Anda di halaman 1dari 18

Taenia solium

(cacing pita babi)

Gesha Kalista
260110070015

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
KLASIFIKASI

Nama Latin : Taenia solium


Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophylidea
Famili : Taeniidae
Species : Taenia solium
Taenia solium
• Merupakan cacing pipih parasit (parasit internal); pada
babi, ikan, dan sapi dapat menginfeksi manusia.
• Tubuh pipih panjang terdiri atas kepala (scolex)
dilengkapi dengan pengait dan penghisap, berguna
untuk melekat pada usus inangnya.
• Selain scolex, tubuh disusun oleh rantai panjang yang
disebut proglotid, dimana masing-masing proglotid
memiliki 2 macam alat kelamin (hermaprodit).
• Proglotid paling ujung, mengandung telur yang matang
yang siap dikeluarkan dari inang bersama feses untuk
kemudian menginfeksi lagi.
MORFOLOGI

• Berukuran pjg kira-kira 2-4 meter dan kadang-kadang


sampai 8 meter.
• Terdiri dari skoleks, leher dan strobila yang terdiri dari
800-1000 ruas proglotid.
• Strobila terdiri dari rangkaian proglotid yg belum dewasa
(imatur), dewasa(matur) dan mengandung telur (gravid).
• Lubang kelamin letaknya bergantian selang seling pada
sisi kanan atau sisi kiri strobila scr tidak beraturan.
MORFOLOGI
Struktur Tubuh Taenia sp
SIKLUS HIDUP
• Hospes definit: manusia
• Hospes perantara: babi
• Siklus hidup:
– Telur/proglotid tertelan manusia  onkosfer pecah
dan mempenetrasi dinding usus dan bersikulasi 
sistiserkus berkembang di berbagai organ, bisa di jar
subkutan, otak, atau mata  sistiserkosis kalo di
otak neurosistiserkosis.
– Telur/proglotid dimakan babi  onkosfer pecah dan
bersirkulasi  berkembang menjadi sistiserkus di otot
babi  daging babi kurang matang dimakan manusia
 sistiserkus berkembang menjadi cacing dewasa di
usus halus  taeniasis
Taenia sp - TELUR
Tidak dapat dibedakan
antara Taenia solium atau
Taenia saginata
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

• Gejala klinis yang sering diderita, disebabkan oleh larva


(sistiserkosis), infeksi ringan tidak menunjukkan gejala, kecuali
yang dihinggapi merupakan alat tubuh yang penting.
• Pada manusia, sistiserkus sering menghinggapi subkuti, mata,
jar otak, otot, otot jantung, hati, paru dan rongga perut.
• Pada jar otak atau medula spinalis, larva jarang mengalami
kalsifikasi, sehingga menimbulkan reaksi jaringan da dapat
menyebabkan epilepsi, meningo-ensefalitis gejala yang
disebabkan oleh tekanan intrakranial yang tinggi seperti nyeri
kepala dan kelainan jiwa. Hidrosefalus internus dapat terjadi
bila timbul sumbatan aliran cairan serebrospinal.
GEJALA KLINIS YANG SERING
DIKELUHKAN

1. Pengeluaran segmen tubuh cacing dalam feses


(95%)
2. Gatal-gatal pada anus (77%)
3. Mual (46%)
4. Pusing (42%)
5. Peningkatan nafsu makan (30%)
6. Sakit kepala (26%)
7. Diare (18%)
8. Lemah (17%)
9. Merasa Lapar (16%)
GEJALA KLINIS YANG SERING
DIKELUHKAN

10. Sembelit (11%)


11. Penurunan Berat Badan (6%)
12. Rasa Tidak Enak di Lambung (5%)
13. Letih (4%)
14. Muntah (4%)
15. Tidak Ada Selera Makan Saat Lapar (1%)
16. Pegal-Pegal Pada Otot (1%)
17. Nyeri di Perut,Kejang-Kejang,Ngantuk,Gatal- Gatal di
Kulit dan Gangguan Pernafasan (masing-masing < 1%)
DIAGNOSIS

•Dengan menemukan telur dan proglotid


•Dengan sistiserkosis dapat dilakukan dengan :

1. Ekstirpasi benjolan.
2. Radiologi dengan CTscan.
3. Deteksi antibody
EPIDEMIOLOGI
walaupun cacing ini kosmopolit kebiasaan hidup dipngaruhi
tradisi kebudayaan dan agama. Pemeluk non agama islam,
memakan daging babi,penyakit ini ditemukan.

Cara menyantapnya,matang,setengah matang atau mentah


dan higiene,memainkan peranan penting dalam penularan
cacing Taenia solium maupun sistiserkus selulose.
Pengobatan masal maupun individu perlu dilakukan agar
penderita tidak menjadi sumber infeksi bagi diri sndiri maupun
ternak.

Pendidikan mengenai ksehatan pelu dilakukan. Cara ternak


babi hrs diperbaiki,agar tidak ada kontak dng tinja manusia.
Pencegahan
• Kehidupan penduduk yang dipengaruhi tradisi
kebudayaan dan agama sangat penting. Pada
orang-orang yang bukan islam biasanya
mengkonsumsi babi.
• Cara terbaik untuk mengendalikan cacing pita ini
adalah dengan makan daging babi yang dimasak
sepenuhnya.
• Kebersihan pribadi dan pencegahan terhadap
kontaminasi tinja dengan makan daging babi juga
memainkan peranan besar dalam pencegahan
mendapatkan parasit.
Pengobatan

• Untuk pengobatan  Taenia solium dapat


digunakan prazikuantel dan untuk
larvanya digunakan obat prazikuantel,
albendazol atau dilakukan pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA

 Handimulya, Dean. 2006. Parasitologi. Available online at http://


digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archive
HASH11ea/3086d1cd.
 Riyanto, Sugeng. 2005. Taenia solium (Cacing pita babi).
Available online at http://www.indonesiaindonesia.
com/f/11348- infeksi-cacing-pita babi/
 Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
424/MENKES/SK/VI, 2006. Pedoman Pengendalian Cacingan,
Jakarta: Departemen Kesehatan.
 Wong168. 2010. Cacing Parasit Dalam Tubuh Manusia dan Cara
Mengatasinya. Available online at https://wong168.wordpress
.com/2010/05/page/1/
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai