Anda di halaman 1dari 31

“ KONSEP BAYI PREMATUR DAN BBLR

DENGAN INTERVENSI PERAWATAN


METODE KANGURU”

Oleh:
Kelompok 5
Mario Latif Akasianto
Maufiroh Liyan Fatimah
Mei Odorlina Sipayung
Metti Dwi Susanti
Mochammad Abdul Hafid
Mohammad Nur Wahyudi
Yahman Dwi Sunarko
 Bayi Prematur o BBLR

WHO menyebutkan, Berat


Menurut WHO, bayi Badan Lahir Rendah atau
prematur adalah bayi lahir BBLR adalah berat saat lahir
hidup sebelum usia kurang dari 2500 gram
kehamilan minggu ke-37 (Ferinawati, & Siyangna S,
yang dihitung dari hari 2020).
pertama haid terakhir
(Kamila L, & Elisa F, 2020).

DEFINISI
Bayi Prematur
 Faktor ibu
E
yaitu usia ibu saat hamil <20 tahun, riwayat kelahiran prematur T
sebelumnya, perdarahan antepartum, preeklamsia, malnutrisi, kelainan
uterus, hidromion, penyakit jantung/penyakit kronik lainnya, I
hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
jarak dua kehamilan yang terlalu dekat, infeksi, trauma, kebiasaan, O
yaitu pekerjaan yang melelahkan, merokok.
L
o Faktor janin O
yaitu cacat bawaan, kehamilan ganda, polihidramnion, ketuban pecah dini
cacat bawaan dan infeksi. G
o Faktor Plasenta meliputi plasenta previa, dan solutio plasenta. I
o Faktor Khusus
yaitu serviks inkompeten persalinan prematur berulang, overistensi uterus,
kehamilan ganda, kehamilan dengan hidramnion.
o Terjadi produksi prostaglandin
o Paritas (Multipara)
BBLR
E
 Faktor penyakit selama kehamilan: perdarahan T
antepartum, trauma fisik, dan psikologis, DM,
toksemia, gravidarum dan nefritis akut. I
 Faktor Ibu: usia <20 tahun atau > 35 tahun, paritas O
(multi gravida), jarak kelahiran terlalu dekat ≤ 2 tahun.
 Keadaan sosial ekonomi
L
 Faktor predisposisi lainnya: ibu seorang perokok, O
konsumsi alkohol dan pecandu obat narkotik. G
I
BAYI PREMATUR
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
BBLR P
A
 Secara umum, kejadian bayi BBLR berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) dan disebabkan T
oleh dismaturitas pada masa kandungan. O
 Biasanya hal tersebut terjadi karena adanya gangguan F
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang dapat I
disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan
S
suplai makanan bayi jadi berkurang. I
 Ibu dengan kondisi kurang gizi pada masa hamil sering O
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang L
tinggi, terlebih lagi bila ibu mengalami anemia selama kehamilan.
O
 Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik pertumbuhan sel tubuh maupun sel
G
otak janin. Anemia dapat menyebabkan kematian jani dalam I
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang
dilahirkan. Hal ini dapat menyebabkan morbiditas ibu dan
kematian perinatal.
BAYI PREMATUR
K
1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK), adalah bayi yang L
lahir dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat A
badannya sesuai dengan usia kehamilan.
S
Derajat prematuritas :
 Extremely preterm (< 28 minggu)
I
 Very preterm (28-31 minggu) F
 Moderate to late preterm (32-37 minggu) I
K
A
2. Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK), S
adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari I
berat badan seharusnya untuk masa gestasi tersebut.
Prematuritas
murni Dismatur K
L
A
BBLR S
I
Berkaitan dengan penanganan dan
F
harapan hidupnya, I
K
A
Bayi berat Bayi berat lahir
Bayi berat S
lahir ekstrem
lahir rendah sangat rendah I
rendah
(BBLR) (BBLSR)
(BBLER)
(1500-2500 (<1500 gr)
(<1000 gr)
gr)
BAYI PREMATUR

 Umur kehamilan ≤ 37 minggu.


 Berat badan ≤ 2500 gram.

 Panjang badan ≤ 46 cm.

 Lingkar kepala ≤ 33 cm.

 Lingkar dada ≤ 30 cm.

 Rambut lanugo masih banyak.

 Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.

 Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.

 Tumit mengkilap, telapak kaki halus.

 Genetalia belum sempurna

 Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang.
 Vernix caseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

Manifestasi Klinis
BBLR
 Berat badan kurang dari 2.500 gram.
 Panjang kurang dari 45 cm.

 Lingkaran dada kurang dari 30 cm.

 Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.

 Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

 Kepala relatif besar. g. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kulit kurang.
 Otot hipotonik lemah.

 Pernapasan tidak teratur, dapat terjadi apnea (gagal napas).

 Ekstremitas: paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus.

 Kepala tidak mampu tegak.

 Pernapasan sekitar 45 sampai 50 denyut per menit.

 Frekuensi nadi 100 sampai 140 denyut per menit

MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan Pemeriksaan
lab darah Bilirubin total

Pemeriksaan
Penunjang
Bayi Prematur &
BBLR

Pemantauan Pemeriksaan
elektrolit (Na, analisa gas
K, Cl) darah.
BAYI PREMATUR P
E
N
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. A
2. Pencegahan infeksi T
A
3. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna,
L
oleh sebab itu pemberian nutrisi harus A
dilakukan dengan cermat. K
4. Pengaturan diet dan monitoring BB S
A
5. Menjaga hygiene N
6. Pemberian terapi oksigenasi bila perlu. A
7. Perawatan tali pusat dalam keadaan bersih. A
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan N
pemberian ASI
9. Perawatan inkubator
BBLR P
E
N
Prinsip penatalaksanaan bayi BBLR adalah menghangatkan dan
A
menjaga suhu tubuh bayi dalam kondisi normal.
T
A
L
1. Kontak skin to skin A
2. Kangaroo Mother Care atau Perawatan Metode K
Kanguru (PMK) S
A
3. Pemancar panas N
4. Inkubator A
5. Ruangan yang hangat A
N
Pendidikan kesehatan

Pengawasan & pemantauan

Pencegahan Pencegahan hipotermia pada bayi


&
Pengendali
an Melakukan terapi tanpa biaya yang
BBLR dapat dilakukan

Mengukur status gizi ibu hamil

Melakukan perhitungan dan persiapan


langkah–langkah dalam kesehatan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BAYI
PREMATUR DAN BBLR
 Pengkajian
Pengkajian pada bayi prematur dan BBLR meliputi

1. Biodata
Berisi data tentang identitas bayi, identitas orang tua, keluhan utama seperti PB<
45cm, LD < 30cm, LK < 33 cm, Hipotermi, kemudian riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dahulu.

2. Masalah yang berkaitan dengan ibu

3. Umur kehamilan
biasanya antara 24 sampai 37 minggu, rendahnya berat badan pada saat kelahiran,
SGA, atau terlalu besar dibandingkan umur kehamilan, berat biasanya kurang dari
2500 gram, kurus, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relative
lebih besar dibandingkan badan, kelainan fisik yang mungkin terlihat.
4. Sistem Kardiovaskular
Denyut jantung rata-rata 120 sampai 160 per menit pada bagian apekal dengan
ritme yang teratur pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada setengah
bagian interkostal, yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena
hipertensi atau atelektasis paru.

5. Sistem Gastrointestinal
Penonjolan abdomen: pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam,
reflek menelan dan menghisap yang lemah, ada atau tidak ada anus, ketidak
normalan congenital lain yang mungkin terjadi. BAB berwarna pucat.

6. Sistem Integumen
Kulit yang berwarna merah muda atau merah, kekuning-kuningan, sianosis, atau
campuran bermacam warna, sedikit vernik kaseosa dengan rambut lanugo
disekujur tubuh, kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengilap, edema yang
menyeluruh atau di bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek
belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada sama sekali,
petekie atau ekimosis. Tampak ikterik pada kulit, sklera dan membran mukosa.
7. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak, tulang
tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif atau latergik.

8. Sistem Neurologis
Reflek dan gerakan pada tes neurologist tampak tidak resisten, gerak refleks hanya
berkembang sebagian, menelan, mengisap, dan batuk sangat lemah atau tidak efektif,
tidak ada atau menurunnya tanda neurologist, mata mungkin tertutup atau mengatup
apabila umur kehamilan belum mencapai 25 sampai 26 minggu, suhu tubuh tidak stabil,
biasanya hipotermia, gemetar, kejang dan mata berputar, biasanya bersifat sementara,
tetapi mungkin juga ini mengindikasikan adanya kelainan neurologis. Refleks hisap
kurang, tampak lemah.

9. Sistem Pernapasan
Jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 per menit diselingi dengan periode apnea,
pernapasan yang tidak terarur, dengan faring nasal (nasal melebar), dengkuran, retraksi
(interkostal, suprasternal, substernal), terdengar suara gemerisik.
10. Sistem Perkemihan
Ginjal berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran, ketidakmampuan untuk melarutkan
ekskresi di dalam urine.

11. Sistem Reproduksi


Bayi perempuan, klitoris yang menonjol dengan labium mayora yang belum
berkembang, bayi laki-laki skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga
yang kecil, testis tidak turun ke dalam skrotum.

12. Temuan sikap


biasanya bayi menangis lemah, tidak aktif, dan tremor.
MASALAH KLINIS YANG DITEMUKAN DALAM
PENGAKJIAN PADA BAYI PREMATUR YAITU (MARYUNI,
2018):

Hipotermia Perdarahan
1 10

Hipoglikemia/ hiperglikemia Anemia


2 11

Gangguan sistem imun (risiko


Bayi susah minum ASI infeksi)
3 12

Gangguang sistem kardiovaskuler


Ikterus
4 13

Kejang pada bayi Gangguan saraf dan otak


5 14

Asfiksia Gangguan sistem pencernaan


6 15

Apneu periodik Gangguan elektrolit


7 16

Gangguan penglihatan
Edema (retinopati) dan pendengaran
8 17

Distensi abdomen Retrolental fibroplasia


9 18

Gangguan perkembangan dan


19 pertumbuhan Kelainan bawaan 20
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipotermia b.d berat badan ekstrem, kekurangan lemak


subkutan, penurunan laju metabolisme, malnutrisi.

2. Risiko ikterik neonates dibuktikan dengan penurunan BB


abnormal, prematuritas.

3. Risiko infeksi dibuktikan dengan ketidakadekuatan


pertahanan tubuh sekunder, malnutrisi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan Keperawatan
Hipotermia b.d Tujuan: Manajemen Hipotermia
berat badan Setelah dilakukan Observasi
ekstrem, tindakan keperawatan, 1. Monitor suhu pasien , Mengidentifikasi penyebab
Hipotermia
kekurangan suhu tubuh normal.
2. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia.
lemak subkutan, Kriteria hasil: Terapeutik
penurunan laju Suhu tubuh dalam 3. Monitor faktor orang tua yang mempengaruhi
metabolisme, rentang normal (36,5- keterlibatannya dalam perawatan
malnutrisi. 37,50C) 4. Perawatan Kanguru
Nadi dalam rentang Terapeutik
normal (80-100x/menit). 5. Pastikan status fisiologi bayi terpenuhi dalam
perawatan.
6. Sediakan lingkungan yang tenang, nyaman dan
hangat Berikan kursi pada orang tua jika
diperlukan
7. Posisikan bayi telungkup tegak lurus di dada
orang tua.
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan Keperawatan
8. Miringkan kepala bayi ke salah satu sisi kanan
atau kiri dengan kepala sedikit tengadah. Hindari
mendorong kepala fleksi dan hiperkstensi
9. Biarkan bayi telanjang hanya menggunakan
popok, kaus kaki dan juga topi
10. Posisikan punggung dan lengan bayi dalam
posisi fleksi Posisikan bayi diamankan dengan
kain panjang atau pengikat lainnya. Buat ujung
pengikat tepat berada di bawah kuping bayi
Edukasi
11. Jelaskan tujuan dan prosedur perawatan kanguru.
12. Jelaskan keuntungan kontak kulit ke kulit orang
tua dan bayi.
13. Anjurkan orang tua menggunakan pakaian
nyaman, bagian depan terbuka.
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil Keperawatan
Risiko ikterik Tujuan: Perawatan bayi
neonatus Setelah dilakukan Observasi
dibuktikan dengan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda-tanda vital bayi
penurunan BB diharapkan risiko Terapeutik
abnormal, ikterik dapat berkurang 2. Mandikan bayi dengan suhu ruangan 21-24 o C
prematuritas serta integritas kulit 3. Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit dan 2x dalam
dan jaringan sehari.
meningkat. 4. Rawat tali pusat secara terbuka (tidak dibungkus
Kriteria hasil: apapun).
Kerusakan jaringan 5. Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi kapas yang
menurun telah diberi air matang.
Kerusakan lapisan kulit 6. Kenakan popok bayi di bawah umbilicus, jika tali
menurun pusat belum terlepas.
7. Lakukan pemijatan bayi.
8. Ganti popok bayi jika basah.
9. Kenakan pakaian bayi dari bahan katun.
Edukasi
10. Anjurkan ibu menyesui sesuai kebutuhan bayi.
11. Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah.
12. Ajarkan cara pemberian makanan pendamping ASI
pada bayi usia > 6 bulan.
 
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan Keperawatan
Fisioterapi Neonatus
Observasi
13. Monitor tanda-tanda ikterik pada sclera dan
kulit bayi.
14. Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan
usia gestasi dan berat badan bayi.
15. Observasi kebutuhan pemberian fisioterapi,
jika perlu.
Terapeutik
16. Siapkan lampu fisioterapi dan inkubator
atau kota bayi, jika perlu.
17. Berikan penutup mata (eye
protector/bilibland) pada bayi, jika perlu.
Edukasi
18. Jelaskan kondisi bayi pada orang tua.
19. Berikan dukungan spiritual pada orang tua,
jika perlu.
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil Keperawatan
Risiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
dibuktikan dengan asuhan keperawatan Observasi
ketidakadekuatan selama 3 x 2 jam 1. Monitor tanda vital.
pertahanan tubuh diharapkan resiko
2. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
sekunder, infeksi dapat
malnutrisi. berkurang. Kriteria sistemik.
hasil: 3. Kaji tanda-tanda infeksi ; suhu tubuh, nyeri dan
Mengenali tanda dan perdarahan
gejala yang Terapeutik
mengindikasikan risiko 4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah setiap
dalam penyebaran melakukan kegiatan perawatan pasien.
infeksi. Edukasi
Mengetahui cara 5. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala
mengurangi penularan
infeksi. infeksi.
Mengetahui aktivitas 6. Mengajarkan pasien dan keluarga bagaimana
yang dapat menghindari infeksi.
meningkatkan infeksi 7. Rawat luka (inspeksi kondisi luka).
8. Mengajarkan pasien merawat luka.

 
KONSEP PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)

 Pengertian
Perawatan metode kanguru (PMK) adalah salah satu metode perawatan
BBLR dengan melakukan kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit
bayi. Metode kanguru merupakan alternatif pengganti inkubator yang
efektif dan aman untuk perawatan BBLR terutama di negara berkembang.
Kelebihan metode kanguru efektif dalam memenuhi kebutuhan bayi yang
mendasar dan utama yaitu kontak kulit bayi dengan kulit ibu dimana dari
tubuh ibu bayi akan mendapatkan kehangatan yang akan berguna dalam
menghindari bayi dari hipotermia, metode kanguru mempermudah
pemberian ASI eksklusif, memberikan perlindungan dan menurunkan
kejadian infeksi pada bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Pemberian metode kangguru ini dirasa sangat efektif
untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sangat mendasar seperti
kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan
dan kasih saying (Maryuni, 2018).
 Tujuan
Tujuan dari pemberian perawatan metode kanguru adalah
untuk menjaga agar bayi tetap hangat. Metode ini dapat
dimulai segera setelah bayi lahir atau setelah bayi stabil.
Metode ini dapat dilakukan di rumah sakit maupun di
rumah. Pemberian metode ini dapat terus dilakukan
meskipun bayi belum bisa menyusui ((Wati R.C.R, Risa E,
& Esti Y, 2019).

o Jenis
 Perawatan Metode Kangguru Intermitten
 Perawatan Metode Kangguru Kontinyu
Lama dan Waktu PMK

1. Secara bertahap lama waktu penerapan metode kangguru ditingkatkan dari (Maryuni, 2018):
 Mulai dari perawatan belum menggunakan perawatan metode kangguru.
 Dilanjutkan dengan pemberian perawatan metode kangguru intermitten.
 Kemudian diikuti dengan perawatan metode kangguru kontinyu.

2. Pelaksanaan metode kangguru yang singkat kurang dari 60 menit dapat membuat bayi stress.
Strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut antara lain:
 Jika bayi masih berada di fasilitas pelayanan kesehatan, maka lebih baik bayi diletakkan di
inkubator.
 Apabila bayi telah dilakukan pemulangan, anggota keluarga lain dapat menggantikan ibu
dalam melaksanakan perawatan metode kangguru.

3. Pemberian metode kangguru dapat dihentikan, apabila :


 Berat badan bayi minimal >2500 gram
 Bayi mampu menetek dengan kuat seperti bayi besar dan sehat
 Suhu tubuh bayi stabil 37°C
Prosedur Pelaksanaan PMK

 Semua pakaian bayi dilepas


 Ibu atau keluarga yang akan menggendong diminta melepas BH atau baju
dalam (hanya memakai baju/atau kaos yang longgar).
 Gendong bayi, letakkan bayi didalam baju sehingga terjadi sentuhan kulit ibu
dan kulit bayi tanpa perantara.
 Bebat/ikat pinggang ibu dibawah badan bayi sehingga badan badan bayi
terhatan tidak turun ( ikatan di luar baju).
 Gendong bayi seperti biasa menggunakan kain, ikatan kain penggendong
diluar baju ibu.
 Pakaikan topi penutup kepala bayi.

Anda mungkin juga menyukai