Anda di halaman 1dari 47

IMUNITAS TUBUH

DAN
SISTEM LIMFATIK

Hayuris Kinandita
Sistem Limfatik
Rute tambahan untuk mengembalikan cairan
interstitium ke darah

Cairan keluar dari kapiler ke interstitium > cairan yang


direabsorpsi dari cairan interstitium
Akibat perbedaan tekanan ultrafiltrasi dan tekanan
reabsorpsi
Kelebihan cairan yang terfiltrasi  sistem limfe

“Talang” penyerap/pengangkut cairan


Penyerapan dan Aliran Limfe
Fungsi sistem limfe:
 Mengembalikan kelebihan cairan yang terfiltrasi
 Keadaan normal  20l difiltrasi, 17l direabsorpsi  3l
filtrasi > reabsorpsi laju aliran rerata melalui
pembuluh limfe adalah 3l/hari

Pertahanan terhadap penyakit


Cairan limfe mengalir melewati kelenjar limfe
(limfonodus)  imunitas tubuh
Fungsi sistem limfe:
Transport lemak yang diserap
Menyerap lemak dari saluran cerna
Bagaimana transport lemak di pencernaan?

Pengembalian protein yang tersaring


Mengatur tekanan osmotik koloid cairan interstitium dan
plasma
IMUNITAS TUBUH
Imunitas Tubuh
Kemampuan untuk melawan hampir semua jenis
organisme atau toksin yang cenderung merusak jaringan
dari organ tubuh

Menyingkirkan sel yang “aus” dan jaringan rusak oleh


trauma/penyakit

Mengenali sel abnormal/mutan dari dalam tubuh

Melakukan respon imun yang tidak pada tempatnya 


alergi
Fungsi leukosit:
1. Neutrofil: spesialis fagositik, mobilitas tinggi, menelan
menghancurkan patogen
2. Eosinofil: mengeluarkan bahan kimia penghancur cacing
parasitik, reaksi alergi
3. Basofil: mengeluarkan histamin dan heparin, reaksi alergik
4. Monosit: berubah menjadi makrofag
5. Limfosit:
Limfosit B: berubah menjadi sel plasma  antibodi 
destruksi benda asing  imunitas humoral
Limfosit T (sel T): langsung menghasilkan sel terinfeksi virus
dan sel mutan  bahan kimia  imunitas selular
Jaringan Limfoid
Memproduksi, menyimpan,
atau memproses limfosit.
Tdd:
Sumsum tulang
Kelenjar limfe
Limpa
Timus
Tonsil
Adenoid
Apendiks
Bercak peyer
Jaringan limfoid terkait usus
Imunitas Tubuh

Imunitas Tubuh

Imunitas bawaan/ nonspesifik Imunitas didapat/ spesifik


(innate immunity) (adaptive immunity)
12
Imunitas Bawaan
Imunitas sebagai akibat dari proses umum ≠ proses
yang ditujukan untuk suatu organisme penyebab
penyakit tertentu

Aksi SEGERA setelah ada “agen mengancam”


meskipun baru pertama kali terpapar

Lini pertama pertahanan


Imunitas Bawaan
 Fagositosis bakteri dan organisme lain
 Penghancuran organisme yang tertelan ke dalam
saluran cerna oleh asam lambung dan enzim cerna
 Daya tahan kulit terhadap invasi organisme

 Tdd:
 Inflamasi
 Interferon  antivirus
 Natural killer cell  infeksi virus, sel kanker
 Sistem komplemen melengkapi kerja antibodi
Inflamasi
Respon nonspesifik terhadap cedera jaringan
Peran dari: neutrofil dan makrofag
Tujuan:
Membawa fagosit dan protein plasma ke tempat invasi
atau kerusakan :
 Isolasi, penghancuran, inaktivasi “penyerang”
 Pembersihan debris
 Persiapan proses penyembuhan dan perbaikan
Tumor,
Rubor,
Kalor,
Dolor
Imunitas Didapat
Imunitas Humoral Imunitas Seluler
 Imunitas sel B Limfosit teraktivasi =
 Limfosit B memproduksi limfosit T
antibodi (molekul Diperantarai sel
globulin dalam plasma
darah) bersirkulasi
Imunitas Humoral
Antigen merangsang sel B untuk berubah menjadi sel
plasma yang menghasilkan antibodi

Sel B + antigen  sel plasma + sel memori (dorman)

Sel plasma menghasilkan antibodi yang dapat


bereaksi dengan antigennya
Sel plasma ~ “pabrik protein” produktif
Antibodi
Dapat dihasilkan s.d 2000 molekul antibodi per detik

Disekresikan dalam darah (sebagai imunoglobulin/γ


globulin) atau limfe

Tdd: 4 rantai polipeptida yang tersusun membentuk


huruf Y
Bagian lengan  spesifisitas antibodi
Bagian ekor  fungsional antibodi
Struktur Antibodi
Subkelas Antibodi
1. IgM
Reseptor permukaan sel B  mengikat antigen
Disekresikan pada awal respon sel plasma

2. IgG
Jumlah terbanyak (75%), di serum, dapat menembus plasenta dan
disekresi di colostrum
Diproduksi saat terpajan antigen yg sama

Menghasilkan sebagian besar respon imun spesifik terhadap bakteri


dan virus
3. IgE
 Melindungi dari cacing parasitik
 Respon alergik umum: asma, urtikaria, hay fever

4. IgA
 Pada sekresi sistem pencernaan, pernafasan, kemih-
reproduksi, ASI dan air mata

5. IgD
 Di plasma dan beberapa sel B immatur
 Fungsi belum diketahui
Mekanisme kerja antibodi
1. Kerja langsung antibodi-antigen
Aglutinasi  penggumpalan
Presipitasi  membentuk presipitat
Netralisasi  Ab menutup tempat toksik
Lisis  menyerang membran Ag
Kerja langsung Ab-Ag merupakan kerja “fisik” 
berperan kecil dalam proteksi

Penggunaan klinis?
Deteksi keberadaan Ag atau Ab tertentu
2. Aktivasi sistem komplemen
Tdd ± 20 protein (prekursor enzim)
Komponen utama: C1 s.d C9, B, dan D  terdapat di
protein plasma dan protein yang masuk ke ruang jaringan
Diaktifkan oleh jalur klasik

3. Meningkatkan fagositosis
 Peran IgG

4. Merangsang sel pemusnah

Memperkuat respon imun bawaan


Sel Memori
Sebagian kecil dari limfosit B aktif berubah menjadi
sel memori (dorman dan tetap memperbanyak diri,
berumur panjang)
Aktif pada kontak kedua dst  respon sekunder 
lebih cepat
Antigen

Kontak I

Dihancurkan sel imun

Terbentuk klon limfosit


Sel memori

Antigen Kontak II

Proliferasi klon limfosit

Respons sekunder spesifik


(lebih cepat dan intensif)

humoral immunity.swf
Imunitas Seluler
Imunitas yang diperantarai oleh sel

Sel T kontak langsung dengan sel sasaran 


menghadapi benda asing didalam sel yang tidak dapat
dicapai oleh antibodi atau sistem komplemen
makrofag

Tipe Sel T
Sel T pembantu
Jumlah >>> 60% – 80%
Meningkatkan pembentukan
sel plasma
Meningkatkan aktivitas sel
sitotoksik
Aktivasi makrofag

Pengatur utama bagi seluruh


fungsi imun  limfokin

Pada ODHA?
Fungsi pengaturan spesifik oleh limfokin:
1. Perangsangan pertumbuhan dan proliferasi sel T
sitotoksik dan sel T supresor
2. Perangsangan pertumbuhan dan diferensiasi sel B
untuk membentuk sel plasma dan antibodi
3. Aktivasi sistem makrofag
4. Efek perangsangan umpan balik terhadap sel
pembantu
Sel T sitotoksik
“Sel pembunuh”
Sel penyerang langsung
Respons Imun Seluler
Merupakan fungsi limfosit T

T-helper T-sitotoksik

Thd antigen yang terdpt pd Antigen pada antigen dalam makrofag


permukaan makrofag

Menginduksi limfosit Langsung


Produksi : limfokin Menghasilkan :  interferon

Menghancurkan Mencegah penyebaran


Mikroorganisme/antigen Mikroorganisme

micro_cell-mediated immunity.swf
The Role of Helper T Cells in Defense & Immunity
Sel T Supresor
Fungsi masih sedikit diketahui
Menekan fungsi sel T sitotoksik dan sel T pembantu
Mencegah reaksi imun berlebihan
Alergi
Reaksi hipersensitivitas imun
Penyebab:
Aktivasi sel-T  alergi reaksi lambat
Alergi pada orang “alergik”  IgE berlebihan
 Alergi atopik
 Anafilaksis
 Urtikaria
 Hay fever
 Asma
Respons alergi
IgE

Allergen
Histamine
1

Granule
Mast cell

1 2 3
IgE antibodies produced in On subsequent exposure to the
Degranulation of the cell,
response to initial exposure same allergen, IgE molecules
triggered by cross-linking of
to an allergen bind to attached to a mast cell recog-
adjacent IgE molecules,
receptors or mast cells. nize and bind the allergen.
releases histamine and other
chemicals, leading to allergy
symptoms.

Figure 43.20
Imunisasi
Pemberian vaksin agar dpt terlindung dari penyakit
infeksi yg dpt dicegah dg imunisasi

menurunkan angka kesakitan & kematian bayi & anak


akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Prinsip Imunisasi

Immunisasi (Imunitas spesifik)

Alamiah Buatan

Pasif Pasif
Antibodi (melalui Antitoksin
plasenta, kolostrum ) Antibodi

Aktif Aktif
Infeksi: virus, bakteri Toksoid
Vaksinasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai