Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL DAN KELOMPOK

Muhammad Hendro : 12010190018


Akhmad Makhfud: 12010190016
Sri Mulyani : 12010190029
 Rumusan Masalah
 Apa Pengertian Teknik Supervisi ?
 Apa Itu Teknik Supervisi Individual ?
 Apa Itu Teknik Supervisi Kelompok ?
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan
penyelesaian masalah guru-guru dalam mengajar, masalah
kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan.
Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan
kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli
berbeda-beda dalam merumuskan tahapan teknik-teknik
supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis
besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.
TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL
Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216), teknik individu
adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada
pribadi-pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah.
Teknik teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain:
 Kunjungan kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah,


pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan
proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam
rangka pembinaan guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk
menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam
kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas
masalah-masalah yang mereka alami.
Menganalisisnya secara kritis dan mendorong mereka untuk menemukan
alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan
pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga
atas dasar undangan dari guru itu sendiri.
Observasi kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan
memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak.
Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin
mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki
proses belajar mengajar. Secara umum, aspek-aspek yang diamati
selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:
a. Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses
pembelajaran
b. Cara penggunaan media pengajaran
c. Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar
d. Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.
Pertemuan individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan,
dialog, dan tukar pikiran antara pembina atau supervisor guru,
guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan
profesional guru. Tujuannya adalah: (1) memberikan
kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan
kesulitan yang dihadapi; (2) mengembangkan hal mengajar
yang lebih baik; (3) memperbaiki segala kelemahan dan
kekurangan pada diri guru; dan (4) menghilangkan atau
menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.
Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis percakapan individual
ini menjadi empat macam sebagai berikut
1. Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang
meninggalkan kelas (istirahat).
2. Office-conference. Yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di
mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
3. Causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat
informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan
guru
4. Observational visitation. Yaitu percakapan individual yang
dilak- sanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas
atau observasi kelas
 Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas dapat juga digolongkan sebagai
teknik supervisi secara individual. Guru dari yang satu
berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu
sendiri. Dengan adanya kunjungan antar kelas ini, guru akan
memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai
pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan kelas, dan
sebagainya.
Agar kunjungan antar kelas ini betul-betul bermanfaat bagi
pengembangan kemampuan guru, maka sebelumnya harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh supervisor apabila menggunakan teknik
ini dalam melaksanakan supervisi bagi guru-guru yaitu :
 Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-
baiknya. Upayakan mencari guru yang memang mampu memberikan
pengalaman baru bagi guru-guru yang akan mengunjungi
 Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
 Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
 Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan cermat. Amatilah
apa-apa yang ditampilkan secara cermat, dan mencatatnya pada
format-format tertentu.
 Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai. Misalnya
dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-
tugas tertentu.
 Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
 Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas
berikutnya
Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang
mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru
dan supervisor tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai
positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri
sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena
suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai
murid-muridnya.
Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai
diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat
yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan
atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa
perlu menyebutkan nama siswa.
TEKNIK SUPERVISI KELOMPOL
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam
pembinaan guru secara bersama sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu
kelompok (Sahertian 2008 : 86). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain :
Mengadakan pertemuan atau rapat guru (meeting)
 Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk
membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru.
(Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat
Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
 Menyatukan pandangan pandangan guru tentang masalah masalah dalam mencapai
makna dan tujuan pendidikan.
 Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas tugasnya
dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
 Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran
yang maksimal.
 Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
 Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan kesulitan
mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru
disekolah
Mengadakan diskusi kelompok
Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang
digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai
ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai
masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran
antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat
membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau
mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama sama
akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut
(Sagala 2010 : 213).
Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan
masalah - masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya
sehari hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi.
Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang
terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan
masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal-
hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop
antara lain :
 Masalah yang dibahas bersifat Life centred dan muncul dari
guru tersebut
 Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan
fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi
yang lebih tinggi dan lebih baik.
Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman / Sharing of Experince adalah
suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan
pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-
topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima
tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah
langkah melakukang sharing antara lain:
 Menentukan tujuan yang akan dicapai.
 Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
 Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk
menyumbangkan pendapat - pendapat mereka
 Merumuskan kesimpulan
KESIMPULAN
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan
tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam
mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
Teknik Supervisi Individual
 Kunjungan kelas
 Observasi kelas
 Pertemuan individual
 Kunjungan antar kelas
 Menilai diri sendiri

Teknik Supervisi Kelompok


 Mengadakan pertemuan atau rapat guru (meeting)
 Mengadakan diskusi kelompok
 Workshop
 Tukar menukar pengalaman

 
CLOSING STATEMENT
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok
di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di
Satuan Pendidikan. Oleh sebab itu, seorang supervisor harus mampu
menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina
keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-
teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang
supervisor, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang
akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan
sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul
sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979)
menyarankan agar supervisor mempertimbangkan enam faktor
kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru,
temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.
 

Anda mungkin juga menyukai