Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN STRUKTUR

UNTUK PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG


DI DKI JAKARTA

Short Course HAKI, Jakarta, 24 Agustus 2006


PERENCANAAN STRUKTUR
UNTUK PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG
DI DKI JAKARTA

DOKUMEN PERENCANAAN

Short Course HAKI, Jakarta, 24 Agustus 2006


Maksud dan Tujuan :

1. Berkas perencanaan lebih baik dan jelas


2. Pemeriksaan lbh mudah dimengerti, bisa lebih lancar
3. Pedoman selama ini tidak ada
4. Perencana sangat bervariasi

Lingkup :

1. Kelengkapan Berkas Perencanaan & Administratif


2. Materi teknis
3. Proses pemeriksaan
Perizinan di DKI, bidang struktur :
1. Rumah tinggal 2 lantai, bentang s/d 5 m, tanpa izin struktur
2. Bangunan < 4 lapis, DP2B Wilayah Kota
3. 4 – 7 lapis, Sie Konstruksi DP2B DKI, Jatibaru
4. > 7 lapis dan bangunan khusus, pemeriksaan TPKB

Izin Pendahuluan (I.P.) Struktur :

1. I.P. Pondasi; pondasi, diaphragm wall, ekskavasi, dewatering


2. I.P. Struktur Menyeluruh
Prinsip Dasar Pihak DKI :

• Professional, itikad baik, tanggung jawab


• Mengikuti peraturan dan kaidah teknis
• Cenderung konservatif
• Pengarahan
• Pemeriksaan bukan selaku Accredited Checker
• Mengikuti perkembangan teknis
• Selalu berkomunikasi dg assosiasi profesi
Latar Belakang Adanya Pemeriksaan :

 Awal ’70 an, pembangunan pesat, rumit dan kompleks


 Keselamatan bangunan dan lingkungan
 Aparat Pemerintah Daerah relatif sedikit
 Tim yang solid memeriksa berkas perencanaan dan
menjembatani Perencana dg Pemda DKI
 1975, runtuhnya gedung 4 lt di Jl. Gajah Mada, keharusan
SIBP
 Perencanaan struktur tidak 100 % matematis atau science,
Perlu juga “engineering judgement”
 Tim DKI : dari perguruan tinggi, assosiasi profesi, instansi
Pemda DKI, dll .
Proses Pemeriksaan :

 Pemeriksaan kelengkapan berkas Sekretariat DPPB


 Pembahasan dalam sidang berkala
 Kehadiran Perencana hanya bila diperlukan
 Hasil sidang, 7 kemungkinan
 Perencana berkesempatan memperbaiki
 Bila tetap bermasalah, bisa mendapat teguran
 Assosiasi terkait diberi tembusan
Struktur Yang Baik :
* Kuat, Stabil dan Cukup Kaku
* Tidak berdampak negatif bagi pengguna dan
lingkungan, saat pelaksanaan & penggunaan

Perencanaan Yang Diharapkan :


 Struktur bangunan harus aman
 Laporan perencanaan, perhitungan struktur & gambar-
gambar hrs jelas dan tertib
 Peraturan-peraturan, kaidah-kaidah teknik hrs dikuti dan
ditrapkan dg baik
Peraturan-peraturan Perencanaan :

 Peraturan dan kaidah teknik


 Perda 7 DKI, 1991, Bangunan Dalam Wilayah DKI
 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung SKBI-1.3.53.1987; UDC: 624.042
 SNI 03-1726-2002 : Gempa
 SNI 03-1729-2002 : Struktur Baja
 SNI 03-2847-2002 : Struktur Beton
 Penggunaan peraturan L.N.
Kelengkapan Dokumen :

 Gambar TPAK
 Soiltest
 Perhitungan struktur
 Gambar-gambar struktur atas & bawah.
Jelas dan ikut norma
 Fotocopy SIPTB Perencana Struktur dan Geoteknik
(sesuai Perda)
 Laporan loading test dan evaluasi
 Formulir Isian, Sekretariat DPPB-DKI
Laporan Perencanaan Struktur :

 Bahasa Indonesia, hal tertentu bisa bahasa Inggeris


 Summary harus Bahasa Indonesia
 Jelas, sistematis, halaman bernomor
 Hal-hal penting, ditunjukkan perhitungannya
 Konsisten dalam asumsi dan pemakaian peraturan
 Gambar sistem struktur, dimensi ; tiap tahap berizin
 Gambar kerja struktur atas maupun bawah
 Elemen sekunder
 Perubahan ataupun penambahan
 Konsultan asing,
Pemegang SIBP : Executive Summary – Bhs. Indonesia
 Informasi struktur atas/bawah untuk proses bertahap
Gambar-gambar Struktur :

 Daftar gambar
 Struktur penahan tanah (bila diperlukan)
 Dewatering (bila diperlukan)
 Pondasi
 Basement (bila ada), termasuk dinding penahan –
tanah pada saat pelaksanaan
 Metode pelaksanaan struktur bawah, basement
 Denah dan pelat lantai
 Balok & kolom
 Core atau dinding geser (bila ada)
 Struktur atap
 Struktur baja (bila ada), sambungan/simpul yg penting
 Ramp dan tangga
Kriteria Design :

1. Awal laporan, hal-hal mendasar yang harus dijelaskan


2. Ukuran, tinggi, lapis, basement
3. Batasan ataupun kondisi, penggunaan
4. Peraturan yang digunakan
5. Sistim struktur, mutu material
6. Metode perhitungan dan asumsi
7. Program computer yang digunakan
8. Lapisan tanah dan pondasi
9. Struktur sekunder, resume; kecuali membahayakan publik
Sistem Struktur :
1. Denah struktur untuk proses izin struktur bawah / atas
2. Denah struktur : jelas, jarak, dimensi, sumbu / as-as
3. Jelaskan sistem struktur penahan beban gravitasi dan lateral
4. Jenis material yang digunakan
5. Struktur baja : tipe, asumsi, titik hubungan
6. Sistem struktur bawah dijelaskan saat struktur atas; juga
sebaliknya
Pembebanan :

1. Peraturan beban
2. Besar beban dasar perencanaan, reduksi LL
3. Kombinasi pembebanan
4. Kondisi aktual
5. Gempa – SNI 03-1726-2002
6. Angin; bangunan tinggi, khusus, elemen sekunder
7. Tekanan tanah dan air
Material dan Penampang :
1. Beton : mutu beton, baja tulangan, crack section, T
2. Baja : mutu material, alat penyambung
3. Kayu : klas kuat dan klas awet, jenis sambungan
4. Pengambilan nilai E
5. Kekakuan balok beton, T, L lainnya
6. Penampang retak, beton, SNI 03-2847-2002
Penjelasan yang harus disampaikan :

1. Langkah perencanaan, asumsi, penjepitan lateral


2. Program computer : input & output (selected)
3. Kelengkapan perhitungan detail yang ada
4. Asumsi perhitungan, termasuk pondasi; ringkasan
5. Elevasi-elevasi dasar : tanah, pondasi, MAT, lt bangunan
6. Metode pelaksanaan pondasi
7. Pelaksanaan struktur atas yg mempengaruhi perhitungan
8. Tahapan proyek
9. Kondisi sekitar
Problema Yang Sering Terjadi :

a. Umum

1. Dokumen tidak lengkap


2. Laporan maupun jawaban pertanyaan tidak jelas
3. Asumsi tidak jelas
4. Mis-interpretasi dalam proses tanya/jawab
5. Pengambilan langkah, asumsi, yang tidak lazim
6. Perencana Tidak konsisten
7. Tidak sesuai perhitungan dengan gambar
8. Metode pelaksanaan tidak dijelaskan
9. Informasi teknis site tidak diberikan
b. Struktur Bawah

1. Soiltest tidak ada atau tidak memadai


2. Parameter tanah yang digunakan keliru atau tak sesuai
3. Penetapan jenis tanah yang keliru utk penentuan beban gempa
4. Daya dukung tiang pondasi dan effek group tidak dihitung
5. Kurang informasi besaran gaya-gaya pondasi, tiap pembebanan
6. Penurunan bangunan & differential settlement tak ada
7. Perhitungan tie Beam tidak memadai
8. Galian basement ataupun pengamanan tidak dihitung dg baik.
9. Dewatering, heave, dll pada basement dalam, tidak dikontrol
10. Dinding basement tidak diperiksa terhadap pengaruh gempa
11. Sistim basement tidak dihitung terhadap uplift dengan benar
c. Struktur Atas :

1. Sistem dan asumsi tidak jelas


2. Pembebanan dasar tidak jelas
3. Penentuan gaya gempa dan kelengkapannya tidak jelas
4. Perhitungan analisis dinamik tidak disampaikan hasil pokoknya
5. Perhitungan beton yang tidak jelas, peraturan campuran
6. Kontrol lenturan elemen beton tidak ditinjau dengan benar
7. Perhitungan pratekan sering tidak ada atau kurang memadai
8. Kontrol kapasiti Design tidak dilakukan
9. Konstruksi baja, hitungan kontrol tak memadai
d. Laporan Pile Loading Test :

1. Laporan tanpa data yang jelas


2. Jumlah dan jenis test sering tidak sesuai
3. Laporan tanpa evaluasi
4. Tidak tepatnya peninjauan hasil test
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai