Anda di halaman 1dari 32

Strategi &

Kebijakan
P ercepatan P enurunan Stunting Di
Indonesia
Outline:
BAB I Pendahuluan
BAB II Penyelenggaraan Percepatan Penurunan
BAB III Stunting Perkembangan Penanganan
BAB Kerangka Regulasi dan
IV Pendanaan Penguatan Perpress
BAB V 72
BAB Penutup
VI
BAB I
P endahuluan
2030

Feminization of ageing

Abundant labor force..

Low fertility

4
KITA PUNYA BONUS DEMOGRAFI

Saat ini Indonesia menikmati Bonus Demografi karena penurunan fertilitas


Bisa berlanjut bahkan setelah DR naik, namun harus bersumber dari kelompok
lansia yang sehat, berpendidikan produktif

Kita telah, sedang, dan masih akan menikmati Bonus 1- Bonus


>> 2>>
82.5
80.8 Angka Ketergantungan
80.2 Banyaknya penduduk usia non-
78.3
Yang ditanggungoleh 100 orang penduduk usia produktif
produktif
72.4

66.1 Bonus Demogra


60.5 Window of fi
55.5 54.7
52.1
52.0 50.5Opportunity
3
48.6 47.7 47.2 46.9 47.3 49.

Tahun

1965 1975 1985 1995 2005 2015 2025 2035 2045


Syarat Generasi Muda
Penentu Bonus Demografi
Sejahtera

Stunting

Sengsara
BKKBN
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas)
percepatan penurunan stunting tanggal 25 januari 2021
Melalui

14 %
Menjadi

pendekatan
keluarga

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
2021 Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
tentang Percepatan Penurunan Stunting
PENGARAH WAKIL PRESIDEN Anggota :
1. Menteri
KETUA Kesehatan;
Menteri2)Keuangan;
3) Menteri Sosial;
4) Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
Menteri Menteri Menteri 5) Menteri Agama;
6) Menteri Pekerjaan Umum dan
Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang
Perumahan
Perencanaan, Pelaksanaan Koordinasi PembinaanDan
Rakyat;
pemantauandan PengawasanPenyelenggaraan
7) Menteri Sekretariat Negara; dan
evaluasi Pemerintah Daerah
8) Kepala Staf Kepresidenan

PELAKSANA Mekanisme tata kerja dan sekretariat


KETUA Sekretariat Pelaksana Pelaksana diatur dengan Peraturan Badan

Setwapres

PTM PTM PTM PTM PTM

Wakil Ketua Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Wakil Ketua Bidang
Bidang Koordinasi, Sinkronisasi, Koordinasi BidangKoordinasi AdvokasiDan
Perencanaan PengendalianDan Intervensi Spesifik PembinaanDan Pengawasan Komitmen
PengawalanPelaksanaan PenyelenggaraanPemerintah Kepemimpinan
Daerah
BAB II
P enyelenggaraan
P ercepatan P enurunan
Stunting
STRATEGI NASIONAL
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.

TUJUA PILAR RENCANA AKSI


N STRANAS NASIONAL
1. Menurunkan prevalensi 1. Peningkatankomitmen dan visi kepemimpinan di Pendekatan Keluarga
1. Penyediaan data
stunting kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah keluarga berisiko
2. Meningkatkan kualitas
Desa; stunting
penyiapan kehidupan
2. Peningkatankomunikasi perubahan perilaku dan 2. Pendampingankeluarga
berkeluarga
pemberdayaan masyarakat; berisiko stunting
3. Menjamin pemenuhan
3. Peningkatankonvergensi Intervensi Spesifik dan 3. Pendampingansemua
asupan gizi calon
Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, Pemerintah
4. Memperbaiki pola pengantin/calon PUS;
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
asuh dan Pemerintah Desa; 4. Surveilans
5. Meningkatkan akses dan 4. Peningkatanketahanan pangan dan gizi pada tingkat keluargaberisiko
kualitas pelayanan individu, keluarga, dan masyarakat; stunting
kesehatan 5. Penguatan dan pengembangansistem, data, 5. Audit kasus stunting
6. Meningkatkan akses air informasi, Ditetapkan oleh Kepala BKKBN
minum dan sanitasi riset, dan inovasi
PENDEKATAN RAN PASTI

Pendekatan
Keluarga
Berisiko
Stunting

Pendekatan RAN
RAN Pasti PAST Pendekata
Pendekatan
Intervensi
Gizi Terpadu
I n
Multisektor
dan
Multipihak
PENDEKATAN MULTISEKTOR DAN MULTIPIHAK

G S PT MS M

G overnment S wasta PT MS a yarakat M edia


Partisipasi Partisipasi Media
Keterpaduan Partisipasi Aktif Swasta Partisipasi Aktif
Perguruan Tinggi dan Masyarakat Sipil dalam percepatan
Kementerian/ dalam percepatan
akademisi dalam (LSM, NGO, penurunan
Lembaga, penurunan stunting
percepatan Perseorangan, dan stunting melaui
Pemerintah Daerah baik langsungmaupun
penurunan stunting Mitra KIE
dan Pemerintah tidak langsungkepada
melalui Tridarma Pembangunan) Pencegahandan
Desa . kelompok sasaran.
Perguruan Tinggi dalam percepatan Penanganan
penurunan stunting. Stunting.
PENGORGANISASIAN RAN PASTI
PENGORGANISASIAN RAN
PASTI
• Data StuntingmenggunakanStandar • Kelembagaan
Data yangbenar, metadata yang • Sinergitaspaket layanan intervensi spesifik & sensitif
baku, kode referensi dan data berbasis keluargasesuai kelompoksasaran
induk. • Konsolidasi manajemen kasus
• Dibagipakaikansecara luas ke
seluruh instansi Kluster Operasional
pemerintah dan
publiksehinggaharus memiliki
interoperabilitasyangtinggi. • Konsolidasiperencanaandan
• Sistem data stuntingmenjaga pengang garan
kerahasiaan data (privacy), tidak • Akuntbilitas
terbuka dan diketahui oleh pihak- • Riset dan inovasi
pihak yang tidak • Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
berhubungandan tidak • Pemantauan dan evaluasi kinerja
bertanggungjawabuntuk
Kluster Data Presisi
kepentinganlain. Kluster Managerial
PENDEKATAN INTERVENSIPENDEKATAN
GIZI TERPADU
INTERVENSI GIZI
TERPADU
PENDEKATAN KELUARGA BERISIKO STUNTING
PENDEKATAN KELUARGA BERISIKO
STUNTING
Definisi Operasional Keluarga Berisiko Stunting:

Sumber
: Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.Km.,
M.Si
Perkembangan
BAB III
BAB IIIP erkembangan
Penanganan
P enanganan Stunting
Stunting
HAL-HAL YANG DIPERSIAPKAN BKKBN, DIANTARANYA:
HAL-HAL YANG DIPERSIAPKAN BKKBN,
DIANTARANYA

Tahun 2021, melalui BA BUN melakukan


01 Draft RAN PASTI 05
pelatihan Pendamping Keluarga

02 Menyiapkan Mekanisme Tata 06 Melakukan Sosialisasi dan


Kerja Advokasi

03 Penyiapan Sekretariat Stunting 07 Media center Stunting

Penyiapan Buku Pedoman pelaksanaan Persiapan rekruitmen tim Pendamping


04 pendampingan keluarga di tk desa/ desa 08
Keluarga

Sudah Belum
STRATEGI PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING

Rencana Aksi Nasional Percepatan


Penurunan Stunting (RAN PASTI) Finalisasi
Penajamanintervensi ‘hulu’ (penyediaan data, pendampingan dan surveilans
denganprioritas mencegahlahirnya keluarga berisikostuntingdan audit kasus stunting)
anak stunting.
PROGRAM INKUBASI Tim Pendamping
Critical success factor Keluarga
memastikan keluarga mampu
mempersiapkan kehidupan berkeluarg.a
Mendampingi keluarga
berisiko stunting
• Mempersiapkan kesehatan dengan baseline hasil
calon pengantin/calon ibu PK 2021
• Memastikan asuhan ibu hamil SATU
dan ibu pasca melahirkan
dilakukan sesuai standar DATA
• Mendampingiibu menyusui dan
pengasuhan 1000 HPK E - SURVEILANS
PAST
I
MEMPERTAJAM INTERVENSI PRA NIKAH< HAMIL DAN MASA INTERVAL
MEMPERTAJAM INTERVENSI PRA NIKAH<HAMIL DAN MASA
INTERVAL
Siklus Terjadinya Stunting
Waspada: Malnourish, anemic Bayi : lahir < 2,5 Increased risk of adult
makanan kurang, and other micronutrient kg, Chronic disease
WASPADA Kurus, anemia, deficiency (Imunitas Imunitas
Inadequaterendah
catch up growth BALITA STUNTING
Asupan makanan tidak cukup, pola asuh
STUNTING kurang zat gizi mikro Rendah, Perkembangan
yang
TUMBUH JADI
Janin terganggu) REMAJA MUNGIL
keliru, sanitasi dan lingkunganyang buruk
Penurunan fungsi fisik dan otot
Inadequate food,Health and care
Pemutusan Kehamilan
Mata Rantai
sukses Tumbuh kembang anak sukses

Peri konsepsi
6 bulan 2 bulan 4 bulan
2 Tahun
Pra Konsepsi Masa keahamilan Post partum

Konsepsi Delivery
STUNTING TERJADI
DIMULAI DARI
PRA-KONSEPSI
PERIODE EMAS
Sumber
1000 Hari Pertama Kehidupan : Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.Km.,
M.Si
PENINGKATKAN KUALITAS, KUANTITAS DAN KECEPATAN DATA
PENINGKATAN KUALITAS, KUANTITAS DAN KECEPATAN
DATA

SIMKAH EHDW
Sistem Informasi Manajemen Nikah e-Human Development Worker

PK 21
KETERPADUAN
PENGELOLAAN DATA
ELSIMIL E- PPGBM
Elektronik Siap Nikah dan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan
Hamil Gizi Berbasis Masyarakat
TUGAS TIM PENDAMPING KELUARGA
TUGAS TIM PENDAMPING
KELUARGA TIM PENDAMPING KELUARGA
Bekerja sebagai Team work yang solid, BIDAN, KADER PKK dan KADER
yang
dikoordinir oleh bidan atau PKK desa
KB TUGAS
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik & sensiti
f);
• Pendampingandan Surveilans:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayan rujukan; dan
c. penerimaan bantuan sosial
KEGIATAN DAN SASARAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Catin Ibu Hamil Pasca Persalinan Anak 0-5 Th


(Anak 0-2 Th Prioritas)
identifikasi faktor risiko stunting dan melakukan pelayanan KIE pelayanan
kesehatan dan pelayanan lainnya untuk pencegahanrisiko stunting
AUDIENSI DENGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
AUDIENSI DENGAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN/ Bappenas

Kementerian Kesehatan
Kementerian Sosial Terjadwal
Terlaksan
a Kementerian Pertanian Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Kementerian Desa PDTT


Perlindungan Anak

Kementerian Dalam Negeri


Kementerian Komunikasi dan
Informatika

Kementerian Agama
BRIN
Badan Pusat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Statistik
Kerangka Regulasi dan
BAB BAB
IV VI
Kerangka Regulasi dan
Pendanaan
P endanaan
KEBUTUHAN REGULASI
KEBUTUHAN
1. Petunjukteknis Mekanisme dan
REGULASI
1. Mekanisme Penentuan Wilayah Sasaran Percepatan Penurunan
Tata Kerja Tim Percepatan Stunting
PenurunanStuntingdan Satuan 2. Mekanisme PenyediaanData Sasaran Percepatan Penurunan Stunting
Tugas Percepatan Penurunan 3. Sistem Manajemen Data dan Informasi Percepatan
Stuntings PenurunanStunting
2. Petunjukteknis Perencanaan Kluster Data Presisi
dan
Pengang garanPercepatan
PenurunanStunting 1. Mekanisme Rantai Pasok LogistikPercepatan PenurunanStunting
3. Petunjukteknis pemantauan, 2. Mekanisme Pendaftaran Calon Pengantindan
evaluasi dan pelaporan PendampinganCalon
Percepatan Pengantin
Penurunan Stunting 3. Mekanisme pendampingankeluarga berisiko Stunting
4. Mekanisme pengaduan 4. Mekanisme Audit Kasus Stunting
masyarakat dan sistem 5. Mekanisme pelayananterpadu intervensi spesifik dan sensitif
tindak lanjutnya Kluster Operasional
Kluster Manajerial
KERANGKA PENDANAAN 2022-2024
KERANGKA PENDANAAN 2022-
2024

K/L, pemerintah daerah dan pemerintah desa serta


pemangkukepentinganmelakukan penguatan
perencanaan dan penganggarankegiatan prioritas sesuai
RAN PASTI di tiga tahun kedepan (2022-2024).

Mengoptimalkan sumber pendanaan


Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
& skema hibah dalam dan luar negeri.

Memberikan ruang
pendanaan sektor swasta
yang bersifat tidak
mengikat.
BAB V
Penguatan P erpress
72 Tahun 2021
KEBARUAN DALAM RENCANA AKSI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING INDONESIA (RAN-
PASTI)

1. Fokus pada Masa INKUBASI;


Rencana Aksi Nasional Percepatan PenurunanStuntingIndonesia (RAN-PASTI) difokuskankepada
”Nilai Kebaruan” pada masa INKUBASI/ PELAYANAN BERKESINAMBUNGAN  Pra nikah – hamil
– pasca persalinandan masa interval.

2. Screening Kesehatan bagi Calon Pengantin 3 bulan sebelum Pernihakan yang dilakukan
melalui Aplikasi Elsimil dan Kebijakan baru tentang Pendaftaran Catin;
Untuk memastikancalonpengantindalam kondisisehat, maka diperlukanscreening kesehatan
3 bulan sebelum pernikahan dilaksanakanmelalui Aplikasi Elsimil. Hasil dari
screeningtersebut, pasangancalon pengantingakan memperolehsertifikat sebagaisyarat
pernikahan.
Selain itu, juga diperlukan regulasi/ kebijakan pendaftaran Catin/caPUS 3 bulan Pra Nikah
sebagai acuan tim pendampingdalam melaksanakantahapanpendampingan.

3. Nasihat Perkawinan tentang Stunting dan Generasi Berkualitas;


Calon Pengantinharus mendapatkannasihat perkawinan denganmateri tentang“Stunting” dan
generasi berkualitas dari Petugasberwenangdi fasilitas keagamaanmasing-masing;
KEBARUAN DALAM RENCANA AKSI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING INDONESIA (RAN-
PASTI)

4. Data sasaran Percepatan Penurunan Stunting dilakukan Updating real time, Reguler/ Rutin;
Penyediaan Data sasaran percepatanpenurunanstuntingberbasis Pendataan Keluargayang
dilakukan updating real time, periodik dan reguler/ rutin oleh Tim Pendamping, dan
bersifat otomatisasi atas data sasaran baru maupundata yangsudahtidak menjadisasaran
lagi;

5. PendampinganKeluarga Stunting oleh Tim Pendampingsetiap saat;


Pendampinganlebih difokuskan pada masa inkubasi setiap saat oleh Tim Pendampingyang
terlatih untuk memfasilitasi kebutuhankeluargaberisiko stuntingdalam memperolehpelayanan
Kesehatan, pemenuhangiziyangdiperlukan, pelayanansanitasi dan air bersih serta pelayanan
bantuanprogramsosial.

6. Tahapan Intervensi yang Sistemik dan Konsekutif (istilah lain sekuen, berurutan, runtut, dsb);
Proses pelaksanaanpercepatan penurunanstuntingdilaksanakandengantahapan yang
sistemik dan konsekutif, mulai penyediaandata/penapisan, pendampingan, surveilans dan
audit kasus sebagairangkaiankegiatanbertahapyangutuh dan menyeluruh;
KEBARUAN DALAM RENCANA AKSI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING INDONESIA (RAN-
PASTI)

7. Keterpaduan Pengolahan/ Pengelolaan Data Surveilans;


Kegiatan Surveilans dilakukan melalui sumber pengolahandata terpadu yangdikelola secara profesional oleh
Instansi yangberwenang;

8. Kementerian/ Lembagadan Pemerintah Daerah Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting;


Pelaksana “percepatan” penurunanstuntingdifokuskan kepada K/L yang memiliki kontribusi
tinggiterhadap intervensi upaya percepatanpenurunanstunting. Sementara pemerintahdaerah
provinsidan kabupaten/kota seluruhnyaterlibat dalam upaya percepatanpenurunanstunting
didaerahnyamasing-masing;

9. Kegiatan Warung/ Kedai Anti Stunting; ( dapur umum/sapa desa, dapur gizi keluarga, warung
anting) Untuk memenuhikebutuhangizilengkapdan seimbangkeluargaberisiko stuntingdi tiap
desa/rukun warga/rukun tetangga, diperlukanpembentukanwarung/kedai anti stunting
(warung/Kedai Anting).
Warung/Kedai Antingmengolahmakanan dari bahan baku panganlokal (bukan makanan jadi pabrikan/instant).
Warung/ Kedai Anting bersifat sosial bukankomersial sebagaibagiandari tugasdan fungsitim Pendamping.
Untukmenjalankan roda Warung/Kedai Anting, Pemerintahdalam hal ini (KementerianKoperasi/UKM atau Kementerian
Sosial/BKKBN) memberikanmodal usaha kepada Tim PendampinguntukmengelolaWarung/Kedai Anting. Hasil dari penjualannya,
dibelikankembali bahan baku untukkemudiandiolah dan dijual kembali, begituseterusnyasampai tidak ada lagi keluarga berisiko
stuntingyang kekurangangizisehat dan berimbang;
KEBARUAN DALAM RENCANA AKSI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING INDONESIA (RAN-
PASTI)

10. Pemaduan Program dan Kegiatan pada Intervensi RAN-PASTI;


Memadukan/mensinkronkandan mensinergikanprogramdan kegiatandi setiap K/L dan
Pemerintah Daerah provinsidan kab/kota yang difokuskan pada program dan kegiatan
percepatan penurunan stunting secara utuh, menyeluruh dan terpadu (holistik dan
integratif)
yang tertuang dalam RAN-PASTI. Dengandemikian, tidak akan ada kegiatan-
kegiatanpercepatan penurunanstuntingdi luar sistem RAN-PASTI;

11. Proporsi AnggaranIntervensi Spesifik dan Sensitif;


Mengalokasikanproporsianggaranpercepatan penurunanstuntingbaik pada K/L maupun
pemerintahdaerah denganrasio 30% untuk intervensi spesifik dan 70% untuk intervensi
sensitif;

12. Proporsi AnggaranTeknis/Administratif dan Operasional;


Melakukan proporsianggaranpercepatan penurunanstuntingsebesar 30% untuk keperluan
teknis dan administrative di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan 70%
untuk kebutuhan kegiatan operasional lini lapangandi desa/kelurahan dan RW/RT;
KEBARUAN DALAM RENCANA AKSI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING INDONESIA (RAN-
PASTI)

13. Kabupaten/Kota Sebagai PenanggungJawab Operasional;


Menjadikan kabupaten/kota sebagai penanggungjawab operasional percepatan penurunan
stuntingdi wilayahnya;

14. Positioning Peran TP. PKK;


Melakukan positioningTP. PKK di semua tingkatan terutama di desa/kelurahan sebagai “peran
sentral” dalam pelaksanaanpercepatanpenurunanstunting;

15. Positioning Peran Bidan


Melakukan positioning Bidan khususnya di tingkat Desa sebagai peran sentral terutama
dalam proses fasilitasi pelayanan rujukan kesehatan bagi keluarga berisiko stunting;

16. Audit Stunting Berjenjang dan Berlapis


Audit stuntingdilakukansecara berjenjang. Masalah dan kendalayangdihadapidi tingkat
desa/kelurahan ke bawahdilakukan audit kasus melalui “rembuk desa”. Jika masalahnyabelum
dapat dituntaskan, akan dibahasdi tingkatkecamatanmelalui minilok. Dan jika
masalahnyabelum terpecahkan akan dibahas melalui telemedicine di kabupaten/kota.
BERSAMA KITA BISA
BERSINERGI BAGI BANGSA

Anda mungkin juga menyukai