang membawa
biji,spora,dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh
dalam proses berkecambahan
• Jenis substrat baru yang terbentuk
Hal-hal yang harus diterapkan agar tercapainya suksesi agroekologi :

• Gunakan sumber daya yang terbarukan.


• Manfaatkan penambatan nitrogen secara biologis.
• Gunakan bahan-bahan yang tersedia alami baik di lingkungan sekitar maupun dimanapun daripada bahan-
bahan sintetis atau buatan pabrik.
• Kurangi atau hilangkan sama sekali penggunaan material yang berpotensi dapat merusak lingkungan hidup
atau kesehatan petani maupun konsumen.
• Lakukan konservasi baik tanah maupun air dan udara.
• Menjaga keberlanjutan nutrisi dan ketersediaan bahan organik.
• Cegaherosi.
• Terapkan perkebunan lahan kering.
• Gunakan sistem irigasi yang efisien dan ramah lingkungan.
• Hemat energi.
• Gunakan teknologi tepat guna.
• Gunakan dan pelihara benih lokal.
Bentuk nyata penerapan agroekologi
• Pada tahun 2016, SPI Yogyakarta mencoba mengkampanyekan serta
mempraktekkan model pertanian agroekologi dengan melakukan beberapa
kegiatan baik berupa pendidikan dan pelatihan kepada para petani.
• Anggota SPI yang berada di kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan
Gunungkidul, praktek langsung di lahan petani anggota SPI dengan membuat
berbagai macam model percontohan berupa demplot agroekologi.
• Untuk itu SPI Bantul bersama dengan para anggotanya mencoba mencari solusi
bersama dengan melakukan pelatihan pembuatan pakan dengan model
fermentasi tersebut.
• Dan sampai sekarang, para petani anggota SPI yang mempunyai usaha
sampingan dalam beternak tidak terlalu disibukkan dengan mengurusi atau
mencukupi kebutuhan pakan setiap hari karena sudah dibuat pakan fermentasi
yang tahan lama bahkan bisa sampai dua bulan.
• Pada tahun 2018, SPI meluncurkan benih padi unggulan bernama SPI 20 tepat
saat HUT SPI, yang digelar di Lapangan Desa Klanderan, Kecamatan Plosoklaten,
Kabupaten Kediri.
• Tanaman yang diluncurkan merupakan hasil persilangan antara jenis padi pendok
dengan padi IR 64.
• Kawasan ini ditunjuk karena berkaitan dengan sejarah seputar pertanian di era
kolonial. Di samping itu, tanah di Desa Klanderan dikenal sangat subur untuk
pembenihan.
• “Jika tiang agama itu sholat, maka tiang negara adalah petani.”

Anda mungkin juga menyukai