Anda di halaman 1dari 54

KONSEP

RISIKO
TUJUAN UMUM

Memahami bagaimana risiko bisnis yang akan dihadapi dalam


usahanya.
Bagaimana risiko bisnis yang ada dapat disikapi, tentunya dengan
mengenal terlebih dahulu risiko itu sendiri.
Para wirausaha merupakan pengambil risiko yang telah
diperhitungkan agar hasil yang diperoleh lebih besar daripada
kegagalan dan sangat bergairah menghadapi tantangan.
A. PENGERTIAN RISIKO

Wirausaha menghindari situasi risiko rendah


karena tidak ada tantangannya dan bila
perlu menghindari situasi risiko tinggi
karena mereka inginkan suatu keberhasilan
dan mengurangi kegagalan.
PENGERTIAN RISIKO

Apabila tujuan usaha yang diingin dicapai dan


01 berarti bagi diri pribadi wirausaha.
Tantangan baru artinya
bagi para wirausaha
Kemampuan untuk mengendalikan diri pribadi
dengan risiko yang 02
wirausaha
diperhitungkan bila
terdapat kriteria berikut
03 Adanya suatu perasaan dan kepuasan kemungkinan dalam
ini: mengelola usaha untuk berhasil atau gagal.
B. KRITERIA RISIKO
Kriteria risiko timpul,apabila kita dihadapkan dan menentukan pilihan antara dua alternatif atau.lebih, hasilnya
yang akan diperoleh tidak diketahui dan dapat dinilai secara obyektif.

Kreteria risiko mengandung potensi kegagalan dán potensi keberhasilan yang dapat dikelompokah dalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Kelompok Risiko Tinggi, Keberhasilan yang diperoleh sangat kecil dibandingkan kegagalan atau usaha yang
digeluti lebih sering gagal dibandingkan denganı hasil.
Contoh: usaha disektor pesawat terbang, dimana wirausaha tidak memiliki latar belakang pendidikan atau
disiplin ilmu kedirgantaraan, maupun tidak mempunyai pengalamnan dan lain-lain.
2. Kelompok Risiko Rendah, Keberhasilan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan kegagalan, namun
usaha yang dikelola tidak ada tantangan dan wirausaha tidak mengoptimalkan kemampuan yang dimilik.
Contoh: Usaha warung kelontong yang tidak berkembang dan pemiliknya lulusan S1 dan pengalaman yang luas.
3. kelompok risiko sedang, kebethasilan yang dicapai lebih besar dibandingkan dengan kegagalan, unsur-unsur
tantangan dengan tingkat risiko selalu diperhitungkant, kemampuan, pengalaman dan lain-lain dioptimalkan.
contoh : wirausaha yang sukses dengan usaha yang berkembang dan memikirkan usahanya dalam jangka
panjang.kembang
Sebagai wirausaha yang sukses dalam situasi penuh ketidak pastian dengan
mempertimbangian keberhasilan dan kegagalan perhu diperhatikan:
a. daya tarik setiap alternatif
b. Seberapa besarnya kerugian yang mampu diemban.
c. Seberapa jauh untuk dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan dan
dapat mengurangi kegagalan.

Adapun ciri-ciri wirausaha saling berkaitan dengas perilaku pengambil risiko


antara lain:
a. Pengambillan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
b. Pengambilan isiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan yang dmiliki.
C. SIKAP MENGHADAPI RISIKO
1. Sikap Penghindar Risiko
Bila seseorang menetapkan nilai ekivalen tetap dari suatu ke
jadian tak pasti lebih rendah dari nilai ekspektasi kejadian tersebut maka ia disebut sebagai penghindar
risiko.
Contoh, seseorang telah memiliki lotere:

Namun orang menyatakan bahwa dia bersedia menjual lotere tersebut dengan harga Rp. 300.000,. Ini
berarti bahwa meskipun dia tahu bahwa nilai ekspektasi lotere tersebut Rp. 500.000,- tetapi bagi dia
nampaknya adalah lebih baik untuk menerima Rp. 300.000,-dengan pasti, dasipada bermain risiko
dengan lotere, meskipun nilai ekspektasi lotere tersebut lebih tinggi. Nampak bahwa orang ini memiliki
sifat sebagai penghindar risiko.penghindar.
Beda nilai antara nilai ekspektasi lotere dengan ekivalen tetap tersebut sebagai risk premitm atau premi
risiko. Jadi:
Premi Risiko Nilai= Ekspektasi-ekivalen tetap
Premi risiko dapat diartikan sebagai sejumlah uang (atau besaran lain) yang rela dilepaskan seseorang
untuk dapat menghindarkannya dari risiko yang terlihat pada kcjadian tak pasti tersebut.
Bila seseorang bersifat sebagai penghindar risiko maka premi risikonya akan
selalu positip. Dan makin besar premi risiko tersebut, maka sifat penghindar
risiko orang tersebut akan makin besar pula.
Karena sifat penghindar risiko dinyatakan dengan premi risiko yang
positip, maka kurva utility-nya akan selalu terletak di sebelah kiri atas dari
garis netral. Dengan kata lain kurva utility-nya berbentuk concave.
2. Sikap Netral

Di lain pihak bila seseorang menyatakan bahwa ekivalen tetap sebuah lotere sama
dengan nilai ekspektasinya, maka dia mempunyai sikap yang netral dalam menghadapi
risiko.
Dalam hal ini maka premi risikonya adalah nol. Dan Kurva utilitynya digambarkan
sebagai garis lurus.
3. Sikap Penggemar Risiko
Seseorang yang memiliki sikap ini, maka ekivalen tetap atas suatu kejadian tak pasti
baginya akan lebi besar dari pada nilai ekspetasi dari kejadian tersebut.
Untuk orang dengan sikap ini maka premi risikonya adalah negatig; artinya, dia
mengharapkan suatu tambahan dari nilai ekspetasi, agar bersedia melepaskan lotere
tersebut.
Bagaimana sikap seseorang dalam menghadapi risiko adalah tergantung pada
beberap hal antara lain; sifat dasar orang tersebut, persoalan yang dihadapi, situasinya
saat ini dan sebagainya.

Sikap penggemar risiko dapat ditemui dalam kejadian dimana terdapat suatu
tingkat aspirasi yang sangat penting. Dalam hal ini bila tingkat aspirasi tersebut daapat
dicapai, maka akan dapat diperoleh suatu perubahan yang amat berarti, seperti
kenaikan pangkat dan sebagainya.
Gambar tersebut adalah situasi bahwa konsekuensi kehilangan uang Rp. 10.000,-
mungkin tidak terlalu berbeda dengan kehilangan Rp. 5.000,-.
Dibandingkan dengan sikap lain, maka sikap penghindar risiko adalah sikap yang
palig sering ditemui dalam menghadapi kejadian tak pasti, yang melibatkan
konsekuensi-konsekuensi penting.
Bab 6
KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI
Komunikasi bisnis adalah pertukaran informasi atau pengetahuan
bisnis diantara dua orang atau lebih.

Dalam memilih media,anda harus mempertimbangkan :


-mana yang membutuhkan pendekatan secara personal dan mana
yang tidak.
-apakah umpan balik diperlukan.
-apakah pesan harus disampaikan secara langsung.
-ketepatan dan kecepatan.
-kredibilitas sumber
-apakah catatan permanen diperlukan.
Penerima pesan dipengaruhi oleh pandangan dan sikapnya sendiri.
Bila pengirim ingin Menjamin pesannya akan diterima,dimengerti dan
dilaksanakan,dia harus memperhitungkan
Hal ini dalam memilih media dan menyatakan pesan :
-pandangan
-sikap

Informasi bisnis didistribusikan didalam organisasi wirausaha sebagai


berikut :
-rantai komando
-tulisan
-sistem perwakilan
-kelompok kerja
Negosiasi dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mengatasi perbedaan
pendapat diantara dua pihak atau lebih.mulai dari janji bertemu antara dua
individu hingga perundingan perdamaian antara dua negara yang
bermusuhan.

Didunia usaha negosiasi sangat penting,keberhasilan negosiasi


tergantung pada :
a.Pokok permasalahan tersebut dapat dirundingkan atau tidak.
b.pihak-pihak yang terlibat dalam perundingan bersedia menerima dan
mampu memberikan dan bernilai sebagai pertukaran.
c.pihak-pihak berunding sampai batas-batas tertentu harus saling percaya.
Dalam bernegosiasi,terdiri dari 3 variabel mempengaruhi negosiasi
Yaitu :
-waktu
-informasi
-power

Sedangkan dasar negosiasi terdiri dari :


-Problem : pisahkan unsur manusia dari persoalan
-Kepentingan : pusatkan pada kepentingan bukan kedudukan.
-Pilihan solusi : pertimbangan solusi-solusi demi keuntungan bersama
-Pemikiran bahwa “persoalan orang lain bukan persoalan kita”
Garis besar bernegosiasi meliputi :
-persiapan
-bersoal jawab
-mengajukan usul
-tawar menawar
Bab 7
MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki usaha ;
1. Merintis usaha baru (starting) adalah membentuk usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada 3 bentuk usaha baru
yang dapat dirintis :
• Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), merupakan bentuk usaha yang dikelola
sendiri oleh seorang.
• Persekutuan (partnership), merupakan suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang
secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
• Perusahaan berbadan hokum (corporation), merupakan perusahaan yang didirikan atas
dasar badan hukum dengan model saham-saham.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yag telah
dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dari organisasi usaha
yang sudah ada.
3. Kerjasama manajemen (franchisor/parent company) dalam mengadahkan persetujuan
jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Kerjasama ini biasanya dengan
dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola
arus kerja, pemilihan karyawan, advertensi, pembukuan.
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan wirausaha untuk mencari
peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu: Pertama, pendekatan “idea generation”, yaitu
pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Kedua,
pendekatan “the out-side in” yang disebut juga “opportunity recognition”, yaitu pendekatan
yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil apabila merespons atau
menciptakan suatu kebutuhan pasar. “Opportunity recognition” tidak lain adalah pengamatan
lingkungan (environment scanning) yaitu alat untuk pengembangannya yang akan ditransfer
menjadi peluang-peluang ekonomi.
Menurut Lambing, keunggulan dari perusahaan baru datang ke pasar adalah mengidentifikasi
“kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”. Berdasarkan pendekatan “inside-out”.
Seorang kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
1. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta
cara menyajikannya.
2. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan
pelanggan serta harga yang tepat.
3. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber
dana dan cara menggunakannya.
4. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, dan kemampuan komunikasi serta negoisasi.
Dalam memasuki arena bisnis dan memulai usaha baru, seorang dituntut tidak hanya
memiliki kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan tersebut harus
diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku dipasar. Gambar VII.1
merupakan bagian proses bisnis yang diawali dengan kepribadian dan ide.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
• Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
• Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
• Tempat usaha yang akan dipilih
• Organisasi usaha yang akan dilakukan
• Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
• Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
 
.
1. Bidang dan Jenis Usaha yang Dimiliki

• Bidang Usaha pertanian meliputi usaha pertanian, kehutanan, perkebunan.


• Bidang Usaha Pertambangan meliputi usaha galian tanah, galian pasir, batu, bata.
• Bidang Usaha Pabrikasi meliputi usaha industri, assemblasi dan sintetis.
• Bidang Usaha Kontruksi meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengariran.
• Bidang Usaha Perdagangan meliputi usaha perdagangan kecil, grosir, agen.
• Bidang Usaha Jasa dan Keuangan meliputi usaha perbankan, asuransi dan koperasi.
• Bidang Usaha Jasa Perorangan meliputi usaha salon, laundry, catering.
• Bidang Jasa-Jasa Umum meliputi usaha pengangkutan, wartel, dan distribusi
2. Bentuk Perusahaan yang akan Dipilih

• Perusahaan Perorangan, yaitu perusahaan baru yang dimiliki dan diselenggarakan


oleh satu orang.
• Pesekutuan, yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang
menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
• Perseroan, yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang
saham yang mempunya tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang
perusahaan sebesar modal disetor.
• Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama
bersama. Bila untung maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya jika rugi
ditanggung bersama.
 
3. Tempat dan Usaha Yang Akan Digunakan

Dalam menetukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal :


• Akses mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan
• Dekat dengan sumber tenaga kerja
• Dekat denan akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat angkut
dan jalan raya.
4. Organisasi Intern Usaha

• Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya. Jika skala dan
lingkup usaha semakin besar, maka pengelolaannya harus melibatkan orang lain.
Dalam perusahaan lebih besar seperti Perseroan Terbatas (PT) dan CV, maka
organisasi kompleks lebih kompleks lagi. Secara hierarkis orgabisasi perusahaan
terdiri dari beberapa tingkatan yaitu rapat umum pemegang saham, dewan
komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham adalah
pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat dewan komisaris.
Komisaris adalah mengawasi tindak-tanduk direksi dalam menjalankan
perusahaannya, dan manajer untuk menjamin kelancaran perusahaan tersebut.
5. Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat
jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya
usaha/ perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro

1) Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok,
karyawan, pemegang saham, majikan, menejer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.

2) Lingkungan Makro
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan
secara keseluruhan,yang meliputi:
a) Lingkungan Ekonomi (Economic Environment)
Kekuatan ekonomi lokal, regional, rasional, dan global akan berpengaruh terhadap peluang
usaha.

b) Lingkungan Teknologi (Technological Environment)


Kekuatan teknologi dan kecendrungan perubahannya sangat berpengaruh pada perusahaan.

c) Lingkungan Sosialpolitik (Socio Environment)


Lingkungan sosial dan politik, kecendrungan kecendrungan dan konteksnya perlu diperhatikan untuk
menentukan seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh pada tingkah laku masyarakat.

d) Lingkungan Demografi dan Gaya Hidup (Demografi and Life Style Environment)
Produk dan barang jasa yang dihasilkan sering kali dipengaruhi oleh perubahan demografi oleh perubahan
demografi dan gaya hidup.
6. Hambatan-hambatan dalam Memasuki Industri
Menurut Peggy Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu :
1. Sikap dan kebiasaan Pelanggaran, Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang.
Sebaliknya perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan
kebiasaan pelanggannya.
2. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan, dan penggantian alat serta system yang lama
3. Respons dari pesaing yang ada secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang ada.

7. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta


Paten, merek dagang, dan hak cipta sangat penting bagi perushaan terutama untuk melindungi penemuan-
penemuan, identitas, dan nama perusahaan, serta keorisinilan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Perlindungan produk-produk perusahaan sangat penting untuk menghindari usaha-usaha meniru dan
menduplikasi yang dilakukan oleh pihak lain. Bebrapa hak perlindungan perusahaan yang bisa diperoleh adalah
hak paten, merek dagang, dan identitas perusahaan lainnya.
1) Paten
Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang atas penemuan produk yang diberi wewenang untuk
membuat, menggunakan dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Penemuan yang
telah diberikan hak paten, tidak boleh di duplikasi dan dijual oleh siapapun tanpa izin (lisensi) dari penemunya. Ada
beberapa langkah untuk mendapatkan hak paten, yaitu :
a. Tetapkan bahwa yang ditemukan benar-benar baru
b. Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut
c. Telusuri paten-paten yang telah ada
d. Pelajari hasil telusuran
e. Mengajukan lamaran paten

2) Merek Dagang
Merek dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek dagang pada
umumnya berbentuk symbol atau nama atau logo atau slogan atau tempal dagang yang oleh perusahaan digunakan
untuk menunjukan keorisinilan produk.

3) Hak Cipta
Hak cipta (copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindung pencipta dari keorisinilan ciptaanya, misalnya
karangan, musik pencipta lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan atau menjual.
B. MEMBELI PERUSAHAAN ORANG LAIN
Banyak alasan orang memilih membeli perusahaan yang sudah ada ketimbang mendirikan atau merintis usaha
baru diantaranya karena memiliki beberapa keuntungan seperti kurang berisko, lebih mudah, dan memiliki peluang
untuk membeli denga harga yang bisa ditawar. Disamping itu, membeli perusahaan yang sudah adapun memiliki
peluang harga yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan merintis usaha baru, Namun demikian bahwa
membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung kerugian dan permasalahan eksternal dan internal:
a. Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyak pesaing dan ukuran peluang pasar
b. Masalah internal, yaitu masalah yang ada dalam perusahaan misalnya masalah image atau reputasi
perusahaan.

1. Aspek-aspek yang harus diperhatikan


Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli, aspek-aspek itu meliputi:
1) Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoprasikan perusahaan tersebut?
2) Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?
3) Dimana lokasi perusahaan tersebut ?
4) Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha baru?
2. Langkah–langkah dalam membeli perusahaan

1. yakinlah bahwa anda tidak akan merintis perusahaan yang baru. Pertimbangkan, alasan membeli
perusahaan ketimbang merintis usaha-usaha baru atau franchising
2. tentukan jenis perusahaan yang diiinginkan dan apakah anda mampu mengelolanya ? Teguhkan
kekuatan, kelemahan, tujuan, dan kepribadian anda.
3. pertimbangkan gaya hidup anda ingikan. Apa yang diharapkan dari perushaan tersebut apakah
uang, kebebasan atau fleksibilitas ?
4. pertimbangkan lokasi yang anda inginkan
5. pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki perusahaan ini selama-lamanya dan
untuk kesenangan

C. FRANCHISING (KERJA SAMA


MANAJEMEN)
Franchising adalah kerja sama manajemen untuk perusahaan cabang/penyalur. Intinya franchising ini
adalah memberi hak monopoli untuk menyelanggarakan usaha dari perusahaan induk maksudnya perusahaan
Adapun kerja sama antara “franchisor” dan “franchisee” adalah seb
agai berikut

Dalam kerja sama franchising, perusahaan induk memberikan bantuan manajemen secara berkesinambungan.
Keseluruhan citra (goodwill), pembuatan, dan teknik pemasaran diberikan kepada perusahaan franchisee. Dasar
hukum dari penyelanggaraan franchising adalah kontak kerja sama antara franchisor (perusahaan induk) dan
franchisee (perusahaan penyalur)
Kelebihan dan kekurangan dari merintis usaha baru, membeli perusaha
an dan kerja sama manajemen (Franchising)
Bab 8
A. Pemahaman Organisasi dan Manajemen

Formalitas tinggi, setiap kegiatan/aktivitas individu,


kelompok dalam berorganisasi harus mengikuti prosedur
atau aturan-aturan yang telah ditetapkan dan tingkat
kepatuhannya mempunyai mekanisme reward dan
punishment yang disesuaikan.
1. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu kumpulan individu yang


mempunyai tujuan, sasaran dan target yang harus
dicapai. Agar tercapai dengan efektif dan efisien maka
diperlukan suatu fungsi manajemen.
seorang wirausaha harus memahami hal ini untuk
mengelola organisasi usahanya, karena pada organisasi
usaha terdapat tingkat formalitas yang telah diterapkan
dan harus dijaga oleh seorang wirausaha bila ingin
berhasil dalam usahanya.
Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari dari seorang
wirausaha terutama pada Usaha Kecil Menengah (UKM) yaitu
bagaimana urusan bisnis dicampur dengan urusan yang
lainnya (contoh : pencatatan keuangan usaha).
Berdasarkan pengamatan penulis dari tahun 2002-2006
pada 240 pengusaha kecil dan menengah di daerah
JABOTABEK, hampir 80% pengelolaan usahan tidak
didasarkan pada tolak ukur tersebut (tidak ada pencatatan
keuangan yang membedakan transaksi usaha dan pribadi,
tidak ada perencanaan usaha, labil didalam menentukan tujuan
dan sasaran).
2. Pengertian Manajemen
Menurut ahli manajemen Indonesia T. Hani Handoko, manajemen
adalah efisiensi dan efektifitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep
matematik atau merupakan perhitungan rasio antara output dan input.
Seorang wirausaha efisien adalah seseorang yang mencapai keluaran
yang lebih tinggi dibanding masukan-masukan yang digunakan.
Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat
atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Seorang wirausaha efektif dapat memilih pekerjaan yang
harus dilakukan atau cara yang tepat untuk mencapai tujuan.
B. Penetapan Misi dan Tujuan Organisasi
1. Penetapan Misi
Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi
tentang maksud dari organisasi. Misi suatu organisasi
adalah maksud khas dan mendasar yang membedakan
organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Misi
merupakan perwujudan dasar filsafat para wirausaha
dan mencerminkan konsepsi diri perusahaan.
Tujuan Umum
2. Tujuan Organisasi
a) Tujuan Kemasyarakatan
Tujuan ini berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang
memenuhi kebutuhan masyarakat.
b) Tujuan Keluaran
Tujuan ini berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam
bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang-barang konsumen,
jasa bisnis, kesehatan, pendidikan, dll.
c) Tujuan Sistem
Berkenaan dengan cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak
tergantung pada barang atau jasa. Contoh : stabilitas, laba, cara
pelaksanaan fungsi.
d) Tujuan Produk
Berbagai karakteristik barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksi. Contoh : penekanan pada kualitas atau
kuantitas, gaya, ketersediaan, keunikan, dan
pembaharuan produk.
e) Tujuan Turunan
Tujuan ini digunakan organisasi untuk meletakan
kekuasan dalam pencapaian tujuan lain. Contoh :
pelayanan masyarakat, pengembangan karyawan,
kebijaksanaan investasi.
C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai


mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dapat dikelola. Struktur organisasi menunjukkan
kerangkan dan susunan perwujudan pola hubungan-
hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi :
1. Strategi organisasi dibuat untuk mencapai tujuan
organisasi
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi
4. Ukuran organisasi
Unsur-unsur struktur organisasi :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi
tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam
organisasi
2. Standarisasi kegiatan digunakan untuk menjamin
terlaksana kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan
dalam suatu kelompok kerja
Bagan organisasi :
1. Pembagian kerja
2. Manajer dan bawahan
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Bentuk-bentuk bagan organisasi, menurut Henry G.
Hodges :
1. Bentuk pyramid
2. Bentuk vertical
3. Bentuk horizontal
4. Bentuk lingkaran
Bentuk bagan pyramid dan vertical
Bentuk bagan horizontal dan lingkaran

Anda mungkin juga menyukai