Anda di halaman 1dari 12

Review Jurnal

SINTESIS SENYAWA ORGANIK


Sintesis Senyawa Organik
Peluang Senyawa Mangostin pada Kulit Manggis sebagai Antivirus dalam menghambat
SARS-CoV-2
SARS-CoV-2
Pada tahun 2019 virus SARS-CoV-2 merebak di Wuhan dan merebak
dengan cepat keseluruh dunia. Berbagai pendekatan pengobatan untuk
menangani virus ini telah dilakukan. Salah satunya adalah percobaan
beberapa antivirus yang terbukti efektif menghambat perkembangan SARS-
CoV dan MERS-CoV
COVID-19

Penyebab dari penyakit ini adalah


Severe Acute Respiratory Syndrome
yang dari hasil pengamatan analisis
genomik menunjukan adanya kemiripan
dengan virus sebelumnya (SARS &
MERS)
Tabel 1. Senyawa Antivirus dari tanaman obat
Berdasarkan tabel tersebut,
Kingdom Plantae
manggis merupakan salah satu
Divisi Spermatophyt
tanaman obat yang memiliki Sub Divisi Angiospermae
senyawa antivirus terhadap Kelas Dicotyledonae
SARS-CoV-2. Klasifikasi botani Keluarga Guttiferae
buah manggis adalah sebagai Genus Garcinia
berikut : Spesies Garcinia
mangostana L
  (Direktorat Gizi, Departemen kesehatan RI, 1981).
Senyawa Mangostin
Senyawa yang terkandung dalam buah manggis diantaranya adalah senyawa
aktif xanthones, yaitu Mangostin, Alfa Mangostin, Beta Mangostin,
Mangostenol, Mangostanol, Mangostinon A, Mangostenon B, Tovophyllin B,
Trapezifolixanthone, Gracinon B, Flavonoid Epicatechin dan Gartanin (Joze
Pedraza-Chaverri, et al, 2008). Senyawa mangostin dan turunannya tersebut
merupakan kandungan utama dari kulit manggis. Khasiat yang dimiliki
diantaranya adalah anti-aging, antioksidan, antibiotik, antiinflamasi,
antihistamin, antibakteri, antiradang, antidiabetes, antitumor, dan masih
banyak lagi.

Kandungan kimia pada kulit manggis yaitu xanton, yang tergolong senyawa
polyphenolic. Xanton terbuat dari ekstrak kulit manggis yang dapat
dimanfatkan sebagai obat karena mengandung xanton yang sangat tinggi.
Xanton ini termasuk dalam senyawa flavonoid di alam. Senyawa yang banyak
terdapat pada xanton yaitu alfa-mangostin dan gamma-mangostin.
Senyawa inilah yang dapat berpotensi sebagai antivirus SARA-CoV-2 dengan
cara menghambat protein S pada virus (Wu, et al,. 2020). Protein S atau
protein spike merupakan bagian virus yang memiliki peranan penting. Protein
ini berfungsi sebagai fasilitator dari proses melekatnya virus pada permukaan
sel inang dengan bentuk yang menyerupai paku.

Pembentukan nanopartikel kitosan dari ekstrak kulit buah manggis dilakukan


dengan metode gelasi ionik yaitu mereaksikan campuran kitosan-ekstrak kulit
buah manggis dengan natrium tripolifosfat (Na-TPP). Pengaturan konsentrasi
kitosan dan Na-TPP serta perbandingan komposisi antara kitosan dengan
ekstrak sehingga ukuran partikel dari nanopartikel kitosan dan kitosan –
esktrak kulit buah manggis dapat dibuat pada skala nano ataupun
micrometer.
Struktur kimia kitosan dan Na-TPP yaitu :
Bahan aktif nanopartikel kitosan-ekstrak kulit buah manggis bentuk suspensi dan pasta
disintesis menggunakan reaksi gelasi ionik. Uji stabilitas dan parameter lain menunjukkan
hasil yang baik dan memenuhi persyaratan yang dibuat oleh BPOM/Kemenkes. Sebagai
bahan aktif dalam suatu contoh formula sediaan kosmetik nanopartikel kitosan – ekstrak kulit
buah manggis mempunyai karakteristik mampu meningkatkan stabilitas, mudah diformulasi
dan homogen

Prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam pemilihan kandidat antivirus SARS-


CoV-2 berbasis bahan alam diantaranya adalah senyawa yang terkandung dalam
tanaman harus dapat diserap oleh tubuh melalui jalur oral dan ramuan yang dipilih
harus mengandung senyawa aktif yang terbukti secara biologis sebagai anti SARA-
CoV-2.
Tantangan yang dihadapi dalam pencarian senyawa tersebut adalah
SARS-CoV-2 memiliki perbedaan sekuens genom dibandingkan dengan SARS-
CoV atau MERS-CoV yang kemungkinan besar disebabkan oleh mutasi. Hal ini
menyebabkan tingkat efektivitas senyawa alami terhadap dua virus korona
sebelum-nya mungkin berbeda terhadap virus SARS-Cov-2. Efek antivirus korona
dari senyawa alami yang telah dikonfirmasi sebagian besar masih sebatas
pengujian secara in vitro terhadap sel yang dikultur. Efektivitasnya secara in vivo
belum terjamin. Oleh karena itu, pengembangan lebih lanjut dan komprehensif
dari senyawa bahan alam sebagai anti SARS-Cov-2 masih sangat dibutuhkan.
 
Thank you
#DiRumahAja #PakaiMasker

Anda mungkin juga menyukai