Anda di halaman 1dari 48

PENGELOLAAN SUMBER DAYA

AIR
Suatu bangsa yang gagal
merencanakan pengelolaan
sumberdaya air akan
mengalami penderitaan karena
kepicikannya.
Pelajaran sejarah yang kejam
jelas terlukis pada padang-
padang pasir dan sungai-
sungai yang ditinggalkan oleh
suatu peradaban yang pernah
dibanggakan
Water Resources Planning Act, 1968.
Water Resources Development
Water Public Corporation,
Resources Development Japan Japan
Public Corporation

Satu Sungai Satu Rencana Satu Sistem Pengelolaan Terpadu


( One River One Plan One Integrated Management )
Selamatkan Lingkungan
Selamatkan Lingkungan Kita
Kita
Visi Pengelolaan Sumber Daya Air adalah
mewujudkan kemanfaatan SDA bagi kesejahteraan
seluruh rakyat
Kondisi yang diinginkan pada 20 th yad:
 Tercapainya pengelolaan SDA berdasar pola pengelolaan wilayah sungai yg
menyeluruh, terpadu, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.

 Terpenuhinya kecukupan air bagi sebagian besar masyarakat dgn prioritas utama
untuk kebutuhan dasar masyarakat dan pertanian rakyat.

 Tertingkatkannya perlindungan masyarakat dari bencana daya rusak air.

 Terwujudkannya keterlibatan peran masyarakat secara aktif dlm pengelolaan SDA


melalui Dewan Sumber Daya Air, yang merupakan Forum Dialog dan Koordinasi
antar Pemilik Kepentingan yg terlegitimasi.

 Terlaksanakannya suatu prinsip pembiayaan jasa pengelolaan SDA yg dapat


memberikan insentif dan disintensif dgn memanfaatkan berbagai sumber daya
secara sinergi dan teritegrasi
UU NO. 11/1974 UU SDA NO. 7/2004
BAB I PENGERTIAN BAB I. KETENTUAN UMUM
BAB II FUNGSI BAB II. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
BAB III HAK PENGUASAAN DAN BAB III. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
WEWENANG BAB IV. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
BAB IV PERENCANAAN DAN BAB V. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
PERENCANAAN TEKNIS
BAB VI. PERENCANAAN
BAB V PEMBINAAN
BAB VII. PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN O&P
BAB VI PENGUSAHAAN
BAB VIII. SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
BAB VII EKSPLOITASI DAN
PEMELIHARAAN BAB IX. PEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN
BAB VIII PERLINDUNGAN BAB X. PEMBIAYAAN
BAB IX PEMBIAYAAN BAB XI. HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
BAB X KETENTUAN PIDANA BAB XII. KOORDINASI
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN BAB XIII. PENYELESAIAN SENGKETA
BAB XII KETENTUAN PENUTUP BAB XIV. GUGATAN MASYARAKAT DAN ORGANISASI
BAB XV. PENYIDIKAN
BAB XVI. KETENTUAN PIDANA
Total = 17 Pasal BAB XVII. KETENTUAN PERALIHAN
BAB XVIII. KETENTUAN PENUTUP

Total = 100 Pasal


1. SUMBER DAYA AIR: Air, Sumber Air, dan Daya Air yg
terkandung di dalamnya. (pasal 1 angka 1)
2. AIR : semua air yang terdapat PADA, DIATAS, maupun DIBAWAH
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini AIR PERMUKAAN,
AIR TANAH, AIR HUJAN, dan AIR LAUT yang berada DI DARAT.
(pasal 1 angka 2)

3. AIR PERMUKAAN: semua air yg terdapat pada permukaan tanah.


(pasal 1 angka 3)

4. AIR TANAH: air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah. (pasal 1 angka 4)
5. SUMBER AIR: tempat atau wadah air alami dan atau buatan yg
terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah. (pasal 1
angka 5)

6. DAYA AIR: potensi yg terkandung dalam air dan atau pada sumber
air yg dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan
dan penghidupan manusia serta lingkungannya. (pasal 1 angka 6)
7. PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR: (pasal 1 angka 7)

Upaya: Penyelenggaraan:

Merencanakan,M Konservasi SDA,


elaksanakan, Pendayagunaan SDA, dan
Memantau, dan
Mengevaluasi Pengendalian Daya Rusak Air

8. POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR:(pasal 1


angka 8)

Kerangka dasar: Kegiatan:


Merencanakan, Konservasi SDA,
Melaksanakan,
Pendayagunaan SDA, dan
Memantau, dan
Mengevaluasi Pengendalian Daya Rusak Air
9. KONSERVASI: upaya MEMELIHARA KEBERADAAN, serta
KEBERLANJUTAN KEADAAN, SIFAT, dan FUNGSI SDAir agar
senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yg memadai untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang. (pasal 1 angka 18)
10. PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR: upaya
PENATAGUNAAN, PENYEDIAAN, PENGGUNAAN,
PENGEMBANGAN, dan PENGUSAHAAN SDAir secara optimal agar
berhasilguna dan berdayaguna. (pasal 1 angka 20)
11. PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR: upaya untuk
MENCEGAH, MENANGGULANGI, serta melakukan PEMULIHAN
kerusakan kualitas lingkungan yg disebabkan oleh daya rusak air.
(pasal 1 angka 19)

12. DAYA RUSAK AIR: daya air yang dapat merugikan kehidupan.
(pasal 1 angka 21)
 Dasar dari PSDAT adalah bahwa penggunaan sumber daya air
yang berlain-lainan tujuan memiliki saling ketergantungan
(interdependen) dalam konteks DAS Hulu-hilir

 Pengelolaan Terpadu adalah suatu proses yang


mempertimbangkan kepentingan semua pengguna air secara
bersama.

 Setiap penggunaan harus memperhatikan dampaknya terhadap


penggunaan lainnya

 Mempertimbangkan aspek sosial & ekonomi termasuk sasaran


pengelolaan berkelanjutan

 Pengelolaan Sumber Daya Air tidak hanya difokuskan pada


pembangunan dalam sumber daya air tetapi harus menjamin
tersedianya sumber daya air yang berkelanjutan.
Fakta-fakta :

 Ketersediaan air alamiah Indonesia mencapai 1,957 M


m3/th, namun penyebarannya tidak merata.
 Saat ini Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara telah defisit
air.
 93 WS dari 133 WS di Indonesia dipakai bersama /
lintas negara, provinsi, kab/kota.
 Hampir semua sungai di Jawa Bali tercemar dan
meningkatkan timbulnya penyakit.
 90% bencana alam pada tahun 1990an terkait dengan
air.
 Peningkatan jumlah penduduk akan menjadi
penggerak utama pengelolaan sumber daya air untuk
50 tahun mendatang
Perlu langkah segera :

 Air sangat vital untuk keberlangsungan hidup,


kesehatan dan kebutuhan hakiki.

 Sumber daya air mengalami eksploitasi yang


berlebihan

Langkah
 Konservasi
 Penggunaan
 Pengendalian Daya Rusak
 Pemerdayaan
 Sistem Informasi
 Krisis Tata Kelola PSDA : .
 Hingga saat ini pendekatan sektoral masih
mendominasi dalam pengelolaan sumber daya air. Hal
ini menunjukkan pengelolaan sumber daya yang
tekotak-kotak, tidak terkoordinasi dan terintegrasi.
 Pembiayaan pengelolaan SDA sebagian besar WS
masih 100 % oleh Pemerintah.

 Persaingan ...
 Masih adanya persaingan untuk memanfaatkan
sumber daya air yang terbatas. Hal ini diperburuk lagi
oleh inefisiensi dalam penggunaan air.
Menjamin ketersediaan air untuk masyarakat...
 Seperlima penduduk dunia tidak dapat mendapatkan
air minum yang sehat dan separuh dari penduduk
dunia tersebut belum memperoleh sanitasi yang
layak. (Indonesia ?)

Menjamin ketersediaan air untuk produksi pangan...


 25 tahun ke depan pangan akan dibutuhkan untuk
lebih dari 2-3 milyar tambahan penduduk dunia.

Melindungi ekosistem vital ...


 Ekosistem air tergantung dari aliran air, musim dan
fluktuasi muka air dan akan terancam oleh kualitas air
yang buruk.
PENGELOLAAN SDA BERBASIS WIL.SUNGAI

mengapa ?
1. Sifat alami air yg mengalir secara dinamis (bisa lintas wil.
Kab/Kota, dan lintas Prop, bahkan lintas Negara)
2. Keberadaan air mengikuti siklus hidrologi, mengalir dari
tempat-tempat tertentu ke tempat yg lebih rendah.
3. Ada DAS/DPS yg secara alami kaya air dan ada pula yg selalu
kekurangan air. (Air adalah karunia Tuhan, sumber kehidupan,
dan merupakan kebutuhan pokok setiap insan).
4. Mencegah timbulnya konflik dan sekaligus menempatkan air
sebagai unsur pemersatu antar wilayah.
5. Efisiensi pengelolaan.
Kab C
Kab D
S
s DA
a
Bat

DANAU Kota A

SUNGAI

Kab B

UT
LA
= WILAYAH SUNGAI = CEKUNGAN AIR TANAH

= SUNGAI = DAS

DAS B
DAS A

DAS E

DAS D

DAS C
DAS F
LAUT
Pembagian Wil. Sungai di Indonesia
Menurut: Permen PU No.39/ 1989

(SAAT INI )
Kalimantan
Sulawesi

Papua

Sumatera

Jawa

Terdiri atas 17,508 pulau 15 WS Lintas Prop

Jumlah penduduk: 206 juta 90 WS 73 WS dalam 1 Prop


65% tinggal di Jawa
2 WS dikelola
BUMN
 Krisis Air
- Pertumbuhan penduduk, over ekploitasi
- Air terlalu banyak, terlalu sedikit, dan
terlalu kotor
 Krisis Perilaku
- Pencemaran
- Kerusakan ekosistem
 Krisis Penyelenggaraan Pengelolaan
- sektoral, top down, tidak terlegitimasi
SUMBER DAYA AIR DAN MASALAHNYA
KEPENDUDUKAN Das kritis

kekeringan

sampah

Permukiman &
pencemaran banjir
PENYEMPITAN KALI CIPINANG
Kali Cakung Cilincing
SAMPAH DI PINTU MANGGARAI

26

DPU DKI JAKARTA


Contoh kondisi DAS yang
fungsi konservasinya
terganggu

Lokasi:
Sayap Bendung Bgian Hulu DI Timbang - Lawan
Banjir di DAS Bohorok Sumatera Utara
Upaya
Merencanakan Melaksanakan Memantau Mengevaluasi

Penyelenggaraan
Konservasi SDA: Pendayagunaan SDA: Pengendalian Daya
1. Perlindungan dan
Rusak Air:
1. Penatagunaan
pelestarian SA 2. Penyediaan 1. Pencegahan
2. Pengawetan air 2. Penanggulangan
3. Penggunaan
3. Pengelolaan kualitas air
4. Pengembangan 3. Pemulihan
dan pengendalian
pencemaran air 5. Pengusahaan

Menjaga kelangsungan Memanfaatkan SDA secara Mencegah, menanggulangi,


TUJUAN:

keberadaan daya dukung, berkelanjutan dg dan memulihkan akibat


daya tampung, dan fungsi mengutamakan kerusakan kualitas lingk.
SDA pemenuhan kebutuhan yg diakibatkan oleh daya
pokok kehidupan masy rusak air
secara adil
Lingkup Kegiatan :

1. Perlindungan dan Pelestarian sumber air.


a. Rehabilitasi hutan dan lahan serta pelestarian hutan lindung, kawasan suaka
alam, dan kawasan pelestarian alam.
b. Perlindungan sumber air dalam kaitan dengan pembangunan dan pemanfaatan
lahan pada sumber air, pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu serta
pengaturan daerah sempadan sumber air.
c. Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air, serta
pengisian air pada sumber air.
d. Pengendalian pemanfaatan air.
e. Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi.

2. Pengawetan air.
a. Penyimpanan kelebihan air pada saat hujan untuk dimanfaatkan pada saat
diperlukan.
b. Pemakaian hemat air dengan cara pemakaian yang efisien.
c. Pengendalian penggunaan air tanah.

3. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.


a. Perbaikan kualitas air pada sumber air.
b. Perbaikan kualtas air pada prasarana sumber daya air.
c. Pencegahan masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber
daya air.
Lingkup Kegiatan :
1. Penata gunaan SDA.
a. Penetapan zona pemanfaatan SDA dgn memperhatikan fungsi lindung.
b. Penetapan zona pemanfaatan SDA dgn memperhatikan fungsi pemanfaatan.
c. Penetapan peruntukan air pada sumber air.
2. Penyediaan SDA.
a. Penyediaan air untuk kebutuhan pokok sehari-hari.
b. Penyediaan air untuk kebutuhan air bagi pertanian rakyat dlm sistem irigasi yg sudah ada.
c. Penyediaan air untuk kebutuhan lain, misalnya untuk sanitasi dll
3. Penggunaan SDA.
a. Penggunaan SDA untuk kebutuhan pokok sehari-hari.
b. Penggunaan SDA untuk pertanian rakyat dlm sistem irigasi yg sudah ada.
c. Penggunaan SDA untuk kebutuhan lain, misalnya untuk sanitasi.
4. Pengembangan SDA.
a. Pengembangan SDA permukaan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
b. Pengembangan air tanah pd cekungan air tanah untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
c. Pengembangan air hujan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
d. Pengembangan air laut yg berada di darat untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
5. Pengusahaan SDA.
a. Penggunaan air pada lokasi tertentu sesuai persyaratan yg ditentukan dlm izin.
b. Penggunaan wadah air pd suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yg ditentukan dlm izin.
c. Pemanfaatan daya air pd suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yg ditentukan dlm izin.
Lingkup Kegiatan :
1. Pencegahan daya rusak air.
 Pencegahan daya rusak air yg berupa pekerjaan pembangunan sarana
dan prasarana fisik, antara lain, pengaturan sungai, pembuatan tanggul
banjir dlsb.
 Pencegahan daya rusak air yg berupa penyusunan atau penerapan
piranti lunak antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian.
 Penyeimbangan hulu dan hilir seperti penyelarasan antara upaya
konservasi bagian hulu dan pendaya gunaan di bagian hilir.

2. Penanggulangan daya rusak air.


 Mitigasi bila terjadi bencana.
 Penanggulangan darurat sarana dan prasarana berupa pekerjaan fisik
untuk menghindari kerusakan yg lebih parah.
 Pelaksanaan penanggulangan darurat sarana dan prasarana berupa
pekerjaan fisik untuk tetap berfungsi.

3. Pemulihan akibat daya rusak air.


 Perbaikan sistem sarana dan prasarana SDA yang rusak.
 Pelaksanaan perbaikan sarana dan prasarana SDA yg rusak.
 Perbaikan / pemulihan kembali lingkungan hidup.
Lingkup Kegiatan :
1. Pelibatan peran masyarakat sejak perencanaan
• Dialog dengan masyarakat.
• Konsultasi dengan masyarakat.
• Sosialisasi kepada masyarakat.
• Pemberdayaan masyarakat.
2. Pemberdayaan masyarakat (capacity building).
• Pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat.
• Penelitian dan pengembangan dalam pemberdayaan dan
peningkatan peran masyarakat.
• Pendampingan masyarakat dalam pemanfaatan dan menjaga
kelestarian SDA.
3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan SDA.
• Susun sistem monitoring pelaksanaan pengelolaan SDA.
• Sediakan Perangkat lunak sistem monitoring pelaksanaan
pengelolaan SDA.
• Evaluasi pelaksanaan pengelolaan SDA.
Lingkup Kegiatan :
1. Kebutuhan sistem informasi SDA.
 Analisis kebutuhan sistem informasi hidrologis,
hidrometeorologis dan geohidrologis.
 Analisis kebutuhan sistem informasi peraturan perundangan dan
kebijakan tentang SDA.
 Analisis kebutuhan sistem informasi tentang lingkungan,
kegiatan ekonomi, sosial budaya masyarakat yang terkait dengan
SDA.
2. Sistem informasi SDA.
 Analisis tempat penyampaian (pusat-pusat) informasi SDA.
 Analisis cara penyampaian informasi, dengan lisan, selebaran,
seminar, lokakarya, pertemuan berkala, dlsb.
 Pengelompokan komunitas sesuai dengan tingkat dan
kebutuhannya.
3. Pengelolaan sistem informasi SDA.
 Analisis kebutuhan unit pelaksana pengelolaan sistem informasi
SDA.
 Analisis tugas dan wewenang serta standar operasi dan prosedur
(sop) unit pengelola sistem informasi SDA.
 Pelatihan bagi petugas sistem informasi pengelolaan SDA.
• Pemilik
Pemerintah • Regulator
Pusat/Daerah • Penyedia Prasarana

“Parlemen Air”

Forum Koordinasi

• Penerima layanan • Operator


• Berkontribusi O&P
Masyarakat Institusi
Pengguna & • Operasi pemeliharaan
• Menjaga / konservasi Pengelola • Pemberi layanan
sarana & prasarana Umum

PERUM JASA TIRTA I


Menurut UU No.7/2004 ttg S.D.Air:

PEMERINTAH PEMERINTAH PEMERINTAH


PUSAT PROVINSI KAB/KOTA

PSDA pada WS: PSDA pada WS: PSDA pada WS:


- Lintas Provinsi - Lintas Kabupaten/ - dalam Kabupaten/
- Lintas Negara Kota Kota.
- Strategis Nasional
Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16

Sebagian WEWENANG Pemerintah (Pusat) dalam pengelolaan SDA


dapat diselenggarakan oleh pemerintah daerah sesuai dg peraturan
per-UU-an.
(Pasal 18)
DASAR PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN UPT
DEP. PU BIDANG PENGELOLAAN SDA
Permen PU Nomor 11A/PRT/M/2006 tanggal 26 Juni 2006
(sementara diproses Perpresnya)

1 WS Lintas Negara 5
2 WS Lintas Provinsi 27

3 WS Strategis Nasional 37

4 WS Lintas Kabupaten/ Kota, dalam Provinsi 51

5 WS Dalam Kabupaten / Kota 13


Sebelumnya wilayah daratan Indonesia terbagi kedalam 90 WS yang ditetapkan
melalui Permen PU No. 39 Tahun 1989 (merupakan pelaksanaan amanat UU
Jumlah
No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan)
133
KERANGKA
PEMBAGIAN
WEWENANG
DAN TANGGUNG
JAWAB
PENGELOLAAN
Wewenang & TJ Pusat Prop Kab/Kot

1. Menetapkan Kebijakan Nasional SDA. X - -

2. Menetapkan Pola dan Rencana L.Prop, L.Neg, Lin.Kab/ Kab/ Kot


Pengelolaan SDA pd WS S.Nas Kota

3. Menetapkan dan mengelola Kws L.Prop, L.Neg, Lin.Kab/ Kab/ Kot


Lindung SA pd WS S.Nas Kota

4. Melaksanakan pengelolaan SDA pada L.Prop, L.Neg, Lin.Kab/ Kab/ Kot


WS S.Nas Kota

5. Mengatur, menetapkan dan memberi L.Prop, L.Neg, Lin.Kab/ Kab/ Kot


izin atas Pedayagunaan SDA di WS S.Nas Kota

Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16


Wewenang & TJ Pusat Prop Kab/Kot

8. Membentuk Dewan/ Wadah Koordinasi Nasional Prop, Kab/Kot


SDA pada tingkat Lprop, S.Nas L.Kab/Kot

9. Memfasilitasi penyelesaian sengketa Antar Prop Antar -


dalam pengelolaan SDA Kab/Kota

10. Menetapkan Norma, Standar, Kriteria, X - -


dan Pedoman

11. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, L.Prop, Lin.Kab/ Kab/ Kot


dan ketertiban pelaks PSDA pada WS L.Neg, S.Nas Kota

12. Memberikan bantuan teknis dalam Pem.Prop,


Pasal 14 Pem.Kab/
Pasal 15 - 16
Pasal
1. Mengelola SDA di wilayah desa YANG BELUM dilaksanakan oleh
masyarakat dan atau pemerintahan di atasnya dg memperhatikan asas
kemanfaatan umum.
2. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan SDA yang menjadi kewenangannya.
3. Memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari warga desa atas air
sesuai dengan ketersediaan air yang ada.
4. Memperhatikan kepentingan desa lain dalam melaksanakan
pengelolaan sumber daya air di wilayahnya.

Pasal 17
1. Sebagian wewenang Pemerintah dalam pengelolaan sumber
daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dapat
diselenggarakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. (pasal 18)
2. Dalam hal Pemda BELUM DAPAT dapat melaksanakan
sebagian wewenangnya, Pemda ybs dapat menyerahkan
wewenang tersebut kepada pemerintah di atasnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. (pasal 19 ayat 1)
3. Pelaksanaan sebagian wewenang pengelolaan sumber daya
air oleh Pemda WAJIB diambil oleh pemerintah di atasnya
dalam hal: (pasal 19 ayat 2)
a. Pemda TIDAK melaksanakan sebagian wewenang
pengelolaan sumber daya air sehingga dapat
membahayakan kepentingan umum; dan/atau
b. Adanya SENGKETA antarprovinsi atau
antarkabupaten/kota.
4. Dalam hal terdapat KEPENTINGAN MENDESAK UNTUK
PENDAYAGUNAAN sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,
lintas kabupaten/kota, dan strategis nasional, pembiayaan
pengelolaannya ditetapkan bersama oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah yang bersangkutan melalui pola kerja sama. (pasal 78 ayat 4)
5. Penanggulangan BENCANA akibat daya rusak air yang berskala
NASIONAL menjadi tanggung jawab Pemerintah. (pasal 55 ayat 1)
6. BENCANA akibat daya rusak air yang berskala NASIONAL ditetapkan
dengan Keputusan Presiden. (pasal 55 ayat 2)
7. Dalam keadaan yang membahayakan, gubernur dan/atau
bupati/walikota berwenang mengambil tindakan darurat guna keperluan
penanggulangan daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (1). (pasal 56)
8. Pemulihan kerusakan akibat daya rusak air menjadi tanggung jawab
Pemerintah, pemerintah daerah, pengelola sumber daya air, dan
masyarakat. (pasal 57 ayat 2)
SEKIAN

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai