Anda di halaman 1dari 18

Pancasila Dalam Kajian

Sejarah Bangsa Indonesia


Kelompok 2
Adhiim Mahatma
Dwi Achmad Satrio
Unggar Prawasto
William Hartanto
Mengenal Pancasila
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Pada Zaman Purbakala
Menurut Yudi Latif (2002: 57), sejak zaman purbakala hingga
pintu gerbang (kemerdekaan) negara Indonesia, masyakarat
Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-agama
lokal, (sekitar) 14 abad pengaruh Hinduisme dan Budhisme, (sekitar) 7
abad pengaruh Islam, dan (sekitar) 4 abad pengaruh Kristen.
Sebelum pengaruh agama-agama datang, masyarakat Indonesia
telah bersikap religius-spiritual yang kita kenal dengan penganut
animisme dan dinamisme. Animisme dan dinamisme merupakan
budaya religius pertama bangsa Indonesia.
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Pada zaman Kerajan Kutai Kartanegara misalnya, kita telah mengenal
dan menemukan nilai-nilai,seperti nilai sosial politik, dan Ketuhanan
dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada para Brahmana.
Hal ini terkait dengan nilai-nilai integrasi sosial, kebersamaan, serta
nilai ketuhanan (Kaelan, 2000: 29).
• Perkembangan sosial dalam Kerajaan Sriwijaya juga telah
mengenalkan nilai-nilai maupun pandangan-pandangan tentang dasar
kedatuan, yakni kerajaan. Nilai-nilai ini mengeksplisitkan serta
memberi bahan-bahan material terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti
nilai persatuan yang tidak terpisahkan dengan nilai ke-Tuhanan.
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Pada masa Kerajaan Majapahit, kita mengenal sumpah palapa patih Gajah Mada:
Tidak akan berhenti bekerja, sebelum nusantara bersatu. Di bawah pemerintahan
raja Prabhu Hayam Wuruk, Gajah Mada telah berhasil mengintegrasikan
nusantara. Semboyan dan Istilah-istilah seperti Bhinneka Tunggal Ika, Nusantara,
Pancasila sudah ada pada periode ini. Tiga istilah ini konon telah terdapat dan
termuat dalam kakawin Nagarakertagama karangan empu Prapanca dan buku
Sutasoma karangan Empu Tantular, meski dengan pengertian dan pemaknaan
sedikit berbeda. Sebagai contoh, dalam buku tersebut istilah Pancasila di samping
mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa Sansekerta), juga
mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:
• Tidak boleh melakukan kekerasan
• Tidak boleh mencuri
• Tidak boleh berjiwa dengki
• Tidak boleh berbohong
• Tidak boleh mabuk minuman keras (Darmodihardjo, 1978: 6).
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Pada Masa Kerajaan Kerajaan Islam, Islam sebagai agama baru, telah
mulai dipeluk oleh banyak Kerajaan-kerajaan di Nusantara. Tentu
agama baru ini telah banyak memberi sumbangsih bagi terbentuknya
pandangan dunia baru bagi masyarakat Nusantara
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Zaman Pergerakan Nasional
Sejak kolonialisme menjangkarkan kuasanya di bumi Nusantara, Khususnya
pada masa VOC dan Pemerintah Hindia Belanda, bangsa Indonesia mulai sedikit-
demi sedikit menyemai kesadaran nasionalnya: yakni bersatu secara bersama-
sama untuk mengusir penjajahan yang menguasai mereka berabad-abad
lamanya. Pada masa-masa kerajaan-kerajaan masih berkuasa, penjajah Belanda
(VOC) berusaha menggerogoti otoritas kekuasaan politik, dominasi ekonomi,
maupun teritori wilayah politiknya. Sehingga sangat wajar jika perlawanan
kerajaan-kerajaaan ini terhadap kolonialisme bersifat parsial, yakni untuk
mempertahankan dan mengembalikan dominasi, kontrol, dan kekuasaan sesuai
wilayahnya masing-masing. Perlawanan raja-raja maupun pejuang-pejuang lokal
ini bersifat parsial dan terpecah-pecah berdasar wilayah mereka masing-masing.
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Sumpah Pemuda
Sebagai salah satu tonggak sejarah yang merefleksikan dinamika kehidupan
kebangsaan yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila adalah termanifestasi dalam
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi :

• “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia;
• Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
• Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
• persatuan, bahasa Indonesia.
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Sidang BPUPKI pertama

M. Yamin mengusulkan (29 Mei 1945) :


a. Peri Kebangsaan,
b. Peri Kemanusiaan,
c. Peri Ketuhanan,
d. Peri Kerakyatan dan
e. Kesejahteraan Rakyat

Prof. Dr. Soepomo (30 Mei 1945) :


• Mengemukakan teori-teori Negara, yaitu: 1) Teori negara perseorangan (individualis), 2) Paham
negara kelas dan 3) Paham negara integralistik
Pancasila di era pra-kemerdekaan
Soekarno (1 Juni 1945) :
a. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
b. Internasionalisme (peri kemanusiaan),
c. Mufakat (demokrasi),
d. Kesejahteraan sosial, dan
e. Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)

• Alternatifnya Tri Sila bahkan dikerucutkan jadi Eka Sila.


• Tri Sila meliputi: socio-nationalisme, socio democratie dan ke-Tuhanan.
Sedangkan Eka Sila “Gotong Royong”
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Piagam Jakarta

• Untuk menampung usulan-usulan yang bersifat perorangan, dibentuklah Panitia 9 yang


diketuai oleh Soekarno.
• Panitia 9 berhasil merumuskan Rancangan Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar yang
dinamakan ‘Piagam Jakarta’ atau Jakarta Charter oleh Muhammad Yamin pada 22 Juni 1945 :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila di era pra-kemerdekaan
• Piagam Jakarta (22 Juni 1945) yang berisi “tujuh kata”: “…dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
• Peniadaan tujuh kata itu dilakukan dengan cepat dan legowo demi
kepentingan nasional oleh elit Muslim: Moh. Hatta; Ki Bagus
Hadikusumo, Teuku Moh. Hasan dan tokoh muslim lainnya. Jadi elit
Muslim sendiri tidak ingin republik yang dibentuk ini merupakan
negara berbasis agama
Pancasila era Kemerdekaan
 Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima
oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat
tentara Jepang
 Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan
keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia
 Untuk merealisasikan tekad kemerdekaan, pada 16 Agustus 1945
terjadi perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam
penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul
02.00-04.00.
Pancasila era Kemerdekaan
 Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi
Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol No 1.
 Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan
muda) mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti
Melik
Terima Kasih
Pertanyaan ?
Iqbal Maulana : Pada Tahap awal kan masih belum ada agama yang
seperti sekarang bagaimana Pancasila bisa ada di zaman tersebut ?
Habibie : Sidang BPUPKI ada tiga usulan kenapa hasil kesimpulan nya
beda juga ?
Udin : Bila direfleksikan pada zaman sekarang Pancasila kan dinamis ,
nah ? Apakah Pancasila bisa dirubah ?
Lukmon : Pancasila itu dasar negara atau tujuan negara ?

Anda mungkin juga menyukai