Anda di halaman 1dari 11

STANDAR RANSUM PADA

KELOMPOK BALITA
USIA 12 -24 BULAN

KELOMOK 4 :
DELVA SESA (51341119010 )
MASYITA A.M ( 51341119024)
NENY F.S.SAVITRY ( 51341119026)
NURUL AINI TUHAREA (51341119031)
NOVITA NANLOHI ( tidak kerja )
PAPUANTI SEUK (51341119033)
WINDA F. SINERY (51341119042)
LA ODE HENDRA ( 51341118013 )
RANSUM
• Ransum adalah bantuan bahan makanan
yang memastikan korban bencana mendapat
asupan energi ,protein dan lemak untuk
mempertahankan kehidupan dan beraktivitas .
Ransum dalam bentuk kering(dry ration) dan
basah (wet ration).
Tanggap darurat
A. Tahap Tanggap Darurat Awal
1) Fase I Tanggap DaruratAwal

• Fase I Tanggap Darurat Awal antara lain ditandai dengan kondisi


sebagai berikut: korban bencana bisa dalam pengungsian atau
belum dalam pengungsian, petugas belum sempat
mengidentifikasi korban secara lengkap,bantuan pangan sudah
mulai berdatangan dan adanya penyelenggaraan dapur umum jika
diperlukan. Lamanya fase 1 ini tergantung dari situasi dan kondisi
setempat di daerah bencana yaitu maksimal sampai 3 hari setelah
bencana. Pada fase ini kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Memberikan makanan yang bertujuan agar pengungsi tidak lapar
dan dapat mempertahankan status
b. Mengawasi pendistribusian bantuan bahan makanan
c. Menganalisis hasil Rapid Health Assessment (RHA)
Lamanya fase ini tergantung dari situasi dan
kondisi setempat di daerah bencana yaitu maksimal
sampai 3 hari setelah bencana.pada fase ini
kegiatan yang di lakukan adalah :

1.Memberikan makanan yang bertujuan


agar pengungsi tidak lapar dan mempertahankan
status gizinya.
2.Mengawasi pendistribusian bantuan bahan
makanan.
3.Menganalisis hasil Rapid Health Assesment (RHA).
Pada fase ini, penyelenggaraan makanan bagi
korban bencana mempertimbangkan hasil analisis RHA
dan standar ransum. Rasum adalah bantuan bahan
makanan yang memastikan korban bencana
mendapatkan asupan energi, protein dan lemak untuk
mempertahankan kehidupan dan beraktivitas. Ransum
dibedakan dalam bentuk kering (dry ration) dan basah
(wet ration). Dalam perhitungan ransum basah
diprioritaskan penggunaan garam beriodium dan
minyak goreng yang difortifikasi dengan vitamin A
Standar Ransum Fase I Tahap Tanggap Darurat Awal

• . Bahan Makanan Kebutuhan/Orang/ Ukuran Rumah


Hari (g) Tangga (URT)1
BISKUIT 100 10 – 2 bh
SEREAL (INSTAN) 50 5 sdm (2 sachets)
BLENDED FOOD 50 10 sdm
(MP-ASI)
SUSU UNTUK ANAK 40 8 sdm
BALITA (1-5 TAHUN)
ENERGI(Kkl) 2.138
PROTEIN(g) 53
LEMAK (g) 40
Fase kedua
• Fase ini paling lama 20 hari setelah bencana terjadi.
Pada fase ini, makanan yang diberikan disesuaikan
dengan menu makanan setempat melalui dapur
umum. Menu makanan, harus disesuaikan dengan
menu makanan daerah setempat agar masyarakat
bisa menerimanya. Jika ngga sesuai dengan
seleranya, maka setinggi apapun kandungan gizinya,
ngga akan bisa mereka konsumsi. Makanan yang
diberikan, harus mengandung kalori sebesar 2.100
kkal dengan kandungan protein 50 g dan lemak 40 g
Tahap tanggap darurat
• Pada tahap ini, fase dimulai selambat-lambantnya pada hari ke-20
setelah bencana, tepatnya di tempat pengungsian. Tujuannya adalah
untuk mengatasi masalah gizi sesuai dengan intervensi tingkat
kedaruratan gizi, seperti prevalensi balita kurus (besar atau sama
dengan 10-14% atau 5-9,9% disertai faktor penyulit, seperti asupan
makanan <2100 kkal/hari, angka kematian kasar > 1 per 10.000/hari,
dll.) dan ibu hamil resiko kurang energi kronik (KEK).

• Cara mengetahui adanya intervensi ini, dengan melakukan sampling


data berat badan/tinggi badan balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
Selain itu, njuga bisa dilakukan pemberian makanan tambahan
(kudapan/jajanan/biskuit) dan vitamin seperti (Vitamin A dan Fe).
Kesimpulan
• Self efficacy pengasuh dalam memenuhui kebutuhan
balita pada saat terjadi bencana tidak cukup baik 
diperlukan intervensi gizi yang mendorong perilaku
kearah yang lebih baik agar kebutuhan gizi balita tetap
dapat terpenuhi.
• Ketersediaan makanan untuk balita pada saat terjadi
bencana menjadi penting untuk mempertahankan

status gizi anak dalam keadaan darurat bencana.


• Implementasi pangan darurat berbasis bahan baku
lokal berkelanjutan sebagai buffer system perlu
dilakukan dengan design umur simpan yang panjang,
bernutrisi dan dapat diterima objek intervensi.
Referensi
https://www.google.com/url?q=https://repository.ipb.ac.id/jspu
i/bitstream/123456789/52360/2/mutu%2520gizi%2520produk%
2520makanan%2520balita%2520dari%2520bahan%2520dasar%
2520tepung%2520singkong%2520dan%2520tepung%2520pisan
g.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjW9prdjpnzAhW64nMBHc_7ADoQFn
oECAYQAg&usg=AOvVaw3qP8uvM0lruIgiW5wdYfU-

https://www.google.com/url?q=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2015/05/005-Nilai-Nutrisi-Ransum-Lengkap-M
engandung-Berbagai-Taraf-Hay-Pucuk-Tebu.pdf&sa=U&ved=2ah
UKEwjW9prdjpnzAhW64nMBHc_7ADoQFnoECAoQAg&usg=AOv
Vaw2XlmQDkhrhW1tqFAOe3rYp
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai