Anda di halaman 1dari 17

01

Dampak Kecanduan Menonton Drama


pada Remaja Selama Masa Pandemi

Nama Anggota :
1. Afivah Susanti (10520029)
2. Dellia Avrilliani (10520268)
Kelas : 2PA27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 02

Hallyu atau Korean Wave ("Gelombang Korea") adalah istilah yang sering digunakan untuk penyebaran budaya Korea
Selatan diseluruh dunia. Korean Wave mulai menyebar ke berbagai daerah Asia, seperti Cina, Hongkong dan Taiwan
mulai awal tahun 1990-an dengan ditayangkan K-Drama yang begitu banyak diminati oleh masyarakat terutama
dikalangan remaja. Semakin lama pengaruhnya sampai ke negara Jepang dan negara - negara Asia Tenggara, seperti
Indonesia, Singapura, Thailand.

K-Drama ditayangkan diberbagai televisi nasional Indonesia. Penyebaran Korean Wave ini dimulai tahun 2002 dengan
tayangnya drama seri berjudul Endless Love, distasiun TV RCTI. Keberhasilan serial K-Drama ini diikuti oleh K-
Drama lainnya, seperti Full House, My Girlfriend Is Gumiho, Dream High dan drama yang paling banyak mendapatkan
perhatian adalah Boys Before Flower. Zaman sekarang K-Drama yang menarik perhatian penggemar K-Drama adalah
Yumi’s Cells , The Penthouse dan Hometown Cha Cha Cha.

Website yang menyediakan drama Korea untuk dapat diunduh sehingga lebih mempermudah bagi para pecinta drama
Korea. Adapun beberapa website atau aplikasi yang menyediakan drama Korea seperti kshowsubindo.net,
dramafever.com, kdramaindo.com, drakorindo.com, dan masih banyak website lainnya. Pecinta drama Korea juga lebih
dipermudah menonton drama Korea favoritnya dengan munculnya aplikasi Viu, Netflix, Iqiyi
Korean Wave juga sudah menjadi hal yang menarik apalagi massa pandemi Covid-19. Industri Korea Selatan
memanfaatkan kemajuan teknologi seperti media massa atau platform online lainnya dalam menyebarkan
kebudayaannya, melalui drama Korea kepada masyarakat. Dengan begitu, maka drama Korea tetap menjadi eksis dan
populer di masyarakat Indonesia, terutama di kalangan remaja pada masa pandemik Covid-19. Drama Korea menjadi
pilihan untuk menemani keseharian dan menjadi hiburan masyarakat Indonesia, terutama dikalangan anak remaja.

Masuknya Fenomena Korea Wave atau demam Korea ini, bila dilihat dari berbagai pandangan, memiliki dampak
positif dan negatif yang ditimbulkan bagi penggemar Drama Korea. Dapat dilihat bahwa salah satu dampak positif dari 03
tayangan Drama Korea dalam bidang pendidikan. Kemudian terdapat pula dampak negatif yang ditimbulkan yaitu
kecanduan atau terobsesi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja dampak kecanduan menonton drama korea bagi remaja?


2. Bagaimana tayangan drama korea dapat mempengaruhi perilaku remaja?
3. Bagaimana cara untuk mengatasi kecanduan menonton drama korea?
4. Apa saja penyebab peningkatan kecanduan menonton drama korea pada remaja selama pandemi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak kecanduan menonton drama korea bagi remaja.
2. Untuk mengetahui drama korea yang dapat mempengaruhi perilaku remaja.
3. Untuk mengetahui cara untuk mengatasi kecanduan menonton drama korea.
4. Untuk mengetahui peningkatan kecanduan menonton drama korea pada remaja selama pandemi
04
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian mengharapkan agar semua orang terutama di kalangan remaja dapat mengetahui dampak positif dan
negatif dari adanya perkembangan budaya Korean Wave dengan ditayangkan Korea Drama, sehingga dapat
mencegah hal-hal yang negatif yang ditimbulkan dari pengaruh Korea Wave dikalangan remaja pada masa
pandemi ini
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Korean Wave


Kegemaran akan kebudayaan pop Korea dimulai di Republik Rakyat China dan Asia Tenggara mulai tahun 1990-an.
Istilah Hanliu ( 韓流 , Bahasa Korea: 한류 ;Hallyu) diadopsi oleh media Cina setelah album musik pop Korea, HOT,
dirilis di Cina. Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan menyebar ke negara – negara lain seperti Hongkong,
Vietnam, Thailand, Indonesia, Filipina, Amerika Latin dan Timur Tengah. Pada masa ini, Hallyu disertai dengan
banyaknya perhatian akan produk Korea Selatan, seperti masakan, barang elektronik, musik dan film. Fenomena ini
turut mempromosikan Bahasa Korea dan kebudayaan Korea ke berbagai negara. 05

2.2 Drama Korea


Drama Korea adalah salah satu budaya kesenian yang mengacu kepada drama televisi di Korea dalam sebuah format
miniseri dan menggunakan bahasa Korea. Drama Korea ada yang bergenre sa geuk (drama sejarah Korea)
Di Indonesia, penyebaran budaya pop dari Korea dimulai sejak tahun 2002. Trans TV menjadi stasiun televisi
pertama yang menayangkan K-Drama berjudul Mother’s Sea pada 26 Maret 2002. Lalu menyusul Indosiar
dengan Endless Love pada 1 Juli 2002. Tercatat terdapat sekitar 50 judul drama Korea yang tayang di stasiun
TV swasta Indonesia pada tahun 2011 dan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei AGB Nielsen
Indonesia di Kompas Online 14 Juli 2003, drama Endless Love yang ditayangkan di televisi Indosiar pada
tahun 2002 berhasil mendapatkan rating 10. Perolehan rating tersebut berarti drama tersebut ditonton oleh
sekitar 2,8 juta orang di lima kota besar di Indonesia. Drama ini menjadi bukti nyata bahwa drama seri dari
negeri gingseng ini mendapatkan perhatian yang cukup di Indonesia (Nugroho, 2011). Kehadiran K-Drama pun
dapat membawa pengaruh tersendiri di pasar Indonesia, contohnya dengan menjadikan drama seri Korea
Selatan sebagai acuan pembuatan sinetron
06
2.3 Kecanduan
a. Pengertian candu 07
Candu merupakan suatu sikap yang berlebihan dalam menentukan atau menyukai sesuatu, tanpa memikirkan batas - batas
yang ada dan tidak dapat bertindak secara rasional. Kecanduan dalam arti lain ketagihan akan sesuatu sehingga menjadi
ketergantungan yang berakibat kurangnya kontrol terhadap prilaku sehingga merasa terhukum apabila tidak melakukan
hal yang di senangi

b. Perilaku kecanduan Remaja Terhadap drama Korea


Erikson telah mengungkapkan tujuan utama dari seluruh perkembangan pada masa remaja adalah pembentukan identitas
diri. Erikson juga berpandangan bahwa, salah satu sumber yang mempengaruhi pembentukan identitas diri adalah tokoh
idola yaitu seseorang dikagumi. Pada umumnya figur yang menjadi idola berasal dari kalangan selebriti seperti para
penyanyi, bintang film. Dalam kasus ini dikhususkan terhadap ketertarikan yang berlebihan terhadap drama Korea. Dalam
proses pencarian identitas diri, remaja akan merasakan kekosongan batin, resah dan gelisah. Untuk kegelisahan dan
keresahan ini tanpa mereka sadari membuat mereka mengembangkan fanatisme yang kuat tanpa batas terhadap idola,
apapun akan rela mereka korbankan, kepentingan keluarga bahkan kalau diperlukan keselamatan dirinya sendiri. Sikap
candu ditandai dengan keranjingan atau rasa suka yang berlebihan terhadap figur atau benda tertentu. Sikap keranjingan
ini terkait dengan pengerahan energi psikis secara menyeluruh dan emosional, sehingga terkadang sulit dipahami secara
nalar oleh orang lain. Apalagi bila sikap candu terhadap drama Korea terjadi pada remaja, dapat dibayangkan bagaimana
posisi idola tersebut dalam kehidupan psikis remaja. Remaja yang memilih idola tertentu akan dengan sendirinya
didominasi pikiran dan keterikatan perasaan yang intens pada idolanya tersebut
2.4 Hubungan Parasosial

08
2.4 Hubungan Parasosial

09
2.4 Hubungan Parasosial

10
2.5 Imitasi

Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor
lain yang ikut berperan sehingga seseorang mengadakan imitasi, salah satu contohnya adalah banyaknya remaja
yang mengimitasi budaya popular yang sedang trend yaitu budaya korea (Kaparang, 2013). Perilaku remaja yang
meniru gaya berpakaian dalam drama seri Korea ini membuat remaja menjadi korban mode. Dari korban mode itu
membuat remaja membeli apa saja yang dilihat dalam drama tersebut agar dapat terlihat seperti tokoh didalam
drama yang ditayangkan. Perilaku tersebut membuat remaja cenderung hanya meniru apa yang mereka liat
sehingga muncul perilaku imitasi terhadap remaja yang menonton tayangan drama seri Korea (Yuliana dan
Christin, 2012).
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi dan juga wawancara yang telah dilakukan


peneliti didapatkan dengan hasil berikut :
P : Nama? Kamu suka nonton Drakor? Drakor favorite?
D : Nama aku Desy Fitriarohmah. Suka. Aku lagi suka nonton hometown
cha-cha-cha
P : Kamu suka nonton drakor dari dari kapan?
D : Aku mulai nonton drakor dari SMP
P : Gimana awalnya kamu nonton? Apa setelah kamu nonton kamu pengen
nonton lagi? Apa kamu ketagihan nonton terus apalagi yang masih belum
tamat?
D : Awalnya tuh diajakin temen nonton (rekomendasi) awalnya nonton 12
bareng – bareng, engga sendirian ternyata ceritanya seru dan pemainnya Gambar : Drama Korea tvN Hometown
Cha Cha Cha
cakep – cakep. Dan juga ngeliat suasana Korea Selatan yang beda jadi suka
deh nonton sampe sekarang. Iya dong pasti. Iya bikin ketagihan apalagi
kalau yang masih on going jadi harus nunggu terus
13

P : Kamu pernah engga sih ngerasa kalo kamu itu engga bisa lepas dari
Drakor ?
D : Iya pernah apalagi kalo lagi waktu luang engga ada tugas engga
nonton drakor itu kaya ada yang kurang
P : Selama pandemi gini sehari bisa nonton berapa jam / berapa
episode?
D : Sehari kalo waktunya kosong engga ada tugas apapun bisa lebih dari
10 episode  tapi kalo hari biasa sih biasanya sih cuma 1
P : Kamu engga mau ketinggalan ataupun berasa ada yang kurang aja
kalo engga nonton gitu?
D : Iya berasa ada kurang
P : Pernah engga kamu begadang pas nonton ? Apakah ada efek negatif
yang kamu rasakan? 
D : Iya pernah, efek negatifnya itu kalo udah ketagihan suka lupa sama Gambar : wawancara dengan Dessy
tugas. Jadi tugas engga kepegang terlalu asik nonton Fitriarohmah
P : Aktor favorite kamu siapa? Terus pernah engga sih kaya berharap kalo aktor yang main itu nyata maksudnya kaya 14
pengen ketemu atau apa gitu?
D : Aktor favorite sekarang sih, karena lagi suka nonton hometown cha-cha-cha jadi suka sama Kim Seon-ho. Dia
aktingnya bagus, manis, dan pernah main drama star up. Pengen banget lah terus iya pengen ketemu. Sebenernya dulu
pernah sih pengen banget dinotice gitu, sampe bela-belain kepoin semua medsosnya, ngikutin semua livenya. Bahkan
sampe pernah berfikiran juga oh dia pasti ngeliat aku karena aku sering muncul disosemednya. Tapi setelah sadar, itu
semua engga mungkin sih, soalnya fans dia bukan cuma aku aja hehehe. Sekarang udah engga ko. Kalo ngefans pun ya
cuma sekedar suka engga lagi berlebihan kaya dulu
P : Pernah engga kamu milih drakor padahal kamu harus ngerjain tugas atau belajar? Kamu ngerasa hampa engga kalo
engga nonton?
D : Pernah, karena sebelum belajar harus nonton drakor dulu supaya menaikan mood walaupun kadang suka keterusan. Iya
ngerasa hampa
P : Pernah meniru kegiatan atau fashion/trend/ apapun yang berkaitan ?
D : Iya pernah pernah. Soalnya stylenya lucu bagus aja gitu dan enak dilihat meskipun mahal
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa : 15
1. Para remaja pernah melakukan tindakan meniru (imitasi) fashion dalam drama
tersebut
2. Menunjukkan sikap remaja yang kecanduan sehingga menonton drama tersebut
terus menerus sampai berepisode – episode
3. Ada efek negatif kecanduan yaitu jika sudah ketagihan (kecanduan) akan lupa
dengan aktivitas nya
4. Remaja yang menunjukkan kecanduan menonton drama memiliki kepribadian
neurotik dan psikotik memiliki kecenderungan untuk mengidolakan berlebihan
dan cenderung melakukan relasi parasosial.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tingkat para remaja menonton tayangan drama meningkat di karenakan situasi pandemi ini yang membuat mereka
dirumah. Hal ini mereka lakukan untuk menghilangkan rasa bosan, stress, ataupun hanya sekedar untuk mencari
hiburan.
16

4.2 Saran
Sebaiknya remaja yang menyukai drama harus bisa mengatur waktunya dengan sebaik mungkin. Supaya tidak keterusan
dan juga tidak meninggalkan aktifitas ataupun pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Remaja yang memiliki idola
sebaiknya tidak bereaksi atau bersikap secara berlebihan. Remaja yang sudah merasa tidak bisa lepas dari drama
(kecanduan), seharusnya mulai untuk mengurangi waktunya dan juga memilih kegiatan lain yang lebih bermanfaat
THANK
YOU! 17

Anda mungkin juga menyukai