Anda di halaman 1dari 15

KASUS PELANGGARAN

HAM DI INDOESIA

SEBELUM REFORMASI
Anggota Kelompok :
Amelia Afida F. (01)
Arina Hidayatiy (02)
Kirana Yan Gupita S.S. (19)
Riska Nur Arifianti P.N. (28)
KASUS : TRAGEDI SEMANGGI I
(11-13 NOVEMBER 1998)
Sebab Sebab Terjadinya Tragedi Semanggi 1 :

• Masyarakat dan mahasiswa menolk Sidang Istimewa 1998


• Para demonstran yang terdiri dari masyarakat dan
mahasiswa juga menentang dwifungsi ABRI/TNI
• Masyarakat dan mahasiswa ingin menurunkan pejabat
pemerintah orde baru karena dianggap malah
memundurkan bangsa.
• Masyarakat dan mahasiswa merasa dikecewakan dalam
masa kepresidenan B.J.Habibie
Cerita
Bulan November 1998 pemerintahan mengadakan Sidang
Istimewa untuk Pemilu berikutnya. Masyarakat dan mahasiswa
menolak Sidang Istimewa ini dan juga menentang dwifungsi
ABRI/TNI karena dwifungsi inilah salah satu penyebab bangsa tak
bisa maju sebagaimana mestinya.
Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat
bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke
jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

1
• Benar memang ada kemajuan, tapi bisa lebih maju dari yang sudah
berlalu, jadi, boleh dikatakan kita diperlambat maju.
• Hampir seluruh sekolah dan universitas di Jakarta, tempat
diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mecegah
mahasiswa berkumpul.
Sejarah membuktikan bahwa perjuangan mahasiswa tak bisa
dibendung, mereka sangat berani dan jika perlu mereka rela
mengorbankan nyawa mereka demi Indonesia baru.
Pada tanggal 12 November 1998 ratusan ribu mahasiswa dan
masyrakat bergerak menuju ke gedung DPR/MPR dari segala arah
tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana. Pada malam harinya
terjadi bentrok pertama kali di daerah Slipi dan puluhan mahasiswa
masuk rumah sakit.
Esok harinya Jum'at tanggal 13 November 1998 ternyata banyak
mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah
Semanggi. Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam
hari.
• Karena dikawal oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa )tentara
yang bersenjatakan bamboo runcing.
• pagi hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna
menghadang laju mahasiswa dan masyarakat.
Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung
diperkirakan puluhan ribu orang dan sekitar jam 3 sore
kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa
Mahasiswa terpaksa lari ke kampus Atma Jaya untuk
berlindung dan merawat kawan-kawan dan masyarakat
yang terluka. Mulai dari jam 3 sore sampai pagi hari
sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan terhadap
mahasiswa di kawasan Semanggi. Gelombang mahasiswa
dan masyarakat yang ingin bergabung terus berdatangan
dan disambut dengan peluru dan gas airmata. Sangat
dahsyatnya peristiwa itu hingga jumlah korban yang
meninggal mencapai 15 orang, 7 mahasiswa dan 8
masyarakat.
• membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba
bertahan namun saat itu juga terjadilah penembakan membabibuta
oleh aparat dan saat di jalan itu juga sudah ada mahasiswa yang
tertembak dan meninggal seketika di jalan.
• dan saat itu juga semakin banyak korban berjatuhan baik yang
meninggal tertembak maupun terluka
Anggota-anggota dewan yang bersidang istimewa dan tokoh-
tokoh politik saat itu tidak peduli dan tidak mengangap penting
suara dan pengorbanan masyarakat ataupun mahasiswa.
Betapa menyakitkan perlakuan mereka kepada masyarakat dan
mahasiswa korban peristiwa ini. Kami tidak akan melupakannya,
bukan karena kami tak bisa memaafkan, tapi karena kami akhirnya
sadar bahwa kami memiliki tujuan yang berbeda dengan mereka.
Kami bertujuan memajukan Indonesia sedangkan mereka
bertujuan memajukan diri sendiri dan keluarga masing-masing.
Sangat jelas!
• Peristiwa itu dianggap sebagai hal lumrah dan biasa untuk biaya
demokrasi. "Itulah yang harus dibayar mahasiswa kalau berani
melawan tentara".
PENYELESAIAN
• Komnas HAM) dalam pertemuannya dengan
Presiden Habibie saat itu meminta pemerintah untuk memberi
penjelasan tentang sebab dan akibat serta pertanggungjawaban
mengenai peristiwa tanggal 13 November itu secara terbuka
pada masyarakat luas karena berbagai keterangan yang
diberikan ternyata berbeda dengan kenyataan di lapangan.
• Panglima ABRI (wiranto), dalam jumpa pers di Hankam
mengakui ada sejumlah prajurit yang terlalu menyimpang dari
prosedur, menembaki dan memukuli mahasiswa. Namun,
Wiranto menuduh ada kelompok radikal tertentu yang
memancing bentrokan mahasiswa dengan aparat, dengan
tujuan menggagalkan Sidang Istimewa
• Kasus Tragedi Semanggi I dan II menggelar pengadilan HAM ad
hoc bagi para oknum tragedi berdarah itu dipastikan gagal
tercapai. Badan Musyawarah (Bamus) DPR pada 6
Maret 2007 kembali memveto rekomendasi tersebut. Putusan
tersebut membuat usul pengadilan HAM kandas, karena tak
akan pernah disahkan di rapat paripurna
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai