Anda di halaman 1dari 39

AS U H A N

KEPE R A W A TA
N PADA
Nama Kelompok :
3A
1. Elvi Pristimawardani (0
8)

PASIEN
2. Ira Wulandari (23)
3. Sevia Novitasari (38)
4. Rossa Oktalinda

GAGAL
(58)

JA N T U N G
TIF
LATAR
CHF ( Congestive Heart Failure), merupakan salah satu masalah kesehatan dalam
BELAKANG
sistemkardiovaskuler, yang angka kejadiannya terus meningkat. Gagal jantung lebih merupakan
sebuah sindrom, bukan penyakit dan terjadi ketika jantung tidak lagi mampu bekerja memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Menurut data dari WHO dilaporkan bahwa
ada sekitar 3000 warga Amerika menderita CHF. Menurut American Heart Association (AHA)
tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikaat yang menderita gagal
jantung (Padila, 2012 dalam Susanti, 2014). Insidensi gagal jantung lebih dari 1% penduduk
berusia lebih dari 50 tahun mengalami gagal jantung. Keadaan ini terjadi pada 10% penduduk
yang berusia lebih dari 80 tahun. Sekitar 70.000 orang Amerika meninggal dunia setiap tahun
karena gagal jantung (Kowalak et al,2014).

Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada tahun 2012 menurut data dari Departemen
Kesehatan mencapai 14.449 jiwa penderita yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Angka
mortalitas untuk gagal jantung lebih besar padapopulasi laki-laki,kulit hitam,lansia. Pada
umunya CHF diderita lansia yang berusia lebih dari 50 tahun, CHF merupakan alasan yang
paling umum bagi lansia untuk dirawat dirumah sakit (usia 65-75 ahun mencapai presentase
sekitar 75 % pasien yang dirawat dengan CHF)
ISI
01 02 03
DEFINISI ETIOLOGI PATOFISIOLOGI

04 05 06
MANIFESTASI PENATALAKSAN ASUHAN
KLINIS AAN KEPERAWATAN
DEFINISI
g serius dimana
Gagal jantung adalah suatu keadaan yan
setiap menitnya tidak
jumlah darah yang masuk dalam jantung
n oksigen dan zat
mampu memenuhi kebutuhan tubuh aka
makanan.
dimana jantung
Gagal jantung kongestif adalah keadaan
secukupnya dalam
tidak mampu lagi memompakan darah
untuk keperluan
memenuhi kebutuhan sirkulasi badan
n tertentu,
metabolisme jaringan tubuh pada keadaa
jantung masih cukup
sedangkan tekanan  pengisian ke dalam
tinggi.
ETIOLOGI
1. Kelainan otot jantung Gagal jantung sering
terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas
jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot jantung mencakup
ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit degeneratif atau inflamasi.

2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi 3. Hipertensi Sistemik atau pulmunal


miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot (peningkatan after load) meningkatkan
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat beban kerja jantung dan pada
penumpukan asam laktat). gilirannya mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung.
PATOFISIOLOGI
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan menggunakan mekanisme
kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak output,
yaitu meliputi : a. Respon syaraf simpatis terhadap barroreseptor atau komoreseptor.
b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap
 peningkatan volume.
c. Vasokontriksi terhadap arterirenal dan aktivasi sistem renin angiotensin.
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap cairan.
MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dominan :
Meningkatnya volume intravaskuler Kongestif jaringan
akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan
c. Mudah lelah
curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung
Terjadi karena curah jantung yang
pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
kurang yang menghambat jaringan dan
• Gagal Jantung Kiri : sirkulasi normal dan oksigen serta
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri menurunnya pembuangan sisa hasil
karena ventrikel kiri tak mampu memompa darah katabolisme.
yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi yaitu :

a. Dispnea d. Kegelisahan atau kecemasan


Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli
dan mengganggu pertukaran gas. Beberapa
pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam hari
yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea
(PND).

b. Batuk.
• Gagal jantung Kanan :
Kongestif jaringan perifer dan visceral Manifestasi klinis yang terjadi
yaitu :
a. Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya
oedema pitting, penambahan BB.
 b. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
terjadi akibat pembesaran vena hepar
A
B

c. Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran


vena dan statis vena dalam rongga abdomen C
 d. Nokturia
e. Kelemahan
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Meliputi evaluasi manifestasi klinis dan pemantauan
hemodinamik. Pengukuran tekanan preload, afterload dan
curah jantung dapat diperoleh melalui lubang-lubang yang
terletak pada berbagai interfal sepanjang kateter.
Pengukuran CVP (N 15  –  20 mmHg) dapat menghasilkan
pengukuran preload yang akurat.
PAWP atau Pulmonary Aretry Wedge Pressure adalah
tekanan penyempitan aretri pulmonal dimana yang diukur
adalah tekanan akhir diastolic ventrikel kiri. Curah jantung
diukur dengan suatu lumen termodelusi yang dihubungkan
dengan komputer.
PENATALAKSANAAN
1. Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik
a. Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler
 b. Memberikan terapi Oksigen sesuai dengan kebutuhan
c. Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat
kontraksi otot jantung
3. Mencegah terjadinya komplikasi
a. Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap
sesuai keadaan klien
  b. Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
2. Menurunkan volume cairan yang berlebihan c. Merubah posisi tidur
a. Memberikan terapi medik : diuretik untuk d. Memeriksa atau memonitor EKG
mengurangi cairan di jaringan
`  b. Mencatat intake dan output
c. Menimbang berat badan
d. Restriksi garam/diet rendah garam
4. Pengobatan pembedahan  Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi
katup aorta dapat dipertimbangkan.
Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya
umumnya harus diganti dengan katup artifisial. Indikasi pada keluhan
sesak napas yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan
symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan sistole ventrikel kiri
55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk
tindakan operasi sebelum timbul gagal jantung.

5. Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit,


prognosis, pemakaian obat-obatan serta mencegah
kekambuhan

a. Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan


prognosisnya
b. Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang
digunakan
c. Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah
TERAPI FARMAKOLOGIS
1. Glikosida jantun Digitalis
meningkatkan kekuatan kontraksi otot
jantung dan memperlambat frekuensi jantung.

2. Terapi diuretic
diberikan untuk memacu ekskresi
natrium dan air melalui ginjal.

3. Terapi vasodilator
obat-obat fasoaktif digunakan untuk

DUKUNGAN
Pembatasan natrium untuk
mengurangi impadasi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel..

DIET
mencegah,mengontrol atau
menghilangkan oedema.
ASUHAN KEPERAWATAN
KRITIS
pada Tn.R dengan CHF
A. IDENTITAS PASIEN
Tinjauan K
  Nama Pasien : Tn. R
TTL
Umur
: Blora, 24/01/1947
: 71 tahun
as us
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Beringin Timur no.20 Mlangsen
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Tanggal masuk : 02-03-2018
  No RM : 01.55.17
Diagnosa Medis : CHF e.c. DCM/HHD, Syok
Kardiogenik
   Nama Penanggung Jawab
  Nama : Ny. S
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Beringin
Timur no.20 Mlangsen
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan pasien : Istri
B. RIWAYAT KESEHATAN

1)  Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak napas
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien megatakan sesak napas +/- 2 jam sebelum masuk rumah sakit,
dibawa ke IGD Rumah Sakit pada tanggal 28/08/2021jam 10.00 WIB,
dengan TD : 90/50mmHg, N : 60 x/menit, RR: 28 x/menit T: 36,1°C.
Kemudian pasien dirawat di ruang Cemara sampai tanggal 02/09/2021,
pasien pindah ke ruang ICU tanggal 02/09/2021 jam 15.00 WIB dengan
keluhan sesak napas, KU lemah, Kesadaran composmentis, saat dikaji TD :
100/75 mmHg, N : 83 x/menit, RR : 27 x/menit, S: 37 0C.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan +/- 1 minggu yang lalu dirawat dengan kardiomiopati
dilatasi.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai sakit seperti
ini, tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak mempunyai penyakit
menular.
3) Circulation
Tidak ada sianosis, akral kulit hangat, CRT < 3
C. PENGKAJIAN PRIMER detik. TD : 100/75 mmHg, N : 72 x/menit, RR
: 27 x/menit, S: 37 0C., tidak terdapat
1) Airway perdarahan.
Tidak terdapat lendir atau sputum pada jalan Dx : -
napas pasien, tidak ada bunyi napas
tambahan. 4) Disability
Dx : - Tingkat kesadaran Composmentis, GCS 15 = E4
2) Breathing M6 V5, Pupil isokor, diameter pupil 2 mm
Menggunakan otot tambahan, RR : 27 x/menit, kanan dan kiri, ekstremitas bawah lemah, nilai
napas tidak ada cuping hidung, terpasang kekuatan otot
O2 nasal kanule 3 liter/menit, pernapasan 5 5
dispneu, kedalaman napas dangkal, tidak
terpasang ventilator.
Dx : ketidakefektifan pola napas 5 5
Dx : -
5) Eksposure
Tidak ada cedera leher, tidak ada jejas, tidak ada
fraktur.
Dx : -
D. PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Lemah


Kesadaran : Composmentis
GCS 15 : E 4 M 6 V5
Tanda-tanda vital : TD :100/75 mmHg
  Nadi : 83X/ menit
RR : 27 x/ menit
S : 37 0 C
SpO2 : 99 %

Kepala : Mesosephal, rambut hitam, tidak


rontok dan bersih.
Mata : cekung, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik.
Hidung : Bersih, tidak ada discharge, tak
ada nafas cuping hidung.
Mulut : Bersih mukosa bibir kering, tidak ada
sianosis.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada
serumen.
Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada nyeri tekan.
Dada : Simetris, ada retraksi otot dada, pengembangan dada
simetris.
Jantung :
I : Ictus kordis tak tampak
Pa : ictus kordis teraba di SIC IV& V mid klavikula
Pe : Pekak, tak ada pembesaran jantung
A : Bunyi jantung murni BJ I-II
Paru :
I : Ada otot bantu pernpasan
Pa : Vocal premitus kanan dan kiri sama
Pe : Sonor di seluruh lapang paru
A : Ronkhi.
Abdomen :  
I : Perut tampak datar, simetris
Au : Bising usus 11 x/menit
Pa : tidak ada distensi, tak ada pembesaran
hati dan limfa.
Pe : timpani
 
Genetalia : Tidak terpasang kateter (riwayat BPH)
Ektremitas : Normal, tidak sianosis, kapilery refill time < 3 detik, tidak
ada oedem, ekstremitas bawah mengalami kelemahan
Kulit : kulit tampak sedikit kering, sawo matang dan, turgor kulit
baik.
E. POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL
No. Aktivitas Sebelum Sakit Selama Sakit
1. Pola Nutrisi
  Pasien mengatakan makan Pasien di beri makanan
a. Makan rutin 3x sehari denggan porsi yang disediakan oleh
  sayur dan lauk pauk rumah sakit.
   
    Pasien menghabiskan
 b. Minum Pasien minum kurang lebih porsi yang diberikan
sehari 8 gelas/ hari Pasien minum kurang
lebih sehari 7 gelas/hari

2. Pola eliminasi Sebelum sakit pasien Saat di rawat di ICU


  mengatakan tidak mengalami  pasien belum pernah
a. BAK masalah gangguan BAK BAB , BAK pasien
  ataupun BAB, pasien BAB 1x tidak menggunakan
 b. BAB sehari dengan konsistensi kateter karena ada
lembek warna kuning riwayat BHP, output
kecoklatan bau khas feses urine 100 cc/jam/ warna
dengan frekuensi kurang lebih kuning jernih. Pasien
100 cc dan BAK sehari mengatakan sering
kurang lebih 6- 7 perhari. BAK, dan ganti
 pampers +/- 10x/hari
3. Istirahat/tidur Sebelum dan selama sakit pasien tidur kurang lebih 6-
  pasien menggatakan tidak 8 jam per hari
a. Siang menggalami gangguan
  istirahat tidur, pasien tidur
 b. Malam kurang lebih 6-8 jam per hari.
4. Pola hygiene Sebelum sakit pasien mandi, Selama di rawat di ICU
a. Mandi ganti baju, dan melakukan pasien hanya ganti baju
 b. Ganti baju oral hygiene 2x/hari  jika kotor
 c. Oral hygiene
5. Aktivitas/mobilitas fisik Sebelum sakit aktivitas Selama di rawat di ICU
dilakukan mandiri, dan aktivitas dibantu
mobilitas fisik dilakukan  perawat dan keluarga, dan
tanpa alat mobilitas fisik
 bantu  pasien bed rest total.
6. Komunikasi Sebelum sakit pasien Saat dikaji pasien kooperatif
 bisa berkomunikasi dengan dan dapat
baik dengan orang lain.  berinteraksi dengan
 perawat.
F. DATA PENUNJANG

1. Hasil Pemeriksaan EKG


Kesan : Reguler
2. Hasil Pemeriksaan Echocardiography
Kesan : Delated Cardiomiopaty
3. Hasil Rontgen Thorax
Kesan : Kardiomegali, Susp. Bronchopneumonia kanan
DD/edma paru
4. Hasil Laboratorium
Hasil pemriksaan laboratorium tanggal 01 september
2021 jam 00.42 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 12,7 g/dl 11,7-15,5
Leokosit 7,68 10^/ul 4,0-10,0
Hematokrit 36,5 % 35-47
Eritrosit 4,38 10^6/ul 3,8-5,2
Trombosit 271 10^3/ul 150-400
MCV 83,3 u/L 82-92
MCH 29,0 pg 27-31
MCHC 34,8 g/dl 32-36
Differensial Count
NEUT% 74,7 % 50-70
LYMPH% 14,1 % 0-40
MONO% 9,5 % 2-8
EO% 1,7 % 1-3
BASO% 0,3 %
Kimia Klinis
BSS 158 mg/dl 70-115
Colesterol total 280 mg/dl <200
Ureum 118 mg/dl 10-50
Creatinin 3,1 mg/dl L,0,9-1,3
P. 0,6-1,1
5. Terapi Obat

1) IVFD RL Gtt XV x/menit


2)  Nacl 100 Cc drip 1 ampul Dobutamin gtt 3 micro
3) Furosemid 1-1-0
4) Letonal 1x25 mg
5) Digoxin 2x1 tab
6) Captopril 2x6,25 tab
7) Aspilet 1x1 tablet
Nama
Umur
: Tn.R
: 71 Tahun
ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem

1. Ds :Pasien mengatakan sesak nafas Penurunan ekspansi Ketidakefektifan


Do : - TD :100/75 mmHg paru  pola nafas
  - Nadi : 83X/ menit
- RR : 27 x/ menit
-S : 37 0 C
- SpO2 : 99%
-Terpasang O2 3 liter/menit
-Ada otot bantu pernapasan
-Pola nafas tidak efektif
- Kedalaman pola napas Dangkal
-Ada bunyi tambahan ronkhi
2. Ds : Pasien mengatakan sesak nafas Perubahan Resiko penurunan
Do : -Pasien mampu duduk kontraktilitas curah jantung
TD :100/75 mmHg
  Nadi : 83X/ menit
RR : 27 x/ menit
S : 37 0 C
SpO2 : 99 %
3. Ds :-Pasien mengatakan sesak Nafas Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
-Pasien mengatakan lemah antara suplai dan
Do :-Pasien tampak keletihan/lemah kebutuhan oksigen
-Pasien tampak tirah baring
ditempat tidur
-Terpasang O2 3 liter/menit
- TD :100/75 mmHg
  - Nadi : 83X/ menit
- RR : 27 x/ menit
-S : 37 0 C
- SpO2 : 99 %
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Ttd

1. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan


kontraktifitas

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi


paru

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


suplai O2 dengan kebutuhan oksigen
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Ttd

1. Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor tanda 1) Takikardi mungkin karena nyeri,


keperawatan selama 2x7 jam tanda vital kecemasan,hipoksemia,dan
diharapkan tidak terjadi 2) Evaluasi status menurunnya cardiac output
 penurunan curah mental, catat 2) Menurunnya perfusi otak dapat
 jantung, dengan KH : perkembangan mengakibatkan
- Tidak ada sianosis kekacauan,disorientas Perubahan observasi/pengenalan
- Gambar EKG tidak i dalam sensori
menunjukan perluasan infark 3) Catat warna kulit, 3) Ketika cardiac output turun
- RR 16-24 x/mnt adanya atau kualitas mengakibatkan warna pucat/abu-
- CRT 3-5 dtk pulse abu bagi kulit
- N 60-100 x/mnt 4) Auskultasi suara 4) S3, S4 atau bising dapat terjadi
- TD 120/80 mmHg  pernapasan dan suara dengan dekompensasi kordis atau
jantung  beberapa pengobatan (terutama
5) Pertahankan betabloker)
bedrest dalam posisi 5) Menurunnya
yang nyaman selama konsumsi/kesimbangan o2
periode akut mengurangi beban kerja otot
jantung dan risiko dekompensasi
2. Setelah dilakukan 1) Monitor kedalaman 1) Untuk mengetahui frekuensi
Tindakan keperawatan pernafasan , frekuensi dan dan ekspansi paru saat
selama 2x7 jam pola napas ekspansi paru bernapas
efektif dengan KH : 2) Catat upaya pernapasan 2) Untuk mengetahui
- RR normal 16- 24x/menit termasuk penggunaan otot adakah penggunaan otot
- Tidak ada bunyi napas bantu pernapasan
tambahan 3) Auskultasi bunyi napas
 bantu pernapasan
- Tidak ada penggunaan 4) Tinggkan kepala atau 3) Untuk mengetahui
otot bantu pernapasan semifowler dan bantu untuk adakah bunyi napas
AGD normal posisi senyaman mungkin tambahan
5) Kolaborasi pemberian 4) Untuk meningkatkan
o2 dan pemeriksaan AGD  pola napas efektif
  5) Untuk membantu
   pemenuhan o2 dalam tubuh
3. Setelah dilakukan 1) Catat frekuensi jantung 1) Aktifitas yang berlebih dapat
tindakan keperawatan irama dan perubahan TD meningkatkan kerja
selama 2x24 jam selama dan sesudah aktivitas  jantung
diharapkan terjadi 2) Tingkatkan aktivitas 2) Untuk menghindari aktifitas
peningkatan toleransi (ditempat tidur) berlebih
aktivitas 3) Batasi aktifitas berlebih 3) Untuk mengurangi kerja
 pada pasien, dengan KH 4) Kaji tingkat kemampuan  jantung secara berlebihan
: klien dalam 4) sebagai dasar untuk
- Frekuensi jantung 60- melakukan gerak memberikan alternativ dan latian
5) Rencanakan tentang gerak yang sesuai dengan
100 x/mnt
pemberian progam latihan kemampuannya
- TD normal
5) latihan pergerakan dapat
sesuai kemampuan pasien 
meningkatkan otot dan stimulasi
 
sirkulasi darah
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/Jam No.Dx Implementasi Respon Ttd

02/09/20 1,2,3 Mengkaji TTV S :-


21 O : TD : 128/65 mmHg
16.15 SpO2 :98 %
WIB HR : 74 x/mnt
RR : 22 x/mnt

16.45 1,2,3 Membantu Makan S : Pasien mengatakan dibantu


WIB mengambilkan makan
O : Pasien makan dengan bubur
dan lauk pauk dihabiskan
semua
17.00 1,2,3 Memposisikan klien
WIB Senyaman mungkin (semifowler)
S:-
O : Pasien tampak rileks
18.00 1,2 Memantau TTV
WIB
S :-
O : TD : 119/58 mmHg
SpO2 :97 %
HR : 77 x/mnt
RR : 15 x/mnt
18.30 1,2 Pemberian Obat melalui injeksi IV S:-
WIB O : Pasien diberikan obat

03/09/202
1
07.20 1,2,3 Memantau TTV S:-
WIB O: TD : 127/55 mmHG,
RR : 15 x/menit
N : 66x/menit

07.30 1,2,3 Membantu memposisikan semi fowler S:-


WIB O : Klien tampak rileks

Membantu klien miring ke


09.00 3 kiri atau posisi senyaman mungkin S :-
WIB O : klien tampak nyaman
Memantau TTV
10.00 1,2,3 S:-
WIB O : TD : 145/65 mmHg
RR : 19x/menit
Membantu klien mengambil makanan N : 83x/menit
12.00 1,2,3 S : Klien mengatakan tolong
WIB ambilkan makanan
O : Klien tampak makan
12.30 1,2,3 S:-
WIB
04/09/202
1

07.20 1,2,3 Memantau TTV S:-


WIB O : TD : 141/73 mmHg,
RR : 20 x/menit,
N : 88x/ menit
07.30 1,2,3 Membantu memposisikan semifowler S:-
WIB O : Klien tampak rileks

09.00 3 Membantu klien miring ke kiri atau S:-


WIB posisi senyaman mungkin O : Klien tampak nyaman

10.00 1,2,3 Memantau TTV S :-


WIB O : TD : 137/65 mmHg
RR : 24x/menit
N : 74x/menit
12.00 1,2,3 Membantu klien mengambil makanan S : Klien mengatakan tolong
WIB ambilkan makanan
O : Klien tampak makan
EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/Jam No.Dx Catatan Perkembangan Ttd

Kamis, 2 S : Pasien mengatakan sesak berkurang


02/09/2021 O : RR : 22 x/menit
21.00 WIB TD :116/52 mmHg
HR : 73 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah teratasi sebagian Sesak nafas berkurang
P : - Pemberian O2 3 lpm
- Posisikan klien semifowler
- Lanjutkan intervensi
1 S : Pasien mengatakan sesak nafasnya berkurang
O : Pasien tampak rileks,
RR 22 x/menit , TD 116/52 mmHg ,
HR 73 x/menit , SpO2 98%
A : Masalah teratasi sebagian Sesak nafas berkurang
P : Lanjutkan intervensi Pantau TTV Posisikan
semifowler Pantau warna kulit
21.00 WIB 3 S : Pasien mengatakan sedikit lemas
O : Pasien tampak terbaring ditempat tidur
A : Masalah teratasi sebagian
Peningkatan toleransi aktivitas
P : - Pantau TTV
- Batasi aktivitas berlebih
- lanjutkan intervensi
Jumat, 2 S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang
03/09/2021 O : Klien tampak rileks, RR 21 x/menit
14.00 WIB TD 172/73 mmHg, HR 82 x/menit ,
SpO2 99%, O2 3 lpm
A : Masalah teratasi sebagian Sesak nafas berkurang
P : - Pemberian O2 3 lpm
- Posisikan klien semifowler
- Pantau TTV
- Lanjutkan intervensi
1 S : Klien mengatakan sesaknya berkurang
O : Tidak ada sianosis, RR 21 x/menit
TD 172/73 mmHg, HR 82 x/menit
SpO2 99%, CRT <3
A : Masalah teratasi sebagian
P : - Pantau TTV - Pantau warna kulit
- Posisikan semifowler - Lanjutkan intervensi
14.00 WIB 3 S : Klien mengatakan bisa beraktivitas sedikit demi
sedikit
O : Klien tampak makan sendiri
A : Masalah teratasi sebagian Peningkatan toleransi
aktivitas
P : Lanjutkan intervensi
Pantau TTV
Peningkatan aktivitas di tempat tidur
Batasi gerakan yang berlebih
Sabtu, 2 S : Klien mengatakan tidak sesak lagi
04/09/2021 O : Klien tampak rileks, RR 22 x/menit
13.00 WIB TD 172/74 mmHg, HR 84 x/menit
SpO2 97% , O2 3 lpm
A : Masalah teratasi
Sesak tidak terasa
P : Intervensi dihentikan

1 S : Klien mengatakan tidak sesak lagi


O : Tidak ada sianosis, RR 22 x/menit
TD 172/74 mmHg, HR 84 x/menit
SpO2 97%, CRT <3
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
13.00 WIB 3 S : Klien mengatakan bisa beraktivitas sedikit demi
sedikit
O : Klien tampak makan sendiri
A : Masalah teratasi sebagian
Peningkatan toleransi aktivitas
P : Lanjutkan intervensi
Pantau TTV
Peningkatan aktivitas di tempat tidur
Batasi gerakan yang berlebih
KESIMPULAN
Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenui kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan
fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya
ada jika disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. Etiologi CHF
biasanya disebabkan oleh kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner
hipertensi sistemik atauk pulmunal (peningkatan after load) , peradangan
dan penyakit myocardium degeneratif, penyakit jantung lain,faktor
sistemik.
K AS I
R IMA
TE
H

Anda mungkin juga menyukai