PEMUKIMAN DAN
PERUMAHAN
Dosen:
Indra Chahaya S Pertemuan 1 – 16/08/2021
Irnawati Marsaulina
KONTRAK PERKULIAHAN
• Tentukan Komting
• Membuat WAG Mata Kuliah
• Mengisi Absen Pada Link yang dishare di WAG
• Kehadiran 80%
• Perkuliahan menggunakan zoom, E-learning atau platform lain
• Bobot penilaian, 40% UTS, 40%UAS, 20% Tugas/Quiz
• Diizinkan terlambat 15 menit
• Dosen share RPS
• Komting meminta materi perkuliahan
• Absen diisi ketika kuliah berlansung, sebelum atau lewat jam
kuliah dianggap absen
Tata Tertib Selama Perkuliahan
• Duduk dikursi dan menggunakan meja (tidak boleh di tempat
tidur)
• Membuat nama lengkap pada ID zoom
• Berpakaian rapi (Tidak pakai mukena, rambut disisir rapi)
• Kamera dihidupkan,
• Mickrofone dimute, hanya diperbolehkan unmute jika
dipersilahkan oleh dosen,
• Pertanyaan boleh ditulis melalui kolom chat pada platform
yang digunakan
• Selama perkuliahan tidak boleh makan
• Jika ingin meninggalkan kelas karena sesuatu hal, menulis izin
di kolom chat
PERUMAHAN / PERMUKIMAN ? https://youtu.be/4os2pRCA_G4
http://www.beritajakarta.id/potret/album/1827/Kampung_Deret_Petogogan_Bersih_Nyaman_dan_Asri#.W3E4i84zbIU
PERUMAHAN / PERMUKIMAN ?
PERUMAHAN /
PERMUKIMAN ?
Undang-Undang nomor 1 tahun
2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
• PSU (prasarana,sarana,utilitas)
• Lebih dari satu satuan perumahan
• Fungsi lain
https://youtu.be/OZtIQ43HpLw
KAWASAN & PSU: PERUMAHAN / PERMUKIMAN ?
PASAR
KAMPUNG TAMAN
STANDAR STRATEGIS BIDANG TBL: LINGKUP KAWASAN & PSU
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan ruang
3. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
5. Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang Analisa dampak lingkungan
6. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga.
8. Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2016 tentang batas sempadan pantai.
9. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat nomor 31 tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Kaveling Siap
Bangun/Lisiba BS.
10.Peraturan Menteri Perumahan Rakyat nomor 34/PERMEN/M/2006 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan keterpaduan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) kawasan perumahan
11.Peraturan Menteri Perumahan Rakyat nomor 10 tahun 2014 tentang Pedoman Mitigasi Bencana Alam
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
12.Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang kualitas air, atau tersedia fasilitas air
minum yang berasal dari jaringan PDAM.
13.Peraturan Menteri ESDM nomor 18 tahun 2015 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada SUTT,
SUTET dan SUTAS untuk Penyaluran Tenaga LIstrik
STANDAR STRATEGIS BIDANG TBL: LINGKUP KAWASAN & PSU
1. Kepmen Kimpraswil nomor 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal
Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman
2. Kepmen Kimpraswil No. 403/KPTS/M/2002, tentang Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman persyaratan teknis
bangunan gedung.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di kawasan Perkotaan
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan
Pengunaan Bagian-Bagian Jalan
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan prasarana dan
sarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 12 tahun 2014 tentang Drainase perkotaan
STANDAR STRATEGIS BIDANG TBL: LINGKUP KAWASAN & PSU
1. SNI 03-1728-1989, Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung
2. SNI 02-2406-1991, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
3. SNI 03-2452-1991, Rumah Tumbuh Rangka Beratap RTRB Kayu
4. SNI 03-3424-1994, Tata cara perencanaan drainase permukaan jalan
5. SNI 03-1736-2000, Tata Cara Perencanaan sistem proteksi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung.
6. Pt T-15-2002-C, Tata Cara penerapan drainase berwawasan lingkungan di kawasan permukiman
7. Pt T-16-2002-C, Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah rumah tangga pada
kawasan permukiman
8. SNI 03-2398-2002, Tata cara perencanaan tangki septic dengan sistim resapan
9. SNI 03-2453-2002, Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan
10.SNI 19-2454-2002, Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan.
11.SNI 03-6967-2003, Persyaratan umum sitem jaringan dan geometrik jalan perumahan
12.SNI 03-1733-2004, Tata Cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
13.SNI 03-6981-2004, Tata cara perencanaan Lingkungan Perumahan sederhana tidak bersusun di daerah Perkotaan
14.Pd.T-04-2005-c, Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga
15.SNI 3242:2008, Pengelolaan sampah di permukiman
16.SNI 7831:2012 Perencanaan sistim penyediaan air minum
17.SNI 8153:2015, Sistem Plambing pada bangunan gedung.
PENGERTIAN RUMAH
• Menurut UU RI No. 1 Tahun 2011
menyatakan bahwa rumah adalah
bangunan gedung yang berfungsi sebagai
tempat tinggal yang layak huni, sarana
pembinaan keluarga, cerminan harkat dan
martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya.
JENIS-JENIS RUMAH
Menurut UU RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman Jenis-jenis rumah sebagai berikut ;
• Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan
tujuan mendapatkan keuntungan. (ruko)
• Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan
upaya masyarakat.
• Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. (rusun)
• Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan khusus.
• Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki negara dan berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga
serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai
negeri.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
membangun sebuah rumah
Faktor Lingkungan
• Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun
lingkungan sosial. Maksudnya membangun sebuah rumah
harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan.
Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
• Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan
kemampuan keuangan penghuninya. Perlu diperhatikan
bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekedar berdiri saat
saja, namun perlu diperhatikan pemeliharaan berikutnya.
Teknologi yang dimiliki masyarakat.
• Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna, maka
teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut
dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi,
dan dipertahankan segi-segi yang sudah positif.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Sumber air bersih yang paling sering dipergunakan oleh keluarga:
PAM
Sumur Gali
Sumur Bor
2 Air keruh
3 Air berwarna
4 Air berasa
5 Air berbau
6 Apakah ada jamban dalam jarak 10 meter sekitar sumur yang dapat
menjadi sumber pencemaran?
7 Apakah ada sumber pencemaran lain dalam jarak 10 meter dari sumur?
8 Apakah ada genangan air dalam jarak 2 meter sekitar sumur?
9 Apakah lantai semen < 1 meter?
10 Apakah ada keretakan saluran air sekitar sumur?
11 Apakah ember dan tali timba diletakkan sembarangan?
12 Apakah bibir sumur tidak sempurna?
13 Apakah cincin sumur kedalaman 3 meter atau diplester cukup baik ?
2. Jamban (sarana pembuangan kotoran)
• Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang
digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk
buang air besar. Cara pembuangan tinja, prinsipnya
yaitu :
• a) Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
• b) Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan / air
tanah.
• c) Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
• d) Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
• e) Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
Ada 4 cara pembuangan tinja (Azwar, 1996), yaitu :
a. Pembuangan tinja di atas tanah
b. Kakus lubang gali (pit privy)
c. Kakus Air (Aqua pravy)
• Cara ini hampir mirip dengan kakus lubang gali, hanya lubang
kakus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak
langsung dibawah tempat jongkok. Cara kerjanya merupakan
peralihan antara lubang kakus dengan septic tank. Fungsi dari
tank adalah untuk menerima, menyimpan, mencernakan tinja
serta melindunginya dari lalat dan serangga lainnya.
d. Septic Tank
• Septic Tank merupakan cara yang paling dianjurkan. Terdiri
dari tank sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air
masuk dan mengalami proses dekomposisi yaitu proses
perubahan menjadi bentuk yang lebih sederhana
(penguraian).
• 3) Pembuangan Air Limbah (SPAL)
• Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
industri, dan tempat umum lainnya dan biasanya mengandung
bahan atau zat yang membahayakan kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra, 2007).
• Saluran Pembuangan Air Limbah adalah saluran yang digunakan
untuk membuang dan mengumpulkan air buangan kamar mandi,
tempat cuci, dapur (bukan dari peturasan / jamban) sehingga air
limah tersebut dapat meresap ke dalam tanah dan tidak menjadi
penyebab penyebaran penyakit serta tidak mengotori lingkungan
permukiman (Kusnoputranto, 1985).
• Tujuan dari adanya saluran pembuangan air limbah adalah untuk
membuang dan mengumpulkan air buangan kamar mandi tempat
cuci, dapur (bukan dari peturasan/jamban) untuk pedesaan,
sehingga air limbah tersebut dapat meresap ke dalam tanah dan
tidak menjadi penyebab penyebaran penyakit serta tidak
mengotori lingkungan permukiman (Kemen PU, 2009).
• Persyaratan pembuangan air limbah, adalah sebagai berikut;
• 1. Sarana pembuangan air limbah tidak memungkinkan
pencemaran lingkungan hidup di permukiman.
• 2. Bangunan Sarana pembuangan air limbah tidak terlalu
tinggi biayanya untuk penduduk berpenghasilan
rendah/sedang.
• 3. Secara teknis mudah dibangun, mudah dirawat, berdaya
dan berhasil guna, dan tidak menimbulkan kecelakaan (Dainur,
1995).
• 4) Sampah
• Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat,
sebagai akibat aktifitas manusia, yang dianggap sudah tidak
bermanfaat. Entjang (2000) berpendapat agar sampah tidak
membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuangannya, seperti tempat sampah yaitu tempat
penyimpanan sementara sebelum sampah tersebut
dikumpulkan untuk dibuang (dimusnahkan).
• Syarat tempat sampah adalah :
• a) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga
tidak mudah bocor, kedap air.
• b) Harus ditutup rapat sehinga tidak menarik serangga atau
binatang-binatang lainnya seperti tikus, kucing dan
sebagainya.
PERUMAHAN
• Menurut UU RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, Perumahan adalah kumpulan rumah
sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang
layak huni.
• Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang
menentukan keadaan higiene dan sanitasi lingkungan. Seperti
yang dikemukakan oleh WHO bahwa perumahan yang tidak
cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya
kejadian penyakit dalam masyarakat. Rumah yang sehat dan
layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar
namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang
sehat dan layak dihuni.
MASALAH PERUMAHAN
• Kepadatan penghuni (overcrowding)
• Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk berkembang lebih pesat daripada jumlah
rumah sehingga kebanyakan orang atau keluarga, sehingga terpaksa harus tinggal
bersama-sama dalam satu rumah dengan lain-lain keluarga (3 atau 4 keluarga dalam satu
rumah).
• Perumahan liar (wild occupancy)
• Terjadinya rumah-rumah liar ini menimbulkan aspek yang sangat merugikan, baik dari
segi keindahan kota, maupun dari segi timbulnya penyakit menular, sebab pada
umumnya rumah-rumah liar ini dibuat sembarangan saja, tidak mempunyai kakus, dapur
khusus, kamar mandi, serta pembuangan air kotor dan pembuangan sampahnya tidak
teratur. Hal inilah yang menyebabkan daerah perumahan liar menjadi sumber penyakit.
Jelaslah bahwa perumahan ada hubungannya dengan kesehatan.
• Di dalam program kesehatan lingkungan, suatu permukiman/perumahan sangat
berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku,
geografi, dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan/permukiman dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut,
antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang
terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu
dan keluarganya.
Materi kuliah selanjutnya
• Macikaru (MCK)
• STBM
• Perumahan dan Pemukiman (Pengenalan SNI Lingkungan
Pemukiman dan Perumahan
• 100-0-100
• Kotaku
• Rumah Swadaya