Anda di halaman 1dari 18

UAS PREPARATION

ILMU NEGARA
SABTU, 4 DESEMBER 2021
NABILA AULIA RAHMA
TEORI TERJADINYA NEGARA
Teori terjadinya negara secara Primer
Dimulai dari kelompok yang sederhana kemudian maju
1.Fase Gemeinscaft atau genossenscaft (kelompok)
- Kepentingan bersama didasarkan persamaan
- Bentuknya sederhana, belum terorganisisr (lebih spt paguyuban)
- Kedudukan individu sama & segala sesuatu diusahakan secara gotong royong
- Yang memimpin yang dianggap paling kuat (primus interpares)
- Pertama kali bentuk negara yang paling sederhana, titik tolaknya adalah “unsur rakyat”
2.. Fase Reich/Rijk (kerajaan)
- Mulai terlihat adanya pusat-pusat kekuasaan
- Belum ada pemerintahan yang tetap (yang memegang kekuasaan yang berdaulat)
- Titik mulai berlakunya unsur negara “pemerintahan yang berdaulat”
3. Fase Staat (Negara)
- Unsur rakyat dan unsur pemerintahan sudah pasti dan tidak ada persaingan lagi, pusat
kekuasaan hanya ada satu
- Memenuhi unsur pembentuk negara seperti pengertian negara saat ini
4. Fase Demokratie Natie/Negara Demokrasi /negara-negara nasional
- Tingkat peradaban/kecerdasan sudah meningkat dan maju
Teori terjadinya negara secara sekunder

Berdasarkan sejarah yang benar-benar terjadi secara faktual dan berdasarkan pengakuan dari negara lain
1.Proklamasi : merebut Kembali wilayahnya dari bangsa lain melalui pernyataan kemerdekaan (Indonesia-
Belanda 1945)
2.Separatis (Pemisahan) : negara yang memisahkan diri dari negara yang menguasainya dengan jalan
memisahkan diri (Belgia-belanda 1939)
3.Anexatie (penguasaan/pencaplokan) : negara yang berdiri di wilayah bansa lain tanpa perlawanan dari
penduduk setempat (Israel-Palestina, Suriah, Yordania, Mesir)
4.Innovation (Pembentukan Baru) : negara yang baru muncul di atas suatu negara yang pecah kemudian
lenyap. (Colombia-Venezueladan Columbia baru)
5.Accessie (penarikan) : daratan yang timbul dari dasar laut dan menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia
(Mesir-delta Sungai Nil)
6.Cessie (penyerahan) : penyerahan sebuah negara berdasarkan Perjanjian (wilayah dlm Austria-Jerman,
kalah PD I)
7.Fusi (peleburan) : negara2 kecil mangadakan kesepakatan untuk melebur menjadi seuah negara baru.
(Jerman Barat-Jerman Timur 1871)
8.Occupatie (pendudukan) : wilayah yang tak bertuan/belum dikuasau kemudian diduduki oleh kelompok
tertentu (Liberia-Budak Negro Amerika 1847)
9.Pendudukan atas wilayah tak berpemerintahan : Australia/Aborigin-Inggris, 1901)
TEORI TIMBULNYA/TERJADINYA NEGARA
1.Teori Ketuhanan (Teokrasi) : teori yang menganggap bahwa asal mula negara dan kekuasaan seorang penguasa adalah semata-
mata berasal dari Tuhan. Pelopor teori ini antara lain Agustinus, Thomas Aquinas dan Frederick Julius Stahl. Pada prinsipnya
mengandung 3 pokok masalah :
- Negara dibentuk dibawah kuasa Tuhan;
- Kekuasaan seorang Raja adalah atas pemberian Tuhan
- Mereka menganggap bahwa tidak ada kedaulatan selain kedaulatan Tuhan
2. Teori Kekuatan : kekuatan menjadi sumber dan pencipta negara, negara dilahirkan karena pertarungan kekuatan dimana yang paling
kuat yang merupakan pemenang dan pembentuk negara (bisa kekuatan ekonomi, senjata, teknologi atau otak). Tokohnya antara lain
Karl Marx, Machiavelli, dll. Beberapa pandangannya:
- Negara adalah suatu organisasi dari kekuasaan yang kuat untuk menindak organisasi yang lemah
- Negara adalah alat kaum kapitalis yang menguasai alat-alat produksi
- Negara adalah organisasi pemaksa
3. Teori Yuridis : teori ini terdiri atas
- Teori patriarkal (garis keturunan ayah)
- Teori matriarkal (garis keturunan ibu)
- Teori patrimonial (garis keturunan ayah dan ibu)
- Teori kontrak sosial/perjanjian (negara merupakan hasil kesepakatan individu-individu yang mulanya tidak mempunyai suatu organisai
pemerintah)
TEORI ASAL MULA NEGARA
(TEORI KONTRAK SOSIAL/TEORI PERJANJIAN)
1.Thomas Hobbes :
- Homo Homini Lupus (Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya).
- Walau manusia memiliki sifat yang buruk, tapi hakekatnya mereka mempunyai rasio dan kesadaran untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
karenanya menginginkan kehidupan yang damai, satu-satunya jalan dengan mengadakan perjanjian, dengan setiap individu menyerahkan seluruh hak-hak
dasarnya kepada seseorang yang dianggap paling kuat secara mutlak
- Bahwa pihak–pihak yang ikut dalam perjanian itu adalah manusia-manusia pribadi yang karenanya bentuk perjanjian tersebut disebut Pactum subyektionis
(perjanjian Pribadi). Selanjutnya hasilnya ialah negara yang berbentuk Monarki Absolut, yang mana ciri-cirinya adalah : Raja / Pemerintah berdaulat mutlak,
Hukum adalah tergantung kepada yang berkuasa

2. John Locke :
• Manusia mempunyai akal, yang ingin hidup bebas dan damai. Tetapi ada potensi latent dari manusia berupa kecenderungan untuk menyerang. Untuk
menghindari kemungkinan kekacauan mereka merasa perlu adanya suatu organisasi politik yang melindungi jiwa dan harta mereka, karenanya mereka
membentuk perjanjian. Konstruksi perjanjiannya ialah pertama-tama diadakan perjanjian untuk membentuk badan kolektif (badan politik) yang akhirnya
bernama negara, perjanjian ini disebut Pactum union (Perjanjian antar individu untuk membentuk masyarakat politik dan negara)
• Setelah itu badan politik mengadakan perjanjian dengan seorang raja/penguasa dengan syarat penguasa tersebut harus menjamin dan melindungi hak-hak
asasi manusia dan memerintah berdasarkan suatu undang-undang dasar. Karenanya hasil perjanjian ini melahirkan suatu kerajaan/negara yang bersifat
Monarki Konstitusional dengan ciri-ciri pemerintah berdasarkan hukum dan dilindunginya hak asasi manusia. Oleh karena itu John Locke di juluki Bapak Hak-
hak asasi Manusia

3. J.J Rousseau
• Pandangan tentang manusia hampir sama dengan pendapat john locke, tetapi selain punya ratio, manusia juga memiliki kemauan pribadi dan kemauan
untuk kepentingan umum.
• Konstruksinya ialah individu bebas tersebut mengadakan perjanjian yang disebut pactum union, tetapi yang berdaulat tetap rakyat yang mengadakan
perjanjian. Oleh karena itu maka hasilnya adalah suatu negara yang berkedaulatan rakyat.
• Ciri-ciri negara yang berkedaulatan rakyat diantaranya : Bahwa pemerintah hanyalah wakil dari rakyat, Kedaulatan adalah tetap ditangan rakyat. Bahwa
hukum adalah ekspresi dari kemauan umum (general whiil)
Kedudukan Ilmu Negara dalam studi Ilmu Hukum
• Ilmu negara merupakan pengantar sebelum mempelajari ilmu hukum, utamanya mengenai hukum tata negara
dan hukum administrasi negara. Karena ilmu negara yang merupakan ilmu pengetahuan yang murni
mempelajari dasar-dasar pokok dan sendi-sendi pokok daripada negara. Oleh karenanya ilmu negara dapat
memberikan dasar-dasar teoritis untuk ilmu hukum tata negara yang positif dan konkret
• Ilmu negara berbeda dengan ilmu tata negara yang mengambil suatu negara tertentu sebagai sasaran
penyelidikan, ilmu negara justru berada dalam pengertian yang abstrak, dalam arti bahwa penyelidikan dan
pembahasan yang dilakukan ilmu negara tidaklah mengenai suatu negara yang secara konkret ada pada suatu
waktu dan tempat tertentu, melainkan negara ‘terlepas’ baik dari dimensi waktu maupun tempat. Oleh karena itu
hasil penyelidikan ilmu negara bersifat umum, ada juga yang menggunakan istilah ilmu negara umum.
Hakekat Negara menurut para Ahli
• George Jellinek : negara ialah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di
tempat tertentu
• R.M. Kranenburg : negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak suatu golongan atau
bangsanya sendiri
• Logemann : negara ialah organisasi (ikatan kerja) kemasyarakatan yang bertujuan mengatur dan memelihara
masyarakat tertentu dengan kewibawaannya
• Max Weber : negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekuasaan fisik
secara sah dalam suatu wilayah
• Prof. Mr. Sunarko : negara ialah suatu jenis dari suatu organisasi masyarakat yang mengandung tiga hakekat
atau kriteria, yaitu harus ada daerah, warga negara dan kekuasaan tertentu.
TEORI 1,2,3 SEGI
Teori satu segi
- Hakekat negara hanya dilihat terhadap satu aspek/segi saja. Yaitu kalau tidak pada hakekat negara dalam sosoknya sebagai suatu
kenyataan sosial atau institusi sosial, atau pada hakekatnya negara sebagai suatu bangunan/bentukan hukum, suatu institusi hukum.
Pandangan yang demikian di sebut “Eine-seiten-theorie” tentang hakekat negara, yang tentunya belum dapat memberikan gambaran
sesungguhnya tentang negara secara lebih utuh. Sehingga mendorong lahirnya teori dua segi
Teori dua segi
- dikemukan oleh Jellinek yang membagi ilmu negara umum dalam dua aspek yakni ilmu negara sosiologis dan ilmu hukum negara atau ilmu
negara yuridis.
- Negara dalam pengertian sosiologis ialah kesatuan ikatan yang hidup bersama dan kerjasama, yang dilengkapi dengan kekuasaan
memerintah yang asli, pada suatu wilayah tertentu, maka pengertian negara sosiologis mengandung empat unsur : Wilayah negara, Bangsa
negara, Kewibawaan, Konstitusi negara
- Negara dalam makna yuridis ialah badan wilayah yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk mengatur diri sendiri.

Teori tiga Segi


- Pelopor teori ini adalah Han nawiasky yang mengemukakan hakekat negara dilihat dalam tiga segi, yakni : Negara sebagai idea, Negara
sebagai gejala sosial, Negara sebagai gejala/ pengertian hukum
- Negara sebagai idea/gagasan, dirangkum sebagai persekutuan sosial yang membulat/organisasi, yang berdaulat, mengatasi perhubungan
pribadi individual, dari tingkat yang tertinggi dengan tujuan duniawi yang mencakup (terakhir). Jadi sebagai suatu gagasan negara itu harus
bersifat menyeluruh atau mengatasi individu dan kolektifitas yang lain. Yang pertama ialah gagasan bernegara dulu, setelah itu baru aspek
sosiologis dan yuridis.
- Negara senagai gejala sosial, dapat diringkas dalam rumusan sebagai suatu institusi sosial untuk mewujudkan gagasan negara dalam realita.
- Negara sebagai pengertian hukum ialah pengertian yang menyeluruh dari organisasi yang merupakan suatu ikatan duniawi yang memangku
jabatan pengaturan hukum yang tertinggi. Ini menuntut perhubungan antara warga-warganya diperkuat dengan sanksi.
UNSUR-UNSUR NEGARA
Klasik
- Wilayah Tertentu
- Rakyat
- Pemerintah yang Berdaulat

Yuridis
- Wilayah Hukum (darat, laut, udara serta orang dan batas wewenangnya)
- Subyek Hukum (Pemerintah yang Berdaulat)
- Hubungan Hukum (hubungan antara penguasa dengan rakyat, termasuk hubungan hukum ke luar dengan dunia internasional)

Sosiologis
- Faktor Sosial (masyarakat, ekonomi, kultur)
- Faktor Alam (wilayah, bangsa)
TEORI KEDAULATAN
Teori Kedaulatan Tuhan
• Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi dalam negara adalah berasal dari tuhan, jadi didasarkan pada agama. Teori ini berkaitan dengan teokrasi tentang negara
baik mengenai pembenaran eksistensi negara maupun asal mula adanya negara yang dikembangkan pada abad pertengahan
• Pelopor terori kedaulatan tuhan antara lain: Augustinus, Thomas Aquino, Dante, dan Friedrich julius stahl. Teori ini dijumpai didunia barat maupun timur

Teori Kedaulatan Negara


• Menurut teori ini negaralah sumber dan pemegang kedaulatan dalam negara. Kekuasaan negara tidak terbatas terhadap ‘life, liberty, dan property’ warganya.
Teori ini sesungguhnya merupakan bentuk baru dari teori kedaulatan raja yang bersifat absolut, yang merupakan manipulasi politik dari teori teokrasi.
• Pelopor teori ini antara lain : Jean Bodin, George Jellinek, Paul Laband, Oppenheimer, dan Ludwig Gumplowicks

Teori Kedaulatan Hukum


• Menurut teori ini, hukumlah sumber dari segala kekuasaan dalam negara. Hukum adalah pernyataan penilaian yang terbit dari kesadaran hukum manusia, dan
kesadaran hukum inilah yang membedakan mana adil mana tidak adil. Negara harus menaati tata tertib hukum, karena hukum itu kedudukannya diatas
negara. Kekuasaan negara berdasarkan hukum, diatur dan dialokasikan menurut hukum.
• Pelopor teori ini adalah : Leon Duguit dan Hugo Krabbe.
• Teori kedaulatan hukum merupakan reaksi keras atas teori kedaulatan negara, ia mendasari lahirnya konsep negara hukum yang menjadi cita-cita dan bahkan
,mitos politik pada abad 19 (modern)
Teori Kedaulatan Rakyat
• Menurut teori ini, sumber dan pemegang kekuasaan tertinggi yang ada dalam negara ialah rakyat. Negara atau pemerintah menjalankan kekuasaan atas
kehendak atau persetujuan rakyat. Pemerintah hanyalah wakil rakyat.
• Paham kedaulatan rakyat sudah berkembang sejak jaman gerakan kaum monarche-machen, yaitu gerakan kaum anti raja-raja yang berkuasa mutlak yang
dipelopori oleh Marsillius di Padua dan Buchanan.
• Teori ini mencapai puncaknya atas jasa Jean Jacques Rosusseau (sarjana Perancis) salah seorang dari trio tokoh perjanjian masyarakat (teori hukum alam).
Dari teori inilah lahir paham demokrasi modern, yaitu demokrasi perwakilan yang sering dikatakan sebagai mitos politik abad ke 20.
PERAN DAN FUNGSI NEGARA
1. Fungsi negara menurut John Locke terdiri atas tiga fungsi. Tiga fungsi yang dikutip dari buku bertajuk
Pembahagian Kekuasaan Negara (1962) karya Ismail Suny, membagi kekuasaan negara menjadi tiga,
yaitu: Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang. Eksekutif, yaitu
kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang. Federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri

2. Montesquieu tidak memasukkan kekuasaan federatif melainkan dijadikan satu dari kekuasaan eksekutif.
Adapun kekuasaan negara menurut Mostesquieu terdiri dari: Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat
atau membentuk undang-undang. Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk mengadili setiap pelanggaran
terhadap undang-undang. Dalam penjabaran kekuasaan negara dari Mostesquieu, kekuasaan yudukatif
berdiri sendiri, tidak mendapat intervensi dari kekuasaan lainnya saat menjalankan tugas sebagai pengadil
atas pelanggaran undang-undang. Konsep pembagian kekuasaan negara oleh Mostequieu ini dikenal
dengan Trias Politica yang diterapkan oleh banyak pemerintahan di dunia, termasuk di Indonesia.
TIPE-TIPE NEGARA DARI SISI HUKUM
1. Tipe Negara Polisi (polizei staat)
- Negara yang menentukan segalanya (rakyat pasif)
- Solus Publica Supreme lex, artinya kepentingan umum diatas segalanya, termasuk diatas hukum/undang-
undang
- Principe legibus solutus est, artinya hanya raja/penguasa yang dapat membuat hukum/undang-undang
2. Negara Hukum Formal/Liberal (Formeele Liberal Rechstaat)
- Kebalikan dari Negara Polisi
- Negara tak boleh campur tangan dalam bidang ekonomi, rakyat yang bebas atau aktif dalam
pemerintahan, sehingga status hubungan negara-rakyat sifatnya negatif-aktif
- Negara hanya merupakan wasit saja kalau ada pelanggaran aturan permainan dari rakyat yang
berkompetisi bebas, sehingga disebut juga “negara Penjaga malam”
3. Negara Hukum Materiil/Modern atau Negara Kesejahteraan (Welfare State)
- Tipe negara hukum materiil merupakan tesis baru dari negara polisi (tesis) dan negara hukum
formal(antitesis). Sifat hubungan negara-rakyat adalah positif-aktif
RECHSTAAT AND THE RULE OF LAW
Rechstaat dan The Rule of Law
• Konsep Negara Hukum (rechtstaat) berkembang di negara eropa kontinental
• Syarat pokok negara hukum yang dikembangkan di eropa kontinental dengan tokohnya frederick julius stahl ialah :
– Pengakuan dan perlindungan terhadap Hak-hak asasi manusia
– Perlu adanya pembagian kekuasaan
– Asas legalitas (pemerintahan berdasarkan hukum)
• Adanya peradilan administrasi
• Sedangkan menurut konsep the rule of law yang berkembang dinegara anglo-saxon dipelopori oleh A.V. Dicey,
ditentukan 3 syarat pokok negara hukum :
– Supremacy of law (hukum diatas segalanya)
– Equality before the law (persamaan kedudukan dalam hukum)
– Konstitusi berdasarkan Hak Asasi Manusia
• The Rule of Law dalam arti yang formal tidak lain adalah merupakan kekuasaan umum yang terorganisir (organized
public power). The Rule of Law dalam arti materiil adalah ‘the rule of just law’, yaitu yang menjunjung tinggi hak
asasi manusia dan bermaksud menegakkan hukum yang benar dan adil
SISTEM BERNEGARA
1. Sistem pemerintahan (cara penyelenggaraan pemerintahan di cabang eksekutif)
- Presidensiil : system pemerintahan dimana Presiden bertindak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, dan
Presiden/Pemerintah tidak bertanggungjawab terhadap parlemen (legislative)
- Parlementer : system pemerintahan dimana presiden bertindak sebagai kepala negara, dan kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana
Menteri. Pemerintah (eksekutif) bertanggungjawab kepada parlemen, dan parlemen mempunya kekuasaan yang lebih besar, termasuk
mengawasi eksekutif/pemerintah
2. Bentuk negara (organ2 negara)
- negara kesatuan(Unitarianisme). Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintahan
pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.
- dan negara serikat (Federasi). Di dalam negara serikat, pemerintah provinsi atau pemerintah negara bagian memiliki otonomi sebagaimana
yang dimiliki oleh negara merdeka, kecuali untuk urusan-urusan tertentu, seperti menyangkut soal diplomasi luar negeri, hubungan
internasional, dan keamanan nasional. Selain itu, negara bagian mempunyai kewenangan untuk membuat undang-undang sendiri,
parlemen sendiri, serta kabinet atau eksekutif sendiri. Negara bagian juga dapat secara mutlak menyelenggarakan urusan
pemerintahannya, sepanjang tidak bertentangan dengan konstitusi negara
3. Bentuk pemerintahan (pengisian jabatan)
- Republik : pabila cara proses terjadinya pembentukan negara secara yuridis, secara sengaja dibuat menurut kemauan orang banyak
sehingga kemauan itu nampak sebagai kemauan suatu dewan maka bentuk negaranya adalah Republik.
- Monarki : Monarki atau kerajaan termasuk bentuk pemerintahan tertua di dunia. Negara dipimpin oleh raja, kaisar, syah, atau ratu yang
berganti secara turun temurun dan berlangsung seumur hidup. Contoh monarki: Inggris, Belanda, dan Brunei Darussalam. Monarki sendiri
dibagi menjadi: Monarki mutlak (absolut), seluruh kekuasaan dan wewenang tidak terbatas (kekuasaan mutlak). Monarki Konstitusional,
kekuasaan raja dibatasi oleh suatu konstitusi (UUD) Monarki Parlementer, ialah suatu monarki di mana terdapat suatu parlemen (DPR),
para menteri, baik perseorangan maupun secara keseluruhan, bertanggung jawab sepenuhnya pada parlemen tersebut.
SIKLUS POLYBIUS
• Sifat2 Khusus Negara Prof. Miriam Budiardjo
• Prof. Miriam Budiarjo mengemukakan tiga sifat karakteristik negara, yaitu :
– Sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara
legal, misalnya menggunakan sarana polisi, tentara, dll agar peraturan perundangan ditaati,
sehingga ketertiban masyarakat tercapai dan anarki dapat dicegah.
– Sifat monopoli, dalam arti negara sendirilah yang mempunyai hak tunggal untuk
menetapkan tujuan-tujuan bersama dalam masyarakat, menetapkan asas/ideologi negara,
dll
– Sifat mencakup semua, dalam arti kekuasaan negara itu meliputi dan mengatasi semua
kekuasaan organisasi atau entitas lainnya yang ada di masyarakat
OTONOMI DAERAH

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah


1.Desentralisasi : penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan
Asas Otonomi.
2.Dekonsentrasi : pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada
gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
3.Otonomi Daerah : hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
4.Tugas Pembantuan : penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi
kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi.
NEGARA DEMOKRASI DAN NEGARA
HUKUM
1. Negara Demokrasi :
Demokrasi pada dasarnya merupakan kedaulatan rakyat. Istilah Abraham Lincoln (1809-1865), President Amerika Serikat ke-16, demokrasi
adalah kekuasaan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Di sini tersirat pesan bahwa demokrasi adalah kekuasaan yang
bersama rakyat. Dalam demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Demokrasi yang seperti ini merupakan demokrasi yang
ideal. Walaupun demokrasi dalam penerapannya di negara-negara yang mengkalim sebagi negara demokrasi berbeda-beda. Kondisi
demikian karena tidak lain dipengaruhi oleh perbedaan konsep antara kaum

2. Negara Hukum
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa negara hukum atau (rechtstaat) adalah negara yang mendasarkan pada hukum. Hukum
dijadikan sebagai dasar dalam menjalankan dan menyelenggarakan negara. Ketertiban menjadi tujuan agar rakyat dapat merasa tenteram.
Konsep negara hukum yang disampaikan oleh Julius Stahl berada dalam ranah tradisi Eropa Kontinental. Julius Stahl, yang mengistilahkan
negara hukum sebagai rechtsstaat, memberikan empat konsep negara hukum. Empat konsep negara hukum menurut Julius Stahl adalah:
1. Adanya perlindungan hak asasi manusia bagi umat manusia
2. Terdapat pembagian kekuasaan pada negara
3. Pemerintahan berjalan dan diselenggarakan berdasarkan pada undangundang
4. Negara mempunyai pengadilan tata usaha Negara
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai