Anda di halaman 1dari 30

CHRONIC KIDNEY

DISEASE Bed Site Teaching


Muammar
2007501010033

Pembimbing: dr. M. Reza Febrilliant, Sp.PD

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit Dalam
RSUZA Banda Aceh 2021
Identitas Pasien
Rekam Medis : 1-28-94-14 Pekerjaan : Petani
Nama Pasien : Tn. SNM Status : Menikah
Perkawinan
Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SLTA/Sederajat
Tanggal Lahir : 01-07-1955 Agama : Islam
Alamat : Lr Sebrang, Batu Ham, Tapak Tuan, Aceh
Selatan
KU RPS
• Kencing sering namun tidak puas disertai adanya • Pasien merupakan rujukan dari daerah Tapak Tuan
rasa nyeri yang menusuk pada area pinggang kanan dengan keluhan berupa kencing sering namun tidak
dan kiri puas sejak 1 bulan terakhir. Kencing sedikit-sedikit,
namun sering, terutama pada malam hari bisa
sampai 10 kali. Jumlah kencing kurang lebih
sebanyak 3 sendok makan dalam sehari dan
berwarna kuning keruh. Tidak ada rasa nyeri saat
kencing, warna kencing merah, ataupun kencing
berpasir. Saat kencing, harus mengedan karena
kencingnya seperti tersendat. Pasien mengeluhkan
adanya nyeri pada area pinggang kanan dan kiri,
dengan area pinggang kanan lebih terasa nyeri
daripada yang kiri. Rasa nyeri hilang timbul seperti
ditusuk dari belakang. Nyeri bisa muncul dengan
sendirinya sehingga pasien dapat terbangun di
malam hari karena nyeri tersebut. Pasien
mengeluhkan rasa gatal di kulitnya.
• Pasien pernah memiliki tekanan darah > 230,
dengan nyeri kepala bagian belakang
• Pasien juga memiliki riwayat asam urat tinggi. Bila
sedang tinggi, sering muncul bengkak disertai rasa
nyeri bila disentuh.
• DM disangkal
RPD RPK
• Sewaktu muda, • Pasien memiliki
istri pasien keluarga dengan
mengaku tekanan riwayat hipertensi
darah suaminya dengan adik-
rendah, sekitar kakak pasien
50. banyak mengidap
stroke akibat
hipertensi.
RPO RKS
• Pasien telah mengonsumsi • Istri pasien mengaku di rumah
amlodipin 5 mg selama 1 tahun pasien rajin makan ikan dan sayur,
terakhir, namun tidak rutin. Selain namun bila sudah di luar rumah,
itu, juga mengonsumsi meropenem, pola makan pasien tidak terkontrol
furosemid, ranitidin, dan ketoprofen (hobi makan santan dan berlemak).
Tidak ada DM pada pasien. Pasien
diketahui dulunya adalah petani dan
bekerja di ladang selama 12 jam
sehari. Selama meladang, pasien
jarang minum air putih dan lebih
senang mengonsumsi kopi
sebanyak kurang lebih 2 cangkir
sehari hingga saat ini. Pasien sudah
berhenti merokok sejak 15 tahun
yang lalu
V.S 2/11/2021 P.F 2/11/2021
• Kesadaran : Compos mentis • STATUS GENERALISATA
• TD : 150/80 mmHG • Wajah : Simetris, deformitas (-),
• HR : 60 x/men edema (-), Chovstek sign (-/-)
• RR : 20x/men • Mata : Konjungtiva pucat (+/+),
• T : 36,8◦C sklera ikterik (-/-)
• SpO2 : 99% tanpa CPAP • Telinga : Normotia, sekret (-/-),
massa (-/-)
• Hidung : Napas cuping hidung
(-/-), sekret (-/-)
• Mulut : Pucat (-), sianosis (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-),
massa (-), (+) CVC pada coli
dextra
Pemeriksaan Fisik 6/11/2021
Status Lokalisata
Paru Jantung Abdomen

• Inspeksi : Simetris, jejas (-), • Inspeksi : Pulsasi iktus kordis • Inspeksi : Simetris, distensi
barrel chest (-) tidak terlihat (-), jejas (-), massa (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), stern • Palpasi : Pulsasi iktus kordis • Palpasi : Nyeri tekan saat
fremitus taktil teraba pada ICS V linea balotemen (+), organomegali
• Perkusi : Sonor (+/+) aksilaris anterior sinistra (-)
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), • Perkusi : • Perkusi : Timpani(+), shifting
rhonki (-/-) , wheezing (-/-) • Batas jantung dullness (-), (+) nyeri kosto
• Atas : ICS II linea vetebrae
midclavicularis sinistra • Auskultasi : Peristaltik usus
• Kanan : ICS IV linea normal (4x/menit)
midclavicularis dextra
• Kiri : ICS V linea aksilaris
anterior sinistra
• Auskultasi : BJ1 > BJ2
Pemeriksaan Fisik 6/11/2021
Ekstremitas:

 Inspeksi : (+) tofus namun tidak meradang pada

ekstremitas inf dex-sin, (+) tremor halus saat

ekstremitas sup sin diangkat, (-) pucat, ikterik, dan

sianosis

 Palpasi : (+) nyeri pada ekstremitas inf dex-sin, (-)

edema pada seluruh ekstremitas


Pemeriksaan Lab
Urinalisa 3/11/2021
Makroskopik Mikroskopik
• Warna : KUNING • Sedimen urin :
• Kejernihan : KERUH Leukosit : 10-25
• BJ : 1,016 Eritrosit : 10-25
• pH : 5 Epitel : 0-1
• Leukosit : POSITIF • Lain-lain :
Granular cast : POSITIF
• Protein : POSITIF (+2)
Bakteri : POSITIF
• Glukosa : negatif
• Keton : POSITIF
• Nitrit : negatif
• Urobilinogen : negatif
• Bilirubin : negatif
• Darah : POSITIF
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN :
Hemoglobin 7,8 12,0 – 15,0 g/dL
Hematokrit 22 37 – 47 %
Eritrosit 2,8 4,2 – 5,4 106/mm3
Trombosit 210 150 – 450 103/mm3
Leukosit 10,9 4,5 – 10,5 103/mm3
MCV 79 80 – 100 fL
MCH 28 27 – 31 Pg
Lab MCHC
RDW
36
13,6
32 – 36
11,5 – 14,5
%
%

1/11/2021 MPV
PDW
10,4
10,4
7,2 – 11,1 fL
fL
LED 64 <15 mm/jam

Hitung Jenis :
Eosinofil 11 0–6 %
Basofil 0 0–2 %
Neutrofil Batang 0 2–6 %
Neutrofil Segmen 73 50 – 70 %
Limfosit 9 20 – 40 %
Monosit 7 2–8 %
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT
 Kalsium (Ca) 8 8,6-10,3 mg/dL
GINJAL-
HIPERTENSI
Ureum 148 13 – 43 mg/dL
Kreatinin 11,05 0,51 – 0,95 mg/dL
Lab Asam urat 7,2 3,5-7,2 mg/dL

1/11/2021
ELEKTROLIT-serum
Natrium (Na) 136 132 – 146 mmol/L

Kalium (K) 4,2 3,7 – 5,4 mmol/L

Klorida (Cl) 103 98 – 106 mmol/L


RADIOLOGI
 FOTO THORAX 2/11/21
● Foto Thorax AP
● Cor : ukuran membesar, tampak kalsifikasi
aortic knob
● Pulmo : tak tampak infiltrat,
bronchovascular pattern tampak baik
● Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
● Hemidiafragma kanan kiri normal
● Trakea tampak di tengah

● Kesan:
● Kardiomegali dengan aortasklerosis
● Pulmo tak tampak kelainan
 USG 2/11/21
USG Ginjal
USG Whole abdomen:
Ginjal kanan kiri ukuran dan bentuk normal, diferensiasi korteks dan medula jelas, sistem
pelviokalises tidak melebar, tidak tampak lesi fokal

USG Hepar/GB/Lien
Hepar : ukuran dan bentuk normal, parenkim homogen, tidak tampak lesi fokal, vena porta dan vena-
vena hepatika normal
Kandung empedu : bentuk dan ukuran normal, dinding tidak menebal, tidak tampak lesi fokal
Lien : ukuran dan bentuk normal, parenkim homogen, tidak tampak lesi fokal

USG Pankreas/Sistem bilier


Pankreas : ukuran dan bentuk normal, parenkim homogen, tidak tampak lesi fokal
Sistem bilier : intrahepatik tidak melebar
Aorta dan paraaorta : tidak tampak kelainan

USG Vesica urinaria/Prostat Kesan:


Kronik parenkimal bilateral kidney disease
Vesika urinaria : tidak terisi urin
Prostat : tidak dapat dievaluasi Tidak tampak kelainan pada organ intraabdomen
pelvis lainnya saat ini
DIAGNOSIS TATALAKSANA PROGNOSIS

• CKD Stage V ec PNC on • Bedrest • Vitam : Dubia ad bonam


HD Reguler • Threeway • Sananctionam : Dubia ad
• HT Stage II • Diet ginjal 1700 kkal/hari malam
+ 0,8 gram • Functionam : Dubia ad
protein/BB/hari bonam
• IV ceftriakson 1 gr/12
jam
• IV omeprazol 40 gr/ 12
jam
• Asam folat 0,4 gr/12 jam
• Lenal ace 16 gr/12 jam
• Fluimuicil 200 gr/8 jam
• Herbesser 200 gr/24 jam
• Diovan 80 gr/24 jam
• Metilprednisolon 8 gr/12
jam
Masalah Assessment Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana
Monitoring
• Kencing sering namun tidak CKD Stage V ec PNC on - Cek Ur/Cr • Diet ginjal 1700 Cek Ur/Cr, albumin,
puas HD Reguler - Hitung LFG kkal/hari + 0,8 elektrolit pasca HD
- Urinalisa gram
• Nyeri yang menusuk pada - USG ginjal protein/BB/hari
area pinggang kanan dan kiri • IV ceftriakson 1
• Saat kencing, harus mengedan gr/12 jam
karena kencingnya seperti • IV omeprazol 40
tersendat gr/ 12 jam
• Metilprednisolon
8 gr/12 jam
• Hemodialisa
• Konjungtiva Pucat Anemia Normokromik • Cek Darah • Asam folat 0,4 Cek Hb
Normositer ec dd Lengkap gr/12 jam
Penyakit Kronik • Kadar Ferritin
• Tekanan Darah > 230 Hipertensi Urgensi • Cek tekanan • Herbesser 200 Cek tekanan darah
• Sakit Kepala darah gr/24 jam
• EKG • Diovan 80 gr/24
• Foto thorax jam

• Tremor Hipokalsemia • Cek lab (Ca) • Lenal ace 16 Cek lab, kadar Ca
gr/12 jam
Definisi CKD
Kriteria : Kelainan patologis
1.Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan
struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa manifestasi
Terdapat tanda kelainan ginjal
penurunan laju filtrasi glomerulus (komposisi darah, urin, atau
imaging)

atau
2. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) < 60 ml/menit/1.73 m²
selama 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal

ml/menit/1,73
  m2
Klasifikasi
Berdasarkan derajat penyakit
Berdasarkan
diagnosis
etiologi
Etiopatofisiologi
Hipertensi
Penurunan suplai
Penyempitan
darah, O2, dan Cedera iskemik
lumen arteri nutrisi ke ginjal

Matriks
  Pengeluaran
Sel mesangial
ekstraseluler kembali ke bentuk TGF-
meningkat mesangioblas

Pembentukan
↓ permeabilitas
jaringan parut
↓ LFG
(glomerulosklerosis)
Etiopatofisiologi

Diabetes Melitus AGEs (Advance Glycation End products)
↑ stress
oksidatif
• ↓ elastisitas sel

Mencetuskan Glukosa
proses glikasi menempel pada
non enzimatik protein darah

↑ tekanan Vascular
Hiperfiltrasi
glomerulus stiffness

Pembentukan
jaringan parut ↓ permeabilitas
(glomerulosklerosis) ↓ LFG
Pendekatan Diagnostik
Gejala Klinis Sindrom Uremia
Mual &
Lemah Pruritus Anoreksia
muntah

Volume
Uremic frost Letargi Perikarditis
overload

Gejala Klinis Komplikasi


Hipertensi Anemia Aritmia

Gangguan Osteodistrofi Asidosis


elektrolit renal metabolik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
b. Penurunan fungsi ginjal
• ↑ ureum dan kreatinin serum
• ↓ LFG yang dihitung menggunakan rumus Cockroft-Gault
c. Kelainan biokimiawi darah
• ↓ Hb
• Hiper atau hypokalemia
• Hiponatremia
• Hipokalsemia
d. Kelainan urinalisis
• Proteinuria
• Hematuria
• Leukosuria
• Cast
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
a. Foto polos abdomen → bisa bias tampak batu radioopak
b. Pielografi intravena (jarang dikerjakan)
c. USG ginjal → ukuran ginjal mengecil, hidronefrosis, batu,
massa, kalsifikasi, penipisan korteks
d. Renografi

Histopatologi

Dilakukan bila ukuran ginjal masih normal, namun diagnosis secara


non invasif tidak dapat ditegakkan. Prosedur dilakukan melalui biopsi.

Biopsi kontraindikasi pada contracted kidney, polikistik renal,


hipertensi tidak terkendali, gangguan pembekuan darah, dan
obesitas.
Komplikasi
Komplikasi
Tatalaksana
1. Pengendalian penyakit yang mendasari
2. Menghambat perburukan fungsi ginjal
• Diantaranya dengan pembatasan asupan protein (0,6-0,8 g/kgBB/hari) dan fosfat (≤ 10 g/ hari)
3. Anemia pada CKD
• Akibat insufisiensi produksi eritropoetin atau akibat defisiensi besi. Panduan KDOQI →
mempertahankan hematokrit pada kisaran 33%-36% (Hb 11-12 g/dL) → perbaikan kognitif,
fungsi jantung, kemampuan fisik, dan menurunkan mortalitas.
• Eritropoetin → subkutan pada pasien CKD, termasuk pasien dengan CAPD dan
hemodialisis. Eritropoetin diberikan satu kali, dua atau tiga kali perminggu (Dosis inisial 30
sampai 300 units/kg/minggu dengan dosis rumatan 60 sampai 600 unit/kg/minggu
berdasarkan kadar hemoglobin setiap bulannya).
• Terapi zat besi yang direkomendasikan adalah 2-3 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis.
4. Osteodistrofi renal (terjadi karena hiperfosfatemia)
• Dilakukan dengan pembatasan asupan fosfat, memberikan pengikat fosfat (CaCO3), dan
kalsitriol (sekaligus mencegah hiperparatiroidisme)
5. Restriksi cairan
• Input cairan adalah 500-800 ml ditambah urine yang keluar.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai