Asuhan Keperawatan Cristin
Asuhan Keperawatan Cristin
OLEH KELOMPOK 1
1. CRISTINI NGURU
2.ELISABETH UMBU LADO
3.EFIA METE
4.DINA NITBANI
5.DEKI SELAN
KONSEP PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS
A. DEFINISI
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau disebut juga dengan
COPD (Cronic Obstruktif Pulmonary Disease) adalah suatu penyakit
yang bisa di cegah dan diatasi yang ditandai dengan keterbatasan
aliran udara yang menetap, biasanya bersifat progresif dan terkait
dengan adanya proses inflamasi kronis saluran nafas dan paru-paru
terhadap gas atau partikel berbahaya (Ikawati, 2016).
B. KLASIFIKASI PPOK
• Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dan dispnea. Ada paparan
terhadap faktor resiko
• Spirometri : Nomal
• Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk, dengan atau tanpa produksi sputum. Sesak napas derajat sesak 0
(tidak terganggu oleh sesak saat berjalan cepat atau sedikit mendaki) sampai derajat sesak 1(terganggu
oleh sesak saat berjalan cepat atau sedikit mendaki) .
• Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk, dengan atau tanpa produksi sputum, sesak napas derajat sesak 2 (jalan lebih
lambat di banding orang seumuran karna sesak saat berjalan biasa). Spirometri : FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%.
• Gejala klinis : Sesak napas derajat sesak 3 (berhenti untuk bernafas setelah berjalan 100 meter/setelah berjalan beberapa
menit pada ketinggian tetap) dan 4 (sesak saat aktifitas ringan seperti berjalan keluar rumah dan berpakaian) Eksaserbas
lebih sering terjadi. Spirometri : FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%.
• Gejala klinis : Pasien derajat III dengan gagal napas kronik disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan
Spirometri FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% (GOLD 2014)
C. ETIOLOGI
• d. Obat-obatan
• e. Polusi uadara
• F. Lingkungan kerja
• Penyebab bronchitis kronis adalah sebagai berikut :
•a. Merokok
•b. Keturunan
•c. Infeksi
•d. Hipotesis Elastase-Antielastase
D. PATOFISIOLOGI
• Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan PPOK yaitu asma, emfisema
paru-paru dan bronchitis.
• Antagonist β-adrenergik biasanya menyebabkan obstruksi jalan nafas
pada klien asma, sama dengan klien lain dapat menyebabkan peningkatan
reaktifitas jalan nafas dan hal tersebut harus dihindarkan .
• Bronchitis timbul akibat dari adanya paparan terhadap agen infeksi
maupun non infeksi (terutama rokok tembakau).
E. WOC
F. KOMPLIKASI
1. Bronkhitis Akut
2. Pneumonia
3. Emboli pulmo
4. Kegagalan ventrikel kiri yang bersamaan bisa memperburuk PPOK
stabil
5. Pneumothoraks
G. MANIFESTASI KLINIK
• Adapun tanda dan gejala klinik PPOK adalah sebagai berikut :
• a. “Smoker Cough” biasanya hanya diawali sepanjang pagi yang dingin kemudian
berkembang menjadi sepanjang tahun.
• b. Sputum, biasanya banyak dan lengket berwarna kuning, hijau atau kekuningan bila terjadi
infeksi.
• c. Dyspnea, terjadi kesulitan ekspirasi pada saluran pernafasan
•
• Gejala ini mungkin terjadi beberapa tahun sebelum kemudian sesak nafas menjadi semakin
nyata yang membuat pasien mencari bantuan medik .
• Sedangkan gejala pada eksaserbasi akut adalah
1. Pemeriksaan CT Scan
2. EKG
3. Foto thorax
4. Pemeriksaan fisik
5. Radiogram dada
6. Uji fungsi pulmonari
7. Analisis gas darah
8. Mikrobiologi sputum
PENATALAKSANAAN
• a. Berhenti Merokok
• c. Pengobatan simtomatik (lihat tanda dan gejala yang muncul d. Penanganan terhadap komplikasi – komplikasi
yang timbul.
• e. Pengobatan oksigen bagi yang memerlukan O2 harus diberikan dengan aliran lambat : 1-3 liter / menit.
• f. Mengatur posisi dan pola pernafasan untuk mengurangi jumlah udara yang terperangkap.
• g. Memberi pengajaran tentang teknik-tekni relaksasi dan cara-cara untuk menyimpan energi
• h. Tindakan rehabilitasi
• 2). Latihan pernafasan untuk melatih penderita agar bias melakukan pernafasan yang paling efektif baginya
• 3) Latihan dengan beban olahraga tertentu dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran jasmaninya
• 4) Vocational suidance : usaha yang dilakukan terhadap penderita agar kembali dapat mengerjakan pekerjaan seperti
semula.
• 5) Pengelolaan psikososial , terutama ditujuakn untuk penyesuaian diri penderita dengan penyakit yang diseritanya
(Padila, 2012).
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
• 1) Mencapai bersihan jalan nafas