KELOMPOK 1
• Holilur Rohman ( 1 9 0 2 2 11 0 0 1 9 0 )
• Rintan Putri ( 1 9 0 2 2 11 0 0 1 9 6 )
• Devi Ferdina A. ( 1 9 0 2 2 11 0 0 2 0 2 )
• Uswatun Hasanah ( 1 9 0 2 2 11 0 0 2 0 9 )
• Nabela Khoiriyah ( 1 9 0 2 2 11 0 0 2 1 5 )
• Frida Dwi H. ( 1 9 0 2 2 11 0 0 2 2 1 )
• Raniyah ( 1 9 0 2 2 11 0 0 2 2 7 )
• Dimas Rizal ( 1 9 0 2 2 11 0 0 2 3 3 )
Hello!
Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan
Dasar Hukum
Pengertian
1. Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang
Pajak bumi dan bangunan (PBB) perdesaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan
atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan 2. Peraturan daerah kabupaten atau kota yang
atau dimanfaatkan oleh seorang pribadi atau mengatur tentang PBB perdesaan dan
badan, kecuali Kawasan yang digunakan
untuk kegiatan perkebunan, perhutanan, dan perkotaan.
pertambangan.
3. Keputusan Bupati atau Walikota yang mengatur
PBB perdesaan dan perkotaan merupakan
jenis pajak kabupaten / kota yang baru tentang PBB perdesaan dan perkotaan sebagai
diterapkan berdasarkan undang-undang
nomor 28 tahun 2009. aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang
PBB perdesaan dan perkotaan pada kabupaten
atau kota yang dimaksud
A) Objek pajak PBB perdesaan dan B) Bukan objek pajak PBB
perkotaan perdesaan dan perkotaan
1. Jalan lingkungan yang terletak
dalam satu Kompleks bangunan 1. Digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk
seperti Hotel, pabrik, dan penyelenggaraan pemerintahan
emplasemen nya, yang merupakan 2. Digunakan semata-mata untuk melayani
suatu kesatuan dengan Kompleks kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,
kesehatan, Pendidikan, dan Kebudayaan nasional,
bangunan tersebut;
yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh
2. Jalan tol; keuntungan
3. Kolam renang; 3. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala,
4. Pagar mewah; atau yang sejenis dengan itu
5. Tempat olahraga; 4. Merupakan hutan lindung hutan suaka alam, hutan
6. Galangan kapal, dermaga; wisata, Taman Nasional, tanah pengembalaan yang
7. Taman mewah; dikuasai oleh desa, atau tanah negara yang belum
dibebani suatu hak
8. Tempat penampungan / kilang
5. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat
minyak air dan gas, pipa minyak; berdasarkan atas perlakuan timbal balik
9. dan menara 6. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga
internasional yang ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Keuangan
Subjek dan wajib pajak PBB
perdesaan dan perkotaan
● Subjek pajak PBB perdesaan dan perkotaan adalah orang pribadi atau badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh
manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, atau memperoleh manfaat
atas bangunan.
● Sementara wajib pajak PBB perdesaan dan perkotaan adalah orang pribadi atau
badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau memperoleh
manfaat atas bumi, atau memiliki, menguasai, memperoleh manfaat atas
bangunan.
● Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat diwakili oleh
pihak tertentu yang diperkenalkan oleh undang-undang dan Peraturan daerah
tentang PBB perdesaan dan perkotaan. Wajib pajak bertanggung jawab secara
pribadi atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu
wajib pajak dapat menunjuk orang puasa dengan surat kuasa khusus untuk
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan
PBB Perdesaan dan Perkotaan
a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yaitu suatu pendekatan atau
metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara membandingkannya
dengan objek pajak lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama
b. Nilai perolehan baru, yaitu suatu pendekatan / metode penentuan nilai jual suatu
objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan
c. Nilai jual pengganti, yaitu suatu pendekatan / metode penentuan nilai jual suatu
objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.
2. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)
Tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%
dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang
bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keluasan kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang
sesuai dengan kondisi masing-masin daerah kabupaten/kota.
PBB Perdesaan dan Perkotaan dikenakan untuk jangka waktu satu tahun pajak.
Dengan demikian, pajak terutang yang dikenakan atas objek pajak untuk
tahun pajak 2014 berari PBB Perdesaan dan Perkotaan terutang untuk jangka
waktu 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014.
Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek pajak
pada tanggal 1 Januari. Penentuan tanggal 1 Januari ini sangat terkait
dengan ketentuan tentang tahun pajak, yang menggunakan tahun kalender.
PBB Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dipungut di wilayah kabupaten/kota
yang meliputi letak objek pajak.
Pendataan
Untuk memperoleh data objek pajak, dilakukan pendataan objek
dan subjek pajak. Pendataan dilakukan Surat Pemberitahuan
Objek Pajak (SPOP). SPOP adalah surat yang digunakan oleh
wajib pajak untuk melaporkan data subjek dan objek harus
diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditadatangani dan
disampaikan kepada kepala daerah yang wilayah kerjanya
meliputi letak objek pajak, selambatnya-lambatnya tiga puluh
hari kerja setelah tanggal diterimanya SPOP oleh subjek
pajak.
2. Penetapan Pajak
Pada dasarnya sistem pemungutan pajak yang
Cara Pemungutan, Penetapan, diterapkan dalam PBB Perdesaan dan Perkotaan
dan Ketetapan Pajak adalah penetapan oleh kepala daerah (official
assesment). Hal ini dapat dipahami karena
tentunya akan sangat sulit apabila menerapkan
1. Cara Pemungutan Pajak sistem self assesment, dimana wajib pajak diminta
Pemungutan PBB Perdesaan dan untuk menghitung sendiri besarya pajak terutang,
Perkotaan tidak dapat diborongkan. Yang mengingat tidak mudah menentukan NJOP bumi
dimaksud dengan tidak dapat dan bangunan yang menjadi dasar pengenaan
diborongkan adalah bahwa seluruh pajak. Berdasarkan data objek dan subjek pajak
proses kegiatan pemungutan pajak tidak yang terutang dalam SPOP yang disampaikan
diserahkan kepada pihak ketiga. Namun oleh subjek pajak, kepala daerah menerbitkan
dimugkinkan adanya kerja sama dengan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
pihak ketiga dalam proses pemungutan Selain menerbitkan SPPT, dalam keadaan tertentu
pajak, antara lai pencetakan formulir bupati/walikota dapat menerbitkan Surat
perpajakan, pengiriman surat-surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). SKPD adalah
kepada wajib pajak, atau penghimpunan surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
data objek dan subjek pajak. jumlah pokok pajak yang terutang
3. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)
Bupati/Walikota dapat menerbitka STPD apabila PBB Perdesaan dan
Perkotaan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar dan wajib pajak
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Sanksi
administratif berupa bunga dikenakan kepada wajib pajak yang tidak atau
kurang membayar pajak yang terutang. Dengan demikian, pajak terutan
dalam SPPT atau SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh
tempo pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar
2% sebulan dan ditagih melalui STPD.
Pembayaran dan Penagihan PBB
Perdesaan dan Perkotaan
1. Pembayaran PBB Perdesaan dan 2. Penagihan PBB Perdesaan dan
Perkotaan Perkotaan
PBB perdesaan dan perkotaan terutang Apabila pajak terutang tidak dilunasi setelah
dilunasi dalam jangka waktu yang jatuh tempo pembayaran maka
ditentukan dalam peraturan daerah, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk
misalnya paling lama 6 bulan sejak tanggal akan melakukan penagihan pajak yang
diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Apabila dilakukan terhadap pajak terutang dalam
kepada wajib pajak diterbitkan STPD, Surat SPPT atau SKPD, Surat Keputusan
Keputusan Pembelian, Surat Keputusan Pembetulan, Syrat Keputusan Keberatan
Keberatan, dan Putusan Banding yang dan Putusan Banding yang menyebabkan
menyebabkan jumlah pajak yang harus jumlah pajak yang harus dibayar bertambah
dibayar bertambah, pajak dimaksud harus dengan memberikan surat teguran yang
dilunasi paling lambat 1 bulan sejak tanggal dikeluarkan 7 hari sejak jatuh tempo
diterbitkan pembayaran pajak.
PENAGIHAN PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Bupati/walikota dapat:
1. Mengurangi/menghapus sanksi administrative menurut perpu
perpajakan daerah.
2. Mengurangi/membatalkan SPPT yang tidak benar.
3. Mengurangi/membatalkan STPD.
4. Mengurangi ketetapan pajak terutang dengan pertimbangan.
KEBERATAN & BANDING
A. KEBERATAN
WP PBB desa dan kota yang tidak puas atas penetapan pajak yang dilakukan
bupati/walikota dapat mengajukan keberatan.
Harus diajukan dalam waktu paling lama tiga bulan sejak tanggal SPPT kecuali WP
menunjukkan jangka waktunya tidak memenuhi karena keadaan diluar dugaan.
Dapat diajukan jika WP telah membayara paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP.
Bupati/walikota akan mengeluarkan keputusan pengajuan keberatan setelah memeriksa
dalam jangka waktu tertentu.
Apabila pengajuan keberatan diterima sebagain atau seluruhnya, kelebihan pembayaran
pajak dikembalikan ke WP ditambah imbalan bunga 2% sebulan untuk waktu paling lama
24 bulan.
KEBERATAN & BANDING
B. BANDING
Keputusan keberatan yang telah diterbitkan oleh bupati/walikota
disampaikan ke WP.
WP dapat mengajukan permohonan banding hanya ke Pengadilan Pajak
terhadap putusan keberatannya yang ditetapkan bupati/walikota/pejabat
yang ditunjuk
Pengajuan banding menangguhkan kewajiban bayar pajak sampai satu
bulan sejak penerbitan putusan banding.
Apabila pengajuan keberatan diterima sebagain atau seluruhnya,
kelebihan pembayaran pajak dikembalikan ke WP ditambah imbalan
bunga 2% sebulan untuk waktu paling lama 24 bulan.
PEMERIKSAAN PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Atas kelebihan pembayaran PBB desa dan kota WP dapat mengajukan permohonan
pengembalian ke bupati/walikota denga tata cara di KUPD.
● Ketentuan Pidana
● Kewajiban Pejabat
Wajib PBB Pedesaan & Perkotaan
Setiap pejabat yang ditunjuk oleh yang karena sengaja atau kealpaannya
bupati/walikota untuk mengelola PBB tidak menyampaikan SPOP atau
dilarang memberitahukan kepada pihak mengisi dengan tidak benar/tidak
lain segala sesuatu yang diketahui lengkap sehingga merugikan
kepadanya oleh wajib pajak untuk keuangan daerah dapat dipidana
menjalankan ketentuan peraturan penjara atau denda.
perundang-undangan perpajakan
daerah.
Kewajiban Pejabat, Ketentuan Pidana dan
Penyelidikan PBB Perdesaan & Perkotaan
● Penyidikan Pidana
Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara tanggung renteng atas
pembayaran pajak terutang. Selain itu wajib pajak dapat menunjuk seorang kuasa dengan
surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
DASAR PENGENAAN, TARIF, dan CARA
PERHITUNGAN BPHTB
1. Dasar Pengenaan BPHTB
Dasar Pengenan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP). NPOP ditetapkan dengan ketentuan
dibawah ini.
a. Dalam hal jual beli, NPOP adalah harga transaksi.
b. Dalam hal tukar menukar, NPOP adalah nilai pasar
c. Dalam hal hibah, NPOP adalah nilai pasar.
d. Dalam hal hibah wasiat, NPOP adalah nilai pasar.
e. Dalam hal waris, NPOP adalah nilai pasar.
f. Dalam hal pemasukan dalam perseroan atau badan hokum lainnya, NPOP adalah nilai pasar.
g. Dalam hal pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, NPOP adalah nilai pasar.
h. Dalam hal peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hokum tetap,
NPOP adalah nilai pasar.
i. Dalam hal pemberian hak atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak, NPOP adalah nilai
pasar.
j. Dalam hal pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak, NPOP adalah nilai pasar
k. Dalam hal penggabungan usaha, NPOP adalah nialai pasa.
l. Dalam hal pelerburan usaha, NPOP adalah nilai pasar.
m. Dalam hal pemekaran usaha, NPOP adalah nilai pasar.
n. Dalam hal hadiah, NPOP adalah nilai pasar.
o. Dalam hal penunjukan pembeli dalam lelang, NPOP adalah harga transaksi yang tercantum dalam
risalah lelang.
2. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)
4. Perhitungan BPHTB
2. Penetapan Pajak
BPHTB merupakan pajak yang dikenakan secara indentil, yaitu pada saat terjadinya
perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan hak umumnya
dituangkan dalam akta perolehan hak atau risalah lelang apabila perolehan hak
dilakukan melalui lelang. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi dalam
pemungutan pajak dan penyetoran/pembayaran pajak terutang ke kas daerah,
sistem ini digunakan pada saat BPHTB adalah self assessment.
3. Surat Ketetapan Pajak
Bagi wajib pajak yang membayar sediri paak terutang, SPTPD digunakan untuk menghitung ,
memperhitungkan , dan menetapkan sendiri pajak yang terutang. Berdasarkan SPTPD yang
disampaikan oleh wajib pajak Bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/walikota
menetapkan pajak yang terutang dengan menerbitkan surat ketetapan pajak. Setelah melakukan
pemeriksaan atas SPTPD, dalam jangka waktu lima tahun sesudah saat terutangnya pajak,
bupati/walikota dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat
Ketetapan Pajak daerah kurang bayar tambahan (SKPSKBT), Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil
(SKPDN).
2. Penagihan BPHTB
Apabila pajak yang terutang tidak dilunasi secara jatuh tempo pembayaran maka Bupati/walikota
atau pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan
terhadap pajak terutang dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah. Penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran atau surat
peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan penagihan pajak.
Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan, dan
Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi
1. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan
kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib pajak atau bukan
karena kesalahannya;
2. Mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB
yang tidak benar;
3. Mengurangkan atau membatalkan STPD;
4. Membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau
diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan
5. Mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan
membayar wajib pajak atau kondisi tertentu objek pajak.
Keberatan dan Banding
1. Keberatan
Wajib pajak BPHTB yang tidak puas atas penetapan pajak yang dilakukan oleh
Bupati atau walikota dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati /walikota atau
pejabat yang ditunjuk. Apabila wajib pajak berpendapat bahwa jumlah pajak dalam surat
ketetapan pajak (SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, atau SKPDN) tidak sebagaimana mestinya,
wajib pajak dapat menggunakan keberatan hanya kepada Bupati/walikota yang
menerbitkan surat ketetapan pajak tersebut. Keberatan diajukan secara tertulis dalam
bahasa Indonesia dengan disertai alasan alasan yang jelas.
2. Banding
- Mengajukan permohonan banding hanya kepada pengadilan pajak terhadap
keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh bupati atau walikota atau
pejabat yang ditunjuk.
- Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan
alasan yang jelas dalam jangka waktu tiga bulan sejak keputusan diterima, dilampiri
salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.
- Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai
dengan satu bulan sejak tanggal penerbitan putusan banding.
- Jika permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan
pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesardua persen
sebulan untuk paling lama 24 bulan titik putusan banding dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya pajak yang terutang.
- Permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi
administratif berupa denda sebesar seratus persen dari jumlah pajak berdasarkan
putusan banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan.
Pemeriksaan BPHTB
Bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk berwenang melakukan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan tujuan lain dalam rangka
melaksanakan peraturan daerah tentang BPHTB pelaksanaan pemeriksaan dilaksanakan
oleh petugas yang ditunjuk oleh bupati atau walikota atau pejabat yang berwenang.
Pengurangan BPHTB
Dalam peraturan daerah tentang BPHTB dapat dimasukkan ketentuan tentang pemberian
keringanan/pengurangan atas BPHTB yang terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar wajib
pajak atau kondisi tertentu objek pajak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadopsi ketentuan tentang
pemberian pengurangan BPHTB yang diatur dalam undang-undang nomor 21 tahun 1997 sebagaimana diubah
dengan undang-undang nomor 20 tahun 2000 dan Peraturan Menteri Keuangan sebagai aturan pelaksanaannya.
Pengurangan pajak terutang merupakan hak yang dapat diajukan oleh wajib pajak kepada
bupati/walikota. Pengurangan pajak terutang harus diajukan oleh wajib pajak secara tertulis dan tidak
dapat diberikan begitu saja oleh tanpa adanya permohonan wajib pajak.
Insentif Pemungutan BPHTB
Dalam pemungutan BPHTB kepada satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang
melaksanakan pemungutan BPHTB dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
Pemberian insentif tersebut ditetapkan melalui anggaran pendapatan dan belanja daera. Pemberian
besarnya insentif dilakukan melalui pembahasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
alat kelengkapan dewan perwakilan rakyat daerah yang membidangi masalah keuangan.
Kedaluwarsa Penagihan Pajak dan
Penghapusan Piutang BPHTB
1. Kedaluwarsa Penagihan BPHTB
Hak bupati/walikota untuk melakukan penagihan BPHTB kedaluwarsa setelah melampaui
jangka waktu lima tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali Apabila wajib pajak
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan daerah.
Pejabat pembuat akta tanah/notaris hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak atas
tanah dan atau bangunan setelah wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak.
Pejabat pembuat akta tanah atau Notaris dan kepala kantor yang membidangi pelayanan
lelang negara yang melanggar ketentuan penandatanganan akta sebelum bphtb dibayar oleh wajib
pajak dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp7.500.000 untuk setiap Khusus
terhadap kepala kantor bidang pertahanan yang melanggar ketentuan pendaftaran hak atas tanah
atau pendaftaran peralihan hak atas tanah setelah wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran
pajak dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kewajiban Pelaporan Pembuatan Akta/Risalah
Lelang/Pendaftaran Hak Atas Tanah
1. Kewajiban Pejabat
Wajib pajak BPHTB yang karena sengaja atau karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi
dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan
keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara/kurung waktu dan atau denda sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5
tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak atau berakhirnya bagian tahun pajak atau
berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. sanksi pidana kurungan dan atau denda juga dikenakan terhadap
pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan keterangan tentang wajib pajak
yang disampaikan kepadanya.
2. Penyidikan Pidana
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintah kabupaten/kota diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang BPHTB, sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang hukum acara pidana yang berlaku penyidikan tindak pidana dibidang BPHTP dilaksanakan menurut
ketentuan yang diatur dalam undang-undang hukum acara pidana yang berlaku.
Thanks