NUZUL
QUR’AN
Cindy Luthfi Jannah (12180323540)
Dea Dewinta Putri (12180323253)
Nuzûl al-Qur'an berasal dari kata ‘Nuzûl’ dan kata ‘al-Qur'an’. Kata Nuzûl adalah bentuk mashdar
(verbal-noun) dari bahasa Arab dengan akar kata ‘nazala – yanzilu - Nuzûlan’ berarti ‘turun atau
berpindah tempat’. Sedang kata ‘al-Qur'an’ berarti “Kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril untuk menjadi peringatan, petunjuk, tuntunan, dan
hukum demi keselamatan hidup umat manusia di dunia dan akhirat.” Dengan demikian, Nuzûl al-
Qur'an berarti ‘turun atau perpindahan tempat Al-Qur'an’.
Terdapat perbedaan pendapat tentang hakekat arti ‘Nuzûl’ yang digandengkan dengan Al-Qur'an,
apakah hakekatnya dapat dijangkau oleh nalar manusia, atau justeru hanya Allah yang mengetahui,
seperti ungkap ulama hingga abad ke-3 hijrah, walaupun semua menyadari bahwa arti harfiah kata
tersebut adalah “perpindahan dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah”. Diperdebatkan pula
tanggal pasti dari peristiwa Nuzûl tersebut, apakah malam tanggal 17 Ramadhan, seperti yang
lazimnya dirayakan di Tanah Air Indonesia, atau malam ke-27 Ramadhan, seperti yang dirayakan di
banyak negara Islam di Timur Tengah.
B. Proses turunnya Al-Quran
Menurut Manna’ al-Qaththan, terdapat dua mazhab pokok di kalangan para ulama di seputar pemahaman tentang proses
turunnya Al-Quran, yaitu:
1. Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Quran ialah turunnya Al-Quran
secara sekaligus ke Baitul ’Izzah di langit dunia untuk menunjukkan kepada para malaikatnya bahwa betapa besar
masalah ini,selanjutnya Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. secara bertahap selama dua puluh tiga
tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang mengiringinya sejak beliau diutus sampai wafatnya.
2. Pendapat yang disandarkan pada al-Sya’bi bahwa permulaan turunnya Al-Quran dimulai pada lailah al-qadr di bulan
Ramadhan, malam yang diberkahi. Sesudah itu turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya
selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Dengan demikian, Al-Quran hanya memiliki satu macam cara turun, yaitu
turun secara bertahap kepada Rasulullah SAW., sebab yang demikian inilah yang dinyatakan oleh Al-Quran.
3. Pendapat yang menyebutkan bahwa Al-Quran diturunkan ke langit dunia pada dua puluh malam kemuliaan (lailah al-
qadr), yang setiap malam kemuliaan tersebut ada yang ditentukan oleh Allah untuk diturunkan setiap tahunnya, dan
jumlah untuk satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW.
4. Ada juga sebagian ulama yang berpandangan bahwa Al-Quran turun pertamatama secara berangsur-angsur ke Lauh al-
mahfuz, kemudian diturunkan secara sekaligus ke Bait al-‘Izzah. Dan setelah itu, turun sedikit demi sedikit.
Ayat-ayat al-Qur'an yang turun dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari itu dengan silih berganti turun,
yang selama dalam masa itu pula Nabi saw.
Wahyu yang pertama turun adalah 5 ayat pertama surah al- ’Alaq (surah ke-96) di Gowa Hira
(terletak di Jabal Nur, beberapa kilometer di sebelah Utara Mekkah) pada malam Qadar, 17
Ramadhan 610 M, sedang ayat yang terakhir turun adalah ayat ketiga surah al-Maidah (surah ke-5),
yang diterima oleh Nabi saw. di Padang
Arafah pada tahun 632 M (9 Zulhijjah tahun ke-10 Hijrah).
C. Hikmah diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur
Orang yang mendalami rahasia kebijaksanaan Ilahi itu dapat merenungkan hikmah Al-Qur'an turun
secara berangsur-angsur. Hal ini dapat diringkas sebagai berikut :
1. Memantapkan jiwa Nabi Muhammad saw.
2. Untuk Memuliakan Nabi dan Menunjukkan Sifat Lemah-lembut Allah Kepada Beliau.
3. Untuk Berangsur-angsur Menetapkan Hukum
4. Untuk memudahkan menghafal Al-Qur'an.
5. Sebagai koreksi terhadap kesalahan-kesalahan atau mengikuti peristiwa-peristiwa pada waktu
terjadinya.
6. Sebagai bukti bahwa wahyu yang diucapkan Muhammad berasal dari Allah.
D. Urgensi Studi Nuzulul Al-Qur’an