Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN

RISIKO
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur
risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber
daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain
mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh
konsekuensi dari risiko tertentu.

Manajemen risiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua perusahaan. Fokus dari
manajemen risiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi risiko. Manajemen risiko
meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam
memimpin keseluruhan sasaran organisasi. Tujuan utama manajemen risiko adalah untuk meminimalkan
potensi kerugian yang timbul dari perubahan tidak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan
ekuitas.

1
MANAJEMEN
RISIKO
✗ Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan
ekspektasi arus kas perusahaan

✗ Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga


memperoleh manfaat dari manajemen eksposur.

✗ Manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi


oleh konsumen.

2
MANAJEMEN RISIKO
YANG BAIK
Memahami bisnis Formal, Mengembangka
Menetapkan
perusahaan sistematis, n infrastruktur
mekanisme
terintegrasi, dan kontrolrisiko
komprehensif

Memfokuska
Menetapkan batas Menetapka
Mengembangkan
n pada aliran
(limits) n sistem
budaya sadar
kas risiko insentif
yang tepat

3
UNSUR UNSUR RISIKO
Kemungkinan kejadian Dampak atau Kemungkinan kejadian
atau peristiwa konsekuensi (risiko masih berupa
kemungkinan atau
diukur dalam bentuk
probabilitas)

Unsur-unsur risiko selalu terintegrasi dalam pengertian risiko. Perlu dijelaskan bahwa unsur-unsur
tersebut harus selalu ada ketika instansi melakukan penilain risiko. Jika salah satu unsur tidak terpenuhi
maka tidak atau belum dapat dikatakan sebagai risiko. Selain dari unsur-unsur di atas, ada satu hal yang
juga mutlak ada dalam penilaian risiko, yaitu adanya tujuan, baik tujuan tingkat instansi maupun tujuan
di tingkat kegiatannya.

4
CONTOH KASUS
MANAJEMEN
RISIKO
“Bank Indonesia
Membekukan
Kegiatan Usaha PT.
Bank Global”
5
Sejak 14 Desember 2004, Bank Indonesia (BI) membekukan kegiatan usaha (BKU) PT
Bank GlobalTbk. Sekitar 8.000 nasabah yang tercatat di 13 kantor cabang terpaksa
kerepotan mengurus dananya. Bukan hanya itu, ratusan investor publik pemegang saham
juga menjadi tidak jelas investasinya.

Empat alasan ditutupnya Bank Global


 Pertama, terus memburuknya kondisi keuangan Bank Global.
 Kedua, tidak menyetorkan tambahan modal yang diminta BI sejak bank tersebut
masuk pengawasan khusus (special surveillance unit ) pada 27 Oktober hingga 13
Desember 2004.
 Ketiga, direksi Bank Global tidak menunjukkan iktikad baik untuk patuh pada
aturan. Bahkan, dalam pengawasan BI dan kepolisian ada upaya secara
sengaja dari pihak bank tersebut untuk memusnahkandan menghilangkan barang
bukti.
 Keempat, direksi, pejabat eksekutif, dan beberapa karyawan bank publik itu diduga
telah melakukantindak pidana perbankan dengan merusak dan menghilangkan
dokumen-dokumen penting bank.

6
Solusi :
Pertama, sebagai perusahaan terbuka, semestinya Bank Global transparan dan
menerapkan denganseksama asas good corporate governance.
Kedua, seperti dilansir Investor Daily Online (14/12/2004), bahwa kehancuran
Bank Global sangat boleh jadi disebabkan oleh sebuah kolusi antara
pengelola Bank Global dengan Prudence Asset Management(PAM).
Ketiga, kasus Bank Global menarik diikuti karena kasus ini mencoreng citra
reksadana, sebuah instrumen pasar modal yang mengalami pertumbuhan pesat
selama dua tahun terakhir.
Keempat, kasus Bank Global mencerminkan lemahnya pengawasan BI dan
Bappepam.
Yang terpenting dari kasus-kasus pembekuan bank adalah pembelajaran bagi pemilik maupun pengurus
bank untuk bercermin diri dalam pengelolaankeuangan dan manajemen perbankan agar tidak menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang ada, sertadiharuskan menerapkan prudent banking . Lebih khusus lagi, bagi para
nasabah agar tidak gegabah dan senantiasa berhati-hati jika ingin menempatkan dananya pada lembaga
perbankan maupun lembagakeuangan lainnya.

7
SIMPUL
AN
Pada dasarnya setiap perusahaan dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya pasti akan
menghadapi risiko. Manajemen resiko
sangat penting bagi kelangsungan suatu
usaha atau kegiatan. Jika terjadi suatu
bencana, seperti kebakaran atau kerusakan,
perusahaan akan mengalami kerugian yang
sangat besar yang dapat menghambat ,
mengganggu bahkan menghancurkan
kelangsungan usaha atau kegiatan operasi.

8
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai