Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Pengertian Ideologi :

Sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada


hakikatnya merupakan suatu hasil penuangan atau pemikiran
seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari
nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius yang
terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Pengertian ideologi secara umum adalah :

suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan


yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku
seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, seperti :

a. Bidang politik, termasuk bidang hukum, pertahanan


dan keamanan.
b. Bidang sosial.
c. Bidang kebudayaan.
d. Bidang keagamaan.
Kekuatan Ideologi

Alfian (BP7 Pusat, 1991: 192) mengemukakan bahwa kekuatan ideologi


tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada pada ideologi tersebut :

a. Dimensi realita, yaitu bahwa nilai‑nilai dasar yang


terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil hidup di dalam
serta bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah
masyarakat atau bangsanya (menjadi volkgeist/jiwa bangsa).

b. Dimensi Idealisme, yaitu bahwa nilai‑nilai dasar ideologi


tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang
masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidup bersama sehari‑hari.
c. Dimensi fleksibilitas/dimensi pengembangan, yaitu ideologi
tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan merangsang
pengembangan pemikiran‑pemikiran baru yang relevan dengan
ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari jati
diri yang terandung dalam nilai‑nilai dasarnya.

Dan, menurut Alfian, Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini.


Dengan demikian, untuk dapat menjalankan fungsinya suatu
ideologi harus senantiasa hidup, fleksibel, dan tahan uji dari
masa ke masa.
Makna Ideologi bagi Negara

Ideologi negara dalam arti cita‑cita negara memiliki ciri‑ciri sebagai


berikut :

a. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan


dan kenegaraan.

b. Mewujudkan satu asas kerohanian pandangan dunia,


pandangan hidup yang harus dipelihara, dikembangkan, diamalkan,
dilestarikan kepada generasi penerus bangsa, diperjuangkan, dan
dipertahankan dengan Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa,
tumbuh dan berkembang dalam pandangan hidup masyarakat dan
bangsa Indonesia. Dasar yuridis formal ideologi Pancasila tersimpul
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu "..dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa..." yang memiliki makna dasar filsafat
negara sekaligus asas kerohanian negara.
Perbandingan Ideologi Pancasila dan Ideologi Lain

Dalam bagan yang dirumuskan oleh Yadi Ruyadi, dkk (2000: 9)


perbandingan ideologi Pancasila dan ideologi lain adalah sebagai berikut :
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Gagasan mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka mulai berkembang


sejak tahun 1985. Tetapi semangatnya sudah tumbuh sejak Pancasila itu
sendiri ditetapkan sebagai dasar negara (Emran, 1994: 38).
Sebagai ideologi, Pancasila menjadi pedoman dan acuan kita dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang, sehingga sifatnya harus terbuka,
luwes, dan fleksibel dan tidak tertutup, kaku, yang akan membuatnya
ketinggalan jaman.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alfian, Pancasila telah memenuhi
syarat sebagai ideologi terbuka. Hal ini dibuktikan dari adanya sifat‑sifat
yang melekat pada Pancasila maupun kekuatan yang terkandung di
dalamnya, yaitu pemenuhan persyaratan kualitas tiga dimensi.
Yang dimaksud Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah

Pancasila merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan


perkembangan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Ini bukan berarti
bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah atau diganti dengan nilai dasar
yang lain yang sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan
identitas/jati diri bangsa Indonesia (AL Marsudi, 2000: 62). Pancasila sebagai
ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai‑nilai dasar Pancasila itu
dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia
dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif dengan memperhatikan
tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila memberikan orientasi ke


depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama
menghadapi globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala
bidang. Ideologi Pancasila menghendaki, agar bangsa Indonesia
tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam
ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
Moerdiono (BP7 Pusat, 1992: 399) menyebutkan beberapa
faktor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai
ideologi terbuka :

a. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika


masyarakat kita berkembang amat cepat. Dengan demikian tidak
semua persolan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara
ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya.

b. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxisme


leninisme/komunisme. Dewasa ini kubu komunisme dihadapkan pada
pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap
mempertahankan ideologi lainnya.
c. Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh
komunisme sangat penting. Karena pengaruh ideology komunisme yang
pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi
semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan
bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk menyerang
lawan‑lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadi
absolut. Konsekuensinya, perbedaan‑perbedaan menjadi alasan untuk
secara langsung dicap sebagai anti Pancasila.

d. Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu‑satunya


asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagai catatan, istilah Pancasila sebagai satusatunya asas telah
dicabut berdasarkan Ketetapan MPR tahun 1999, namun pencabutan
ini kita artikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai
dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila
harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama dalam pengembangan Pancasila
sebagai ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu adanya
tekad

Anda mungkin juga menyukai