Anda di halaman 1dari 18

ASET TETAP

(FIXED ASSET)

Uswatun Hasanah
PENGERTIAN

ASET TETAP ADALAH AKTIVA BERWUJUD YANG DIPOROLEH


DALAM KEADAAN SIAP DIPAKAI ATAU DIBANGUN
TERLEBIH DAHULU, YANG DIGUNAKAN DALAM OPERASI
PERUSAHAAN, TIDAK DIJUAL DALAM RANGKA KEGIATAN
NORMAL PERUSAHAAN DAN MEMPUNYAI MASA
MANFAAT LEBIH DARI SATU TAHUN.

KARAKTERISTIK ASET TETAP BERWUJUD:


• BERSIFAT RELATIF PERMANEN DAN DIGUNAKAN DALAM
JANGKA PANJANG.
• DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN OPERASI PERUSAHAAN.
• TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK DIJUAL KEMBALI.
MASALAH AKUNTANSI

1. PENENTUAN HARGA PEROLEHAN


2. DEPRESIASI (PENYUSUTAN) ASET TETAP
3. PELEPASAN ASET TETAP
- PENJUALAN ASET TETAP
- PERTUKARAN ASET TETAP
PENENTUAN HARGA PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN ASLI ADALAH SEMUA PENGELUARAN YANG LAYAK DAN DIPERLUKAN
PADA SAAT ASET TETAP TERSEBUT DIPEROLEH PERUSAHAAN.

BERIKUT INI ADALAH KOMPONEN HARGA PEROLEHAN:


• PEMBELIAN SECARA TUNAI : SEMUA KAS YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN ASET
DITAMBAH DENGAN PENGELUARAN UNTUK PENGANGKUTAN, ASURANSI PENGAKUTAN,
PEMASANGAN DAN SEMUA PEMBEBANAN LAIN YANG DIPERLUKAN AGAR ASET SIAP
DIGUNAKAN.
• PEMBELIAN SECARA ANGSURAN : BUNGA YANG DIBEBANKAN TIDAK BOLEH DIAKUI
SEBAGAI TAMBAHAN HARGA PEROLEHAN TETAPI HARUS DICATAT SEBAGAI BIAYA BUNGA.

PENENTUAN HARGA PEROLEHAN:


• MESIN
• GEDUNG
• TANAH
DEPRESIASI ASET TETAP

DEPRESIASI ADALAH PROSES PENGALOKASIAN HARGA PEROLEHAN


ASET TETAP KEPADA PERIODE-PERIODE YANG MENDAPATKAN
MANFAAT/JASA DARI ASET TETAP ITU.

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DEPRESIASI:


1. HARGA PEROLEHAN ASET TETAP
2. UMUM PRODUKTIF (UMUR EKONOMIS)
3. TAKSIRAN NILAI RESIDU
4. METODE DEPRESIASI YANG DIGUNAKAN.
A. METODE GARIS LURUS
B. METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
C. METODE PERSETASE DARI NILAI BUKU
D. METODE SATUAN HASIL PRODUKSI/ METODE JAM JASA
METODE GARIS LURUS (STRIGHT LINE
METHOD)
Metode Garis Lurus adalah metode depresiasi
dimana jumlah depresiasi tiap tahun dibebankan
dengan jumlah yang sama.
Besarnya depresiasi tahunan dihitung dengan
rumus sbb:

Depresiasi / tahun = HP – NR
Umur Ekonomis
Contoh :
Sebuah mesin dibeli 1/1/2019 dengan harga
perolehan Rp50.000,00. Mesin ditaksir
mempunyai umur ekonomis 4 tahun, dengan
taksiran nilai residu Rp5.000,00.
Jawaban :
Depresiasi/thn = Harga Perolehan – Nilai Residu
Umur Ekonomi
= 50.000 – 5.000
4
= 11.250/thn
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN (A SUM OF THE
YEARS DIGIT METHOD)
• Penentuan Depresiasi dengan jumlah angka
tahun adalah dengan membebankan biaya
depresiasi tiap tahun menurun, makin jauh
dari perolehan aktiva tetap, makin kecil
depresiasinya.
Cara Penentuan Depresiasi Tahunan adalah sbb:
Depresiasi tahun ke n adalah:
Tahun sisa Penggunaan
x (HP – NR)
Jumlah Angka Per Tahun
• Tahun Sisa Penggunaan :
Jangka waktu sisa bisa memanfaatkan aktiva
tetap, misalnya aktiva umur 4 tahun, maka
tahun pertama mempunyai sisa umur
penggunaan 4, tahun kedua 3, dst.

• Jumlah Angka Tahun (JAT) :


Jumlah tahun-tahun sisa penggunaan,
misalnya jika umur ekonomis 4 tahun, maka JAT=
4+3+2+1=10 atau dengan menggunakan rumus (
n (n+1 / 2).
Contoh 2:
Menggunakan contoh sebelumnya, maka
besarnya depresiasi per tahun dan tabel
depresiasi adalah sebagai berikut:
Tahun Umur Sisa Perhitungan Depresiasi

1 4 4/10 x (Rp50.000-Rp5.000) Rp 18.000


2 3 3/10 x (Rp50.000-Rp5.000) Rp 13.500
3 2 2/10 x (Rp50.000-Rp5.000) Rp 9.000
4 1 1/10 x (Rp50.000-Rp5.000) Rp 4.500
10 Rp 45.000
METODE PERSENTASE DARI NILAI
BUKU
• Depresiai dihitung berdasarkan suatu
persentase tertentu dikalikan dengan nilai
buku aktiva. Karena nilai buku makin lama
makin kecil, maka besarnya depresiasi
tahunan akan semakin menurun.
Depresiasi per tahun dihitung dengan cara sbb:

Depresiasi = Tarif Penyusutan x Nilai Buku AT


• Tarif Penyusutan metode saldo menurun
dihitung dengan mengalikan 2 kali tarif
metode garis lurus, dengan rumus sebagai
berikut:
100
Tarif Penyusutan =2 x
Taksiran UE
METODE SATUAN HASIL PRODUKSI/JAM JASA
• Metode ini menentukan jumlah depresiasi tiap tahun sebesar
proporsi produk yang dihasilkan tiap tahun atau jam jasa yang
digunakan dalam satu tahun.
Cara menentukan depresiasi tahunan:
a. Menentukan depresiasi per satuan/jam jasa:
HP - NR
Deprsiasi = -------------------------------
Taksiran Hasil Produksi/
Taksiran Jam Jasa

• Menghitung Depresiasi tiap periode dengan mengalikan


depresiasi per satuan/jam jasa dengan jumlah produk/ jam
jasa yang digunakan.
MEREVISI ESTIMASI PENYUSUTAN
• Revisi terhadap besarnya penyusutan dapat dilakukan
dengan cara merevisi umur ekonomis dan/atau besarnya
nilai residu pada akhi
Contoh :
Mesin dibeli dengan harga Rp 130.000.000,00. Umur
ekonomis diperkirakan 15 tahun, dan nilai residu
diperkirakan sebesar Rp 10.000.000,00. Setelah dipakai
selama 10 tahun, ternyata mesin masih dapat digunakan
selama 10 tahun lagi, dengan nilai residu ditaksir sebesar Rp
5.000.000,00. Penyusutan dilakukan dengan metode garis
lurus
PELEPASAN ASET TETAP DARI PEMAKAIAN
Sebab-sebab Aset Tetap dihentikan:
• Tidak dapat digunakan lagi
• Tidak efisien sehingga perlu diganti yang baru
Jenis Penghentian:
• Dihentikan dan tidak laku dijual (Pembuangan)
• Dihentikan dan dijual
Prosedur penghentian Aset Tetap:
• Mencatat depresiasi sampai dengan tanggal penghentian Aset Tetap (jika penghentian
dilakukan pada tahun berjalan).
• Menentukan Laba/Rugi Penghentian Aset Tetap dan Mencatat penghentian Aktiva Tetap.

Laba/Rugi dihitung dengan formula sbb:

Harga Jual / Penggantian xxx


Harga Perolehan xxx
Akm. Depresiasi xxx
Nilai Buku AT xxx
Laba/Rugi Pelepasan xxx
PENGELUARAN PENGHASILAN DAN
PENGELUARAN MODAL
Jenis Pengeluaran setelah aset yang bersangkutan dipergunakan adalah sbb:
1. Pengeluaran Penghasilan
Pengeluaran yang hanya bermanfaat untuk satu periode akuntansi saja.
2. Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang mempunyai manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
Jenisnya:
• Penambahan : Biaya yang dikeluarkan ditambahkan ke dalam harga perolehan
aset tetap dan disusutkan selama estimasi umur manfaat tersisa dari aktiva
bersangkutan.
• Perbaikan : Pengeluaran dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi atau
kapasitas operasi AT selama umur sisa.
• Reparasi Besar : Biaya yang dikeluarkan dikurangkan (didebitkan) ke rekening
akumulasi penyusutan aktiva yang bersangkutan. Penyusutan untuk periode
berikutnya didasarkan pada nilai buku yang baru.
PERTUKARAN ASET TETAP

ATURAN UMUM
• Harga Perolehan Aset (Baru) yang diterima adalah Harga Pasar Aset (Lama) yang
diserahkan ditambah Kas Yang Dibayarkan.
• Laba atau Rugi Pertukaran adalah selisih antara Harga Pasar dengan Nilai Buku Aset
yang Diserahkan.

PERTUKARAN ASET TIDAK SEJENIS


• Laba/Rugi Diakui:

Contoh: (Jika laba)


PT X menukarkan Aset Lama dengan Menambah Kas Rp 31 juta, dengan sebidang tanah.
Nilai buku aktiva yang ditukarkan (aset lama) adalah Rp12 juta (Rp40 juta - Rp28 juta).
Harga pasar aset yang
ditukarkan adalah Rp19 juta.

Contoh: (Jika rugi)


Data sama dengan contoh diatas, tetapi harga pasar aset lama adalah Rp3.000.000.
PERTUKARAN ASET SEJENIS
Ketentuan:
• Jika memperoleh laba, maka laba diperlakukan sebagai
pengurang terhadap harga perolehan Aset Baru.
• Jika menderita rugi, maka rugi boleh diakui seperti aset
tidak sejenis.
Contoh: (Jika laba)
• PT X menukarkan Mesin A dengan nilai buku Rp12 juta
(Rp40 juta - Rp28 juta). Harga pasar mesin lama adalah
Rp19 juta. dan Harga Mesin baru adalah Rp50 juta.

Contoh: (Jika Rugi)


Jika rugi diperlakukan seperti aset tidak sejenis.

Anda mungkin juga menyukai