Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI ASWAJA

Oleh :
 M. Faiz Nailun Ni’am (1842200034)
 Rohikim Mahtum (1842200033)
METODOLOGI ASWAJA :
 PENGERTIAN TEOLOGI ASWAJA
 DASAR-DASAR ASWAJA DAN POSISI AKAL
 PERAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
DALAM MENGHADAPI MASALAH AKIDAH
A. PENGERTIAN TEOLOGI AHLUSSUNNAH WAL
JAMMAH
 Teologi ialah ilmu yang lebih mengutamakan pemahaman
masalah-masalah ketuhanan dalam pendeketanya yang
rasional dari tauhid yang bersama syariat membentuk orientasi
keagamaan yang lebih bersifat eksoteris. Dalam kamus new
English dictionary juga menerangkan tentang teologi yang di
susun oleh Collins sebagai berikut : the science which treats of
the facts and phenomena of religion and the relation between
God and men (ilmu yang membahas fakta-fakta dan gejala-
gejala agama serta hubungan-hubungan antara tuhan dan
manusia) Jadi secara garis besar teologi adalah ilmu yang
membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama.
B. DASAR-DASAR ASWAJA DAN POSISI AKAL

Ahlussunnah wal Jama'ah yang dikembangkan oleh NU


memiliki prinsip-prinsip dasar yang menjadi rujukan bagi
tingkah laku sosial dan pemahaman keagamaan warga
NU.
Prinsip dasar Ahlussunnah wal Jama'ah, yang bersumber
kepada al-Qur'an, sunnah, ijma', dan qiyas ini telah
menjadi paradigma sosial-kemasyarakatan warga NU
yang terus dikembangkan sesuai dengan konteks
perkembangan masyarakat Islam dan pemikirannya.

Prinsip-prinsip dasar ini meliputi :


PERTAMA, PRINSIP TAWASSUTH, YAITU JALAN
TENGAH, TIDAK EKSTREM KANAN ATAU KIRI.

 Dalam paham Ahlussunnah wal Jama'ah, baik di


bidang hukum (syarî'ah) bidang akidah, maupun
bidang akhlak, selalu dikedepankan prinsip
tengah-tengah. Juga di bidang kemasyarakatan
selalu menempatkan diri pada prinsip hidup
menjunjung tinggi keharusan berlaku adil, lurus
di tengah-tengah kehidupan bersama, sehingga ia
menjadi panutan dan menghindari segala bentuk
pendekatan ekstrem
KEDUA, PRINSIP TAWÂZUN, YAKNI MENJAGA KESEIMBANGAN
DAN KESELARASAN

 yakni menjaga keseimbangan dan keselarasan,


sehingga terpelihara secara seimbang antara
kepentingan dunia dan akherat, kepentingan
pribadi dan masyarakat, dan kepentingan  masa
kini dan masa datang. Pola ini dibangun lebih
banyak untuk persoalan-persoalan yang
berdimensi sosial politik. Dalam bahasa lain,
melalui pola ini Ahlussunnah wal Jama'ah ingin
menciptakan integritas dan solidaritas sosial umat
KETIGA, PRINSIP TASÂMUH, YAITU BERSIKAP TOLERAN
TERHADAP PERBEDAAN PANDANGAN

 terutama dalam hal-hal yang bersifat furu'iyah,


sehingga tidak terjadi perasaan saling terganggu,
saling memusuhi, dan sebaliknya akan tercipta
persaudaraan yang islami (ukhuwwah
islâmiyyah).
KEEMPAT, PRINSIP AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR (MENYERU
KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH KEMUNGKARAN)

 Dengan prinsip ini, akan timbul kepekaan dan


mendorong perbauatan yang baik dalam
kehidupan bersama serta kepekaan menolak dan
mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan
kehidupan ke lembah kemungkaran.
C.    PERAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
DALAM MENGHADAPI MASALAH AKIDAH
 Aqidah atau keyakinan dalam Islam merupakan fondasi yang sangat
menentukan. Bila aqidahnya benar maka amaliahnya insya Allah akan
diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya apabila aqidahnya
batil hingga keluar dari Islam maka seluruh amaliyahnya akan sia-sia,
tidak diterima oleh AllahSubhanahu wa Ta’ala. Karena Allah Ta’ala telah
berfirman:
‫) بَ ِل‬65( ‫ين‬
َ ‫اس ِر‬ َ ‫ين ِمنْ قَ ْبلِ َك لَئِنْ أَش َْر ْك‬
ِ ‫ت لَيَ ْحبَطَنَّ َع َملُ َك َولَتَ ُكونَنَّ ِم َن ا ْل َخ‬ ِ ُ‫ َولَقَ ْد أ‬
َ ‫وح َي إِلَ ْي َك َوإِلَى الَّ ِذ‬
]66 ،65/‫ين[الزمر‬ َ ‫هَّللا َ فَا ْعبُ ْد َو ُكنْ ِم َن الشَّا ِك ِر‬
 Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)

yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan


hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah
kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (QS Az-Zimar/ 39: 65, 66).
PENTINGNYA MEMBENTENGI AQIDAH
 Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan tuntunannya. Di antaranya:
ٍ َ‫ َك َمثَ ِل ق‬، ‫اقع فِيهَا‬
‫وم‬ ِ ‫ (( َمثَ ُل القَائِ ِم في ُح ُدو ِد هللاِ َوال َو‬: ‫ قَا َل‬، – ‫ عن النَّب ّي – صلى هللا عليه وسلم‬، ‫عن النعمان بن بشير رضي هللا عنهما‬

‫ فَقَالُوا‬، ‫ستَقَوا ِم َن ال َما ِء َم ُّروا َعلَى َمنْ فَ ْوق ُه ْم‬ ْ َ‫ين في أ‬


ْ ‫سفَلِ َها إِ َذا ا‬ ْ َ‫ض ُه ْم أ‬
َ ‫ َو َك‬، ‫سفَلَ َها‬
َ ‫ان الَّ ِذ‬ ُ ‫ض ُه ْم أعْالها َوبَ ْع‬ َ َ‫سفِينَ ٍة ف‬
ُ ‫صا َر بَ ْع‬ َ ‫ستَ َه ُموا َعلَى‬ ْ ‫ا‬
)) ً ‫أخ ُذوا َعلَى أي ِدي ِه ْم نَ َجوا َونَ َج ْوا َجميعا‬ ِ َ‫ لَ ْو أنَّا َخ َر ْقنَا في ن‬:
َ ْ‫ َوإن‬، ً ‫ فَإِنْ تَ َر ُكو ُه ْم َو َما أ َرادُوا َهلَ ُكوا َجميعا‬، ‫صيبِنَا َخ ْرقا ً َولَ ْم نُؤ ِذ َمنْ فَوقَنَا‬
. ُ‫ َما نَ َهى هللا َع ْنه‬: ‫بالحدُو ِد‬
ُ ‫ َوال ُمرا ُد‬، ‫دفعها وإزالتِها‬ ِ ‫ القائم في‬، ‫ المنكر لَ َها‬: ‫هللا تَ َعالَى )) معناه‬ ِ ‫ (( القَائِ ُم في ُحدُو ِد‬. ‫رواه البخاري‬
)147 ‫ ص‬/ 1 ‫ رياض الصالحين – (ج‬. ) 2493 ( 3/182 ‫ البخاري‬: ‫ أخرجه‬. ‫ ا ْقتَ َرعُوا‬: )) ‫ستَ َه ُموا‬ ْ ‫(( ا‬
 “Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan yang melanggarnya adalah bagaikan
suatu kaum yang mengadakan undian untuk naik sebuah kapal, maka jadilah sebagian mereka ada di
atas dan sebagian lagi di bawah. Lalu orang-orang yang ada di bawah jika mereka hendak mengambil
air maka harus melewatiorang yang di atas mereka. Maka mereka berkata: “Seandainya kami
melubangi kapal ini maka kami tidak mengganggu orang yang di atas kami.”Jika para penumpang kapal
itu membiarkan apa yang mereka kehendaki itu maka semuanya akan binasa. Tetapi jika mereka
mencegahnya maka selamatlah dan selamat semuanya.” (Hadits Riwayat Al-Bukharinomor 2493,
Riyadhush Sholihin juz 1 halaman 147).
 Demikianlah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hal menjaga agama, kalau
sampai ada kesesatan, apalagi yang sifatnya mengeluarkan dari iman menjadi kafir, maka mesti harus
dicegah. Dan itu kalau tidak ada yang mencegahnya maka akan tenggelam lah masyarakat dalam
kekafiran. Demikian pula kesesatan-kesesatan lainnya, apabila dibiarkan berlangsung dan tidak
dicegah, maka akan merajalela lah kesesatan itu.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai