Kelompok-Kelompok Sosial Pertemuan 10: Matakuliah: O0042 - Pengantar Sosiologi Tahun: Ganjil 2007/2008
Kelompok-Kelompok Sosial Pertemuan 10: Matakuliah: O0042 - Pengantar Sosiologi Tahun: Ganjil 2007/2008
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
PERTEMUAN 10
1. Pengertian Kelompok Sosial
Manusia adalah mahluk sosial. Sosialitas manusia, secara
asasi merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak.
Manusia hanya dapat berkembangan sebagai manusia
seutuhnya hanya bila ia berada dalam kelompok. Karl
Marx (Perdue, 1986:312) menyatakan bahwa sociability
manusia lebih dari sekedar pengertian bahwa manusia
membutuhkan yang lainnya untuk memenuhi
kebutuhannya. Marx melihat manusia sebagai human
social animal yang dapat berkembang sebagai peribadi
dalam kelompok masyarakat.
Dan bahkan kita dapat menggarisbawahi kenyataan ini,
bahwa tidak seorangpun manusia berada diluar kelompok
sosial
Bina Nusantara
Seorang individu akan lahir dalam keluarga. Keluarga dalam hal ini
merupakan salah satu bentuk dari kelompok sosial. Mungkin saja ada
kenyataan bahwa ada individu yang lahir, namun dibuang oleh ibunya
yang melahirkan. Peristiwa seperti ini tidak membuktikan bahwa
manusia tidak selalu lahir dalam konteks sosial, tetapi mengafirmasi
kenyataan bahwa individu yang akan berkembang di luar konteks
keluarga tidak akan pernah berkembang sebagaimana mestinya
manusia. Bahkan dalam kenyataan bayi atau individu yang dibuang itu
pasti akan menemukan kelurganya yang baru yang bersedia
memeliharanya.
Bina Nusantara
Kelompok sosial (Macionis, 1989:174) pada umumnya didefenisikan sebagai
dua atau lebih orang yang memiliki suatu identitas bersama dan yang
berinteraksi secara regular. Apapun bentuknya, kelompok Sosial terdiri dari
orang-orang yang memiliki kesadaran keanggotaan yang sama yang didasarkan
pada pengalaman, loyalitas, dan kepentingan yang sama. Singkatnya mereka
sadar tentang individualitas mereka, sebagai anggota dari Kelompok Sosial yang
secara spesifik disadari sebagai “kita”.
Bina Nusantara
– Kelompok Formal dan Kelompok Informal
Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan
yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk
mengatur hubungan antara anggota-anggotanya. Contoh dari organisasi
formal adalah organisasi. Menurut Max Weber salah satu bentuk dari
organisasi formal itu adalah birokrasi. Ciri-ciri dari birokrasi adalah;
• Tugas-tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa tugas jabatan.
Atau dapat dikatakan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi.
• Posisi-posisi dalam organisasi terdiri hierarki struktur wewenang.
Hierarki berwujud sebagai piramida di mana setiap jabatan bertanggung
jawab terhadap bawahan mengenai keputusan dan pelaksanaan.
• Suatu sistem peraturan menguasai keputusan-keputusan dan pelaksanan.
• Unsur staf yang merupakan pejabat bertugas memelihara organisasi dan
khususnya keteraturan komunikasi.
• Para pejabat berharap bahwa hubungan dengan bawahan dan pihak lain
bersifat orientasi impersonal.
• Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karier.
Bina Nusantara
Kelompok informal tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu
dan pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena
pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi
bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama.
Bina Nusantara
5. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
1. Masyarakat Pedesaan
• Warga pedesaan mempunyai hubungan erat dan mendalam
ketimbang hubungan mereka dengan warga pedesaan lainnya.
• Sistem kehidupan biasanya berkelompok berdasar
kekeluargaan.
• Warga pedesaan umumnya mengandalkan hidupnya dari
pertanian.
• Sistem gotong royong, pembagian kerja tidak berdasarkan
keahlian.
• Cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum
mengenal mekanisasi dalam pertanian. Mereka bertani semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan untuk bisnis.
• Golongan orang tua dalam masyarakat pedesaan memegang
peranan penting
Bina Nusantara
2. Masyarakat Perkotaan
• Kehidupan keagamaan berkurang dibanding kehidupan agama di desa.
• Orang kota lebih individual, dan kurang bergantung pada orang lain.
• Pembagian kerja lebih tegas dan ada batas-batasnya.
• Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak.
• Interaksi-interaksi berjalan berdasarkan kepentingan dan lebih rasional.
• Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor
waktu.
• Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena
kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Bina Nusantara