Anda di halaman 1dari 54

KOMUNIKASI DALAM PERAWATAN PALIATIF

Sit Dolor Amet


SUB POKOK BAHASAN

MODEL BREAKING BAD KOMUNIKASI PADA


KOMUNIKASI NEWS PASIEN DIMENSIA
PENDAHULUAN

 KOMUNIKASI MERUPAKAN PRIORITAS DALAM PELAYANAN DAN


PENDIDIKAN DALAM PELAYANAN PALIATIF
 KOMUNIKASI YANG BAIK ADALAH SEBUAH HUBUNGAN DIMANA
INFORMASI, PERASAAN DAN PEMAHAMAN DIBAGIKAN
 KOMUNIKASI MERUPAKAN ALAT SENTRAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
YANG DIGUNAKAN UNTUK BERBAGAI TUJUAN UNTUK MEMBANTU PASIEN
UNTUK DAPAT MENERIMA BERITA BURUK , MENGENDALIKAN EMOSI
AKIBAT DARI PENYAKIT YANG DIFATNYA MENGANCAM JIWA, MEMAHAMI
DAN MENGINGAT INFORMASI YANG KOMPLEKS , MEMAHAMI MENGENAI
PROGNOSIS PENYAKIT,MENGATASI DAN MENGENDALIKAN
KETIDAKPASTIAN DI SAAT MEMPERTAHANKAN HARAPAN, MEMBANGUN
KEPERCAYAAN UNTUK KELANGSUNGAN HUBUNGAN JANGKA PANJANG
SECARA KLINIS,MEMBUAT KEPUTUSAN MENGENAI PENGOBATAN DAN
MENERIMA PERILAKU MENGENAI PROMOSI KESEHATAN (OWEN DAN
JEFFREY, 2008)
Model komunikasi Dalam perawatan Paliatif

1. An interpersonal approach
 Menitik beratkan pada pentinga perspektif mengenai dimensi perawatan yang
terkordinasi dengan kondisi menjelang akhir hayat
 Model komunikasi ini masih belum banyak di fahami karena berkaitan dengan
kompetensi individu yang malakukan komunikasi
 Komunikasi ini juga didasarkan pada pengalaman tentang hidup dan kematian
sehingga membentuk pemahaman pada diri seseorang.
A social constraction approach

 Komunikasi yang didasarkan pada pendekatan social


 Komunikasi ini tergantung dari lingkungan social dimana
komunikasi ini dilakukan
 Pemahaman tentang kehidupan , kematian berdasarkan
lingkungan social seperti adat kebiasaan, keyakinan,
budaya, sejarah
A critical cultural approach

 Berupaya mampertanyakan bagaimana faktor ekonomi, materi dan sejarah


mambentuk budaya untuk merespon dan konsep ttg Kesehatan , sakit dan
keputusan untuk melakukan pengobatan
 Pendekatan ini mencoba mendefinisikan dan menamai segala hal termasuk status
fisik dan emosional .
 Contoh : dimana kondisi sulit untuk menamai akan Kesehatan , sakit dan
kematian . Apakah dapat diterima apabila mengatakan bahwa “ dia telah pergi “
atau” dia telah mati “ pada keluarga
A MULTI METHOD APPROACH

 CRITICAL DAN DIALOGIC perspective merupakan


bagian dari komunikasi multi method
 Pendekatan ini berfokus pada bagaimana seseorang
melakukan kontruksi ide dan mengemukakan pa yang
mereka maknai tentang sesuatu seperti arti sebuah
Kesehatan dan penyakit terminal
Faktor faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi
 Sistem keluarga : berkaitan dengan dukungan , kemampuan merawat anggota klg
 Finansial : kehilangan asset
 Pendidikan : kemampuan dalam menerima informasi yang kompleks
 Masalah fisik dan keterbatasan : kelelahan dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam mengolah dan memproses informasi
 serta tingkatan koping dan kondisi berduka yang dialami
Keterampilan komunikasi dalam setting
perawatan paliatif
1. keterampilan dasar dalam berkomunikasi : CLASS
a. C (context atau setting )
Lima komponen utama : ruangan yang memadai, Bahasa tubuh, kontak
mata, sentuhan dan pengantar atau perkenalan
b. L : Listening skills
Kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik , empat posn yang
harus di perhatikan : pertanyaan terbuka, tehnik fasilitasi, klarifikasi
dan mengendalikan waktu dan interupsi
c. Acknowledge
Respon empati yang baik selama komunikasi yang emosional
3 tahapan melakukan respon empati :
1. Mengidentifikasi emosi yang diekspresikan oleh pasien
2. Mengidentifikasi penyebab terhadap kondisi emosional pasien
3. Melakukan respon berdasarkan pernyataan pasien yang telah
di kemukakan dengan menghubungkan hal pada bag . 1 dan 2
 S : strategy management
1. Tentukan apa yang akan dinilai sebagai strategi medis yg optimal
2. Melakukan penilaian dalam fikiran anda sendiri atau dengan menanyakan pada pasien
mengenai harapan yang I gin di capai
3. Mengusulkan strategi setelah menyimpulkan dari Langkah 1 dan 2
4. Kaji respon pasien dengan membuat catatan kemajuan pasien dalam membentuk
sebuah rencana aksi
S: Summary
Summary yang baik maka akan ada 3 hal yang penting :
1. Ikhtisar atau poengulangan point utama yang dibahas dalam
dialog
2. Memberikan kesempatan pada pasien untuk memberikan
pertanyaan
3. Merencanakan pertemuan atau interaksi berikutnya ( kontrak
yang jelas untuk kontak)
Menyampaikan berita buruk

 Berita buruk adalah setiap informasi yang merugikan dan berpotensi serius untuk
merugikan individu terhadap pandangan terhadap dirinya dan atau masa
depannya dan atau menempatkan mereka pada situasi akan perasaan tidak adanya
harapan , putus asa, ancaman terhadap kesejahteraan mental atau fisik seseorang
berisiko mengganggu kemapanan atau daman suatu pesan diberikan
menimbulkan kesempatan yang sempit bagi individu dalam hidupnya
Faktor penghalang komunikasi yang efektif

 Faktor-factor yang dapat menghalangi terjadinya komunikasi efektif


 Pada petugas kesehatan
1. Ketakutan
 Terhadap emosi yang lepas kendali
 Kemarahan pasien
 Lebih banyak menimbulkan keburukan dari pada kebaikan
 Menjawab pertanyaan yang sulit dan tidak ada jawabannya
 Mengatakan hal yang salah dan menimbulkan masalah pada tim kesehatan
 Menghabiskan waktu yang banyak
 Menangani Reaksi emosi pasien
2. Kepercayaan
 Problem emosi yang tidak terhindarkan pada pasien dengan penyakit serius dan
tidak dapat berbuat apap-apa.
 Bukan merupakan bagian dari pekerjaan saya tetpi hal yang harus didiskusikan
dengan anggota tim senior
 ketika tidak menemukan jawaban , tidak ada yang bias dibicarakan
 Khawatir Tidak bisa memberikan solusi ketika pasien mempunyai ekspektasi
yang tinggi
3. Keterampilan yang kurang adekuat
 Tidak mengetahui bagaimana cara menggali pengetahuan dan persepsi
 Tidak mampu mengintegrasikan agenda medis, psikologi, social dan spiritual
 Tidak mengetahui bagaimana memasukan dan mengeluarkan perasaan aman
 Tidak mampu manangani situasi komunikasi seperti menyampaikan berita buruk,
pertanyaan yang sulit, collusi, menangani kemarahan dan penolakan
4. Dukungan
 Merasa tidak ada dukungan terhadap pasien jika masalah sdh teridentifikasi
 Merasa tidak ada dukungan terhadap petugas
 Konflik didalam tim
 Pada pasien
1. Ketakutan
 Terhadap ketidak mampuan untuk cope
 Kehilangan kontroldi depan orang asing
 Stigma terhadap masalah psikologi
 Khawatir terhadap sesuatu menjadi sangat buruk
 Mencoba melindungi anggota terhadap situasi sulit
 2. kepercayaan
 Petugas kesehatan yang professional biasanya sangat sibuk
 Petugas kesehatan hanya mempunyai perhatian terhadap satu aspek saja sepoerti
perawathanya perhatian terhadap perawatan fisik saja , dikter terhadap penyakit
dan tindakannya
 Pembicaraan akan meningkatkan beban pada petugas kesehatan
 Kehidupan tergantung pada tindakan dan complain yang dilakukan dan
menimbulkan keputus asaan
 Kekhawatiran yang tidak beralasan
3. Kesulitan
 Tidak dapat mengungkapkan perasaan ,
 Tidak menemukan kata-kata yang tepat. Mungkin karena tidak familier terhadap
tehnik berbahasa dan juga tettang perkembangan penyakit dan penyebarannya
 Ketika mereka berusaha mengungkapkan tetang
 Tidak memilki Bahasa yang baik
 Tidak memberikan pertanyaan yang relevan kepada petugas kesehatan
Tehnik menyampaikan berita buruk

 Faktor penting :
 attitude penyampai berita,
 informasi yang jelas, privasi dan
 kemampuan penyampai berita,
6 langkah Menyampaikan berita buruk

1. Persiapan
 Persiapkan diri dgn informasi klinis yang relevan dengan berita yang akan
disampaikan ( rekam medis, lab, dll penunjang )
 Aturlah waktu yang tepat dan tempat yang privasi dan nyaman (tdk ada
gangguan staf medis dan telp )
 Jika perlu anggota keluarga dapat hadir , perkenaklan diri kepada setiap yang
hadir dan tanyan nama da hubungan dengan pasien
 Latihlan mental dan emosi dalam menyampaikan berita buruk, tulis kata-kata
spesifik jika perlu untuk kata yang akan disampaikan atau kata kata yang tidak
boleh muncul saat komunikasi
2. Menanyakan apa yang pasien tahu tentang penyakitnya

 Apakah pasien tahu tentang seberapa parah penyakitnya


untuk mengantisipasi kesiapan pasien dalam menerima
berita buruk
 Contoh ; apakah anda tahu tentang penyakit anda ?
3. Menanyakan seberapa besar keingin tahuan pasien tentang
penyakitnya

 Penerimaan informasi setiap orang berbeda tergantung suku, agama,


ras dan sosial budaya masing-masing
 Jika pasien menunjukan tidak menginginkan informasi lebih detail
maka petugas harus menghormati keinginannya dan bertanya
kepada siapa harus memberikan informasi ini
 Pertanyaan yang dapat diajukan :
 “Jika kondisi uni mengarah pada suatu hal yang serius apakah anda
ingin mengetahui lebih lanjut ?”
 “Apakah anda ingin saya menjelaskan lebih rinci tentang kondisi
anda ? Jika tidak apakh anda ingin saya menympaikan pada
sesorang ?”
 Apakah anda ingin saya menjelskan tentang hasil pemeriksaan dan
menjelaskan dengan tepat yang saya piker jadi masalah kesehatan
4. Menyampaikan berita
 Sampaikan berita buruk dengan jelas , jujur, sensitive dan penuh empati
 Hindari penyampaian seluruh informasi dalam satu kesempatan
 sampaikan informasi kemudian berikan jeda, gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah
dimengerti
 Hindari kata-kata manis atau istilah kedokteran
 Jangan meminimalkan keparahan penyakit
 Cek apakah pasien memahami apa yang disampaikan
 Gunakan sikap dan Bahasa tubuh yang sesuai saat diskusi
 Hindari kalimat “ saya minta maaf” atau “maafkan saya “ karena dapat di interpretasikan sebagai
tanggung jawab petugas medis
 Contoh kalimat yang dapat diberikan :
 “Saya khawatir berita ini tidak baik, hasil biopsy mengatakan bahwa
anda terkena kanker leher Rahim”
 “Hasil laboratorium yang ada tidak sesuai dengan yang kita
harapkan , hasil ini menunjukan bahwa anda terkenan kanker
stadium awal”
 “Saya khawatir saya mempunyai berita buruk, hasil biopsysumsum
tulang belakang menunjukan bahwa putri anda terkena penyakit
leukemia”
5. Memberikan respon terhadap perasaan klien

 Setelah berita buruk disampaikan, petugas diam untuk memberikan


jeda beri waktu pasien untuk bereaksi
 Reaksi pasien dan keluarga dalam menerima berita buruk
bermacam-macam spt , menangis, menyalahkan, marah, sedih,
menolak, merasa bersalah, tidak percaya, takut, merasa tidak
berdaya, malu, mencari alas an mengapa ini terjadi dll
 Siapkan diri menghadapi berbagai reaksi.
 Dengarkan dengan tenang dan penuh perhatian
 Pahami emosi pasien dan ajak pasien untuk mengungkapkan perasaannya
 Contoh kalimat yang digunakan untuk merespon pasien :
 “saya dapat merasakan bahwa ini situasi yang sulit “
 “Sampaikan saja perasaan anda setelah mendengar berita ini “
 “Saya akan bantu anda untuk menyampaikan kepada anak-anak anda “
 Komunikasi non verbal yang sangat membantu adalah dengan menyodorkan tisu,
menawarkan minuman atau menyentuh pasien apabila hal tersebut
memungkinkan
6. Merencanakan tindak lanjut

 Buatlah rencana selanjutnya spt :


 Pemeriksaan lebih lanjut untuuk mendapatkan informasi yang lebih akurat
 Merencanakan untuk terapi lebih lanjut
 mengatur rujukan
 Menawarkan harapan yang realistis, walaupun tidak bias sembuh tetapi ajak
pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya
 Telusuri apakah pasien mempunyai dukungan dilingkungan rumahnya
7. Mengkomunikasikan Prognosis

 Sebelum menjawab pertanyaan pasien tentang prognosis maka perlu dikumpulkan


informasi terlebih dahulu mengenai alas an mereka menanyakan hal tersebut
 “ apa yang anda harapkan akan terjadi ?”
 “apa pengalaman yang anda punyai tentang seseorang yang mempunyai penyakit
seperti in? “
 “Apa yang membuat anda takut sesuatu terjadi ? “
 Kemudian jawablah pertanyaan itu secara umum
 “Beberapa kasus seperti itu dapat bertahan hidup selama
satu tahun, ada beberapa kasus yang lain bertahan 6
bulan , saya tidak tahu yang akan terjadi pada
anda/ibu/bapak, saya sungguh tidak tahu “
Menangani pertanyaan yang sulit

 Seperti : “ apakah ini kanker ?”, “ apakah saya sekarat ?”, “ apa
yang akan terjadi pada saya ?”
 Kata kunci :
 Temukan persepsi pasien yang membuat pasien bertanya demikian
 Setelah memperhatikan respon, ulangi pertanyaan pasien bila perlu
dengan menanyakan jika ada alas an lain yang menyebabkan
pertanyaan itu muncul
Jika pasien tidak memberikan alasan atau mengganti subjek
pembicaraan
Bisa ditanyakan” anda bertanya tentang diagnosa, itukan
yang ingin anda bicarakan dengan saya? “ bila pasien berkata
“tidak” maka tidak perlu diperpanjang
 Jika pasien memberikan beberapa alasan
 Pastikan pemikiran pasien benar
 Rangsang pasien untuk mengungkapkan emosinya dan berikan
support dengan tepat
 Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan pemikiran
tentang kedaannya
 Jawab pertanyaan secara realistic dan hindari memberikan tentang
keyakinan dan harapan palsu
Collusion

 Persengkokolan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang


bertujuan menenangkan pasiendengan penyakit serius dengan harapan yang
berlebihan
 Point penting
 Perasaan yang relative
 Alasan yang relative
 Motivasi yang relative
Dealing wih anger

 Point penting
 Srategi Untuk mengatasi kemarahan :
 Ketahui tentang kemarahan ,” anda terlihat sangat marah” yang dapat berakibat pada
peningkatan kemarahan pasien sesaat, khusus pada kasus kemarahan yang tidak pada
tempatnya
 Menggali pasien untuk menjelaskan penyebab kemarahannya “dapatkah anda menolong
saya untuk menjelaskan kenapa anda marah”
 Dengarkan cerita mereka untuk mengali sebanyak mungkin informasi yang
dibutuhkan
 Coba untuk tidak bertahan walaupun kemarahan terlihat tidak tepat
 Fokus pada stress atau perasaan individu
 Hindari Meminta maaf karena tidak ada yang perlu dimaafkan terkait dengan
kesalahan ataupun tanggung jawab dari petugas kesehatan
 Jelaskan situasi denga jelas
 Jika memungkinkan negosiasi solusi yang dapat diterima
Eksplore filling

 Point penting
 Rekognisi/menyimpulkan verbal non verbal
 Pengetahuan “ saya dapat melihat kalau anda cemas “
 Ijin “ tidak mengapa kalau anda cemas “
 Pemahaman “saya ingin mengetahui apa yang membuat anda cemas”
 Penerimaan empati, “anda cemas karena ….”
 Pengkajian, penderitaan dan efek kecemasan
 Perubahan , menghilangkan stress, pengobatan dll
Pasien yang tidak mau bicara

 Penyebab pasien tidak mau berbicara :


 Denial, kenyataan tidak sesuai dengan perasaan
 Tidak peduli karena salah informasi atau IQ yang rendah
 Depresi
 Demensia
 Disengagement/ Nggak nyambung
 Berbicara dengan orang lain
 Ingin melupakan apa yang ia dengar
Menangani penolakan (Denial)

 Denial muncul ketika pasien melihat kedalam dirinya tentang prognosis penyakit
yang dideritanya.
 Mrupakan coping mekanisme untuk mempertahankan dirinya terhadap distress
dapat menimbulkan disorganisasi secara psikologi
 Point penting untuk mengeksplorasi denial:
 Saat ini ; “bagaimana perasaan anda saat ini ?“
 Lampau : “pernahkan anda berfikir suatu saan sesuatu tidak bekerja sesuai denga
yang seharusnya ?”
 Masa depan : “apa yang anda lihat tentang penyakit anda dimasa depan ?”
Ekspektasi yang tidak realistik

 Ketika pasien muali menjadi tidak realistic terhadap kepercayaannya tentang hasil
yang mungkin didapatkan dari pengobatan terhadap penyakit atau prognosis
dapat disebabkan beberapa hal :
 Mereka tidak benar-benar mandapatkan informasi yang lengkap
 Salah pemahaman terhadap informasi yang diterima
 Klarifikasi bukan hal yang dapat dilakukan karena tidak ada kesempatan yang
baik
 Mereka kehilangan harapan yang dapat disebabkan oleh pemahan yang salah
ketika menerima berita buruk
 Mereka benar-benar denial, yang biasanya merupakan mekanisme pertahanan
yang efektif
 Point penting
 Gunakan gejala yang ada di pasien untuk mengeksplorasi persepsi mereka
terhadap situasi “ anda mengatakan bahwa anda sering merasakan lebih sakit ?” “
apa yang anda pikirkan mengenai penyebab masalah
 Perlahan tentang kepercayaan yang tidak realistic dengan mengkonfrintasi cerita
yang tidak konsisten
 Perhatikan kecemasan pasien terhadap hasil yang mungkin didapatkan .
Kecemasan biasanya menggambarkan situasi penolakan yang tidak utuh dan
pasien dengan sendirinya dapat melihat scenario yang realistic
 Pertahankan informasi tentang sakit dan kebutuhan untuk mendapatkan informasi
berita buruk atau keadaan yang benar benar denial
Komunikasi pada pasien dimensia
 Demensia merupakan salah satu jenis gangguan yang terjadi pada otak, penyakit
progresif yang masuk ke dalam gangguan mental organik, dimana ketika seseorang
terkena penyakit demensia akan sangat mempengaruhi cara berfikir, dan mengingat
sesuatu yang pernah dilaluinya.
 Sel- sel otak pada penderita demensia memang akan mengalami penurunan, hingga
pada akhirnya akan mengalami kerusakan yang cukup parah. hal tersebut akan sangat
mempengaruhi, pemahaman, cara bicara, penilaian, bahkan dengan pribadi diri mereka
sendiri.
 Penyakit demensia sendiri merupakan jenis penyakit yang paling umum di derita, dan
belum diketahui secara khusus untuk jenis penyakit yang satu ini, adapun beberapa
proses degenerasi yang juga progresif cukup mempengaruhinya. Penyakit demensia
memang secara umum dipicu dari adanya gangguan stroke dan juga gangguan
serebrovaskular yang bisa menyebabkan kerusakan otak semakin parah.
12 aturan komunikasi dg dimensia

1. Melakukan Percakapan Satu Demi Satu


 Yang dimaksud disini adalah dengan melakukan komunikasi dengan satu lawan
satu, serta perlu dilakukan setenang mungkin. Perlu kita ketahui juga demensia
bukan sebuah gejala gangguan jiwa berat. Namun hanya ada kerusakan yang
terjadi pada sel otak penderitanya. Dalam melakukan komunikasi pun memang
sebaiknya dilakukan dengan perlahan, serta dengan tenang, tanpa adanya
gangguan dari siapapun. Selain itu berbicara dengan perlahan dan jelas juga perlu
anda lakukan.
2. . Berkomunikasi dengan Sabar
 Berbeda ketika kita bicara dengan orang normal lainnya, saat kita
melakukan komunikasi dengan penderita demensia, hal prinsip
utama yang harus kita lakukan adalah dengan berbicara dengan
sabar. Anda juga harus belajar memberikan waktu untuk seseorang
penderita tersebut melakukan respon, baik menjawab pertanyaan
anda ataupun bisa acuh dengan hal yang anda tanyakan. Tapi hal
tersebut pun memang harus dimaklumi.
3. Hindari Mengkoreksi
 Karena yang kita hadapi bukan seseorang yang normal, melainkan
penderita demensia, prinsip utama yang perlu kita tekankan adalah
dengan berkomunikasi lebih pengertian, hindari mengkritik,
mengoreksi apalagi sampai dengan melakukan debat dengan orang
tersebut, agar nantinya berkomunikasi pun akan terasa jauh lebih
lancar lagi.
.
4. Tetap Positif
 Berfikir positif merupakan salah satu aturan komunikasi dengan penderita
demensia yang harus dilakukan, sebagai seseorang yang paham betul
mengenai jenis penyakit ini, tentu kita harus paham dengan seseorang yang
kita hadapi.
5. Berkomunikasi dengan Santai.
 berkomunikasi santai, yang dimaksud disini adalah jangan sampai
timbul suasana tegang atau tidak nyaman ketika melakukan
komunikasi. Hal ini juga sama dengan cara mengatasi demensia
pada lansia, dimana kita harus lebih santai, tenang, dan juga
menciptakan suasana yang menyenangkan. Sehingga nantinya
ketika melakukan komunikasi pun akan berjalan dengan lancar.
.
6. Tanyakan Apa yang Membuatnya Nyaman
 Ketika melakukan komunikasi dengan penderita demensia kita juga
perlu mengetahui apa saja yang membuatnya nyaman, tidak ada
salahnya anda menanyakan hal tersebut, sehingga lebih
mementingkan kenyamanan dari si penderita demensia tersebut.
Cara ini juga bisa dilakukan agar berkomunikasi bisa berjalan
dengan lancar
 7. Jangan Mengintimidasi
 Cara ini juga bisa dilakukan dengan tahapan psikologi lansia.
Karena penderita demensia ini memang biasanya kebanyakan
berusia lanjut usia.
 8. Memberikan Waktu Padanya untuk Merespon
 memberikan waktu pada pasien demensia agar bisa merespon
pertanyaan atau percakapan yang sedang dilakukan. Cara ini juga
bisa dilakukan agar nantinya bisa lebih nyaman ketika melakukan
komunikasi dengan penderita lansia ini.
 9. Melibatkan Keluarga
 Ketika menghadapi seorang penderita demensia, memang sebaiknya dilakukan
dengan melibatkan keluarganya, hal ini juga bisa membuat penderita demensia
lebih nyaman ketika diajak berkomunikasi.
 10. Buat Mereka Merasa Lebih Dekat
 Agar tidak menimbulkan ketakutan, sebaiknya lakukan komunikasi dengan cara
membuatnya merasa jauh lebih dekat dengan anda. cara ini bisa juga dilakukan
berkomunikasi sambil menggengam tangannya, dan juga menepuk bahunya yang
seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik- baik saja.
 11. Menghargai Pasien
 Prinsip yang satu ini tentu harus dikedepankan, baik oleh terapis
maupun keluarga pasien, menghargai pasien ketika melakukan
komunikasi juga akan membantunya untuk menerima kelebihan dan
juga kekurangan yang dimilikinya. Sehingga dengan rasa saling
menghargai, selain tidak akan menyinggung keluarga pasien,
keberhasilan dalam berkomunikasi juga akan bisa anda dapatkan.
 12. Menerima dengan Baik
 Kunci dari segala macam komunikasi yang berjalan dengan lancar
adalah dengan menerima, serta bisa memahami apa yang dirasakan
oleh pasien. Dengan cara ini tentunya akan membuat rasa saling
percaya muncul dan juga komunikasi yang dilakukan akan berjalan
dengan lancar dan baik- baik saja, karena perlu kita ketahui juga,
meskipun yang kita hadapi adalah pasien demensia, namun mereka
tetaplah manusia biasa yang harus diterima segala kekurangan dan
juga kelebihannya.

Anda mungkin juga menyukai