24 Maret 2008 Ada 2 Majlis • Majlis besar bersama Rasulullah SAW (58:11) • Majlis khusus bertemu Rasulullah SAW secara empat mata (58:12-13) Sababun-Nuzul 58:11 (Qatadah) • “Ayat itu diturunkan berkaitan dengan majelis zikir. Jika mereka tengah berada di majelis lalu melihat orang datang, mereka kikir untuk berbagi tempat di dekat Rasulullah. Karena itu, Allah ta’ala menyuruh mereka bergeser guna memberi tempat bagi yang lain.” Sababun-Nuzul 58:11 (Muqatil bin Hayyan ) • “Ayat itu diturunkan pada hari Jumat. Pada saat itu Rasulullah tengah berada di teras mesjid yang sempit. Beliau biasa memberikan penghargaan kepada pelaku Peristiwa Badar, baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar. Tiba-tiba datanglah sekelompok pelaku Badar, sedang majelis itu telah dipenuhi orang lain dan duduk dekat Rasulullah. Mereka memberi salam, ‘Hal Nabi, semoga Allah melimpahkan salam, rahmat, dan keberkahan kepadamu.’ Nabi membalas salamnya. Setelah itu, mereka memberi salam kepada yang lain dan dibalas pula. Maka, para pelaku Badar terpaksa berdiri menanti diberi tempat. Nabi saw. mengetahui alasan mereka tetap berdiri sedang yang lain tidak mau bergeser. Nabi saw. merasa jengah, sehingga beliau berkata kepada orang Muhajirin dan Anshar yang ada di dekatnya, tetapi bukan pelaku Peristiwa Badar, ”Hai Fulan, bangkitlah! Juga kamu, hai Fulan.’ Namun, perintah itu tetap tidak dapat mendudukkan seluruh pelaku Peristiwa Badar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Perintah Nabi saw. menyinggung orang yang disuruh berdiri dan tempat duduknya. Beliau melihat keengganan mereka dari wajahnya. Maka, kaum munafikin berkata, ‘Bukankah kalian mengatakan bahwa sahabat kalian ini bersikap adil di antara manusia? Demi Allah, kami melihatnya tidak berlaku adil terhadap orang yang disuruh berdiri. Ada sekelornpok orang yang telah duduk di dekatnya dan ingin berdekatan dengan nabinya, tetapi dia menyuruhnya berdiri seraya mempersilakan duduk di dekatnya kepada orang yang datang terlambat’. Kami menerima keterangan bahwa saat itu beliau bersabda, ‘Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada orang yang memberikan tempat untuk saudaranya. ‘Setelah turun ayat ini, mereka bangkit dengan cepat seraya memberi tempat bagi yang lain. Ayat di atas diturunkan pada han Jumat.” Hadits Adab Duduk • “Seseorang tidak boleh menyuruh orang lain bangkit dari tempatnya, lalu dia duduk di sana. Namun, hendaklah kalian bergeser dan memberi tempat bagi yang lain.” (Muttafaq alaih) • Hadits tentang tidak boleh melangkahi pundak-pundak orang lain demi memperoleh tempat di depan • Kedua hadits di atas tidak bertentangan dengan sababun-nuzul Anjuran Memberi Tempat • Ayat 11 tersebut berisi 2 hal: – Anjuran supaya memberi tempat kepada orang yang datang – Anjuran agar menaati perintah jika orang yang duduk diminta beranjak, yaitu perintah yang datang dari pemimpin yang bertanggang jawab dalam mengatur jamaah (وهذا ا َ ْألمُر يُ ِجْيءُ ِمَنا ْلَقائِ ِد ا لَْم ْسُئِْول اع ِة )عْنَت ْن ِظ ْيِم ا َل, َ ْجَم َ bukan perintah dari orang yang baru datang. Balasan • Tatkala menetapkan suatu kewajiban, Al- Qur’an menyentuh perasaan dengan menjanjikan kelapangan bagi orang yang memberikan kelapangan kepada orang lain, “Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.....” • Juga menjanjikan kedudukan yang tinggi bagi orang yang menaati perintah berdiri dari tempatnya dan mengosongkannya bagi orang lain Iman dan Ilmu • Keimananlah yang mendorong mereka berlapang dada dan menaati perintah. • Ilmulah yang membina jiwa, lalu dia bermurah hati dan taat. • Kemudian iman dan ilmu itu mengantarkan seseorang kepada derajat yang tinggi di sisi Allah. • Derajat ini merupakan imbalan atas tempat yang diberikannya dengan suka hati dan atas kepatuhan kepada perintah Rasulullah Hakikat Amal dalam Islam
• Agama bukanlah sekumpulan
tugas yang verbalistik, tetapi tugas itu bertransformasi ke dalam rasa dan kepekaan dalam kalbu. Suka Rela dan Perintah • Tujuan anjuran ialah untuk menciptakan kelapangan hati sebelum kelapangan tempat. – Jika kalbu telah terbuka, orang pun akan murah hati, toleran, dan menyambut saudaranya yang datang dengan cinta dan toleransi. – Lalu, dia memberikan tempat kepadanya dengan suka rela dan rasa senang. • Namun, jika pemimpin memiliki pertimbangan yang menuntut pengosongan tempat, maka penintahnya wajib diindahkan dengan kepatuhan jiwa, kerelaan hati, dan rasa senang. • Tetapi, kaidah-kaidah umum tetap harus dijaga, seperti tidak melangkahi pundak orang lain. • Ayat itu menggambarkan kemurahan dan keteraturan dalam Islam serta keharusan menjaga etika dalam segala hal. Dialog 4 Mata • Setiap sahabat memiliki hak untuk berdialog dengan Rasulullah SAW • Jika satu per satu berdialog secara khusus dengan beliau SAW tentu menyulitkan beliau SAW dan “merugikan” orang lain • Kompensasi dari semua itu, Islam mengatur tatacara berdialog empat mata dengan beliau SAW berupa infaq kepada orang miskin sebelum bertemu beliau SAW (58:12) Ali bin Abi Thalib • Yang mengamalkan ayat di atas adalah Ali bin Abi Thalib • Dia memiliki uang dinar, kemudian dia menukarkannya menjadi beberapa dirham. • Setiap kali hendak berdialog empatmata dengan Rasulullah untuk suatu urusan, dia bersedekah satu dirham Menyulitkan • Namun, hal itu menyulitkan kaum muslimin dan Allah mengetahui kesulitan mereka. • Tetapi perintah bersedekah ini telah mencapai tujuannya, yaitu memberitahukan kepada umat akan pentingnya waktu dialog empat mata yang mereka tuntut. • Maka, Allah meringankannya dengan melenyapkan beban ini. • Lalu, mengarahkan mereka supaya melakukan aneka ibadah dan ketaatan guna memperbaiki kalbu Tarbiyah Sulukiyah • Dari kedua ayat itu dan dan beberapa ayat yang menceritakan sebab turunnya ayat, kita menemukan satu dan sekian jenis upaya kependidikan guna menyiapkan masyarakat muslim, baik anak-anak maupun dewasa, dalam aspek perasaan dan perilaku