Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOTERAPI SARAF, CERNA

, PERNAPASAN
KASUS RHINITIS ALERGI
KELOMPOK 5

F1G020007 F1G020008
F1G019040
NORA VALIZA
EFLYN M
KRISTIANI NASYA
TAMADI
SILALAHI FAATIHAH

F1G020022 F1G020037 F1G020042


MUHAMMAD NOLA SHERLY
FACHRI ERICKA MUTHIARA
ALIEFFAIZAN SALSABILA ARMELIA

F1G020047
ROSA
ANJELINA
KASUS 5

Ny R 30 tahun, sering bersin-bersin yang hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Hidung sering gat
al, keluar cairan dari hidung berwarna bening dan encer. Hidung tersumbat. Bersin-bersing dirasa
kan terus menerus jika kambuh, selama lebih kurang 3 jam, setiap serangan l ebih dari 5x dan lebi
h dari 4 hari dalam seminggu. Bersin-bersin didahului oleh hidung gatal-gatal dan kemudian ingu
s encer dari hidung yang berwarna jernih, tidak berbau, tidak disertai darah. Kadang-kadang diser
tai dengan keluarnya air mata. Keluhan ini lebih sering muncul saat pagi hari, cuaca dingin dan te
rkena debu sewaktu membersihkan rumah. Mata tersa gatal dan berair. Sakit kepala dirasakan set
iap bersi n. Bagaimana penatalaksanaan terapi pada kasus diatas?
ANALISIS KASUS

1 Bersin-bersin hilang timbul

2 Hidung sering terasa gatal

3 Keluar cairan dari hidung berwarna bening dan encer


SUBJEKTIF
4 Hidung tersumbat

5 Mata terasa gatal dan berair

6 Sakit kepala setiap bersin


Rhinitis merupakan inflamasi pada mukosa hidung. Inflamasi ini
dapat disebabkan oleh berbagai factor antara lain infeksi, alergi, iritan,
obat-obatan dan hormone. (Wilson, et al., 2011)

Defenisi Rhinitis
PENYEBAB RHINITIS

R h in it is a le r g i di seb a bk an a da n ya ke l ai na n r e sp on sys te m im un t er ha
d a p za t p em ic u al er gi a t au a le r g en . P ad a kon d isi n or ma l, z at t e r se bu t t id
a k b e r ba h aya b ag i syst e m i mu n. Na m un p a da o r an g y an g m em il iki a l er g i,
sy st e m imu n aka n m en ga n gg a p be n da - b en d a te r s eb u t be r b a ha ya h in gg a t
i mb ul r ea ksi a le r g i. Te r d ap at b er ag am a le r g en y an g b ia s m e mic u r e a ksi s
ys te m k eke b al an t ub uh j ika te r h ir up me la lu i h id un g , d ia nt a r a ny a:
• Se r b uk sa r i

• Tun g au

• Sp or a ja mu r a t au ku pa n g

• D eb u

• Ku lit d an b ul u h ew a n

• Se r b uk g er ga j i

• L at e ks

R h in it is ak ut se r i ng d ise b ab ka n ol eh a g en in f e ksiu s se pe r t i vir u s d an


b a kt er i , da n b ia sa nya d ise r t a i de n ga n in f la ma si s in us se ba g ai b ag i an d ar i
r hi no sin u sit i s ak ut ( Wil so n, e t a l. , 20 11)
1 Pilek atau hidung tersumbat

2
Bersin-bersin
4 Mata terasa gatal atau berair
5 Mata membengkak dan kelopak mata bawah berwarna gelap

6
Gejala Rhinitis Gatal-gatal pada mulut dan tenggorokan
7
Muncul ruam pada kulit
8 Lemas
9 Batuk-batuk

10 Sakit kepala

11 Gangguan tidur, terutama pada rhinitis alergi akut


PATOFISIOLOGI

“ Patofisiologi rhinitis alergi merpakan reaksi hipersensitivitas tipe I melalui


aktivasi mastosit yang bergantung pada IgE. Rekasi hipersensitivitas tipe I
disebut juga reaksi cepat atau reaksi anafilaksis atau reaksi alergi, timbul segera
sesudah badan terpapar dengan alergen. Urutan kejadian reaksi tipe I adalah
sebagai berikut, fase sensitisasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
pembentukan IgE sampai diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan
mastosit dan basofil, kemudian diikuti fase aktivasi yaitu: waktu selama terjadi
pemaparan ulang dengan antigen yang spesifit mastosit melepaskan isinya
Rhinitis alergi merupakan suatu penyakit
inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi
yang merupakan granul yang menimbulkan reaksi, berikutnya adalah fase

dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi efektor yaitu waktu terjadinya respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek
terdiri dari 2 fase yaitu immediate phase allergic bahan bahan yang di lepas mastosit dengan aktivitas farmakologik.
reaction atau reaksi alergi fase cepat (RAFC) Penyakit-penyakit yang timbu segera sesudah tubuh terpapar dengan alergen
yang berlangsung sejak kontak dengan alergen adalah: asma bronkial, rhinitis, urtikaria (tidak semua) dan dermatitis atopi
sampai 1 jam setelahnya dan lase phase allergic
Patofisiologi rhinitis alergi kronik dapat berpengaruh jelas pada kesejahteraan
reaction atau reaksi alergi fase lambat (RAFL)
menyeluruh dari tubuh misalnya anosmia (yang selanjutnya dapat menjadi
yang berlangsung selama 2-4 jam dengan
puncak 6-8 jam (fase hiperreaktivitas) setelah
hipogeusia), refleks sistemik masal (rinobronkial) yang menyebabkan apnea

pemaparan dan dapat berlangsung 24-48 jam. pada waktu tidur dan kesulitan tidur yang kesulitan tidur menyebabkan letargi.
FAKTOR RESIKO

1 Riwayat alergi keluarga - Sudah dewasa (rhinisit sejak


kecil bias menghila v saat
2
Menderita alergi lain/sejenis dewasa tapi yang baru
muncul setelah usia 20 tahun
3
Polusi udara mungkin bertahan hingga
masa tua)
- Bekerja di tempat yang
4 Panajan asap rokok
penuh dengan alergen
5 Memelihara anjing atau kucing (seperti serbuk kayu dan
tekstil, bahan kimia, alteks,
serta asap dan bau)
6 Sering terkena alergen - Alergen umum tanpa sadar
Penatalaksanaan Rhinitis
Terapi non-farmakologi
• Menghindari alergen yang menjadi pencetus terjadinya alergi, contohnya seperti kelembaban rumah
dijaga sehingga tidak ada jamur yang tumbuh dan menghilangkan jamur yang sudah ada dengan
desifektan.
• Jika pasien memiliki alergi terhadap hewan, seperti alergi apabila terkena bulunya maka dapat
mengeluarkan hewan peliharaan tersebu dari rumah jika memungkinkan.
• Mengurangi paparan terhadap tungau debu dengan menutup tempat tidur dengan penutup kedap air
dan mencuci seprai dengan air panas memiliki sedikit manfaat untuk pencegahan terjadinya alergi.
• Pasien dengan rhinitis alergi musim (seperti musim tumbuh bunga, musim hujan) harus menutup
jendela dan meminimalkan waktu yang dihabiskan diluar rumah selama musim serbuk sari.
• Maser bias dipakai pada saat berkebun atau memotong rumput untuk pencegahan alergi.
Penatalaksanaan Rhinitis

Terapi Farmakologi
• Antihistamin
Antihistamin merupakan pilihan pertama untuk pengonbatan rhinistis alergi.

Mekanisme kerja: antihistamin bekerja dengan cara meblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Zat histamin, p
ada dasarnya berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamine melakukan perlawan
an, tubuh akan mengalami peradangan.

Contoh: Cetirizine, Chlorpeniramine, Clemastine, Fexofadine, Loratadine.

Dosis cetirizine: untuk mengatasi alegi pada orang dewasa,dosis obat cetirizine adalah 10 mg sekali sehari atau
5 mg dua kali sehari untuk mengatasi alergi pada lansia, dosis obat cetirizine adalah 5 mg sekali sehari untuk d
osis awal.

• Dekongestan hidung

Mekanisme kerj a: dekongestan bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah dida
lam hidung yang disebabkan ol eh kondisi-kondisi seperti flu, pilek, sinusitis, alergi, sehingga saluran
nafas menjadi terbuka dan nafas menjadi lega.
Penatalaksanaan Rhinitis

Terapi Farmakologi
Contoh: oxymetazolyn, pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, dan phenylephrine.

D o s i s o b a t o x y m e t a z o l i n e : u n t u k me n g o b a t i h i d u n g t e r s u m b a t p a d a o r a n g d e w a s a d a n a n a k - a n a k d i a t a s 6 t a h u n , g u
n a k a n 2 - 3 t e t e s a t a u s e m p r o t o b a t s e t i a p l u b a n g h i d u n g s e t i a p 1 0 - 1 2 j a m. J a n g a n m e n g g u n a k a n o b a t l e b i h d a r i 2 k
ali dalam 24 jam.

• Kortikos te roid
Mekanisme kerja: kortikosteroid bekerja dengan cara masuk kedinding system sel imun untuk mematikan zat yang b
ias melepaskan senyawa-senyawa yang bisa menjadi pemicu peradangan.

C o n t o h : b u d e s o n i d e , f l u t i c a s o n e , mo m e t a s o n e , c i c i e s o n i d e , d a n f l u t i c a s o n e f u r o a t e .

D o s i s o b a t b u d e s o n i d e : d o s i s b e r s i f a t i n d i v i d u a l . P a s t i k a n u n t u k s e l a l u b e r k o n s u l t a s i d e n g a n d o k t e r s e b e l u m me n g
onsumsi obat. Asma dewasa: sebagai aeorosol dosis terukur: 400 mcg setiap hari dalam 2 dosis terbagi, dapat ditin
gkatkan hingga 1,6 mg setiap hari pada kasus yang berat.

D o s i s p e r a w a t a n : 2 0 0 - 4 0 0 mc g s e t i a p h a r i . S e b a g a i s e r b u k i n h a l e r k e r i n g : 2 0 0 - 8 0 0 m c g s e t i a p h a r i d a l a m d o s i s t u n
ggal atau dalam 2 dosis terbagi. Max: 800 mcg dua kali sehari. Sebagai nebulizer/uap inhalasi: asma berat 1-2mg d
ua kali sehari. Dosis sehari-hari: 0,5-1 tawaran mg. anak umur 2-12 tahun sebagai aerosol dosis terukur : 200-800
m c g s e t i a p h a r i d a l a m d o s i s t e r b a g i . A n a k u m u r 5 - 1 5 t a h u n s e b a g a i s e r b u k i n h a l e r k e r i n g : 2 0 0 - 8 0 0 mc g
Penatalaksanaan Rhinitis
Terapi Farmakologis
Setiap hari dalam dosis terbagi. 3 bulan-12 tahun sebagai nebuliser/uap inhalasi: awalnya 0,5-1 mg bid. Dosis sete
rusnya 0,25-0,5 mg dua kali sehari
• A n t i k o li n e r g i k
P e r a n g s a n g a n s a r a f p a r a s i m p a t i s m e n y e b a b k a n v a s o d i l a t a s i d a n s e k r e s i k e l e n j a r. A n t i k o l i n e r g i k m e n g h a m b a t a k s i
asetilknolin pada reseptor muskarinik sehingga mengurangi volume sekresi kelenjar dan vasolidatasi. Ipratrotium b
romide, yang merupakan turunan atropine secara topical dapat mengurangi hidung tersumbat atau bersin.
Mekanisme kerja: antikolinergik menghambat aksi asetilkolin pada reseptor musakrinik sehingga mengurangi volum
e sekresi kelenjar vasodilatasi.
Contoh: propantelin bromida, hoisin butilbromida, atropine sulfat dan alkaloid beladona.
Dosis obat ipratorium bromide: dewasa (diatas 12 tahun) dan lansia, 250-500 microgram sebanyak 3-4 kali sehari,
tidak melebihi 2mg.
• N a t r i u m k r o m o l in
Mekanisme kerja: natrium kromolin merupakan obat anti alergi yang bekerja melalui hambatan degranulasi sel mas
t dalam melepaskan histamine sebagai mediator pada penyakit alergi.
Contoh: ketotifen, natrium kromoglikat, nedokromil natrium.
Penatalaksanaan Rhinitis

Dosis obat ketoifen: 1mg 2 kali sehari waktu makan, bi


la perlu dinaikkan menjadi 2 mg 2 kali sehari, terapi a
wal pada pasien yang sudah tersedasi 0,5-1mg malam
, anak diatas 2 tahun 1 mg 2 kali sehari.
Lampiran
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai