Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 3 :

VAGINISTIS
• Evi Zaliza F

• Ferum Ike Pratiwi

• Genta Tri Agustian

• Mohammad Prasetya P
Definisi
Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur
(Manuaba. 2001).
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina.
Vaginitis dapat terjadi secara langsung pada luka vagina
atau melalui luka perineum, permukaan mokusa
membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah
mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
( Bobak, 2004 )
1. Infeksi
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
3. Tumor ataupun jaringan abnormal
lainnya.
4. Perubahan hormonal.

Etiologi
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain
basil doderlein, streptokokkus, stafilokokkus, difteroid, yang
dalam keadaan normal hidup dalam simbiosis diantara mereka.
Jika simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-kuman seperti
streptokokkus, stafilokokkus, basil koli dan lain-lain dapat
berkembang biak, timbullah vaginitis non spesifik. Antibiotik,
kontrasepsi, hubungan seksual, stress dan hormone dapat
merubah lingkungan vagina dan dapat memungkinkan
organism pathogen tumbuh. Pada vaginosis bacterial
dipercayai bahwa beberapa kejadian yang provokatif
menurunkan jumlah hydrogen peroksida yang diproduksi C.
acidophilus organism. Hasil dari perubahan pH yang terjadi
memungkinkan perkembangbiakan berbagai organism yang
biasanya ditekan pertumbuhannya seperti G. vaginalis,
Patofisiologi
M.Hominis, dan Mobiluncus spesies.
Beberapa tanda dan gejala dari vagintis antara lain :
1. Fluor albus yang amat berbau (bau amis)
2. Cairan vagina yang berlebih
3. Cairan vagina pada vaginosis bakterial biasanya encer (seperti susu encer)
dan berwarna keabu-abuan dan umumnya keluar pasca sanggama sehingga
sering mengakibatkan masalah dalam hubungan seksual terutama pada pria.
4. Disuria
5. Gatal sekitar vulva dan terasa seperti terbakar
6. Iritasi vagina
7. Namun terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali.
8. juga timbul kemerahan dan edema pada vulva
9. Nyeri abdomen

Manifestasi Klinik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis vaginitis ditegakkan bila 3 kriteria terpenuhi dari 5 kriteria dibawah ini :
1. Cairan vagina yang homogen (jumlah dan warnanya dapat bervariasi
2. PH vagina > 4.5, dengan menggunakan phenaphthazine paper(nitrazine paper).
3. Uji Amin (+)
4. Terdapat “clue cell” ( sel epitel vagina yang diliputi oleh coccobacillusyang padat) 20%
pada preparat basah atau pewarnaan Gram.
5. Tidak adanya / berkurangnya laktobasil pada pewarnaan Gram. jumlah bakteri yang
normal pada vagina atau vaginosis bakterial.
6. Uji H2O2 :
PENATALAKSANAAN

1. Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan
dapat meredakan beberapa gejala:
a) Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah
genital Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk
mencegah iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang
dengan deodoran atau antibakteri.
b) Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
c) Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari
penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.
2. Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan
dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan
vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan
penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan
antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme
penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan
pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi
pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu
sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan
panggul.
Berbagai komplikasi dapat terjadi akibat
pengobatan vaginosis bakterialis yang tidak
tuntas, seperti:

1. Endometrititis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang
sebagian mungkin karena perubahan PH, bisa
Komplikasi menyebabkan peningkatan angka endometritis

2. Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila
infeksi serviks menyebar ke tuba uterine

3. Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi
menyebar ke serviks
1. Pengkajian

Proses pengkajian keperawatan harus dilakukan secara individual dan sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien saat ini

(Kasiati & Rosmalawati,2016:32).

A. Identitas Pasien
Vaginistis dapat dialami oleh wanita pada segala usia. Namun, sebagian besar kasus vaginistis terjadi ketika
wanita dalam masa reproduksi, yaitu usia 15–44 tahun.
1. Riwayat Penyakit Saat Ini

a). Keluhan Utama Pasien : Klien dengan vaginistis akan mengeluh gatal pada daerah vagina, sering keputihan, banyaknya cairan

vagina yang keluar dan bau

2. Kronologis Keluhan

a). Faktor Penyebab : infeksi pada daerah vagina

b). Waktu Timbul Keluhan : tergantung dari tingkat keparahan

3. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Riwayat kesehatan dahulu adalah kemungkinan klien pernah mengalami penyakit pada daerah genital atau tidak serta kebersihan

vulva.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga berhubungan dengan penyakit-penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi pada daerah vagina.
c. Pola Gordon

1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada klien dengan penderita vaginitis maka pola hidup sehat harus ditingkatkan, terutama keadaan vulva

hygiene. Jika klien sakit langsung dibawa ke rumah sakit atau ke pusat pelayanan kesehatan lainnya,

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Meliputi status nutrisi dan keteraturan makan dari klien, biasanya klien mengalami ketidakseimbangan nutrisi,

karena penurunan nafsu makan, baik karena gejala terkait penyakit maupun prosedur pembedahan

3) Pola aktivitas

Klien biasanya tidak nyaman dan membatasai gerakannya karena merasa gatal pada daerah vagina.
4) Pola persepsi dan kognitif
Persepsi klien mengenai penyakit yang diderita dan sejauh mana klien mengetahui penyakit serta
kesehatannya.
5) Pola istirahat dan tidur
Istirahat dan pola tidur klien biasanya terganggu karena rasa gatal dan nyeri yang timbul serta
rasa cemas atas apa yang diderita.
6) Pola persepsi diri
Merasa cemas, takut dan khawatir dengan apa yang akan dijalaninya.
7) Pola koping
Cara klien dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi serta dengan bantuan orang lain.
8) Pola eliminasi
Pada pola BAB biasanya tidak mengalami gangguan namun ada kemungkinan pola BAK
terganggu.
9) reproduksi dan seksual
Pada pola repdroduksi klien, apakah selama sakit ada gangguan atau tidak yang
berkaitan dengan reproduksi sosial. Pada klien dengan penderita vaginitis biasanya
terdapat gangguan dalam reproduksi.

10) Pola hubungan dan peran


Peran klien dalam keseharian dan dalam keluarga dapat terganggu karena masalah
yang dialami.

11) Pola nilai dan kepercayaan


Klien selalu optimis dan berdoa agar penyakitnya dapat segera sembuh.
d. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik pada klien vaginistis, diperoleh:
1) KU : kesadaran composmentis dengan GCS normal
2) TTV :
a) Nadi : Nadi pada pasien dengan kasus vaginistis akan mengalami keningkatan
b) Tekanan darah : Tekanan darah pada pasien dengan kasus bladder vaginistis akan mengalami
peningkatan atau tekanan darah naik
c) Suhu : Suhu pada pasien dengan kasus vaginistis cenderung normal, tetapi tidak jarang juga ditemui
pasien dengan suhu yang tinggi
d) RR : Pernapasan pada pasien dengan kasus vaginistis akan meningkat.

3) Kepala dan Leher


Inspeksi : rambut dan kulit kepala tampak bersih, ukuran normal
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
4) Mata
Inspeksi : mata normal
Palpasi : tidak tampak kemerahan

5) Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

6) Mulut
Inspeksi : tampak bersih, bentuk simetris, mukosa bibir kering

7) Telinga
Inspeksi : bentuk simetris dan sejajar, bersih tidak ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
8) Thorax
Inspeksi : bentuk normal dan simetris, tidak ada perbesaran
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak ada massa
Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan

9) Abdomen
Inspeksi : tidak ada perbesaran
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak ada massa
Auskultasi : bising usus normal
10) Ekstremitas Atas dan Bawah
Inspeksi : simetris, bentuk normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : motorik normal

11) Genitalia
Ada keputihan, keluarnya cairan dari vagina, kemerahan akibat adanya infeksi. Kaji cairan vagina yang
keluar meliputi; warna, konsistensi, serta baunya.
Analisa Data
Data Etiologi Problem
Gejala dan Tanda Mayor 1. Agen pencedera
Nyeri akut b.d Agen
fisiologis (mis. Inflamasi,
DS: pencedera fisiologis (mis.
iskemia, neoplasma)
1. mengeluh nyeri inflamasi, iskemia, 2. Agen penceedara
DO : kimiawi (mis. Terbakar ,
neoplasma)
bahan kimia iritan)
2. tampak meringis
  3. Agen pencedera fisik
3. bersikap protektif (mis. Waspada posisi menghindari nyeri)
(SDKI hal 172 kode D.0077) (mis. Abses , amputasi ,
Gejala dan Tanda Minor
terbakar , terpotong ,
DS:  
mengangkat berat ,
4. – prosedur operasi , trauma

DO: , Latihan fisik


berlebihan.)
5. Tekanan darah meningkat
6. Pola napas berubah (SDKI-D.0077,2017:18)

 
Gejala dan Tanda Mayor Gangguan Eliminasi Urin bd nyeri 1. Penurunan
DS:   kapasitas kandung
kemih
1. Desakan berkemih ( Urgensi ) (SDKI – 0149, 2017 : 18)
2. Iritasi kandung
2. Urin menetes ( dribbling)   kemih
DO :
3. Efek tindakan
3. Distensi kandung kemih medis
4. Kelemahan otot
Gejala dan Tanda Minor pelvis
DS :
4. –
DO :
5. -
Gejala dan Tanda Mayor Risiko gangguan integritas 1. Perubahan sirkulasi
kulit/jaringan b.d perubahan sirkulasi 2. Perubahan status nutrisi (kelebihan
DS :
atau kekurangan )
 
1. – 
3. Kelebihan / kekurangan volume
DO :  
cairan
2. Kerusakan jaringan dan/lapisan ( SDKI – D.0129), 2017 : 282) 4. Penurunan mobilitas
kulit 5. Bahan kimia iritatif
 
 
 
Gejala dan Tanda Minor ( SDKI – D.0129), 2017 : 282)
 
DS :  

3. – 
DO :

4. Nyeri
5. Pendrahan
6. Kemerahan
7. Hemaltoma
Diagnosa Keperawatan

Dalam proses keperawatan ditegakkan diagnosis sebagai berikut


a) Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
b) Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih
c) Resiko gangguan integritas kulit atau jaringan b.d perubahan sirkulasi
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut b.d Agen
Setelah dilakukan tindakan Observasi : 1. Untuk mengetahui
pencedera fisiologis (mis.
keperawatan selam 2x24 jam, 1. Identifikasi lokasi, keadaan umum
inflamasi, iskemia,
diharapkan nyeri akut dapat membaik karakteristik, durasi, pasien
neoplasma) dengan kriteria hasil: frekuensi,kualitas, 2. Untuk
intensitas nyeri mengendalikan rasa
(SDKI hal 172 kode 1. Kemampuan menuntaskan Terapeutik : nyeri
D.0077) aktivitas meningkat (skala 5) 2. Berikan non 3. Memberikan
2. Keluhan nyeri menurun (skala 5) farmakologis untuk pengetahuan
3. Meringis menurun (skala 5) mengurangi rasa nyeri mengenai penyebab
4. Gelisah menurun (skala 5) Edukasi : nyeri pasien
5. Kesulitan tidur menurun (skala 5) 3. Jelaskan penyebab, 4. Untuk mempercepat
6. Frekuensi nadi membaik (skala 5) periode, dan pemicu kesembuhan pasien
nyeri
SLKI hal 145, kode L.08066 Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

(SIKI hal 201, kode


I.08238)
  Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama
1. Identifikasi tanda dan
2x24
tanda dan gejala
Gangguan eliminasi urine gejala retensi atau retensi atau
jam, diharapkan gangguan inkontinensia urine inkontinensia urine
b.d nyeri 2. Untuk mengetahui
emiminasi urine membaik Terapeutik volume urine
  2. Catat waktu-waktu 3. Agar mengetahui
dengan kriteria hasil: dan haluaran tanda dan gejala
(SDKI hal 96 kode berkemih infeksi saluran kemih
1. Distensi kandung kemih
4. Untuk mendapatkan
D.0040) Edukasi efek terapi obat
menurun skala 5
3. Ajarkan tanda dan
  2. Berkemih tidak tuntas gejala infeksi saluran
kemih
menurun skala 5
Kolaborasi :
3. Frekuensi BAK membaik 4. Kolaborasi pemberian
obat supositoria
skala 5
uretra, jika perlu
(SLKI hal 24 kode L.04034)
(SIKI hal 175 kode
I.04152
Observasi : 1. Untuk menegetahui
  Setelah dilakukan tindakan penyebab gangguan
1. Identifikasi penyebab integritas kulit
Risiko gangguan integritas keperawatan selam 1x24 jam, gangguan integritas 2. Untuk
kulit (mis. Perubahan mempertahankan
kulit/jaringan b.d diharapkan dapat membaik sirkulasi) kenyamanan klien
dengan kriteria hasil: 3. Untuk mencegah
perubahan sirkulasi Terapeutik : berbagai penyakit
1. Kerusakan jaringan 2. Ubah posisi tiap 2 jam 4. Untuk menghindari
(SDKI Hal 282 kode D.0192) jika tirah baring terjadinya kerusakan
menurun skala 5
integritas kulit/jaringan
Edukasi :
2. Kerusakan lapisan kulit 3. Anjurkan meningkatkan
menurun skala 5
asupan nutrisi
4. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
3. Nyeri menurun skala 5

4. Suhu kulit membaik skala 5 SIKI (hal 316 kode I.11353)

SLKI ( hal 33 kode L.14125)


 
Matur Suwun

Anda mungkin juga menyukai