Anda di halaman 1dari 21

KESALAHAN UMUM PADA

PELAKSANAAN PERKERASAN
LENTUR

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Webinar Continuous Quality Improvement


Kesalahan Umum Pada
Penyiapan Bahan

Webinar Continuous Quality Improvement 2


1 Sampling Bahan Tidak Mewakili
Pengambilan contoh bahan (jumlah dan cara) harus mengikuti :
• SNI 03-6868-2002 Tata Cara pengambilan Contoh Uji Secara Acak Untuk Bahan Konstruksi
• SNI 6889-2014 Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat
• SNI 06-6399-2002 Tata Cara Pengambilan Contoh Aspal

Tatacara Pengambilan Contoh Agregat Tatacara Pengambilan Contoh Aspal

Webinar Continuous Quality Improvement 3


Pengujian Tidak Digunakan Untuk
2 Penerimaan Bahan (Aspal & Agregat)
Pada setiap penerimaan bahan setidaknya dilakukan pengujian utama sebagai
indikasi penerimaan:
• Pengujian untuk Aspal Tipe I : Penetrasi dan Titik Lembek
• Pengujian untuk Aspal Tipe II: Penetrasi, Titik Lembek dan Stabilitas Penyimpanan
Pengujian untuk agregat : Gradasi, Abrasi dan Setara Pasir (Sand Equivalent)

Webinar Continuous Quality Improvement


3 Penggunaan Agregat yang Kotor
• Boulder yang kotor akan menghasilkan agregat yang kotor, dan
fraksi abu batu kemungkinan tercampur lempung
• Agregat yang kotor berpengaruh pada kinerja campuran
beraspal

Webinar Continuous Quality Improvement


4 Penggunaan Material Sub-Standar
• Material lokal (sub-standar) memiliki karakteristik yang berbeda dengan material standar,
sehingga penggunaannya terbatas dan harus mengikuti kaidah teknis yang tersedia,
sebagai contoh :
• Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batu karang kristalin, SNI 8168:2015
• Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal, SNI 8157:2015
• Spesifikasi khusus Lapis Fondasi Semen dengan Material Alam Lokal, SKh-1.5.12

Webinar Continuous Quality Improvement


Kesalahan Umum Pada
Pembuatan JMF

Webinar Continuous Quality Improvement 7


Pembuatan JMF tidak memenuhi
5 syarat
• Belum berdasarkan agregat dari hot • Tahapan pembuatan JMF sesuai
bin spesifikasi harus diikuti
• Agregat overflow • Jika ada perubahan jenis agregat maka
harus dibuat JMF yang baru
• Workability campuran buruk
• Perubahan quarry/pemasok
DMF JMF
Agregat Agregat Cold Bin / Stockpile Agregat Hot Bin
Pengujian Karakteristik
Bahan Agregat dan Aspal Ya Tidak

Pengujian Karakteristik
Campuran Beraspal Ya Ya

Lokasi Pengujian Laboratorium Laboratorium & Lapangan


Pengujian Lapangan - Trial Mix & Trial Compaction

Webinar Continuous Quality Improvement


6 Agregat Tercampur Di Stockpile dan Cold Bin
• Gradasi agregat berpengaruh kepada kinerja campuran
beraspal
• Tumpukan antar agregat harus disimpan terpisah
• Jumlah agregat di cold bin disesuaikan dengan kapasitas

Webinar Continuous Quality Improvement


7 Cold Bin Tidak Terlindung Dari Hujan
• Kadar air yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
terganggunya proses produksi dan penurunan kapasitas
produksi

Webinar Continuous Quality Improvement


8 Outlet Cold Bin Tidak Memenuhi Syarat
• Bukaan harus dapat diatur sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kalibrasi
• Untuk menghindari diskontinuitas aliran agregat, gunakan penggetar
(agregat kasar) dan ban berjalan (agregat halus) pada bukaan cold bin

Outlet coldbin yang tersumbat

Outlet coldbin yang tidak dapat diatur


bukaaannya

Webinar Continuous Quality Improvement


9 Dryer tidak memenuhi syarat
• Bentuk pengering, kecepatan putaran, diameter, panjang, jumlah dan desain dari
sudu-sudu mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses
pengeringan
• Kemiringan lebih dari 5o menyebabkan agregat tidak terpanaskan secara optimal,
mengakibatkan suhu pencampuran tidak tercapai
• Kemiringan kurang dari 3o menyebabkan penurunan kuantitas produksi
Sudu sudu di dalam dryer yang mengalami
keausan/kerusakan

Kemiringan dryer yang perlu dikendalikan

Webinar Continuous Quality Improvement


10 Timbangan Tidak Akurat
• Selain dikalibrasi secara rutin (tahunan) oleh instansi resmi (Meteorologi),
perlu juga dilakukan kalibrasi internal secara berkala tiap bulan, hasilnya
seperti grafik

50
50
45
45
40

Timbangan yang diuji


40

Timbangan yang diuji


35
35
30
30
25
25
20
20
15
15
10
10
5
5
0
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Timbangan standar
Timbangan standar
Naik Turun
Naik Turun

Webinar Continuous Quality Improvement


11 Penggunaan Bahan Bakar Non-Standar
• Mengakibatkan pembakaran tidak sempurna dan sisa
pembakaran menyelimuti agregat
• Pembakaran Bahan Bakar yang tidak sempurna menyebabkan
tercampurnya bahan bakar pada campuran beraspal yang
mengakibatkan Rutting pada perkerasan jalan
• Jelaga yang menutupi agregat, menyebabkan aspal tidak merekat
sempurna dan menimbulkan pelepasan butir pada perkerasan

Agregat dari dryer yang menggunakan Rutting pada perkerasan lentur (di Riau)
BBM Standar (kiri) dan BBM Non Standar Contoh – contoh BBM Non Standar yang terpengaruh Penggunaan BBM Non
(kanan) Standar

Webinar Continuous Quality Improvement


Kesalahan Umum Pada
Pelaksanaan

Webinar Continuous Quality Improvement 15


12 Kerusakan Jalan Tidak Diperbaiki Sebelum Overlay

• Retak-retak pada permukaan jalan lama tanpa diperbaiki


langsung dilapis dengan lapisan baru
• Retak refleksi akan timbul di atas lapisan yang baru

1 2

Webinar Continuous Quality Improvement


13 Prime Coat/Tack Coat Tidak Merata
• Lapisan perkerasan jalan tidak melekat dengan baik pada
lapisan di bawahnya dan berpotensi menimbulkan
delaminasi
• Pelaksanaan prime coat/tack coat harus merata dengan
jumlah per meter persegi sesuai ketentuan pada spesifikasi

Tidak terkena tack coat


Tack coat
berlebih

Webinar Continuous Quality Improvement


14 Temperatur Pemadatan terlalu rendah
• Pemanasan di AMP tidak memadai
• Terlalu lama diperjalanan
• Mengakibatkan kepadatan campuran beraspal panas lebih rendah dari ketentuan,
rongga udara tinggi dan lapis perkerasan berpotensi tidak kedap air dan raveling
• Jika perlu, gunakan 2 lapis terpal untuk menutupi campuran beraspal panas dalam
truk
• Jika perlu, gunakan pemadat roda karet lebih dari 1 (satu)

Webinar Continuous Quality Improvement


15 Pembasahan Roda Pemadat Tidak Baik
• Kekurangan air mengakibatkan campuran beraspal
menempel pada permukaan roda pemadat, menghasilkan
permukaan perkerasan yang kasar
• Kelebihan air akan menyebabkan kelekatan aspal berkurang

Webinar Continuous Quality Improvement 19


16 Proses Penuan Aspal Tidak Diperhatikan
• Aspal mengalami penuan pada
setiap tahapan, proses 8
penuaan terbesar terjadi saat Penuaan
setelah masa
6
proses pencampuran layan 10

Indeks Penuaan
tahun
Penuaan selama proses
• Waktu pencampuran di AMP, 4 pengangkutan dan pemadatan

dry mix 3-5 detik, wet mix 30- Penuaan


2
selama proses
40 detik pencampuran

• Selama pengangkutan, bak 0


0 2 4 6 8 10 12
Masa Layan (tahun)
truk harus ditutup terpal (Shell, 2003)

Webinar Continuous Quality Improvement


Terima Kasih
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Media sosial : ditbintekjatan ditbintekjatan ditbintekjatan ditbintekjatan

Anda mungkin juga menyukai