Anda di halaman 1dari 8

Kecerdasan Buatan dan

Perwujudan Pikiran
KELOMPOK 2
MUHAMMAD FUADI
IKA ANDRIANI
MARDIANI
SRI NUR’AENI
Representasi Kegagalan kognitivisme dan
digantikan oleh Badan / Persatuan Dunia
• Ruang China
Representasi Kegagalan kognitivisme dan digantikan
oleh Badan / Persatuan Dunia

 Heidegger (makhluk dan waktu)


 Merleau-Ponty (Persepsi Fenomenologi )

Simbolis AI dengan representasinya dari fakta yang berarti tentang dunia


tidak bisa memecahkan masalah frame. Representasi terbaik dari dunia
adalah dunia itu sendiri. Programer AI membutuhkan model tertentu yang
melekat dan diwujudkan sehingga apa yang dialami menjadi bermakna
Kegagalan Representasi kognitivisme dan
digantikan oleh Badan / Persatuan Dunia
• Penggabungan Komputer dan Filsafat
• Simbolis AI sebagai Program Penelitian yang Merosot
• Heideggerian AI, Tahap Satu: Menghilangkan Representasi dengan Membangun Robot
Berbasis Perilaku
• Heideggerian AI, Tahap 2: Pemrograman Ready-to-Hand
• Heideggerian AI Palsu: Pelekatan, Perwujudan, Perpanjangan Pikiran
• Walter Freeman Merleau-Pontian Neurodynamics
• Persepsi langsung Signifikansi dan Penolakan Pengikatan Masalah
RUANG CINA
Sebuah argumentasi tentang Artificial
Intelligence (AI), Searle menyatakan
bahwa kemampuan kecerdasan
sebuah program tergantung pada
pembuatnya (programernya).
Kecerdasan sesungguhnya bukan
hanya berdasarkan apa yang bisa
komputer lakukan tetapi bisa atau
tidaknya ia mengatakan bahwa ia
mengerti dan menggambarkan apa
yang difikirkannya selayaknya apa
yang difikirkan manusia (human
mind). Jhon Searle (1980)

Terkenal dengan Eksperimen pikiran


MENGGAMBARKAN ARGUMENTASINYA
SEARLE PADA RUANG CINA

Dalam Ruangan Di Luar ruangan

Orang non chinese Karakter/Simbol (dalam


(Orang berbahasa Inggris)
bentuk cerita bahasa
CINA) ini , akan diminta
Jawaban dari dalam
ruangan.
Searle menyimpulkan…………. 

Tampak bagi orang di luar ruangan bahwa seakan-akan dia


memahami bahasa Cina. Tetapi sebagaimana Searle akan
mengakui, dia tidak memahami bahasa Cina sama sekali,
tidak ada semantik Cina atau intensionalitas yang terlibat.

Alasan Searle terhadap klaim ini adalah adanya


perbedaan antara sintaksis (tatabahasa) dan semantik
(makna). Program komputer memanipulasi pulsa-pulsa
elektronik yang mewakili sintaksis dalam cerita
pendek, tetapi sama sekali tidak memiliki semantik.
Argumentasi Searle meruntuhkan keabsahan tes Turing, dan menurunkan keyakinan
peneliti-peneliti kontemporer tentang komputer suatu hari nanti bisa benar-benar
cerdas dalam kecerdasan artificial. Sejak publikasi artikel Searle, pendukung klaim
kecerdasan artificial telah menyusun banyak jawaban untuk mendukung keyakinan
mereka. Perdebatannya masih berlanjut hingga kini.
Dalam artikelnya, “Minds, Brains and Programs” (1980), John Searle berpendapat secara
yakin bahwa komputer tidak akan pernah benar-benar cerdas karena komputer tidak akan
pernah dapat memahami apa pun. Dia mendasarkan argumennya pada operasi dalam
program komputer yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pemahaman tentang cerita
pendek sederhana. Program-program ini, yang dirintis di tahun 1970-an, adalah sebuah
contoh dari “pemrosesan bahasa alami”. Mereka berkerja dengan menganalisis kalimat-
kalimat, menggunakan aturan tata bahasa, dan memecah sebuah cerita pendek sederhana ke
dalam konsep-konsep dasarnya, dengan menggunakan “naskah” (script) – yaitu garis besar
cerita yang telah diprogramkan sebelumnya, yang berlaku untuk situasi-situasi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai