Anda di halaman 1dari 21

SYARIAH, FIQH DAN PERBEDAANNYA

DUA KALIMAT SYAHADAT


SHALAT
KELOMPOK 2 :
HAZRIL
ADIT NUR RAHIM
IMAM AGUS PAISAL
IQBAL DIVANGGA
 Orang-orang Arab menerapkan istilah ini khususnya
pada jalan setapak menuju palung air yang tetap dan
diberi tanda yang jelas terlihat mata. Jadi, kata
demikian ini berarti jalan yang jelas kelihatan atau
”jalan raya” untuk diikuti.[4]
 Al-Qur’an menggunakan kata syirah dan syariah dalam
arti agama, atau dalam arti jalan yang jelas yang
ditunjukkan Allah bagi manusia. Syariah sering
digunakan sebagai senonim dangan kata din dan
millah yang berMakna segala peraturan yang berasal
dari Allah swt. yang terdapat dalam al-Qur’an dan
hadis yang bersifat qat’I atau jelas nasnya.[5]
PENGERTIAN SYARIAH

 Syariah adalah kosa kata bahasa Arab yang secara


harfiah berarti ”sumber air” atau ”sumber
kehidupan”[2], dalam Mukhtar al-Sihah diungkapkan
sebagai berikut:[3] Syariah adalah sumber air dan ia
adalah tujuan bagi orang yang akan minum. Syariah
juga sesuatu yang telah ditetapkan Allah swt. kepada
hamba-Nya berupa agama yang telah disyariahkan
kepada mereka.
SYARIAH MENURUT ISTILAH

 Menurut istilah ialah hukum-hukum dan aturan Allah


disyariahkan buat hambanya untuk diikuti dan hubungan
mereka sesama manusia. Di sini dimaksudkan Makna secara
istilah yaitu syariah tertuju kepada hukum yang didatangkan
al-Qur’an dan Rasul-Nya, kemudian yang disepakati para
sahabat dari hukum-hukum yang tidak datang mengenai
urusannya sesuatu nas dari al-Qur’an atau sunah. Kemudian
hukum yang diistinbatkan dengan jalan ijtihad, dan masuk ke
ruang ijtihad menetapkan hukum dengan perantara kias,
karinah, tanda-tanda dan dalil-dalil.
PENGERTIAN FIQH

 Secara bahasa, fiqih (‫ ) ال ِف ْق ُه‬berarti fah-mun (‫) َ ف ْه ٌم‬, yang artinya pemahaman


mendalam yang memerlukan pengerahan akal pikiran.
 Adapun secara istilah, berikut ini pengertian fiqih menurut para ulama:
 1. Al-Utsaimin
 Mengenal hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyyah dengan dalil-dalilnya
yang terperinci.[1]
 2. Az-Zarkasyi
 Ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyyah yang digali dari
dalil-dalilnya yang terperinci.[2]
 3. Imam Al-Haramain

 Adalah ilmu tentang hukum-hukum perbuatan mukallaf secara


syar’i bukan secara akal.[3]

 Dari definisi ketiga ulama tersebut dapat kita ambil kesimpulan


sebagai berikut :
 Ilmu fiqih adalah ilmu yang membahas tentang hukum syar’i
 Pembahasan fiqih hanya yang bersifat amaliyyah, seperti tata
cara sholat, zakat, haji dan semisalnya
 Ilmu fiqih hanya membahas hukum syar’i, tidak membahas
hukum akal dan hukum adat
 Dalam pembahasannya, ilmu fiqih digali dari dalil-dalilnya yang
terperinci
 Ilmu fiqih juga membahas hukum perbuatan mukallaf[4],
seperti wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram
PERBEDAAN SYARIAH DAN FIQIH
  Ruang Lingkup Syariah
 Dari segi ruang lingkup, ternyata syariah lebih luas dari ruang
lingkup fiqih. Karena syariah mencakup masalah akidah, akhlaq,
ibadah, muamalah, dan segala hal yang terkait dengan ketentuan
Allah SWT kepada hambanya.
 Sedangkan ruang lingkup fiqih terbatas masalah teknis hukum
yang bersifat amaliyah atau praktis saja, seperti hukum-hukum
tentang najis, hadats, wudhu’, mandi janabah, tayammum,
istinja’, shalat, zakat, puasa, jual-beli, sewa, gadai, kehalalan
makanan dan seterusnya.
 Objek pembahasan fiqih berhenti ketika kita bicara tentang ha-hal
yang menyangkut aqidah, seperti kajian tentang sifat-sifat Allah,
sifat para nabi, malaikat, atau hari qiyamat, surga dan neraka.
 Objek pembahasan fiqih juga keluar dari wilayah hati
serta perasaan seorang manusia, seperti rasa rindu,
cinta dan takut kepada Allah. Termasuk juga rasa
untuk berbaik sangka, tawakkal dan menghamba
kepada-Nya dan seterusnya.
 Objek pembahasan fiqih juga keluar dari pembahasan
tentang akhlaq mulia atau sebaliknya. Fiqih tidak
membicarakan hal-hal yang terkait dengan menjaga
diri dari sifat sombong, riya’, ingin dipuji,
membanggakan diri, hasad, dengki, iri hati, atau ujub.
 Sedangkan syariah, termasuk di dalamnya semua
objek pembahasan dalam ilmu fiqih itu, plus dengan
semua hal di atas, yaitu masalah aqidah, akhlaq dan
juga hukum-hukum fiqih.
Dua Kalimat Syahadat

 Syahadat (: ‫ ٱل َّش َها َدة‬, [al-syahādah]) merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam,
juga sebagai ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam.
 Pengerian Syahadat
 Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (‫ ) شهد‬yang artinya "ia telah
menyaksikan". Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan
sekaligus pengakuan akan keesaan Tuhan (Allah) dan Muhammad sebagai rasulNya.
 Kalimat
 Syahadat disebut juga dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa
arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kalimat pertama merupakan syahadah
at-tauhid, dan kalimat kedua merupakan syahadah ar-rasul.
 Kedua kalimat syahadat itu adalah:
 Kalimat pertama:
‫هَّٰلل‬
 ُ ‫ش َه ُد أَنْ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل ٱ‬
ْ َ‫أ‬
 artinya: Saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak di ibadahi selain Allah
 Kalimat kedua:
‫هَّٰلل‬
 ِ ‫سو ُل ٱ‬ ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
ْ َ‫َوأ‬
 artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah
MAKNA SYAHADAT

 Makna Syahadat
 Pengakuan ketauhidan.
 Seorang muslim hanya mempercayai Allah sebagai satu-
satunya Tuhan dan tiada tuhan yang lain selain Allah. Allah
adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau
menjadi tujuan seseorang. Dengan mengikrarkan kalimat
pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan
hanya Allah sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
 Pengakuan kerasulan.
 Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim
memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allah yang
disampaikan melalui seorang 'Rasul Allah,' Muhammad.
Makna Laa Ilaaha Illallah
Kalimat Laa Ilaaha Illallah sebenarnya mengandung dua makna, yaitu makna
penolakan dan bantahan terhadap segala bentuk sesembahan (baik dewa
maupun ilah) selain Allah, dan makna penegasan bahwa gelar Tuhan, Ilah,
Dewa atau sesembahan hanyalah milik Allah.
 Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib
dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di samping
itu Rasulullah pun menyatakan: "Barang siapa yang mengucapkan Laa
Ilaaha Illallah dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga.
 Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah memahami, mengamalkan dan
mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di
dalamnya terkandung tauhid yang karenanya Allah menciptakan alam.
 Rasulullah (Muhammad) tinggal selama 13 tahun di Makkah mengajak
orang-orang dengan perkataan dia "Katakan Laa Ilaaha Illallah" maka orang
kafir pun menjawab "Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak
pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami". Orang 
Suku Quraisy di zaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan
barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada
selain Allah.
Kandungan syahadat

Ikrar
 Ikrar adalah pernyataan seorang muslim mengenai keyakinannya. Ketika seseorang
mengucapkan kalimat syahadah, maka ia memiliki kewajiban untuk menegakkan dan
memperjuangkan apa yang ia ikrarkan.
 Sumpah
 Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia
menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Seorang
muslim harus siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran
Islam.
 Janji
 Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berserah
kepada Allah dan berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan
terhadap semua perintah Allah beserta segala pesan yang disampaikan oleh Allah
melalui pengutusan Muhammad.
 Persaksian
 Syahadat juga bermakna penyaksian. Artinya, bahwa setiap muslim menjadi saksi atas
pernyataan ikrar, sumpah dan janji yang dinyatakannya. Dalam hal ini adalah
kesaksiannya terhadap keesaan Allah dan terhadap kerasulan Nabi Muhammad
Syarat Syahadat

Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu
batal. Apabila seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-
syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya tidak sah.
 Syarat syahadat ada tujuh, yaitu:
 Pengetahuan
 Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Orang
yang bersangkutan wajib memahami isi dari dua kalimat yang dinyatakan serta
bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
 Keyakinan
 Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat
tanpa sedikitpun ragu terhadap makna tersebut.
 Keikhlasan
 Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna
syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu
tidak akan diterima oleh Allah.
 Kejujuran
 Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus
dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal
perbuatan.
 Kecintaan
 Kecintaan berarti mencintai Allah dan Muhammad serta orang-orang yang
beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan
terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan
kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah rasulullah.
 
 Penerimaan
 Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang
dari Allah dan rasul-Nya, dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah
kepada Allah, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki
dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Bagi
seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur'an dan sunnah rasul.
 Ketundukan
 Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan
Muhammad secara lahiriyah. Seorang muslim yang bersyahadat harus
mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan
Allah. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan adalah bahwa
penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan
dengan fisik. Oleh karena itu, setiap orang yang bersyahadat tidak harus
disaksikan amirnya dan selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam
kehidupannya.
Makna Syahadat Bagi Muslim

 Bagi penganut agama Islam, kedua kalimat syahadat


memiliki makna sebagai berikut:
 Pintu masuk ke dalam Islam dan pembeda dari umat
lain
 Intisari ajaran Islam
 Dasar-dasar perubahan
 Hakikah dakwah para rasul
 Mendapat ganjaran besar
Shalat

 Pengertian Shalat
 Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang
memiliki arti, ibadah. Sedangkan, menurut istilah,
salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus
atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram
 dan diakhiri dengan salam.
Syarat-syarat Shalat

 sebelum shalat ditunaikan.


 Beragama Islam
 Sudah balig
 Berakal sehat
 Suci dari hadas dan najis
 Menghadap kiblat
 Mengetahui masuknya waktu shalat
 Mengerti syarat, rukun, dan sunah shalat
RUKUN SHALAT

 Berdiri bagi yang mampu.


 niat dalam hati
 Takbiratul ihram.
 Membaca surat Al Fatihah pada tiap rakaat.
 Rukuk dan tuma’ninah.
 Iktidal setelah rukuk dan tumakninah.
 Sujud dua kali dengan tumakninah.
 Duduk antara dua sujud dengan tumakninah.
 Duduk tasyahud akhir
 membaca tasyahud akhir.
 Membaca salawat nabi pada tasyahud akhir.
 Membaca salam yang pertama.
 Tertib melakukan rukun secara berurutan.
Hukum Shalat

 Fardu, Shalat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk


mengerjakannya. Salat fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
 Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukalaf
 langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh
ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti 
shalat lima waktu, dan shalat Jumat (fardhu 'ain untuk pria).
 Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada
mukalaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban
itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang
mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang
mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan
menjadi berdosa bila tidak dikerjakan, seperti shalat jenazah.
 Shalat sunah (salat nafilah) adalah salat-salat yang
dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak
diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi dua,
yaitu:
 Nafil muakkad adalah shalat sunah yang dianjurkan
dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati
wajib), seperti shalat dua hari raya, shalat sunah 
witir dan shalat sunah thawaf.
 Nafil ghairu muakkad adalah shalat sunah yang
dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti
shalat sunah Rawatib dan shalat sunah yang
sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan,
seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika
terjadi gerhana).
Shalat Berjamaah
 Shalat tertentu dianjurkan untuk dilakukan secara bersama-sama
(berjamaah). Dalam pelaksanaannya setiap Muslim diharuskan
mengikuti apa yang telah Nabi Muhammad ajarkan, yaitu dengan
meluruskan dan merapatkan barisan, antara bahu, lutut dan tumit
saling bertemu.
 Pada shalat berjamaah seseorang yang dianggap paling kompeten
akan ditunjuk sebagai imam shalat, dan yang lain akan berlaku
sebagai makmum.
 Shalat yang dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri
antara lain:
 Shalat fardu
 Shalat tarawih
 Shalat yang harus dilakukan berjamaah antara lain:
 Shalat Jumat
 Shalat Hari Raya (Ied)
 Shalat Istisqa'

Anda mungkin juga menyukai