Anda di halaman 1dari 28

 Korupsi disebabkan adanya 2 faktor : faktor internal


dan eksternal
 Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat
dilakukan untuk mengurangi/menghilangkan faktor
penyebab korupsi
Langka-langkah anti
korupsi meliputi :

 Memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman
 Memperbaiki moral bangsa
 Meningkatkan kesadaran hukum individu dan
masyarakat
 Mengentaskan kemiskinan
 Memilih pemimpin yang bersih, jujur, anti korupsi,
peduli, cepat tanggap dan teladan
Menurut Romi dkk, 2011

 Pada dasarnya korupsi terjadi karena adanya faktor
internal (niat) faktor eksternal (kesempatan)
 Untuk pencegahan korupsi dapat dimulai dengan
menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada semua
individu, ada 9 nilai-nilai:

NILAI-
NILAI
ANTI
KORUPSI

Jujur

 Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong dan tidak curang.
 Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi
kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya
(Sugono, 2008).
 Prinsip kejujuran harus dapat dipegang teguh oleh
setiap mahasiswa sejak awal untuk memupuk dan
membentuk karakter sedini mungkin dalam setiap
pribadi mahasiswa. 
 Permasalahan yang hingga saat ini masih menjadi
fenomena dikalangan mahasiswa yaitu, budaya
ketidakjujuran mahasiswa.
 Bahkan akar dari masalah korupsi, kolusi dan nepotisme
di Indonesia adalah murni dari faktor ketidakjujuran
pada waktu menjadi mahasiswa.
 terdapat beberapa contoh budaya ketidakjujuran
mahasiswa, misalnya:
a. Mencontek
b. Plagiasi (penjiplakan karya tulis)
c. Titip absen

 Pertama, contoh budaya ketidakjujuran mahasiswa
adalah perilaku mencontek, maka teman yang di contek
tentunya telah ´terampas´ keadilan dan kemampuannya.
Ketika mahasiswa yang di contek belajar siang malam,
 tetapi penyontek yang suka hura-hura dengan
gampangnya mencuri hasil kerja keras temannya.
Mencontek akan menghilangkan rasa percaya diri
mahasiswa. Bila kebiasaan tersebut berlanjut maka
percaya diri akan kemampuan diri menjadi luntur,
sehingga semangat belajar jadi hilang,
 mahasiswa akan terkungkung oleh pendapatnya sendiri,
yang merasuki alam pikirnya bahwa untuk pintar tidak
harus dengan belajar, tapi mencontek.
Disiplin

Contoh :
perilaku dan kebiasaan peserta didik menghambat dan tidak
menunjang proses pembelajaran. Misalnya: sering kita jumpai
mahasiswa yang malas, sering tidak hadir, motivasi yang kurang
dalam belajar, tidak mengerjakan tugas, melanggar tata tertib
kampus, tidak terlambat masuk kuliah, melaksanakan jadwal
piket atau dinas sesuai jadwal yang ditetapkan, tidak membuat
gaduh di kelas atau kampus, duduk dengan rapi, tidak
mengganggu orang lain, mengumpulkan tugas tepat waktu, tidak
berbicara sendiri atau diskusi dengan teman ketika dosen
menjelaskan, mengisi jam kosong pembelajaran dengan hal-hal
yang positif, misalnya mengerjakan tugas, membaca buku, diskusi
dengan teman tentang pelajaran, mematuhi semua tata tertib yang
ada.
Tanggung jawab

Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam
bentuk :
a.Mempunyai prinsip dan memikirkan kemana arah masa depan yang akan
dituju.
b.Mempunyai atitude atau sikap yang menonjolkan generasi penerus tenaga
kesehatan yang berguna dikemudian hari dalam mengembangan profesinya.
c.Selalu belajar untuk menjadi generasi muda yang berguna, tidak hanya
dengan belajar akan tetapi mempunyai sikap dan kepribadian baik
d.Mengikuti semua kegitan yang telah dijadwalkan oleh kampus yait ikut
Praktikum laboratorium di kampus, Praktik Klinik di Rumah Sakit,
Puskesmas dan Komunitas; ujian, dan mengerjakan semua tugas in dan out.
e.Menyelesaikan tugas pembelajaran dan Praktik secara individu dan
f.kelompok yang diberikan oleh Dosen dengan baik dan tepat waktu.
Adil
Nilai keadilan dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-
hari, baik di dalam kampus maupun di luar kampus antara lain dapat
diwujudkan dalam bentuk:


a. Selalu memberikan pujian tulus kepada kawan yang berprestasi,
b.Memberikan saran perbaikan dan semangat pada kawan yang tidak berprestasi
c.Tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial, dan lain-lain.
d.Ketika ada teman berselisih, dapat bertindak bijaksana dan memberikan solusi
serta tidak memojokkan salah satu pihak, memihak yang benar secara
proporsional
e.Tidak mengurangi dosis atau takaran obat yang diberikan kepada klien
f.Adil terhadap dirinya sendiri, seperti belajar maksimal sebagai sebuah keadilan
keadilan terhadap potensi dan bakat yang diberikan oleh Alloh SWT untuk
ditumbuhkembangkan secara optimal dan menghargai bakat yang diberikan oleh
Alloh SWT.
g.Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan dengan cara hidup seimbang.
Belajar dan bekerja, berolah raga, beristirahat atau menunaikan hak tubuh lainya
seperti makan atau minum dengan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan.
h.Memberikan pelayanan perawatan yang sama kepada semua klien (tidak
membedakan status sosial, agama, ras/suku bangsa)
Berani
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di luar
kampus. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk:
Bertanya kepada dosen jika tidak mengerti


Berani mengemukakan pendapat secara bertanggung jawab ketika berdiskusi atau berani
maju ke depan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
Melaporkan temannya yang membuat tugas atau makalah dengan cara copy paste dari sumber
lain, tanpa memperhatikan kaidah penulisan ilmiah atau meyadur dari makalah yang sudah jadi
(yang dibuat sendiri maupun dibuat orang lain)
Melaporkan teman yang berbuat curang ketika ujian seperti mencontek, membuat ringkasan
untuk mencontek, diskusi pada saat ujian
Melaporkan diri sendiri atau teman jika mengalami intimidasi atau kekerasan dari teman atau
orang lain
Mengakui kesalahan yang diperbuat dan bertanggungjawab untuk memperbaiki kesalahan
serta berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama
Mengajukan saran/usul untuk perbaikan proses belajar mengajar dengan cara yang santun
Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding, jurnal, atau publikasi ilmiah lainnya
Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran mahasiswa serta perbuatan tercela
PRINSIP-PRINSIP
ANTI KORUPSI
Transparansi

Akuntabilitas Kewajaran
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI-
KORUPSI

Kebijakan Kontrol
Aturan Main Kebijakan
Akuntabilitas
• Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara
aturan dan pelaksanaan kerja
• Semua lembaga mempertanggungjawabkan
kinerjanya sesuai aturan main baik pada level
budaya (individu dengan individu) maupun
pada level lembaga.
Bagaimana mengukur Akuntabilitas ?

1. Akuntabilitas harus dapat diukur dan


dipertanggungjawabkan melalui
Mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses
pelaksanaan, dampak dan manfaat
yang diperoleh masyarakat baik secara
langsung maupun manfaat jangka panjang
dari sebuah kegiatan.
Transparansi
 Transparansi merupakan prinsip yang
mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala
bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.
 Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus
kontrol bagi seluruh proses dinamika
struktural kelembagaan.
 Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust).
Perlunya Keterlibatan masyarakat dalam
proses transparansi:
 Proses penganggaran yang bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi)
terhadap kinerja anggaran.
 Proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan. Hal ini terkait
pula dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan
(anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).
 Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang
berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme
pengelolaan proyek, pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan
pertanggungjawaban secara teknis.
 Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek
pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan publik dan yang lebih
khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.
 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan proyek yang dilakukan secara
terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif, tapi
juga secara teknis dan fisik dari setiap out put kerja-kerja pembangunan.
Fairness

 Prinsip fairness ditujukan


untuk mencegah terjadinya
manipulasi (ketidakwajaran)
dalam penganggaran, baik
dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran
lainnya.
lima langkah penegakan prinsip fairness

1. Komprehensif dan disiplin yang berarti mempertimbangkan


keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget).
2. Fleksibilitas yaitu adanya kebijakan tertentu untuk efisiensi dan
efektifitas.
3. Terprediksi yaitu ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas
value for money dan menghindari defisit dalam tahun anggaran
berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari
adanya prinsip fairness di dalam proses perencanaan
pembangunan.
4. Kejujuran yaitu adanya bias perkiraan penerimaan maupun
pengeluaran yang disengaja, yang berasal dari pertimbangan teknis
maupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari prinsip
fairness.
5. Informatif, yaitu adanya sistem informasi pelaporan yang teratur
dan informatif sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses
pengambilan keputusan. Sifat informatif merupakan ciri khas dari
kejujuran.
Kebijakan Anti-Korupsi
• Kebijakan anti korupsi mengatur tata interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat.
• Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan undang-
undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang
kebebasan mengakses informasi, undang-undang
desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun
lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara.
4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Anti-korupsi

Kultur Pelaksana
4 Aspek Kebijakan ….
 Isi kebijakan:
Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya
terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi.
 Pembuat kebijakan:
Kualitas isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas
pembuatnya.
 Pelaksana kebijakan:
Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh
aktor-aktor penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
 Kultur kebijakan:
Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-nilai, pemahaman,
sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau
undang-undang anti korupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini akan
menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan
korupsi.
Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar


kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi.
3 Model Kontrol Kebijakan

Partisipasi Oposisi

KEBIJAKAN

Revolusi
3 Model Kontrol Kebijakan
 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
 Oposisi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
 Revolusi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang
dianggap tidak sesuai.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai