2012/2013
2
NAMA :
EKO YULIANTO, S.E., M.Si
TMPT/TGL LAHIR :
JAKARTA, 4-3-1968
JABATAN :
Pabandya 3 Faskes Paban
V Kes Slog TNI
STATUS : K – 2
HP : 08128410804
5
PENGERTIAN
Filsafat adalah upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan
hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli
pikir disebut dengan filsuf, yang pertama kali digunakan oleh
Herakleitos. Banyak dari tokoh filosof yang menemukan dan
merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik dari aliran
filsafat seperti: materialisme, idealisme, spiritualisme,
realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme,
humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;
marxisme-komunisme; sosialisme.dll.
Pancasila adalah lima sila dengan satu kesatuan yang
berasal dari nilai-nilai luhur dan bersumber dari nilai-
nilai budaya masyarakat Indonesia yang majemuk dan
beragam dalam artian Bhinneka Tunggal Ika. Objek
materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat
sesuatu yang baik material konkrit (manusia,
binatang, alam, dll). dan abstrak (nilai, ide, moral dan
pandangan hidup).
Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan
Negara:
Filsafat Pancasila adalah semua aturan kehidupan hukum
kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berpedoman pada Pancasila. Karena pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum bangsa dan negara republik
Indonesia. Orang yang berfikir filsafatan adalah orang yang
tidak meremehkan terhadap orang yang lebih rendah
derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, selalu
berpikiran positif, kritis, bersifat arif bijaksana, universal, dan
selalu optimis.
4. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif.
a) Deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusun secara sistematis menjadi
keutuhan pandangan yang komprehensif.
b) Induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikan dan menarik arti dan makna yang
hakiki dari gejala-gejala itu. Pancasila yang terdiri atas lima
sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran tentang manusia
yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama,
dengan masyarakat bangsa yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki ciri khas yang
berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang ada di dunia, seperti
materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan lain
sebagainya.
Ciri khas nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam
budaya dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian
bangsa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik sebagai pandangan hidup atau
filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa maupun sebagai jiwa bangsa atau
jati diri (Volksgeist) nasional, memberikan identitas dan integritas serta
martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia. Menurut
Darmodihardjo (1979).
Istilah ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani, (philosophia),
tersusun dari kata philos yang berarti cinta atau philia yang
berarti persahabatan, tertarik kepada dan kata sophos yang
berarti kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman
praktis, inteligensi (Barata, 2011).
Dengan demikian philosophia secara harfiah berarti mencintai
kebijaksanaan. Kata kebijaksanaan juga dikenal dalam bahasa
Inggris, wisdom. Berdasarkan makna kata tersebut maka
mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk
mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi
konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia
(Kamilah,2012).
Suatu pengetahuan bijaksana akan mengantarkan seseorang
mencapai kebenaran. Orang yang mencintai pengetahuan
bijaksana adalah orang yang mencintai kebenaran. Cinta
kebenaran adalah karakteristik dari setiap filsuf dari dahulu
sampai sekarang. Filsuf dalam mencari kebijaksanaan,
mempergunakan cara dengan berpikir sedalamdalamnya.
Filsafat sebagai hasil berpikir sedalam -dalamnya diharapkan
merupakan pengetahuan yang paling bijaksana atau setidak-
tidaknya mendekati kesempurnaan. Secara umum, filsafat
merupakan ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Berdasarkan pengertian
umum ini, ciri-ciri filsafat dapat disebut sebagai usaha berpikir
radikal, menyeluruh, dan integral, atau dapat dikatakan sebagai
suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
PENGERTIAN MENGHORMATI DAN
MENGHARGAI
Suatu sikap pengakuan bahwa ada orang lain yang perlu
bahkan harus diperhatikan selain diri sendiri, yang
kemudian diikuti dengan perlakukan yang wajar
terhadap orang lain
Kita memasukkan orang lain dalam pertimbangan kita
sebelum kita memutuskan dan melakukan tindakan yang
mengenai atau mempengaruhi mereka
Merupakan syarat minimal untuk menjamin terciptanya
kerukunan di antara suatu kelompok atau masyarakat
Lebih merupakan tata krama, yang semestinya
merupakan penampakan dari sikap batin yang cenderung
memandang penting orang lain yang dihadapinya
Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat berlaku juga
atas kesepakatan penggunaan simbol dalam kehidupan
bernegara. Garuda Pancasila merupakan salah satu simbol
dalam kehidupan bernegara.
Dalam pasal 35 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi sebagai
berikut. ”Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih”.
Pasal 36, ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Pasal 36A,
”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika”. Pasal 36B, ”Lagu kebangsaan Indonesia
ialah Indonesia Raya”. Bendera merah putih, Bahasa Indonesia,
Garuda Pancasila, dan lagu Indonesia Raya, semuanya
merupakan simbol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia (Faisal, 2009).
Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat
diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip
politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi
operasional dalam penyelenggaraan negara; agar dapat
membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi
kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut
paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat.
ALASAN KITA HARUS SALING
MENGHORMATI DAN MENGHARGAI
Sebagai suatu tuntutan khas pada
manusia.Hanya manusia yang bisa
menghormati dan menghargai (salah satu
bukti keunggulan manusia sebagai makhluk
berakal budi)
Menghormati dan menghargai merupakan
tuntutan kodrati, yang kalau tidak
melakukannya berarti penyangkalan pada
hakekat dirinya sebagai manusia
CONTOH TIDAK ADANYA SIKAP SALING
MENGHORMATI DAN MENGHARGAI DI JALAN RAYA
MANUSIA SALING MENGHORMATI DAN DIHORMATI,
MENGHARGAI DAN DIHARGAI, KARENA BEBERAPA
ALASAN: