Anda di halaman 1dari 35

PENGUSULAN KAWASAN PEGUNUNGAN

MULLER SEBAGAI TAMAN NASIONAL:


Pendekatan & Rancangan Strategi

Oleh:
SEHAT JAYA
Staf Ahli Bupati Murung Raya dan
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Disampaikan pada Lokakarya Sehari “PENGUSULAN KAWASAN PEGUNUNGAN


MULLER SEBAGAI TAMAN NASIONAL MENUJU WORLD HERITAGE”
Puruk Cahu, 25 Mei 2005

1
TANTANGAN YANG DIHADAPI ?

TANTANGAN ABAD 21:


MENCAPAI pembangunan berkelanjutan tanpa
kehilangan keanekaragaman hayati.

TANTANGAN GLOBAL :
SINERGI antara penanggulangan pemanasan global
dan konservasi keaneragaman hayati 

TANTANGAN NASIONAL/DAERAH:
HARMONI antara pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya alam dengan upaya konservasi
keanekaragaman hayati.

2
Populasi manusia meningkat dari 2.5 milyar menjadi
lebih dari 6 milyar dalam 50 tahun terakhir; dapat
mencapai 15 milyar lebih di tahun 2100

10 sedang
9
8 rendah
dalam milyar orang

7
6
5
4
3
2
1
0
0 500 1000 1500 2000 2050 3
Konsumsi manusia akan sumberdaya alam
terus meningkat drastis
160

natural resources?
billion metric tons
Trillions of Dollars

120

80

40 2000

0
0 1000 2100
Sumber: Emily Matthews et al, The Weight of Nations: Material Outflows from Industrial Economies,
4
2000, World Resources Institute, www.wri.org/
Degradasi Lahan, Kehilangan & Penurunan Kesuburan Tanah

Indeks Erosivitas Hujan (tahun 1995)

SUMBER: R.M. Hootsman et al., Modelling land degradation in IMAGE2, April


2001, the Netherlands’ National Institute of Public Health & the Environment
(RIVM), report 481508009, www.rivm.nl 5
KEHILANGAN HUTAN TROPIS = KEHILANGAN SPESIES
SUMBER: J.B. Hughes, G.C. Daily, P.R. Ehrlich, Population Diversity: Its Extent and
Extinction , Science, VOL. 278, Oct 24, 1997

1800 spesies dari berbagai populasi terancam hilang di


hutan tropis setiap jam

6
INDONESIA: dilaporkan setiap tahun 2 juta ha
hutan rusak; merupakan tingkat kerusakan
terbesar di dunia dan 400-700 ton GRK per ha
dilepas ke udara. 7
Hutan Dipterocarpaceae: 300-350 t C/ha
8
PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN SELAMA TAHUN 2000 - 2003
(hasil penafsiran citra Landsat ETM 7 tahun 2000 & 2003 serta survai lapangan
tahun 2004)

Tipe Penggunaan Lahan Awal 2000 (Ha) Akhir 2003 (Ha)


Hutan lahan kering primer 1,107,061.91 690,305.23
Hutan lahan kering sekunder 5,240,143.93 5,433,048.04
Hutan payau primer 25,339.85 22,433.85
Hutan payau sekunder 32,334.76 41,576.92
Hutan rawa gambut primer 59,623.58 11,356.15
Hutan rawa gambut sekunder 3,234,878.36 2,737,802.86
Hutan tanaman 78,284.25 85,720.79
Perkebunan 372,640.26 481,919.98
Pemukiman 10,077.38 15,542.53
Pertambangan 11,841.90 16,514.57
Pertanian lahan kering 238,149.01 204,934.78
Rawa 295,530.09 219,525.54
Sawah 195,187.99 74,839.28
Semak belukar 1,752,660.74 2,559,575.34
Semak belukar rawa 2,199,169.76 2,137,225.12
Budidaya perikanan 603.05 639.72
Lahan rusak/terlantar 308,268.20 438,804.65
Tubuh Air 176,445.55 166,475.20

Sumber: BAKOSURTANAL (2004) 9


Perubahan penutupan hutan
periode 1998 - 2004

10
Periode perubahan & tekanan
terhadap SDA di Indonesia?
1960’an Era pemanfaatan hasil hutan (minor)

1970’an Era mengejar pembangunan

1980’an Era kebijakan pemukiman

1990’an Era bencana lingkungan

2000’an Era desentralisasi (otonomi daerah)

11
KONDISI POLITIK & EKONOMI EKSTERNAL

INTERAKSI:
• Tata guna lahan
DINAMIKA • Penutupan lahan DINAMIKA
“SISTEM “SISTEM
& PROSES & PROSES
MANUSIA” • Produksi ALAM"
SOSIAL EKOLOGI
• Konsumsi
• Limbah

KONDISI BIOGEOFISIK EKSTERNAL


demografi, teknologi, produksi primer,
ekonomi, populasi, bahan
kelembagaan, organik, kerusakan
budaya, informasi 12
Kemampuan lingkungan dalam mendukung
kehidupan manusia sangat tergantung pada:

 KETERSEDIAAN SUMBERDAYA

 VARIABEL LAINNYA, seperti:


 Perubahan lingkungan
 Perkembangan teknologi Diperlukan
 Pendidikan Pembangunan
 Tingkat ekonomi Berkelanjutan
 Kualitas hidup
 Peraturan perundangan bidang lingkungan &
penegakan hukum
 Pemerintahan yang baik dan bersih

13
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ?

“Pembangunan yang mengusahakan kebutuhan generasi


sekarang dengan memperhatikan kepentingan generasi
mendatang”

(Brundland Comission Report 1987- Our Common Future)

14
Beberapa prinsip implementasi
Pembangunan Berkelanjutan

 Pertimbangan aspek lingkungan sedini mungkin


dan pada setiap tahapan pembangunan.
 Pengelolaan dan pemnafaatan sumberdaya alam
secara bijaksana.
 Pembangunan yang memperhitungkan daya
dukung lingkungan.
 Pembangunan yang mentaati nilai ambang batas
atau baku mutu lingkungan.

15
EKONOMI
(Pertumbuhan, stabilitas, efisiensi)

Antar-generasi, Penilaian,
pekerjaan internalisasi

Antar-generasi, partisipasi

SOSIAL LINGKUNGAN
(Kemiskinan, jatidiri, berdaya) (Sanitasi, polusi, lestari)

Pilar-pilar pembangunan berkelanjutan dengan tujuan-tujuan


sosial, ekonomi dan lingkungan (Munasinghe, 1993)
16
MANFAAT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
?
• Melindungi kualitas & kuantitas
air, bersama-sama dengan biota
perairan di dalamnya dimana
masyarakat bergantung padanya
• Mencegah kehilangan tanah dan
erosi pada lahan budidaya
• Menyediakan penyerbuk bebas,
pengendali hama & penyebar biji
untuk para petani lokal
• Melestarikan tanah-tanah adat
• Alih teknologi & pembangunan
kapasitas masyarakat
• Kesempatan kerja
• Peluang pengembangan wisata
alam
• Masukan pedapatan dari jasa
karbon 17
PEMBANGUNAN
DAERAH
(berkelanjutan)
Pengembangan Penataan ruang
ekonomi wilayah yang komprehensif

Pengelolaan kawasan
Pembangunan
pemukiman
prasarana & perkotaan &
sarana pedesaan

Pengaturan &
pengelolaan
pelayanan publik
di daerah

Pemerataan
kesejahteraan rakyat &
perkembangan antar
daerah 18
PARADIGMA PEMBANGUNAN DAERAH

 Desentralisasi dan otonomi daerah sebagai landasan


utama pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
 Pertimbangan lingkungan, pengetahuan dan pengelolaan
sumberdaya alam sebagai faktor pendorong utama
pembangunan ekonomi lokal dan regional.
 Keterpaduan tata ruang serta keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi regional dan kelestarian
sumberdaya alam berserta lingkungannya sebagai dasar
pembangunan regional.
 Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan menjadi dasar
dari proses transformasi sosial di daerah.

19
Peran masyarakat lokal
dalam konservasi
(participatory mapping)

Persepsi masyarakat KAWASAN Transformasi sosial &


terhadap lingkungan ekonomi lokal
KONSERVASI

Keterlibatan masyarakat
lokal dalam pengelolaan
kawasan konservasi (co-
management)

20
Inventarisasi
pengetahuan lokal
LEMBAGA DONOR:
Nasional & Internasional

Identifikasi ilmu & pengetahuan


yang relevan untuk mendukung
& memperkuat pengetahuan lokal Dukungan teknis

Formulasi strategi yang tepat Menyusun program untuk menciptakan


berdasarkan pada sinergi & harmoni antara pengetahuan
pengetahuan lokal & lokal dengan ilmu yang relevan untuk
pengembangan ekonomi wilayah
kajian ilmu

Mengembangkan PEDOMAN untuk


pengelolaan SDA berdasarkan
pendekatan pengembangan ekonomi
yang berkelanjutan 21
Apa saja yang termasuk dalam PEDOMAN?
• Pemanfaatan secara berkelanjutan
• Pertimbangan daya dukung
• Pemeliharaan dan peningkatan kualitas lingkungan
• Penerapan prinsip berjaga-jaga (precautinary principle)
• Manfaat untuk kepentingan bersama

Bagaimana pelaksanaan PEDOMAN dalam prakteknya?


• Penilaian lingkungan – mengantisipasi pengaruh aktivitas/tekanan terhadap lingkungan alam
• Peninjauan ulang setiap proses pembuatan kebijakan
• Pencapaian sasaran dengan keputusan yang benar
• Peningkatan kesadaran & perubahan gaya hidup
• Bekerja dalam kemitraan
• Memantau & mengelola perubahan lingkungan
• Berpikir jangka panjang

22
MENCIPTAKAN:
SINERGI antara Iklim & Perlindungan
Keanekaragaman Hayati

23
MENCIPTAKAN:
HARMONI antara
Pengelolaan dan Pemanfaatan
Sumberdaya Alam dan Lahan
dengan Konservasi
Keanekaragaman Hayati

24
KLASIFIKASI KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA
HUTAN
PRODUKSI KAWASAN CAGAR ALAM
SUAKA ALAM SUAKA MARGASATWA

TAMAN NASIONAL
KAWASAN/HUTAN KAWASAN
TAMAN WISATA ALAM
KONSERVASI
PELESTARIAN ALAM
TAMAN HUTAN
RAYA
TAMAN BURU
HUTAN
LINDUNG

HUTAN KONSERVASI adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri dari : kawasan hutan suaka alam,
kawasan hutan pelestarian alam, dan taman buru (Pasal 1 UU No. 41/1999)
KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM HAYATI adalah pengelolaan
sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana
untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (Pasal 1 UU No. 5/1990)
25
FUNGSI DAN TUJUAN PENGELOLAAN
TAMAN NASIONAL
FUNGSI
• Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan;
• Kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa; &
• Kawasan pemanfaatan secara lestari potensi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya

TUJUAN PENGELOLAAN
• Terjamin dan terpeliharanya keutuhan dari keberadaan kawasan
dan ekosistem taman nasional
• Terjamin dan terpeliharanya keberadaan dari potensi dan nilai-nilai
keanekaragaman tumbuhan, satwa, komunitas, dan ekosistemnya
penyusun kawasan taman nasional; dan
• Pemanfaatan kawasan dan potensi taman nasional secara optimal,
lestari dan bijaksana untuk kepentingan kegiatan penelitian,
pendidikan dan pengem-bangan ilmu pengetahuan, kegiatan yang
menunjang budidaya, budaya, dan pariwisata alam bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat
26
PROSES USULAN TAMAN NASIONAL
Pasal 19 UU No. 41 / 1999 dan
Kepmenhut No. 70/Kpts-II/2001 jo No. SK.48/Kpts-II/2004

KAJIAN DATA & IDENTIFIKASI & KAJIAN PENYUSUNAN RANCANGAN


INFORMASI POTENSI PERMASALAHAN & STRATEGI & TINDAK LANJUT
KSDAHE USULAN KK USULAN KK

USULAN KK kpd MENHUT


Pertimbangan Teknis Dishut KOMUNIKASI DAN SOSIALISASI UTK BANGUN
Rekomendasi Bupati dan Gubernur PERSEPSI, PENGERTIAN, KESEPAKATAN &
Peta Skala Min 1:100.000 DUKUNGAN TERHADAP USULAN KK

PERTIMBANGAN TEKNIS ESSELON I TERKAIT INTERNAL DEPHUT

PENELITIAN TIM TERPADU


(Pusat & Daerah) PERSETUJUAN / PENOLAKAN MENHUT
Kompetensi dan Otoritas Ilmiah,
independen dan obyektif Bila disetujui

KEPMENHUT ttg TATA BATAS KEPMENHUT ttg


PENETAPAN KK DI LAPANGAN PENUNJUKAN KK
27
KEANEKARAGAMAN SDA HAYATI & EKOSISTEMNYA

DIMENSI EKOLOGI DIMENSI EKONOMI DIMENSI ETIK

• Asal, distribusi dan Bermanfaat?


keanekaragaman
• Tanggapan terhadap
Keuntungan Sumberdaya Warisan
gangguan/kerusakan
dari ekosistem biologis & Kemanusiaan
• Struktur & fungsi alami manfaatnya
ekosistem

ANCAMAN

KONSERVASI:
What, Why, PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Where, Who &
How 28
HEART OF BORNEO
Provisional Scope and Main Protected Areas 15

14
1. Batang Ai National Park 16
2. Lanjak Entimau Wildlife Sanctuary SABAH
3. Betung Kerihun National Park 13 (MALAYSIA)
4. Apan Entulu
5. Balleh 12
6. Linau Danum
7. Apad Runan 11
8. Pulong Tau National Park (Proposed)
9. Ulu Belait 10
10. Gunung Mulu National Park
BRUNEI
11. Ulu Temburong National Park
12. Maligan Virgin Jungle Reserve 9 17
13. Crocker Range National Park
14. Kinabalu Park
15. Maliau Basin Protection Forest Reserve
8 Proposed Boundary of
16. Danum Valley Conservation Area
17. Sebuku Sembakung Heart of Borneo
18. Kayan Mentarang National Park
7 International Boundary
19. Gunung Muller National Park (Proposed)
20. Bukit Baka Bukit Raya National Park
Elevation (Meter)
21. Danau Sentarum National Park 6 0 - 50
SARAWAK 51 - 100
101 - 500
(MALAYSIA) 501 - 1000
3 1001 - 1500

2 5 1501 - 2000
2001 - 2500
4 2501 - 3000
3001 - 3500
1 3501 - 4000
18 4001 - 4500
4501 - 5000

19
KALIMANTAN
(INDONESIA)
21

20 29
TIPE EKOSISTEM KAWASAN PEGUNUNGAN MULLER

30
TIPE PENUTUPAN VEGETASI KAWASAN PEGUNUNGAN MULLER

31
KAWASAN LINDUNG & KONSERVASI YANG ADA

32
PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI & TINDAK
LANJUT USULAN KAWASAN KONSERVASI PEG.
MULLER MENJADI TAMAN NASIONAL

Pengumpulan Data & Identifikasi & Kajian


Informasi Potensi Permasalahan Terkait
Konservasi Sumberdaya dengan Usulan
Alam Hayati &
Ekosistemnya

33
KEGIATAN PADA KAWASAN KONSERVASI:

• Penguatan kelembagaan.
• Mendorong pengelolaan bersama (co-management).
• Mendorong proses kuantifikasi nilai kawasan
konservasi sehingga dapat mempromosikan Payment
for Environment Services.
• Mendorong proses nominasi kawasan konservasi
melalui proses bottom up to top down (prakarsa
lokal).
• Advokasi high conservation value forest untuk
mencegah konversi hutan alam.
• Penguatan pengelolaan unit pengelolaan pada hutan
lindung dan kawasan yang dilindungi.

34
35

Anda mungkin juga menyukai