Kasus PGN Pengungkapan Dan Transparansi Marta Yuliana
Kasus PGN Pengungkapan Dan Transparansi Marta Yuliana
3190107
Marta Yuliana
Pengungkapan atas informasi yang diberikan sebagai lampiran pada
laporan keuangan dalam bentuk catatan kaki atau tarnbahan. Informasi ini
menyediakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai posisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan.
Pengungkapan Transparansi berarti terbukanya akses bagi seluruh masyarakat terhadap
& semua informasi yang terkait dengan segala kegiatan yang mencakup
Transparansi keseluruhan prosesnya melalui suatu manajemen sistem informasi publik.
Prinsip pengungkapan dan transparansi menyatakan bahwa perusahaan
harus mengungkapkan semua informasi material mengenai perusahaan
secara akurat dan tepat waktu. Beberapa informasi material tersebut
antara lain kondisi keuangan, struktur kepemilikan, transaksi dan tata
kelola perusahaan.
Meskipun tidak ada keraguan tentang pentingnya pengukuran
dari isu-isu akuntansi, pentingnya informasi yang
diungkapkan dalam laporan keuangan dan laporan
perusahaan dengan semakin diakui oleh perusahaan
multinasional. Informasi ini memberikan masukan penting
bagi analisis keuangan proses evaluasi kualitas laba dan
posisi keuangan, baik saat ini dan masa yang akan datang.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah
kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk
menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Resmi menjadi Perusahaan Gas Negara pada 13 Mei 1965, kiprah PGN telah dimulai sejak era kolonial. Banyak hal
terjadi selama lebih dari satu setengah abad. PGN telah mengarungi sejarah panjang industri gas di Indonesia.
Rangkuman perjalanan PGN menebar energi baik untuk kehidupan.
Sejarah
Perusahaan
Gas Negara
Insider Trading
Dugaan adanya insider trading sangat terasa pada saat harga saham PGN
anjlok pada harga Rp 7.400,00. Jatuhnya harga saham tersebut dilihat tidak Kasus PT Gas
wajar, karena merujuk pada harga sebelumnya Rp 9.650,00 berarti telah
jatuh sebanyak 23,36%. Melihat dengan jatuhnya harga saham dalam Negara Tbk
penjualan dibursa efek, diduga bahwa adanya kesalahan atau pun
kesengajaan dalam hal transaksi yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas
Negara Tbk.
Kala itu, saham PGN merosot hingga 23,32% atau Rp 2.250 menjadi Rp 7.400
dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 9.650. sebanyak 186,2 juta saham
ditransaksikan. Dan katagori orang dalam kasus PGN sebagaimana
dimaksud di Undang-undang Pasar Modal adalah Kementrian BUMN,
sebagai pemegang saham, manajemen emiten, serta Danareksa Sekuritas,
Bahana Securitas dan Credit Suisse sebagai konsultan
Pada masa periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007,
yang dimana telah terjadi penurunan dalam penjualan saham PT
Perusahaan Gas Negara Tbk diduga dikarenakan adanya tindakan Insider
trading yang dilakukan. Namun, pembuktian terhadap dugaan insider
trading tidaklah gampang, membutuhkan waktu yang cukup lama, karena
keterbatasan teknologi yang tertinggal kemajuannya dibandingkan pada
perkembangan pasar. Mereka yang termasuk orang dalam telah
melakukan transaksi saham perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk
antara lain : Adil Abas, Nursubagjo Prijono, WMP Simanjuntak,
Widyatmiko Bapang, Iwan Heriawan, Djoko Saputro, Hari Pratoyo,
Rosichin, Thohir Nur Ilhami.
3. Disamping sanksi denda di atas, Bapepam-LK masih melanjutkan pemeriksaan terhadap perdagangan
saham berdasarkan informasi orang dalam diduga dilakukan oleh pihak orang dalam PT PGN dan pihak
terkait dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan Efek Anggota Bursa (insider trading).
Prinsip GCG Tersebut Yang Dilanggar
1. 2. 3.
Pada kenyataannya PT. Gas Negara terlambat melaporkan fakta atas penundaan proyek pipanisasi
yang dilakukan oleh PT PGN. Dalam hal ini keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi
sebanyak 35 hari. Mengenai informasi penurunan volume gas dan informasi tertundanya gas ini
Dikategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan Nomor X.K.1. Sehingga telah jelas, bahwa
PT. Gas Negara melanggar pasal 86 ayat (2) UU No. 5/1995 jo. Peraturan Nomor X.K.1. dengan
pelanggaran ini PT. PGN dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 35 juta .
Dalam kasus ini PT. PGN yakni memberikan keterangan material tidak benar tentang rencana
volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ (South Sumatera-West Java) . Fakta itu
sudah diketahui atau sewajarnya diketahui oleh direksi, yang kemudian seharusnya keterangan itu
disampaikan kepada publik, namun tidak disampaikan. Sehingga jelas terjadi bahwa telah terjadi
pelanggaran terhadap pasal 93 UU No. 8/1995 dan diancam dengan pidana penjara paling lama 10
tahun dan denda paling banyak Rp. 15 milyar . Oleh karena itu, sudah sepatutnya dan sewajarnya
Bapepam-LK menjatuhkan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 5 miliar kepada Direksi
PT PGN yang menjabat pada periode bulan Juli 2006 s.d. Maret 2007
3. Keterlibatan fiduciary position dalam kasus insider trading transaksi efek PGAS
Dalam pasal 95 UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal menerangkan bahwa orang dalam dari
perusahaan publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan transaksi atas Efek
Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud. Penjelasan pasal 95 memberi arti kepada orang dalam
sebagai pihak-pihak yang tergolong dalam. Untuk melakukan tindakan yang dapat menguntungkan
mereka dan mereka yang diduga mengarah pada praktek insider trading antara lain :
1) Adil Abas sebagai Direktur Pengembangan sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan PT
Perusahaan Gas Negara Tbk tertanggal 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2006.
2) W. M. P. Simandjuntak sebagai Direktur Utama sebagaimana tercantum dalam laporan
keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk tertanggal 31 Desember 2005 dan sebagai anggota
Komisaris sesuai laporan keuangan tertanggal 31 Desember 2006.
3) Nursubagjo Prijono, sebagai Direktur Pengusahaan sebagaimana tercantum dalam laporan
keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk tertanggal 31 Desember 2005. Serta orang yang
karena kedudukannya, profesinya atau karena hubungan usahanya dengan perusahaan terbuka
memungkinkan memperoleh informasi orang dalam.
Kesimpulan
Perusahaan Gas Negara terbukti benar dengan terpenuhinya unsur insider trading,
yaitu adanya transaksi saham perusahaan yang dilakukan orang dalam yang di
mana orang dalam tersebut merupakan orang dalam yang dilarang melakukan
transaksi efek atas perusahaan tersebut dan transaksi tersebut dimotivasi atas
adanya informasi penting yang belum terbuka untuk publik yang didapat orang
dalam perusahaan.