Anda di halaman 1dari 32

MSDM II

PERTEMUAN 5
Hubungan industrial
adalah hubungan semua pihak yang terkait atau
berkepentingan atas proses produksi barang atau jasa di
suatu perusahaan. Pihak yang berkepentingan dalam setiap
perusahaan (Stakeholders):
1.Pengusaha atau pemegang saham yang sehari-hari
diwakili oleh pihak manajemen
2.Para pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh
3.Supplier atau perusahaan pemasok
4.Konsumen atau para pengguna produk/jasa
5.Perusahaan Pengguna
6.Masyarakat sekitar
7.Pemerintah
• Disamping para stakeholders tersebut, para pelaku
hubungan industrial juga melibatkan:
1.Para Arbitrator, konsiliator, mediator, dan akademisi
2.Para konsultan hubungan industrial dan/atau pengacara
3.Hakim-Hakim Pengadilan hubungan industrial
Abdul Khakim (2009) menjelaskan, istilah hubungan
industrial merupakan terjemahan dari "labour relation"
atau hubungan perburuhan. Istilah ini pada awalnya
menganggap bahwa hubungan perburuhan hanya
membahas masalah-masalah hubungan antara
pekerja/buruh dan pengusaha. Seiring dengan
perkembangan dan kenyataan yang terjadi di lapangan
bahwa masalah hubungan kerja antara pekerja/buruh dan
pengusaha ternyata juga menyangkut aspek-aspek lain
yang luas. Dengan demikian, Abdul Khakim (2009)
menyatakan hubungan perburuhan tidaklah terbatas hanya
pada hubungan antara pekerja/buruh dan pengusaha,
tetapi perlu adanya campur tangan pemerintah.
Prinsip-Prinsip Hubungan
Industrial
Payaman J. Simanjuntak (2009) menjelaskan beberapa
prinsip dari Hubungan industrial, yaitu:
1. Kepentingan Bersama: Pengusaha, pekerja/buruh,
masyarakat, dan pemerintah
2. Kemitraan yang saling menguntungan: Pekerja/buruh
dan pengusaha sebagai mitra yang saling tergantung dan
membutuhkan
3. Hubungan fungsional dan pembagian tugas
4. Kekeluargaan
5. Penciptaan ketenangan berusaha dan ketentraman
bekerja
6. Peningkatan produktivitas
7. Peningkatan kesejahteraan bersama
Sarana Pendukung Hubungan
Industrial
Payaman J. Simanjuntak (2009) menyebutkan sarana-
sarana pendukung Hubungan industrial, sebagai berikut:
1.Serikat Pekerja/Buruh
2.Organisasi Pengusaha
3.Lembaga Kerjasama bipartit (LKS Bipartit)
4.Lembaga Kerjasama tripartit (LKS Tripartit
5.Peraturan Perusahaan
6.Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
7.Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaaan
8.Lembaga penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebelumnya dikenal juga
dengan istilah KKB (Kesepakatan Kerja Bersama) / CLA
(Collective Labour Agreement) adalah merupakan
perjanjian yang berisikan sekumpulan syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban para pihak yang merupakan hasil
perundingan antara Pengusaha, dalam hal ini diwakili oleh
Managemen Perusahaan dan Karyawan yang dalam hal ini
diwakili oleh Serikat Karyawan, serta tercatat pada instansi
yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan. Hal ini
juga tertuang dalam Pasal 1 UU No.13 tahun 2003 Point
21.PKB dibuat dengan melalui perundingan antara
managemen dan serikat karyawan.
Kesemua itu untuk menjamin adanya kepastian dan
perlindungan di dalam hubungan kerja, sehingga dapat
tercipta ketenangan kerja dan berusaha. Lebih dari itu,
dengan partisipasi ini juga merupakan cara untuk bersama-
sama memperkirakan dan menetapkan nasib perusahaan
untuk masa depan. Masa berlakunya PKB paling lama 2
(dua) tahun dan dapat diperpanjang masa berlakunya
paling lama 1 (satu) tahun.
Menurut ketentuan, Perundingan pembuatan PKB
berikutnya dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan
sebelum berakhirnya PKB yang sedang berlaku. Dalam hal
perundingan tidak mencapai kesepakatan, maka PKB yang
sedang berlaku tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu)
tahun. Sehingga dengan demikian proses pembuatan PKB
tidak memakan waktu lama dan berlarut-larut sampai
terjadi kebuntuan (dead lock) yang mengakibatkan tidak
adanya kepastian hukum.
Fungsi Utama Perjanjian Kerja
Bersama
1) Menyusun dan merevisi peraturan kerja melalui
negosiasi perjanjian atau kontrak kerja.
2) Melaksanakan hasil perundingan kerja bersama.
3) Membentuk sebuah metode penyelesaian perselisihan
selama masa berlakunya kontrak.
Pengertian Serikat Karyawan
Serikat karyawan (labour union atau trade union) adalah
organisasi para pekerja yang dibentuk untuk
mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi,
dan memperbaiki, melalui kegiatan kolektif, kepentingan-
kepentingan sosial, ekonomi, dan politik para anggotanya.
Kepentingan dominan yang diperjuangkan serikat
karyawan tersebut adalah kepentingan ekonomi. Dalam
bidang ini, berbagai keinginan dan permintaan akan
kenaikan gaji atau upah, pengurangan jam kerja dan
perbaikan kondisi-kondisi kerja adalah beberapa contoh
kepentingan yang terpenting bagi serikat karyawan.
Dampak Serikat Karyawan
Menurut Pasal 104 ayat 1 undang-undang ketenagakerjaan
tahun 2003, setiap pekerja berhak membentuk dan
menjadi anggota serikat karyawan. Ada dua perspektif
perihal dampak serikat karyawan: perspektif monopoli
(monopoly perspective) dan perspektif suara kolektif
(collective voice perspective). Dampak-dampak yang
ditimbulkan dengan adanya serikat pekerja antara lain:
1. Dampak Monopoli
• Perspektif monopoli atas serikat pekerja bermula dari
premis bahwa serikat karyawan menaikan upah di atas
tingkat upah kompetitif. Seberapa banyak serikat pekerja
menaikkan upah adalah bervariasi di seluruh pasar tenaga
kerja, industri, jabatan, kelompok demografis dan
prosedur estimasi dan data.serikat kerja tampaknya
berpengaruh positif pula terhadap tunjangan pelengkap
(fringe benefit).
2. Dampak Suara Kolektif
• Para karyawan ini mempunyai beberapa pilihan manakala
mereka tidak puas dengan pekerjaan: mereka tidak
berbuat apa-apa, mereka dapat berhenti dari pekerjaan
atau mereka mengeluh dan mencoba memperbaiki
kondisi di seputar mereka. Sebagian karyawan merasa
bahwa lebih mudah bertarung demi perbaikan kerja
melalui serikat pekerja. Penggabungan diri dan
penggalangan suara kolektif (collective voice)
menawarkan perlindungan dari ketakutan ancaman
manajemen
3. Dampak Terhadap Manajemen dan
Produktivitas
Hak manajemen boleh jadi merupakan persoalan paling
kontroversial dalam hubungan manajemen serikat pekerja.
Sebagian besar perjanjian perundingan kerja bersama
menetapkan bahwa manajemen mempunyai hak untuk
membuat keputusan menyangkut strategi korporat lini
produk, lokasi pabrik dan kebijakan penentuan harga.
Kontrak perjanjian kerja bersama antara manajemen dan
serikat pekerja biasanya mencakup dua sampai tiga tahun.
Karena terikat dengan ketentuan dan kondisi kepegawaian
untuk waktu yang lama, manajemen dan serikat pekerja
tidak mampu merundingkan perubahan yang dikehendaki
sampai kontrak habis masa berlakunya.
Meskipun tertera ketentuan untuk menegosiasikan
perubahan dalam butir tertentu pada saat kontrak masih
berlaku, serikat pekerja dengan sekuat tenaga bakal
menolak upaya manajemen untuk mengambil sesuatu dari
kalangan karyawan. Sebagai contoh, manajemen mungkin
merasa bahwa hak khusus tidak kerja karena sakit
terlampau liberal dan menyebabkan ketidakhadiran yang
tinggi.
Agitasi yang senantiasa berkecamuk diantara kalangan
karyawan dan manajemen sering menumbuhkan iklim
kerja yang mempercepat putaran dan ketidakhadiran
karyawan yang tinggi serta moral kerja dan produktivitas
yang rendah.
Tipe-Tipe Serikat Karyawan
1. Craft Union
• Yaitu serikat karyawan yang anggotanya terdiri dari para
karyawan atau pekerja yang mempunyai ketrampilan yang
sama, seperti misal tukang-tukang kayu, tukang batu, dsb.
2. Industrial Unions
• Yaitu serikat karyawan yang dibentuk berdasar lokasi
pekerjaan yang sama. Serikat ini terdiri dari para pekerja
yang tidak berketrampilan (unskilled) maupun yang
berketrampilan (skilled) yang ada dalam suatu
perusahaan atau industri tertentu tanpa memperhatikan
sifat pekerjaan mereka.
3. Mixed Unions
• Yaitu serikat karyawan yang mencakup para pekerja
terampil, tidak terampil dan setengah terampil dari suatu
lokal tertentu tidak memandang dari industri mana.
Bentuk serikat karyawan ini mengkombinasikan antara
craft unions dan industrial unions.
Faktor-Faktor Pengaruh Dalam
Perundingan Kerja Bersama
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perundingan kerja bersama yang akan mempengaruhi
sikap, proses dan hasil perundingan. Diantara faktor-faktor
tersebut adalah:
1. Cakupan perundingan
• Yaitu banyaknya buruh yang akan terkena hasil
perundingan atau perjanjian kerja. Apakah berlaku untuk
para karyawan dalam suatu departemen, divisi,
perusahaan atau seluruh karyawan dalam suatu industri.
2. Tekanan-tekanan perundingan serikat karyawan
Serikat karyawan mempunyai beberapa strategi dan taktik
tertentu yang digunakan untuk memaksakan kelonggaran-
kelonggaran yang lebih besar dai perusahaan. Selain
menggunakan taktik tawar-menawar atau sering dikenal
dengan istilah “perdagangan sapi”, ada tiga tipe tekanan
yang lebih kuat yang kadang-kadang digunakan:
• Pemogokan (strikes)
• Picketing (mencegah karyawan-karyawan yang ingin
masuk kerja sewaktu diadakan pemogokan)
• Boikot
3. Peranan pemerintah
• Kedua belah pihak, serikat karyawan dan buruh, sering
lebih senang mempersilahkan intervensi pemerintah
untuk menyelesaikan berbagai masalah hubungan kerja
mereka. Intervensi ini paling tidak dalam bentuk
perundang-undangan dan peraturan di bidang
perburuhan.
4. Kesediaan perusahaan
• Kesediaan perusahaan untuk berunding secara terbuka
dengan serikat karyawan ditentukan oleh kemampuan
atau kekuatan perusahaan, filsafat kepemimpinan, gaya
manajemen dan kemungkinan penggunaan alat-alat
pemaksa (misal, pemecatan, skorsing, demosi, dsb)
Pengertian Sistem Informasi
Manajemen
Pengertian SIM adalah sistem perencanaan bagian dari
pengendalian internal dalam bisnis yang terdiri atas
pemanfaatan dokumen, manusia, teknologi, serta prosedur
dalam akuntansi manajemen.
Tujuannya adalah memecahkan beragam masalah dalam
bisnis yang meliputi layanan, biaya produk, serta strategi
bisnis. Keseluruhan sistem ini digunakan dalam rangka
menganalisis sistem informasi yang lain pada penerapan
aktivitas operasional suatu organisasi.
Fungsi Sistem Informasi
Manajemen
1.Meningkatkan produktivitas serta penghematan dalam
hal biaya di dalam organisasi
2.Meningkatkan kualitas dari SDM dikarenakan unit sistem
kerja akan lebih terkoordinasi serta sistematis
3.Mempermudah pihak manajemen dalam melakukan
pengawasan, perencanaan, pengarahan serta
pendelegasian kinerja pada semua departemen yang
mempunyai koordinasi dan hubungan.
4.Meningkatkan efisiensi serta efektivitas data yang
lebih realtime dan akurat.
Contoh Sistem Informasi
Manajemen
1. Executive Support System (ESS)
• Sistem di atas akan membantu manajer untuk bisa
berinteraksi dengan lingkungan perusahaan. Yakni
dengan memakai bantuan dari grafik serta pendukung
dari komunikasi yang lain.
2. Group Decision Support System (GDSS) dan Computer-
Support Collaborative Work System (CSCWS)
• GDSS berfungsi untuk mencari solusi atas permasalahan
untuk pengumpulan pengetahuan  pada kelompok dan
bukan individual. GDSS biasanya memiliki bentuk
kuesioner, konsultasi, serta skenario. Contoh dari GDSS
adalah e-government.
3. Expert System (ES) dan Artificial Intelligent (AI)
• Sistem informasi ini memakai kecerdasan buatan dalam
menganalisis pemecahan masalah menggunakan
pengetahuan tenaga ahli yang sudah diprogram
kedalamnya. Contoh dari ES dan AI adalah sistem jadwal
mekanik.
4. Decision Support System (DSS)
• Selanjutnya, ada sistem informasi yang membantu
manajer untuk mengambil keputusan dengan mengamati
lingkungan dalam perusahaan. Contoh dari DSS
adalah link elektronik.
5. Informatic Management System (IMS)
• IMS memiliki fungsi untuk mendukung spektrum tugas di
dalam organisasi. IMS juga bisa dimanfaatkan dalam
menganalisis pembuatan keputusan. Beberapa fungsi
informasi dan program komputerisasi bisa disatukan
dalam IMS.
6. Office Automation System (OAS)
• Contoh sistem informasi selanjutnya adalah OAS
atau Office Automation System. Aplikasi ini memiliki
fungsi untuk melancarkan komunikasi diantara
departemen di dalam perusahaan. Caranya dengan
mengintegrasi server komputer di setiap user perusahaan.
Contoh OAS adalah melalui email.
7. Supply Chain Management (SCM)
• Pada sistem SCM, manfaat yang diperoleh dari
manajemen adalah mengintegrasikan data penting seperti
suplai dari pemasok, produsen, hingga pengecer. Bahkan,
sampai ke konsumen paling akhir.  Biasanya sistem ini
menjadi satu dengan sistem pembukuan perusahaan
pada software akuntansi.
8. Enterprise Resource Planning (ERP)
• Banyak perusahaan besar yang menggunakan sistem
informasi manajemen ERP. Akan tetapi, sistem ini juga
bisa digunakan dalam skala kecil. ERP biasanya dipakai
pada pengelolaan manajemen serta melakukan
pengawasan yang terintegrasi diantara unit-unit
perusahaan.
Manfaat Sistem Informasi
Manajemen
1.Menyediakan informasi yang digunakan dalam
penghitungan harga pokok produk, jasa, serta tujuan lain
yang diinginkan oleh manajemen.
2.Menyediakan informasi yang digunakan untuk
merencanakan, mengendalikan, mengevaluasi, serta
melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
3.Menyediakan informasi dalam mengambil keputusan
penting.
Komponen Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Administrasi dan Operasional
• Sistem ini meliputi beberapa bagian dari manajemen yang
melakukan kegiatan rutin dengan prosedur yang telah
ditentukan. Prosedur ini ada pada bagian personalia,
administrasi, dan lain sebagainya. Komponen ini perlu
diawasi secara teliti sebab apabila ada perubahan maka
dapat segera diantisipasi.
Sistem Pelaporan Manajemen
• Komponen selanjutnya adalah sistem pelaporan
manajemen yang merupakan komponen informasi
manajemen yang mencakup bagian yang mana memiliki
tugas utama untuk menyusun laporan kinerja baik secara
periodik maupun secara rutin.
Sistem Pencarian
• Sistem pencarian adalah komponen yang memberikan
ragam informasi yang dibutuhkan perusahaan. Bentuk
sistem pencarian tidak terstruktur tetapi penting untuk
mengambil keputusan.
Sistem Database
• Sistem ini adalah komponen yang memiliki manfaat
untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai
kegiatan dari perusahaan.
Manajemen Data
• Manajemen data adalah komponen dalam sistem
informasi yang memberi kepastian bahwa ragam data
yang dimiliki lebih akurat, kekinian, aman, dan juga siap
digunakan.
• Manajemen data berfungsi sebagai penghubung antara
database dengan ragam komponen sistem informasi yang
lain. Sistem ini menggunakan software yang akan
membantu mendapatkan, memelihara, mengontrol, dan
mengolah hingga akses data lebih mudah untuk
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai