Anda di halaman 1dari 13

JS 2017

Hukum pajak
• Hukum pajak adalah keseluruhan peraturan yang
mengatur hubungan antara pemerintah sebagai
pemungut pajak (fiscus) dan rakyat sebagai pembayar
pajak (Wajib Pajak). Hukum pajak sering juga disebut
hukum fiskal.
• Hukum Pajak dibedakan menjadi:
a. Hukum Pajak Materiil
• Adalah peraturan yang mengatur tentang pajak yang
sifatnya umum. Disebut juga hukum pajak umum (Lex
Generalis). Hukum Pajak Materiil ini wujudnya berupa
Undang-undang Perpajakan, seperti: UU No. 28 Tahun
2007 tentang KUP, UU No. 36 tahun 2008 tentang PPh,
UU No. 42 tahun 2009 tentang PPN & PPnBM, dsb.
b. Hukum Pajak Formil
• Adalah Peraturan yang mengatur bagaimana Hukum
Pajak Materiil dilaksanakan. Disebut juga hukum pajak
khusus atau hukum acara perpajakan (Lex-Specialist).
Hukum Pajak Formil ini disebut juga Peraturan-
peraturan Pelaksanaan dari Undang-undang Perpajakan
yang berupa: Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Kep. Dirjen.
Pajak, Surat Edaran Dirjen. Pajak, dan lain sebagainya.
• Dalam ilmu hukum termasuk juga hukum pajak berlaku
ketentuan yang menyatakan “Lex Specialist derogat Lex
Generalis” yang artinya hukum khusus bisa meniadakan
hukum umum. Jadi hukum formil dalam kondisi tertentu
bisa meniadakan hukum materiil. 
• Dengan demikian untuk bisa mamahami pajak dan
menerapkan dengan benar tentunya kita harus
memahami Undang-Undang Perpajakan dan yang lebih
teknis adalah peraturan pelaksanaannya.
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

1. Asas Domisili
Pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan domisili

2. Asas Sumber
Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan sumber atau tempat
penghasilan berada

3. Asas Kebangsaan
Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan kebangsaan seseorang
CARA PEMUNGUTAN PAJAK

1.Stelsel Nyata (riil)


Pemungutan pajak yang didasarkan pada objek atau penghasilan yang
diperoleh sesungguhnya dan biasanya dilakukan pada akhir tahun

2. Stelsel Fiktif
Pemungutan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
suatu undang – undang. Misalnya penghasilan tahun berjalan dianggap sama
dengan tahun sebelumnya

3.Stelsel Campuran
Kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel fictive. Yakni pada awal tahun
besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan kemudian pada akhir
tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya
SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK
1. Syarat keadilan
Syarat keadilan diberlakukan agar pemungutan pajak harus adil dan merata
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan para wajib pajak memiliki
hak untuk mengajukan keberatan penundaan pembayaran dan banding
2. Syarat Yuridis
Pemungutan pajak tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang, namun
harus berdasarkan perundang – undangan yang berlaku
3. Syarat Ekonomis
pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian masyarakat dan tidak
mengganggu aktivitas atau usaha masyarakat serta tidak menghalangi
kesejahteraan dan tidak merugikan rakyat
4. Syarat Finansial
Pajak yang dipungut diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai biaya
pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak
5. Syarat Sederhana
prosedurnya dibuat sederhana dan tidak menyulitkan serta dapat mendorong
masyarakat untuk memenuhi kewajibannya
TEORI PERPAJAKAN
1. Teori Asuransi
Negara melindungi jiwa, raga, harta dan hak – hak karenanya rakyat harus
membayar pajak yang diibaratkan premi asuransi atas jaminan perlindungan
2. Teori Kepentingan
Beban pajak berdasarkan pada kepentingan masing-masing individu. Makin
besar kepentingannya, makin besar juga pajak yang harus dibayarkannya.
3. Teori Asas Daya Pikul
Beban pajak harus sama berat bagi semua individu sesuai daya pikulnya.
4. Teori Kewajiban Pajak Mutlak
sebagai warga negara yang berbakti, maka rakyat harus sadar bahwa
pembayaran pajak adalah kewajiban setiap warga negara.
5. Teori Asas Daya Beli
Menurut teori ini pajak adalah penarikan daya beli masyarakat, maka akibat
dari pemungutan pajak harus merupakan pemeliharaan kesejahteraan
ISTILAH-ISTILAH
DALAM UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan .

• Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan


kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam
bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
ISTILAH-ISTILAH
DALAM UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

• Pengusaha adalah orang pribadi atau Badan dalam bentuk apapun


yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud di luar Daerah
Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar
Daerah Pabean.

• Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan


Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai
Pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya terakhir dengan UU no. 42 tahun 2009.

 
ISTILAH-ISTILAH
DALAM UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

• Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
• Surat Pemberitahuan (SPT)
adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan pajak dan atau pembayaran pajak, objek Pajak dan atau
bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
• Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa)
adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
• Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan)
adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun
Pajak.
Pengenaan pajak di Indonesia

Negara Daerah

PPh : UU. No. 7 Th. 1983 Dasar hukum Pajak Daerah & Retribusi:
UU No. 18 Th. 1997
diubah UU. No. 36 Th 2008 diubah UU. No. 28 Th. 2009
PPN dan PPnBM: UU. No. 8 Th. 1983
diubah UU. No. 42 Th. 2009

Bea Materai: UU. No. 13 Th. 1985

PBB: UU. No. 12 Th. 1985


diubah UU. No. 28 Th 2009

Anda mungkin juga menyukai