Anda di halaman 1dari 26

Konsep Asuhan

Keperawatan CHF
Kelompok 10 3A
Nama kelompok

1. Anisa nurul Aini (P1337420419019)


2. Nadila Puspaningrum (P1337420419051)
3. Sofy Nur Oktamia (P1337420419111)
4. Shela al afamas A (P1337420419081)
Kajian teori CHF

Etiologi

01

Pengertian Penata laksanaan

Pemeriksaan
penunjang
Konsep Asuhan keperawatan CHF

01 02 03 04
Pengkajian Diagnosa Intervensi Implrmentasi

05
Evaluasi
Kajian Teori CHF
Pengertian
CHF adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen
secara adekuat. CHFmerupakan suatu keadaan dimana
patologisnya yaitukelainan fungsi jantung yang
menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan darah yang pada umumnya
untuk metabolisme jaringan. Gangguan fungsi jantung
dan metode-metode bantuan sirkulasi ditinjau dari efek-
efeknya terhadap 3 perubahan penentu utama dari
fungsi miokardium yaitu Preload, Afterload dan
kontraktilitas miokardium (Udjianti, 2010 ;
Ruhyanudin, 2007 ).
ETIOLOGI
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut : (Aspani, 2016)
● Disfungsi miokard
● Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
1. Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, .. ............duktus arteriosus paten
2. Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3. Disaritmia
● Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload) Peningkatan kebutuhan
metabolik (demand oveload)
PENATALAKSANAAN

Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai berikut :


● Terapi farmakologi :
Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin converting enzym inhibitor
(ACEI), beta bloker, angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis aldosteron,
serta pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan konstipasi.

● Terapi non farmakologi :


Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan gaya hidup, pendidikan kesehatan
mengenai penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan, monitoring dan kontrol
faktor resiko.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasiendengan kasus gagal jantung kongestive di
antaranya sebagai berikut :
● Elektrokardiogram : Hiperatropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, disaritmia,
takikardia, fibrilasi atrial.
● Uji stress : Merupakan pemeriksaan non-invasif yang bertujuan untuk menentukan kemungkinan
iskemia atau infeksi yang terjadi sebelummnya.
● Ekokardiografi
1. Ekokardiografi model M (berguna untuk mengevaluasi volume balik dan kelainan regional, model
M paling sering diapakai dan ditanyakan bersama EKG).
2. Ekokardiografi dua dimensi (CT scan)
3. Ekokardiografi dopoler (memberikan pencitraan dan pendekatan transesofageal terhadap jantung)
● Katerisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal
jantung kanan dan kiri dan stenosis katup atau insufisiensi
● Radiografi dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
LANJUTAN
● Elektrolit : Mungkin beruban karena perpindahan cairan/penurunan fungsi
ginjal terapi diuretik
● Oksimetrinadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
kongestif akut menjadi kronis.
● Analisa gas darah :Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratory
ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir)
● Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin : Peningkatan BUN menunjukkan
penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan
indikasi
● Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas
tiroid sebagai pencetus gagal jantung.
Konsep
keperawatan
CHF
PENGKAJIAN
● Biodata klien dan penanggung jawab
● Riwayat Kesehatan
1). Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian
 
2). Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit
 
3). Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita seperti riwayat
Hipertensi, Diabetes Mellitus, kelainan jantung.
 
4). Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah riwayat penyakit stroke non hemoragik yang diderita oleh anggota keluarga yang lain atau
riwayat lain baik bersifat genetis maupun tidak.
 
LANJUTAN
● Pengkajia Pola Fungsional
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2. Pola Nutrisi / Metabolic Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
3. Pola Eliminasi diri
Makan/minum          
4.Pola Aktivitas dan Latihan Mandi          
Toileting          
Berpakaian          
Keterangan Skoring : Mobilitas di tempat tidur          
Berpindah          
1. : Mandiri Ambulasi/ROM          
2. : Alat bantu
3. : Dibantu orang lain
4. : Dibantu orang lain dan alat
5. : Tergantung total
LANJUTAN
● Pola tidur dan istirahat (lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun tidur)
● Pola perceptual (penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi).
● Pola persepsi diri (pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
● Pola sekualitas dan reproduksi (fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi, dll)
● Pola peran hubungan (komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan
keuangan)
● Pola menejemen koping stress (Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir
ini, dll)
● Sistem nilai dan keyakinan (pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan,
dll)
LANJUTAN
● Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
TD : ……. P : … N : … S : …. BB : .… TB : ..…
Kepala
Leher
Toraks
Abdomen
Genital
Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan)
● Program Terapi
● Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium

 
DIAGNOSA KEPERAWATA
○ Gangguan pertukaran gas b.d perfusi paru tidak cukup mendapat ventilasi
○ Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
○ Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
○ Penurunan curah jantung b.d perubahan preload, perubahan afterload
dan/atau perubahan kontraktilitas
○ Ansietas b.d kurang terpapar informasi
INTERVENSI
1. Gangguan Pertukaran gas b.d perfusi paru tidak cukup mendapat ventilasi
Tujuan : Gangguan pertukaran gas dapat diatasi
Dapat bernafas dengan normal
Merasakan nyaman 
Intervensi :
● Monitor TTV
● Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
● Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
● Ajarakan teknik relaksasi nafas dalam dan batuk efektif
● Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
 
LANJUTAN
2. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan umum
Tujuan : Masalah intoleransi aktivitas dapat diatasi
Kriteria hasil : Mampu beraktivitas dengan baik
Intervensi :
● Bantu klien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
● Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
● Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
● Menjelaskan batasan aktivitas klien sesuai kondisi
● Beri reinforcement positif setiap kemajuan klien

 
3. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x3 jam
diharapkan inspirasi dan atau ekspirasi yang memberikan ventilasi
adekuat membaik.
kriteria hasil :
a. Disspnea menurun (5)
b. Penggunaan otot bantu napas menurun (5)
c. Pemanjangan fase ekspirasi menurun (5)
d. Ortopnea menurun (5)
e. Pernapasanpursed-lip menurun (5)
f. Pernapasan cuping hidung menurun (5)
g. Ventilasi semenit meningkat (5)
h. Kapasitas vital meningkat (5)
Intervensi
● Manajemen jalan napas
1. Observasi
a. Monitor pola napas
b. Monitor bunyi napas
c. Monitor sputum
2. Terapeutik
a. Pertahankan kepatenan jalan nafas
b. Posisikan semi-fowler
c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterafi dada
e. Lakukan penghisapan lendir
f. Lakukan hiperoksigenasi
g. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
h. Berikan oksigen jika perlu
LANJUTAN
4. Penurunan curah jantung b.d perubahan preload, perubahan
afterload dan/atau perubahan kontraktilitas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan curah
jantung meningkat.
Kriteria hasil :
1. Tanda vital dalam rentang normal
2. Kekuatan nadi perifer meningkat
3. Tidak ada edema
Lanjutan
Intervensi :
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
3. Monitor intake dan output cairan
4. Monitor keluhan nyeri dada
5. Berikan terapi terapi relaksasi untuk mengurangi strees, jika perlu
6. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
7. Anjurkan berakitifitas fisik secara bertahap
8. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
LANJUTAN
5. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
tingkat ansietas menurun
Kriteria Hasil :
1. Pasien mengatakan telah memahami penyakitnya
2. Pasien tampak tenang
3. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Lanjutan
Intervensi :
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
2. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Gunakan pendekatan yang teang dan meyakinkan
5. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
6. Anjurkan keluarga untuk tetap menemani pasien, jika perlu
7. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
IMPLEMENTASI

Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat


serta menulis respon pasian setelah dilakukan tindakan
EVALUASI
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan
keperawatan, yaitu :
1. Tujuan tercapai/masalah teratasi
2. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian
3. Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai