DEFINISI
Nyeri
“pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan”
Fletcher (2015) → Sebuah studi observasional prospektif meneliti kejadian dan karakteristik nyeri
kronik post operasi di berbagai pusat medis di seluruh Eropa
EPIDEMIOLOGI
Prosedur pembedahan
menyebabkan
kerusakan jaringan
lokal dan mengaktifkan
nosiseptor perifer
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
sensitisasi nyeri
primer dan sentral
DIAGNOSIS
Evaluasi nyeri secara spesifik meliputi:
lokasi nyeri
kualitas nyeri (tumpul, tajam, berdenyut, menusuk, terbakar)
durasi nyeri (konstan, intermiten, paroksismal)
faktor pencetus (gerakan, posisi duduk, batuk)
intensitas nyeri saat istirahat, selama bergerak
gejala yang menyertai
kualitas tidur, strategi koping
riwayat pengobatan nyeri dan efeknya
jenis dan luas trauma bedah, jenis anestesi, perawatan dan komplikasi
pasca operasi
DIAGNOSIS
Nyeri adalah pengalaman
individu dan subjektif
ANALGESIA PREVENTIF
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (NSAID)
Hasil: anestesi spinal dan lokal memberikan efek perlindungan
terhadap nyeri kronik pasca operasi hernia inguinal, pada pasien
Bugada et al (2016) yang juga menerima ketorolak.
Dosis ketorolak: 30mg/8 jam IV selama 24 jam pertama setelah
operasi → 10mg/8 jam PO selama tiga hari setelah keluar dari RS
Hasil: Dosis:
injeksi morfin intratekal secara pada saat diberikan
signifikan menurunkan anestesi spinal, pasien juga
keparahan nyeri kronik 3 bulan diberikan tambahan injeksi
post operasi seksio sesarea. 0,1 mg morfin intratekal
Garbapentin & Pregabalin
4 penelitian gabapentin
Dosis: mulai dari 1200 mg gabapentin 1-2 jam sebelum operasi atau 1200 mg mg
gabapentin selama 8 hari mulai dari malam hari sebelum operasi.
3 Studi Pregabalin
Hasil: penurunan kejadian nyeri kronik post operasi ditemukan di ketiga uji coba tsb
Dosis: mulai dari 150mg atau 300mg pregabalin pra operasi, dilanjutkan 50 mg-150
mg pregabalin pada 12 dan 24 jam pasca operasi, atau dua kali sehari selama 5-14
hari pasca operasi
Garbapentin & Pregabalin
Studi meta-analisis oleh
Mishriky et al (2015)