Anda di halaman 1dari 19

Membagi biaya rencana pembangunan

suatu prasarana kepada pihak pihak yang


akan mendapat keuntungan.
ALOKASI BIAYA : Membagi biaya pembangunan suatu
bangunan yang akan dimanfaatkan
bersama kepada penerima manfaat.

Contoh : Suatu Bendungan dibangun untuk menampung air bagi


keperluan Irigasi , PLTA , Industri dll .
Dalam hal ini para penerima manfaat yaitu
Pengelola Irigasi , PLTA , Industri harus
membiayai pembangunan bendungan
tersebut karena mendapat air.

Masalahnya sekarang berapa masing-masing harus membayar


biaya tersebut.
Contoh Bidang Sumber Daya Air.
Rencana pembangunan Bendungan yang akan digunakan
untuk :
1.Mengairi irigasi
2.Pemberian Air minum / PDAM
3.Pembangkit Listrik / PLTA
4.Pengendali banjir.
Bagaimana ke empat penerima manfaat itu
membagi biaya Rencana Pembangunan
Bendungan tersebut.
?.

• Membagi biaya bendungan sama besarnya ?


• Sebanding dengan manfaat yang akan diterima
masing masing ?.
• Sebanding dengan jumlah air yang diterima ?.
• Melihat Biaya biaya lain yang dikeluarkan masing-
masing dalam rangka produksi.
METODE ALOKASI BIAYA :

“ Separable Cost - Remaining


Benefit “ adalah salah satu metode yang
digunakan dalam membagi biaya bangunan
serbaguna tersebut.
Metode Separable Cost
Remaining Benefit
Beberapa Istilah / pengertian
1. Separable Cost
2. Single Cost
3. Remaining Benefit
4. Join Cost
5. Cost Allocation
Pengertian
1. Single Cost adalah Biaya / cost yang dikeluarkan diluar biaya
pembangunan Bendungan tersebut yang perlu dikeluarkan oleh Penerima
manfaat dalam rangka produksi.
Ciri : Bangunan tersebut hanya diperlukan oleh Penerima manfaat.
Penerima manfaat lain tidak memerlukan.
2. Separable Cost adalah besarnya biaya / cost minimum yang harus
dikeluarkan oleh Penerima Manfaat kalau dia ingin ikut bergabung
memanfaatkan Bendungan tersebut.
3. Remaining Benefit ( Manfaat Sisa )
Manfaat yang masih ada setelah manfaat /penghasilan kotor dikurangi
separable Cost dan Single Cost.
4. Join Cost adalah Jumlah sisa Biaya Pembangunan Bendungan ( Total Biaya
Bendungan – Jumlah Separable Cost ) yang masih harus ditanggung oleh
Penerima Manfaat .
5. Cost Allocation : Seluruh Biaya yang harus dikeluarkan oleh masing
masing Penerima Manfaat untuk pembangunan Bendungan yaitu :
Separable Cost dan Join Cost.
SINGLE COST : Suatu biaya yang dikeluarkan
khusus untuk kepentingannya
sendiri.

Contoh : Biaya pembuatan bendung


, saluran , jaringan dan bangunan
pelengkapnya merupakan single
cost untuk / bagi sipenerima manfaat
irigasi , karena disini terlihat
bangunan / sarana diatas tidak
diperlukan pemanfaat lain.
Contoh lain Bangunan pembangkit
tenaga ( Power House ) merupakan
Single Cost untuk pemanfaat
PLTA.
SEPARABLE COST : Suatu biaya minimum yang harus dikeluarkan oleh setiap
penerima manfaat jika ia ingin bergabung memanfaatkan
bangunan bersama tersebut.

Contoh : Suatu Bendungan direncanakan untuk 3 penerima manfaat yaitu Irigasi,


PLTA dan PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum )
dengan biaya
Rp. 500 Milyar.
Jika Bendungan tersebut dibuat hanya untuk kepentingan
Irigasi dan PLTA saja tentu jumlah air yang dibutuhkan
lebih sedikit, bendungan lebih rendah dan biaya lebih
murah misalnya Rp. 350 milyar.
Terlihat disini , andaikata PDAM ingin ikut memanfaatkan
bendung tersebut, berarti bendungan harus ditinggikan
untuk menambah kebutuhan air bagi PDAM , sehingga
tentu biayanya lebih besar yaitu Rp. 500 milyar.
Jadi PDAM paling sedikit harus membayar Rp. 500 milyar
– Rp. 350 milyar = Rp. 150 milyar , inilah yang disebut
Separable Cost untuk PDAM.
REMAINING BENEFIT ( SISA MANFAAT ) :
Manfaat kotor ( Gross Benefit ) dikurangi Single Cost
dikurangi Separable Cost.

JOINT COST : Biaya yang masih harus dibayar oleh para


Penerima manfaat yaitu Biaya Pembangunan Bendungan
dikurangi dengan Jumlah Separable Cost yang terkumpul.

ALOKASI BIAYA : Jumlah biaya yang harus dibayar oleh


masing-masing penerima manfaat yang terdiri dari :

Separable Cost + Joint Cost

TOTAL BIAYA : Jumlah biaya yang harus dikeluarkanr oleh


masing-masing penerima manfaat yang terdiri dari :
Single Cost + Separable Cost + Joint Cost
KONTRIBUSI JOINT COST :

Biaya yang harus dibayar untuk


menutupi kekurangan biaya pembangunan
(Joint Cost ) yang besarnya tergantung pada
sisi manfaat masing-masing.
CONTOH :

4 perusahaan merencanakan membangun bendungan disuatu sungai untuk menampung air yang akan
digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut , yaitu perusahaan yang bergerak dibidang Irigasi ,
PLTA , Air minum / PDAM dan Pengendali banjir.
Telah dicapai kesepakatan diantara mereka sebagai berikut :
Keuntungan / manfaat kotor masing-masing perusahaan :
Irigasi : Rp. 350 Milyar
PLTA : Rp. 700 Milyar
Air minum : Rp. 300 Milyar
Pengendali banjir : Rp. 450 Milyar
Single Cost masing-masing penerima manfaat
Irigasi : Rp. 150 Milyar
PLTA : Rp. 300 Milyar
Air minum : Rp. 100 Milyar
Pengendali banjir : Rp. 200 Milyar
Alternatif biaya pembangunan bendungan untuk berbagai keperluan :
1. Irigasi + PLTA + Air Minum + pengendali Banjir : Rp. 800 Milyar
2. Irigasi + PLTA + Air Minum : Rp. 600 Milyar
3. Irigasi + PLTA + pengendali Banjir : Rp. 700 Milyar
4. Irigasi + Air Minum + pengendali Banjir : Rp. 500 Milyar
5. PLTA + Air Minum + pengendali Banjir : Rp. 650 Milyar
Hitung berapa masing-masing perusahaan
harus membayar biaya pembangunan bendungan tersebut.
METODE SEPARABLE COST - REMAINING BENEFIT

No.

U R A I AN

PENERIMA MANFAAT

rigasi

PLTA

PDAM

Pengendali Banjir

1. Manfaat Kotor

2. Single Cost

3. Separable Cost

4. Manfaat Sisa (1-2-3)

5. Rasio Sisa Manfaat

6. Kontribusi Joint Cost

7. Alokasi Biaya ( 3+6)

8. Total Biaya ( 2+3+6)

9. Manfaat Bersih (1-8)

File : mydoc/alokasi
2. Single Cost

150

300

100

200
3. Separable Cost

150

300

100

200
4. Manfaat Sisa (1-2-3)

50

100

100

50
5. Rasio Sisa Manfaat

0,167

0,333

0,333

0,167
6. Kontribusi Joint Cost

8,33

16,67

16,67

8,33
7. Alokasi Biaya ( 3+6)

158,33

316,67

Anda mungkin juga menyukai